Semua Bab Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Bab 71 - Bab 80

144 Bab

Bab 71. Diculik

Bastian mengubah dari langkah cepat menjadi berlari hingga tak sengaja lututnya terbentur meja pengunjung."Mas!" teriak Arandita. Ia khawatir kalau Bastian tidak berhati-hati maka selanjutnya perut pria itu yang akan terbentur.Bastian tak mengindahkan teriakan, ia terus mengejar dan mengejar. Menambah kecepatan saat orang yang dikejarnya semakin kencang berlari."Hei jangan lari kamu!"Aksi kejar-kejaran terus terjadi. Arandita yang khawatir dengan keadaan suaminya pun ikut mengejar keduanya."Mana sih Mas Bastian?" Arandita celingukan mencari suaminya."Oh Tuhan lindung Mas Bastian, bagaimana pun keadaannya belum sehat betul."Kena kamu!" Bastian berhasil menarik belakang jaket pria tadi dan pria itu berusaha memberontak."Apa yang kau inginkan dari kami?"Pria itu menggeleng."Aku tahu beberapa hari ini kau menguntitku, apa yang sebenarnya kamu cari?"Sekali lagi pria itu tidak mengeluarkan suara bak orang bisu."Katakan!" bentak Bastian. Pria itu kaget saat Bastian mencoba membuka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Bab 72. Pengejaran

"Bagaimana Raf?" Bastian bertanya setelah Rafi turun dari mobil dan melangkah ke arahnya."Sebagian dari anak buah kita sudah saya arahkan mengepung tempat ini, sebagian yang lain sudah berpencar dan mencari di tempat lain. Saya juga sudah meminta bantuan polisi untuk melacak keberadaan mereka.""Bagus." "Pak Bastian mau ikut saya naik mobil atau masih mau menggunakan itu motor?""Pakai motor ini saja biar enak masuk gang-gang kalau dia membawa Arandita ke wilayah yang sempit.""Oke ayo kita cari lagi!"Bastian mengangguk lalu kembali mengendarai motor nya dengan kencang diikuti mobil Rafi di belakangnya."Pak penjahatnya ada di wilayah sana!" seru Rafi sambil menutup panggilan telepon dari salah satu anak buahnya.Bastian menoleh dan mengangguk, sebelum mobil Rafi berputar arah lebih dulu Bastian menelusup di sebelah mobil Rafi dan berjalan di depan."Itu dia!""Itu dia!"Teriakan para anak buah melengking di udara, membuat suasana menjadi berisik. "Selamatkan istri saya dan tangkap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-20
Baca selengkapnya

Bab 73. Kecurigaan Bastian

Di tempat lain, seorang pria dengan leher tergores pisau sedang memarahi pria dengan pakaian basah. Pria itu bersujud di kaki bosnya dan meminta maaf karena gagal membawa Arandita sesuai perintah."Tidak becus, bagaimana bisa kau menceburkan Arandita ke dalam sungai, kalau dia mati bagaimana?!" bentak pria yang sudah melepas tudung kepala dan juga kain penutup wajahnya itu."Maaf Tuan, saya pikir agar Arandita mati tenggelam, bukankah itu yang Tuan inginkan, memisahkan Arandita dan Bastian untuk selamanya?" Pria di ujung kaki itu bicara dengan gemetaran. Rasa takut ditambah dingin dari pakaian basahnya membuat suhu tubuh pria itu tidak seimbang.Pria yang sedang duduk di kursi sambil menyilangkan kaki itu langsung berdiri dan menendang anak buahnya."Bodoh! Bukan itu yang aku inginkan! Aku hanya ingin menyiksa Bastian dengan cara memisahkan mereka dan membuat Bastian tidak lagi menemukan keberadaan Arandita. Dia akan meratapi nasib karena semua wanita yang dekat dengan dia meninggalk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 74. Musuh Dalam Selimut

