All Chapters of Ayah Beranak Tiga yang Hebat: Chapter 371 - Chapter 380

955 Chapters

Bab 371

"Kenapa kamu belum pergi?"Yasmin berbalik. Dia menatap Daniel dan bertanya, "Apa aku boleh menggunakan pintu rumahmu?""Nggak."Yasmin pun memelototi Daniel.Akan tetapi, dia masih ketakutan kalau dia harus kembali menggunakan cara seperti tadi lagi."Tadi aku kemari demi siapa? Kenapa aku nggak boleh menggunakan pintu rumahmu? Apa kamu akan merasa rugi?" Yasmin benar-benar tidak mau kembali menggunakan cara seperti tadi lagi."Aku barusan menyelamatkanmu.""..." napas Daniel tercekat."Aku belum makan." Daniel memejamkan matanya dan tampak lemas.Yasmin mengerutkan keningnya. Jadi, apa Daniel ingin Yasmin memasak untuknya?Otak Yasmin berputar.Daniel tidak akan mengatakan hal itu kalau dia tidak memerintah Yasmin.Dan kalau Yasmin tidak ingin melewati pagar pembatas yang berbahaya, dia harus memasak buat Daniel agar dia punya kesempatan untuk memasuki rumah Daniel."Baiklah. Kamu punya apa? Aku akan memasak untukmu."Yasmin pergi ke dapur, kemudian mulai memasak untuk Daniel.Tidak
Read more

Bab 372

Yasmin tersadar, lalu dia bergegas mengejar Daniel dan ingin menghentikan Daniel. "Kenapa aku harus menginap di sini? Aku mau pulang.""Saat ini aku nggak punya mood. Jangan menggangguku." Daniel menatap Yasmin dengan malas, tapi tatapan Daniel mengandung bahaya."Apa kamu bisa jadi punya mood kalau aku menginap di sini?" tanya Yasmin dengan heran.Daniel merasa Yasmin menjengkelkan dan selalu tidak menyukainya. Agar mood-nya membaik, bukankah seharusnya dia menjauhkan Yasmin?Daniel menatap Yasmin, kemudian dia tiba-tiba menggenggam bahu Yasmin dan mendorongnya ke dalam kamar."Kamu ...." Yasmin dipaksa masuk ke dalam kamar.Lalu, Daniel malah mengabaikan Yasmin dan langsung memasuki kamar mandi.Yasmin berdiri di tempatnya dan untuk sesaat dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Dia ingin pergi, tapi apa dia berani?Namun, dia juga tidak ingin berada di dalam kamar Daniel, 'kan?Saat mendengar suara air mengalir dari kamar mandi, Yasmin merasa canggung. Dia berbalik, kemudian kelu
Read more

Bab 373

Yasmin memanggil Daniel dengan susah payah, "Woi, minum obat. Helen sudah mengantarkan obatmu."Daniel tidak bereaksi. Dia seakan-akan sudah tidur dengan lelap.Yasmin menatap wajah Daniel yang jelas-jelas tampan, tapi wajahnya terlihat sangat cuek.Meskipun Daniel sedang tidur, dia masih terasa berbahaya.Jadi, Yasmin berbisik, "Putri Salju, saatnya minum obat."Kemudian, Daniel membuka matanya.Ekspresi Yasmin menegang, lalu dia jatuh terduduk di lantai karena terkejut. Dia segera bangkit dan menunjuk meja samping tempat tidur. "Helen sudah mengantar obatmu.""Itu bukan racun, 'kan?" tanya Daniel dengan ekspresi tenang.Yasmin mengusap hidungnya, lalu dia berdiri di samping dengan patuh. "A ... aku hanya bercanda."Daniel tidak mengatakan apa-apa. Dia duduk, kemudian mengambil obat di meja samping tempat tidur. Dia langsung menelannya tanpa meminum air putih.Yasmin mengira Daniel akan marah karena panggilannya yang kurang ajar tadi, tapi sepertinya Daniel biasa-biasa saja.Yasmin te
Read more

Bab 374

Yasmin mengingat kebiasaannya memeluk anak-anak. Dia pasti menganggap Daniel sebagai ketiga anaknya.Kakinya bahkan mengait kaki panjang Daniel. Yasmin pun segera menurunkan kakinya.Yasmin diam-diam melirik Daniel yang masih tidur. Dengan pelan-pelan, dia melepaskan diri dari pelukan Daniel.Selama proses turun dari tempat tidur, sekujur tubuh Yasmin sampai berkeringat.Begitu kakinya menyentuh lantai, dia segera berlari.Yasmin menutup pintu dengan pelan-pelan, kemudian Daniel membuka matanya.Yasmin berlari ke rumahnya, setelah itu dia baru bisa bernapas dengan normal.Dia seperti pencuri.Setelah dia mengambil ponselnya, dia melarikan diri dari apartemen.Setelah Yasmin masuk ke dalam taksi, dia baru punya waktu untuk melihat ponselnya.Dia melihat ternyata ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Irene.Yasmin pun mengerutkan keningnya.Kenapa Irene mencarinya?Oh, iya. Daniel tidak pulang semalaman. Irene pasti mencarinya.Pada saat itu, di mana ponsel Daniel?Di meja kopi b
Read more

