All Chapters of Pernikahan Kontrak dengan Presdir Tampan : Chapter 41 - Chapter 50

144 Chapters

Bab 41. Darurat

Bug Bug Bug!Sebelum sempat menemukan jalan keluar untuk melarikan diri pria itu langsung dihajar oleh Bastian. Gerakan Bastian yang membabi buta membuat pria tersebut tidak punya kesempatan untuk melawan."Arggh!" Pria itu mengerang kesakitan sambil mengelap sudut bibirnya yang berdarah dengan tangan. Para polisi mengarahkan pistol ke arah mereka berdua."Pak Polisi tembak saja dia langsung agar tidak berani kabur lagi dari penjara," ujar pria yang dikenal sebagai Maxim itu karena yakin para polisi datang ke tempat itu sebab mengejar Bastian."Mas Bastian melarikan diri?" tanya Arandita sedikit was-was."Mereka ingin menangkapmu Tuan Maxim, brengsek!" bentak Bastian lalu kembali menyerang Maxim tanpa ampun karena kemarahannya yang memuncak. Bagaimana tidak, selain melihat keadaan Arandita yang kacau, di sana dengan samar-samar ia melihat Bobby sudah tak sadarkan diri dengan darah yang mengalir di pelipisnya."Selamatkan istri dan adik saya!" perintah Bastian, tidak perduli yang diper
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Bab 42. Gara-gara Kamu

"Iya pisau yang tertancap harus segera dikeluarkan melalui tindakan operasi sedangkan luka tusuk yang satunya yang membuat pasien pendarahan."Lakukan apapun yang terbaik untuk suamiku Dokter, selamatkan nyawanya," ujar Arandita dengan panik."Baik Nyonya, kami pasti berusaha memberikan yang terbaik, mohon doanya." Setelah mengatakan itu dokter kembali masuk ke dalam ruangan.Arandita menghembuskan nafas berat kemudian duduk di tempat Rafi tadi."Nyonya makan ya! Wajah Nyonya sangat pucat. Saya akan keluar untuk membeli makanan," ujar Rafi menawarkan diri."Tidak Pak Rafi saya tidak lapar. Bagaimana mungkin saya makan sementara suami saya dalam keadaan kritis," tolak Arandita.Rafi mendesah kasar. "Tapi Nyonya harus sehat agar bisa merawat Pak Bastian."Arandita menggeleng dan berkata, "Saya tidak selera.""Maaf Tuan, Nyonya, tolong administrasinya diurus ya," ujar seorang suster seraya mendekati keduanya.Rafi menatap Arandita."Biar saya yang urus saja," ujar Rafi lalu berjalan bers
last updateLast Updated : 2023-12-18
Read more

Bab 43. Salah

"Dasar wanita tak tahu diri!Plak."Nyonya, apa yang Nyonya besar lakukan?" tanya Rafi lalu berlari menghampiri Arandita yang kini tersungkur di lantai lalu mengulurkan tangan dan membantu Arandita bangkit."Bawa wanita itu pergi dari sini aku tidak sudi melihat mukanya lagi!" Nenek menuding wajah Arandita."Nyonya, Aran ini istri Pak Bastian!" seru Rafi tak terima istri atasannya dipermalukan di tempat umum."Aku tak perduli, dia hanya istri di atas kertas!"Arandita menyentuh dadanya, sesak, sangat sesak. Ucapan wanita tua itu langsung menancap ke dalam jantung."Nyonya Aran, ebih baik Anda meninggalkan tempat ini untuk sementara," bisik Rafi agar nyonya besarnya tidak semakin murka. Dia tahu sikap wanita itu jika sedang marah, takkan berhenti mengata-ngatai orang yang dianggapnya salah sampai puas dan tingkat kepuasannya tidak ada yang tahu.Arandita menggeleng."Please Nyonya Aran, ini demi kebaikanmu juga," ujar Rafi sedikit memaksa."Saya tidak akan pergi sebelum mendengar kabar
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Bab 44. Nama Mantan

