All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 61 - Chapter 70

144 Chapters

Bab 61. Tentang Rasa

"Kenapa dipandangi saja? Makanlah!"Aranditq mengerutkan kening. Bukankah tadi kau mengatakan sudah sangat lapar?" tanyanya dengan bingung."Kelamaan, aku jadi kehilangan selera." Bastian berbalik dan masuk ke dalam ruang kerja. Ia bukan bukan lagi tiduran ataupun duduk di kursi kerja melainkan melangkah ke rak-rak buku yang berada di sudut ruangan. Ia mengambil acak beberapa buku dan memeriksanya satu persatu dengan posisi mas berdiriArandita terbelalak untuk sesaat, sejenak kemudian langsung menyambar makanan yang sempat ia letakkan di atas meja. Dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk makan karena memang teramat lapar.Bastian menoleh dan menggeleng melihat Arandita makan dengan begitu lahapnya. Segera ia menelpon Bik Lin dan meminta menu lainnya untuk dibawa ke dalam kamar. Beberapa saat kemudian terdengar ketukan di pintu."Siapa?" tanya Arandita, sejenak ia menghentikan kunyahannya."Saya Non, mau antar pesanan Den Bastian." Jawaban Bik membuat Arandita sontak menoleh p
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 62. Murka

"Kau tidak apa-apa?" Bastian khawatir melihat wajah Arandita yang tiba-tiba memucat dan langsung menunduk. Arandita menggeleng lemah."Kau yakin tidak sakit? Wajahmu pucat sekali.""Aku sehat-sehat saja, Mas."Bastian menyentuh dahi Arandita lalu menghela nafas lega."Fisikku memang tidak sakit Mas, tapi tidak dengan hatiku," batin Arandita. Ia meremas tangannya sendiri untuk menahan gejolak amarah yang berkecamuk dalam dada. Sebisa mungkin berusaha sekuat tenaga agar ia tetap terlihat baik-baik saja di hadapan semua orang walau pada kenyataannya tidak demikian."Syukurlah," ujar Bastian lalu melepas tangannya dari dahi Arandita.Tak lama setelah itu pelayan datang dengan nampan berisi sirup dan jus."Minum dulu, atau ingin minum yang berbusa? Saya ambilkan sendiri." Aland menawarkan dan Bastian mengangkat tangan kanannya pertanda ia tidak ingin."Mending minum buih di lautan saja daripada buih yang memabukkan itu. Aku nggak mau bikin masalah." Dari dulu Bastian memang tidak pernah su
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 63. Dari Hati ke Hati

"Mas Pelan-pelan kenapa? Aku takut," lirih Arandita, tangannya yang gemetar berusaha meraih sabuk pengaman. Dengan susah paya ia mencoba memasang seat belt tersebut karena benar-benar merasa sangat takut akibat cara menyetir Bastian yang kasar. Tubuh Arandita sampai terpental ke kanan dan ke kiri.Kalau sampai mobil yang dikendarai Bastian menabrak sesuatu, bisa tamat riwayat mereka jika cara Bastian menyetir seperti ini. Lagipula kondisi Bastian sendiri belum pulih benar. Seharusnya pria itu masih beristirahat di kamar, tidak pergi ke kantor untuk sementara waktu apalagi sampai pergi ke acara pesta.Bastian tidak menggubris ucapan Arandita. Wajah pria itu masih merah padam dan menatap lurus ke depan, tangannya mencengkram setir dengan kuat."Mas, aku takut," lirih Arandita, dengan kedua tangan langsung menutup wajah. Meskipun malam hari, tetapi jalanan dalam keadaan ramai dan Bastian nekad mengebut dalam kondisi seperti itu.Ckit!Ckit!Bunyi klakson mobil di sekitar saling bersahuta
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Bab 64. Menjengkelkan