"Kenapa kau diam? Kau memandangku seperti menangkap basah seorang maling saja," gurau Leo lalu terkekeh melihat raut wajah Bastian tidak seperti biasanya. Begitu aneh di mata Leo."Kenapa dengan lehermu?" tanya Bastian dengan ekspresi dingin dan begitu serius."Tuh, kan? Kau seperti curiga akan sesuatu padaku. Kau macam detektif saja mending jadi cenayang sekalian, hahaha." Leo tertawa renyah membuat Bastian menatap pria itu dengan tatapan tajam."Ih serem, udah ah, aku balik saja." Leo Langsung membalikkan badan dan siap melangkah pergi, tetapi pergelangan tangannya segera dicekal oleh Bastian."Kau tidak boleh pergi sebelum menjelaskan!" tegas Bastian.Leo mengerutkan kening. "Maksudmu apa sih Bas? Luka ini? Apa terlalu penting bagimu?""Kau jawab saja, tak usah mengulur waktu!""Astaga nih orang, sensitif amat jadi manusia. Baiklah kalau kamu mau tahu akan saya jelaskan meskipun ini sebenarnya adalah privasi," ujar Leo panjang lebar."Cepat!""Astaga Bastian. Oke aku jelaskan, ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

Bab 75. Pernyataan Cinta

"Aku tidak akan kemana-mana Mas, aku akan tetap di sisimu kecuali kamu sendiri yang menginginkan aku pergi."Sontak Bastian langsung memeluk tubuh Arandita. Pelukan erat seakan jika sedikit saja melonggarkan pelukannya maka Arandita akan lepas begitu saja. Hampir sepuluh menit mereka dalam posisi seperti itu, seakan tidak ada yang ingin saling melepaskan."Janji?" tanya Bastian masih dengan tubuh mereka yang menempel, tetapi agak renggang karena wajah Bastian menunduk untuk melihat ekspresi wajah Arandita yang kini juga mendongak menatap dirinya."Janji," ucap Arandita dengan senyuman sambil memperlihatkan jari telunjuknya dan Bastian langsung menautkan jarinya.Bastian kembali menarik tubuh Arandita dan keduanya kembali berpelukan dengan erat. Bastian mengusap rambut sang istri lalu mengecup puncak kepalanya. Arandita sendiri hanya diam, dia lebih fokus menghidu aroma parfum maskulin dari tubuh Bastian beserta merasakan kehangatan dada bidang yang menyalurkan rasa nyaman itu di tenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya

Bab 76. Memata-matai Leo

Astaga, kalian di sini malah mesra-mesraan, nggak tahu aja aku sampai dikejar orang-orang karena pemilik sepeda motor meneriaki rampok," kesal Rafi. Ia yang sempat melihat Bastian dan Arandita berciuman panas di dalam ruangan menatap keduanya dengan kesal.Brak!Rafi membanting pintu lalu keluar, membuat Arandita terlonjak kaget."Mas dia marah," lirih Arandita, ia benar-benar tidak nyaman Rafi melihat sesuatu yang seharusnya tidak mereka lakukan di kantor."Biarkan saja, nanti juga akan reda dengan sendirinya. Sekarang kamu ganti baju dan aku akan meminta pak sopir untuk menjemput. Kamu pulang ke rumah langsung ya, nggak boleh kemana-mana tanpa aku. Terus jangan ngomong sama Bobby juga. Paham?""Aih kok jadi protektif gini sih Mas, kenapa nggak kamu karungin aja aku kalau nggak mau dilihat orang lain?""Kalau mau ayo, aku karungin beneran," ujar Bastian lalu mengerlingkan mata."Tahu nggak Mas ... kalau begitu kamu kayak pria nakal tahu nggak sih?!""Nakal sama istri sendiri nggak ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-26
Baca selengkapnya

Bab 77. Hilang Jejak

"Friska!"Wanita yang diserukan namanya langsung kaget melihat keberadaan Bastian yang juga ada di tempat itu."Le?"Pria yang dipanggil Friska itu langsung menarik tangan wanita itu dan membawa Friska kabur dari rumah sakit."Hei kalian tunggu!" Bastian mengejar keduanya yang menyusuri lorong-lorong rumah sakit."Leo! Friska! Tunggu!" Saat Berlari Bastian yang tidak fokus pada keadaan sekitar selain pada mereka berdua malah menabrak kursi roda depan yang didorong oleh seorang perawat. Untung saja kursi roda tersebut masih kosong."Hati-hati Mas!""Maaf suster," ujar Bastian sambil tersenyum canggung. Suster tersebut hanya mengangguk dan melanjutkan aktivitasnya, pun dengan Bastian yang kembali mengejar kedua orang tadi."Kemana sudah?!" Bastian berhenti sejenak, ia kehilangan jejak Frska dan Leo. Ada 3 cabang lorong yang harus ia pilih sekarang juga sebab Jika terlambat sedikit sudah dipastikan ia tidak akan menemukan keduanya. Tiba-tiba mata Bastian berbinar kala melihat tetesan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-27
Baca selengkapnya