Mendengar teriakan seseorang yang menyebut nama Bastian, Rafi langsung mengangkat wajah dan mencari datangnya suara."Nyonya?" gumam Rafi lalu berjalan cepat ke arah Arandita."Ada apa Nyonya?""Mengapa tidak mengabari aku kalau Mas Bastian sudah pergi untuk selama-lamanya. Hiks ... kenapa Pak Rafi tega?" Arandita mengusap air mata dengan tangannya."Pak Bastian belum ada kabar apa-apa Nyonya, dokter masih berjuang di dalam. Semoga setelah keluar nanti memberikan kabar baik untuk kita semua.""Jadi yang meninggal itu siapa?""Seorang pria muda yang diduga dirampok dan dibacok oleh begal.""Oh syukurlah, aku pikir–""Kau pikir apa? Cucuku Bastian akan meninggal begitu saja? Memalukan, lihatlah penampilanmu yang miris ini menjadi sorotan semua orang. Kasihan cucuku, pasti sangat sedih harus mempunyai istri rendahan sepertimu. Ya ... walaupun katanya sih hanya pernikahan kontrak, tetapi orang-orang kan tidak tahu? Seorang presdir harus menikah dengan gadis miskin dan kampungan, sungguh s
last updateLast Updated : 2023-12-19
Read more

Bab 45. Masih Menyebalkan

"Mama! Friska! Tunggu!" panggil Bastian.Sang nenek langsung menggenggam tangan cucu kesayangannya. "Jangan Nak jangan ikut mereka, mereka sudah berada di alam yang berbeda dengan kita."Deg.Arandita baru sadar dengan apa yang terjadi dengan diri Bastian. Pria itu memanggil orang-orang tersebut karena memang melihat mereka di alam bawah sadar."Tidak, Mas Bastian tidak boleh pergi menyusul mereka." Arandita benar-benar tidak ikhlas jika sang suami meninggalkan dirinya dalam keadaan seperti ini. Ia kembali mendekatkan bibirnya ke telinga Bastian."Mas sadarlah! Aku, nenek dan Pak Rafi menunggumu disini. Jangan tinggalkan kami!" pintu Arandita.Tidak ada respon dari Bastian bahkan wajah pria itu sekarang mengucur keringat deras. Wajahnya bergetar seolah menyiratkan ketakutan yang mendalam."Mas! Arandita panik, bahkan sekarang sekujur tubuh Bastian nampak bergetar seperti orang kejang."Pak Rafi panggil Dokter, cepat!" seru Arandita tak sabaran. Dia tidak ingin kehilangan Bastian padaha
last updateLast Updated : 2023-12-20
Read more

Bab 46. Masalah Lagi

"Kita berhenti di restoran dulu ya Nyonya?""Ngapain?""Ya, untuk makan sebentar, Nyonya. Sepertinya Nyonya Aran lapar karena sejak semalam tidak menyentuh makanan sedikitpun bahkan makanan yang saya bawa Nyonya abaikan, jadi Nyonya sensitif, daripada Nyonya makan orang mending kita mampir di restoran dulu."Arandita menatap tajam mata Rafi membuat pria itu langsung menunduk."Ogah mau pulang saja," tolak Arandita. Mood-nya pagi ini benar-benar berantakan hanya karena satu kalimat yang dilontarkan oleh Bastian."Baiklah Nyonya," ucap Rafi pasrah kemudian fokus menyetir.Senyap, tak ada yang bicara lagi dalam mobil, hanya deru suara mesin mobil yang memecah kesunyian pagi.Beberapa saat kemudian mereka sampai juga di rumah Bastian."Saya pamit pergi Nyonya," ucap Rafi setelah mengantar Arandita ke depan pintu rumah atasannya."Silahkan, terima kasih sudah meluangkan waktu mengantar saya."Rafi mengangguk lalu berbalik."Oh ya Pak Rafi, maaf ya jika tadi saya sedikit lancang pada Pak Ra
last updateLast Updated : 2023-12-21
Read more

Bab 47. Hukuman Untukmu

Namun, kecelakaan sudah tidak dapat terelakkan lagi. Mau tidak mau mereka harus bertanggung jawab, terutama Rafi sebagai sopir."Bagaimana ini Pak?" Arandita sudah nampak ketar-ketir."Tenanglah ini tanggung jawabku," ujar Rafi agar Arandita tidak panik lagi seperti kemarin.Rafi membuka pintu mobil dan langsung memeriksa keadaan korban kecelakaan sebelum polisi menyentuh pria itu. Rafi menyentuh bahu korban yang kebetulan posisinya tengkurap."Jangan bergerak! Anda tidak bisa kabur lagi!" Beberapa polisi langsung mengepung korban dan Rafi.Bukan hanya Rafi, Arandita yang berada di dalam mobil pun terkejut."Saya tidak akan lari Pak, saya pasti akan bertanggung jawab," ujar Rafi agar para polisi tidak salah paham."Maaf Pak Rafi kami bukan bicara dengan Anda melainkan penjahat ini!" tunjuk polisi ke arah korban membuat Rafi terbelalak kaget demikian juga Arandita."Penjahat?" tanya kedua serempak."Ya, tampak beberapa polisi membalikkan badan korban yang sudah kehilangan kesadaran."D
last updateLast Updated : 2023-12-22
Read more