"Apa Mas Bastian harus tahu?" Bastian memicingkan mata. "Apakah tidak boleh?""Boleh saja sih, tapi apa alasannya dulu?" Arandita tersenyum hangat. Bisa bicara santai dengan Bastian terasa menyenangkan, terlebih setelah syok karena sikap marahnya tadi yang hampir membuat jantungnya melompat keluar."Kalau kau tidak keberatan, tapi aku penasaran ternyata kau playgirl juga ya." Bastian tersenyum pahit. Arandita menggeleng mendengar kesimpulan dari Bastian."Apa aku terlihat seperti wanita nakal?" tanyanya dengan wajah cemberut.Bastian tidak menjawab, hanya mengangkat kedua bahunya pertanda dia tidak tahu harus memberikan tanggapan seperti apa."Cinta pertamaku adalah Bobby, jadi bisa dipastikan sebelum Bobby aku nggak pernah menjalin hubungan lebih dengan seorang pria.""Oh ya? Berarti pria itu hadir setelah Bobby, itu artinya kamu selingkuh dariku."Arandita terbelalak, sungguh Bastian seenaknya menilai. Ia kemudian memilih diam saja karena sepertinya Bastian terlalu berpikiran nega
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Bab 65. Surprise

"Aku cemburu? Mana ada aku cemburu?" Bastian terkekeh. Terlihat manis di mata Arandita. Wanita itu memandang Bastian tidak berkedip."Aku hanya tidak mau kau jadi korban Leo selanjutnya. Dia adalah pria dengan sejuta janji manis, tetapi pada kenyataannya dia tidak akan pernah mewujudkan janji-janjinya itu," lanjut Bastian.Arandita mencebik tak suka dengan jawaban pria itu. Demi gengsinya Bastian malah mengungkapkan kejelekan Leo yang belum tentu benar."Kita pergi sekarang!" Dengan entengnya Bastian menggenggam tangan Arandita dan hendak membawanya pergi dari danau."Pergi?""Iya tentu saja, bukankah ini bukanlah tempat favorit kamu? Kecuali kalau sekarang jadi tempat favorit kamu, maka kita bisa berlama-lama di sini."Arandita menggeleng. "Ah iya, mari kita pergi saja!"Tanpa kata Bastian langsung menarik tangan Arandita dan membawanya menuju mobil."Jauh sekali markir mobilnya," ujar Arandita sambil melihat-lihat sekitar. Mereka berdua bergandengan tangan di bawah cahaya lampu dan
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more

Bab 66. Bukan Aku

"Ambillah dan potong kuenya!"Arandita mengangguk, dengan canggung meraih buket bunga dari tangan Bastian dan meletakkan di atas meja."Terima kasih Mas, Mas tahu darimana aku ultah hari ini?""Dari ibu, potong kuenya!""Ah iya. Arandita melakukan yang diperintahkan oleh Bastian. Tentu potongan pertama untuk sang suami karena tidak ada orang yang dekat lagi dengan dirinya di tempat itu."Siapin!""Suapin!"Beberapa karyawan di sana begitu resek menurut Arandita. Mana mungkin dia melakukan apa yang mereka serukan. Namun mau tidak mau Arandita melakukannya karena melihat Bastian memberikan kode denger gerakan matanya."Terima kasih ya Sayang," ucap Bastian dengan senyum manisnya hingga membuat suasana semakin heboh. Bukan karena apa-apa, Bastian tidak pernah terlihat begitu romantis di depan umum meskipun dengan Friska sekalipun. Seorang pelayan tampak mengabadikan momen bahagia tersebut pada media sosial mereka.Pipi Arandita memerah, ia benar-benar merasa malu karena sikap Bastian yan
last updateLast Updated : 2024-01-13
Read more

Bab 67. Masakan Untuk Suami

Dengan perlahan Arandita bergeser ke pinggir ranjang lalu turun dengan pelan agar tidak membangunkan suaminya."Maaf Mas, aku tidak bisa lama-lama berada di dekatmu," lirih Arandita sambil menatap wajah Bastian dengan sendu. Ada harap yang tak mungkin jadi nyata sebab tanpa dirajut rasa kecewa terangkai begitu saja dalam hati. Arandita mendesah kasar, setelahnya ia menarik selimut dan menutupi tubuh Bastian dengan penuh kehati-hatian. Arandita berharap kehangatan dari selimut tetap membuat pria itu tertidur pulas.Arandita beranjak ke kasur yang berada di ruang kerja dan merebahkan tubuhnya di atas sana. Sayangnya ia tidak bisa tertidur kembali hingga adzan subuh berkumandang."Ah sudah subuh saja," keluh Arandita lalu menyingkap selimut dari tubuh dan bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai mandi ia beranjak ke sisi Bastian untuk membangunkan sang suami. Sayang Bastian tidak terbangun hanya dengan dipanggil-panggil saja."Biar nanti saja," ucap Arandita lalu meraih mukena dan memakai
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Bab 68. Candu