Bab 78. Banyak Musuh

"Tenanglah, yakinkan dirimu kalau ayah pasti baik-baik saja," ujar Bastian sambil menggenggam tangan sang istri."Bagaimana aku bisa tenang Mas kalau aku belum melihat keadaan ayah. Tadi ibu langsung memutus sambungan telepon karena tidak kuat bicara lagi, itu artinya ada yang tidak beres dengan keadaan ayah. Aku takut Mas," ucap Arandita dengan suara bergetar."Tenangkan dirimu, kita akan sampai secepatnya." Bastian mengusap tangan Arandita lalu tangannya kembali fokus ke setir dan akhirnya mengebut."Rumah sakit mana tadi katanya?" Arandita langsung memberikan ponsel di tangannya. Setelah membaca alamat yang tertulis, Bastian langsung menuju rumah sakit tempat dimana mertuanya ditangani.Di dalam perjalanan menuju rumah sakit daerah tempat dimana Pak Furqan dirawat hujan melanda membuat suhu udara berada di bawah temperatur normal. Dingin menusuk kulit membuat Arandita mengusap-usap dua tangannya sedang pikirannya berkelana pada tempat dimana ayah dan ibunya berada saat ini. Meliha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-28
Baca selengkapnya

Bab 79. Siapa Pelakunya?

"Sudahlah kau tidak usah memikirkan itu yang penting kita fokus pada kesembuhan ayah. Kita berdoa agar operasi ayah berjalan lancar dan beliau bisa sembuh seperti sedia kala." Bastian mengusap kepala Arandita lalu pamit pergi sebentar.Dari jarak yang jauh dari Arandita dan Denisa berdiri, kini Bastian menelpon seseorang dan memerintahkan agar menyelidiki siapa pengendara mobil yang telah berani mencelakai Furqan dan siapa yang memegangnya mobil Friska saat ini.Setelah selesai memerintah anak buahnya kini Bastian kembali ke sisi Arandita menemani malam dimana Arandita tak lagi bisa terpejam.***Esok hari, operasi Pak Furqan terbilang sukses dan kini pria itu sudah sadar. Arandita tampak menyuapi ayahnya saat Bastian mendapatkan telepon dari seseorang."Siapa Mas?""Biasa orang kantor, ada berkas yang harus aku tanda tangani secepatnya."Arandita mengangguk dan menyarankan agar Bastian kembali ke kota segera. Ia tidak mau karena menemani dirinya di rumah sakit, pekerjaan Bastian jadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-29
Baca selengkapnya

Bab 80. Wanita di Masa Lalu

"Pak Bastian? Kenapa Bapak berkeliaran di sini bukankah katanya Bapak–" Rafi segera menutup mulutnya kala menyadari sesuatu."Apa maksudmu? Kau kira aku binatang buas, berkeliaran begitu? Katakan siapa yang menyuruhmu atau apa sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku!" bentak Bastian hingga Rafi terlonjak kaget."Ada yang ingin mempermainkan kita, saya datang ke tempat ini karena ada yang mengabarkan kalau Bapak diculik dan dikurung di tempat ini.""Kau kira aku percaya hah?!" Bastian menarik kerah kaos Rafi hingga pria itu hampir tidak bisa bernafas."Lepaskan Pak!" Rafi meraih tangan Bastian dan menarik dari lehernya hingga saat terlepas pria itu langsung terbatuk-batuk."Kalau Bapak tidak percaya coba baca ini!" Rafi menyodorkan ponselnya ke hadapan Bastian dan Bastian sendiri langsung menarik dengan kasar. Setelah memeriksa ia langsung terbelalak tidak percaya."Bagaimana mungkin? Siapa yang melakukan ini semua?" Rafi hanya menggeleng, tak tahu harus menuduh siapa."Pak Nyonya Ara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status