Bab 48. Memalukan

"Ah iya, kamu bicara apa tadi?" Ekspresi Bastian kembali datar."Tidak, hanya meminta Mas Bastian jangan bicara, selesaikan makan dulu!""Oh, oke."Selajutnya Bastian menerima suapan demi suapan yang disodorkan Arandota tanpa bicara sedikitpun. Senyap, hanya suara denting sendok beradu piring yang terdengar di dalam ruangan."Kau makanlah, aku sudah kenyang," ujar Bastian lalu tangannya susah payah menyentuh air minum.Arandita mengangguk dan mencegah, "Jangan banyak gerak, biar aku yang ambilkan!"Bastian pun menjawab dengan anggukan lalu Arandita bangkit dan mengambil gelas berisi air putih di atas meja. Setelahnya membantu Bastian minum. Bastian menatap wajah Arandita yang begitu tulus melayaninya. Arandita juga sama, menatap wajah Bastian. Tatapan mata mereka bertemu dan mereka terkesiap untuk sesaat.Arandita langsung menunduk, tak tahan dengan pandangan Bastian yang begitu dalam. Jantungnya langsung berdebar kencang tak terkendali. Bastian sendiri hanya tersenyum tipis lalu meng
last updateLast Updated : 2023-12-23
Read more

Bab 49. Pertengkaran

"Jangan ngaco kamu Gres! Mana mungkin mereka melakukan hal aneh di rumah sakit!" protes Bobby.Bobby tidak suka Agresia bicara seenaknya tentang Arandita. Arandita bukan wanita sembarangan dan tidak tahu malu seperti yang dituduhkan Agresia. Lima tahun berpacaran dengan Arandita, wanita itu bahkan tidak pernah membiarkan Bobby menyentuhnya lebih seperti kekasih Bobby yang lain, apalagi Bastian yang hanya sekedar suami kontrak. Bagaimana pun Bobby masih percaya Arandita tidak mencintai Bastian dan dia juga berharap sebaliknya, Bastian tidak memcunta Arandita sehingga apa yang dikatakan Agresia itu hanyalah omongan kosong belaka."Tutup mata Aran!" seru Bastian di dalam kamar mandi."Aku sudah tidak melihat Mas," balas Arandita akan protes Bastian. Pria itu melirik dan ternyata Arandita menghadap arah yang berlawanan sambil menutup mata dengan tangan kirinya. Bastian menghembuskan nafas lega."Tuh dengar! Terus kalau tidak berbuat mesum di kamar mandi ngapain mereka berlama-lama berduaa
last updateLast Updated : 2023-12-24
Read more

Bab 50. Butuh Kesabaran

"Maaf aku tidak bermaksud berdebat denganmu. Mari aku bantu Mas Bastian merebahkan tubuh kembali," ujar Arandita dengan suara pelan . Tangannya kembali sigap menuntun sang suami hingga pria itu kembali dalam posisi terbaring.Bastian menghela nafas panjang berharap dengan begitu bisa menetralkan emosinya."Mas Bastian harus bisa mengendalikan emosi, saya tidak ingin terjadi sesuatu dengan Mas Bastian. Emosi bisa mengguncang dada dan perutmu, jangan sampai malah menjadi masalah pada perutmu yang dijahit."Bastian tidak menjawab, hanya memejamkan mata. Tak dapat dipungkiri saat ini dadanya kembang kempis menahan gejolak amarah. Arandita mengembuskan napas berat lalu tangannya meraih selimut dan menarik hingga ujungnya menyentuh pinggang Bastian tepat di bawah luka bekas tusukan."Tidurlah! Mas Bastian harus banyak istirahat agar cepat pulih."Masih tidak ada respon dari Bastian, meskipun mata pria itu dalam keadaan terpejam, tetapi Arandita paham Bastian masih marah. Sepertinya Arandit
last updateLast Updated : 2023-12-25
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status