Apalagi saat Bastian mengambil alih pekerjaannya. "Begini yang benar dan tambahin gula sedikit biar rasanya gurih, kamu suka makanan ini?" "Itu untuk Mas Bastian," ujar Arandita sedikit ragu, pasalnya Bastian begitu cekatan melanjutkan masak menu yang dibuat Arandita."Ambil mangkok dan piring! Tuh lihat masakan Bik Lin sudah matang duluan."Arandita mengangguk dan lekas mengambil piring dan mangkuk sesuai perintah Bastian. Keduanya terlihat kompak menghidangkan makanan hasil kolaborasi mereka di meja makan. Bik Lin hanya tersenyum melihat keduanya begitu kompak dan serasi."Oh ya, aku denger suara bayi nangis tadi? Siapa? Annin? Kenapa nangis kejer?""Iya Mas, dia demam nggak mau sama susu formula, tetapi kedua orang tuanya malah asyik-asyikan tidur. Dari semalam Annin sama Bik Mina terus, tapi sekarang sudah dibawa ke rumah sakit."Bastian mengerutkan kening. Namun, akhirnya hanya anggukan yang ia tampakkan."Maaf tadi Aran tinggal, abisnya Mas Bastian tidak bangun-bangun saat aku
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Bab 69. Friska

Arandita menghela nafas dalam-dalam, meskipun lirih tetapi gumaman Bastian masih dapat tertangkap oleh gendang telinganya."Sudah Mas." Arandita menjauhkan tubuhnya dari Bastian lalu menghembuskan nafas panjang. Berada dengan jarak begitu dekat dengan wajah Bastian membuatnya tidak bisa bernafas."Terima kasih.""Ya." Arandita berdiri dan meletakkan kotak obat pada tempatnya semula lalu berjalan ke arah lemari. "Aku ingin berganti pakaian lalu berangkat ke kafe," ujarnya lalu membawa pakaiannya menuju walk in closet agar tubuhnya tidak terlihat oleh Bastian."Temani aku makan dulu!" serunya."Siap Mas!" Arandita sedikit berteriak. Bibirnya mengulas senyum. Ucapan Bastian tadi tak ingin Arandita ambil hati, toh mendapatkan perhatian seperti tadi saja Arandita sudah sangat senang. Wanita itu menyentuh rambut bekas dimana tangan Bastian menyentuhnya tadi kemudian mencium."Sepertinya aku sudah gila." Ia terkekeh kecil lalu lekas-lekas berganti pakaian."Aku tunggu di ruang makan!" Basti
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Bab 70. Ada yang Mengawasi

"Sudahlah, lebih baik kau diam saja dan menjadi penikmat saja dalam permainanku.""Cih." Wanita itu mendengus kesal sambil meringis menahan sakit."Sebenarnya apa sih mau mu?" Friska menatap tajam lelaki yang sedang membuka tudung kepalanya itu."Ingin menghancurkan keluarga Pramoedya, kau pikir apalagi?""Takkan kubiarkan Bastian hancur karena ulahmu!" Friska berkata dengan garang meskipun Wajahnya nampak pucat."Hahaha! Memang apa yang bisa kau lakukan? Memberitahukan perihal ini pada Bastian? Memang kau berani? Kalau ia silahkan! Akan ku pastikan kau mendekam dan melahirkan di penjara. Kau pikir aku tidak tahu dengan skandal pembunuhan itu?" Pria itu mendekat, mencengkram dagu Friska lalu menghempaskan secara kasar membuat sang empunya langsung mendesis menahan sakit."Kau benar-benar pria yang kejam, kau membuatku tak berdaya seperti ini dan kau malah mengambil keuntungan dariku. Ingin ku bunuh anak ini!" Wanita tersebut memegang perutnya lalu memukul-mukul dengan kasar."Hentikan
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status