Bab 375

Dengan ekspresi masam, Yasmin berkata, "Kamu memfitnah orang di internet tanpa dasar apa pun. Apa kamu masih punya akal sehat?""Apa aku perlu memfitnahmu? Kalau begitu, beri tahu aku. Semalam kamu sama sekali nggak pulang, jadi ke mana kamu?" tanya Irene.Yasmin tidak tahu apakah Irene tahu di mana rumah Naomi. Meskipun Irene tidak tahu, Yasmin juga tidak akan memberi tahu Irene di mana rumah barunya.Rumah itu dibeli oleh Andy.Kalau Irene tahu, akan terjadi masalah juga.Saat Yasmin sedang memikirkan jawabannya, ponsel Irene yang berada di dalam tas berbunyi. Irene mengeluarkan ponselnya. Setelah dia melihat siapa penelepon, dia berjalan ke samping sebelum mengangkatnya.Yasmin samar-samar mendengar percakapan Irene."Daniel, ke mana kamu? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kamu juga nggak mengangkat teleponku. Aku mengira sesuatu telah terjadi padamu." Irene berkata, "Kamu mabuk? Seharusnya kamu meneleponku biar aku bisa menjagamu. Aku sedih sekali karena kamu minum sendirian ...."Keti
Read more

Bab 376

Ekspresi Yasmin menjadi sinis. Ketika dia menghadap anak-anak, dia langsung menyunggingkan seulas senyuman."Mau pergi ke sekolah, ya? Busnya sudah mau sampai, 'kan? Cepat pergi."Kaki pendek ketiga anak itu menuruni tangga dengan tergesa-gesa.Setelah mereka tiba di tanah yang datar, mereka memelototi Irene dengan napas terengah-engah. "Siapa kamu? Kenapa kamu memukul Kakak?""Aku mengenalinya. Dia yang main piano itu," ucap Julia.Saking marahnya, wajah Irene menjadi sangat marah.Anak-anak ini menyebalkan. Berani-beraninya mereka bersikap kurang ajar padanya?"Tempat ini nggak menyambutmu. Cepat pergi dari sini," kata Julius dengan kasar.Agar Irene tidak mengucapkan kata-kata yang buruk, Yasmin segera berkata kepada Bibi, "Jangan sampai anak-anak telat ke sekolah. Aku baik-baik saja.""Baik ...." Bibi pun menarik pergi anak-anak.Julian memang mempunyai temperamen yang jelek. Dia ditarik pergi sambil melihat ke arah Irene dengan galak. "Hei, aku mengingatmu! Kalau kamu berani menin
Read more

Bab 377

Meskipun begitu, Irene masih marah.Setelah Irene meninggalkan kompleks, dia pergi ke Grup Naga.Dia makan sarapan bersama Daniel.Segalanya tampak normal.Dia sama sekali tidak menemukan ada yang aneh pada tubuh Daniel.Namun, semalam Daniel dan Yasmin menghilang pada waktu yang sama. Hati Irene pun terasa tidak nyaman. Dia terus merasa ada sesuatu.Perasaan ini seperti ketika seorang istri menyadari ada yang aneh dengan suaminya, tapi dia tidak menemukan bukti. Pada akhirnya, si istri hanya bisa melampiaskan emosinya dengan mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal.Ujung-ujungnya, itu hanya akan membuat si suami marah.Meskipun orang tuanya tampak harmonis di luar, hanya Irene yang tahu kalau ada konflik di antara orang tuanya dan itu sering.Hanya ada satu alasan setiap kali mereka berkelahi. Ibunya mencurigai ayahnya ada wanita lain di luar.Karena Andy adalah seorang pengusaha, dia harus bersosialisasi. Terkadang dia pulang sangat larut dan tubuhnya penuh dengan aroma parfum.D
Read more

Bab 378

Setelah Tuan Besar Guntur meninggal, Jason pergi berkabung.Di Grup Guntur sudah tidak ada Jason dan orang yang paling bangga adalah David.David tampak sangat senang ketika dia masuk kantor Martin. "Begini bagus juga. Kita belum melakukan apa-apa, tapi mereka sudah ada konflik internal sendiri. Tapi, ini bukan berarti kita nggak usah melakukan apa pun. Apa kamu sudah tanya Yasmin? Kematian kakekmu dan perihal Jason berkabung pasti ada kaitannya dengan Klara.""Sudah, tapi dia bilang Klara hanya serakah." Martin bersandar di kursinya. Dia menyilangkan kakinya yang panjang di atas meja. Tangannya sedang bermain ponsel dan dia tampak tidak peduli.Sedangkan David tampak sangat mendesak.Ini adalah momen kritis dan dia tidak boleh melewatkan apa pun.Kalau mereka punya bahan ancaman tentang Daniel, mereka tidak usah takut mereka tidak bisa memiliki Grup Guntur.Dan David yakin semua orang punya kelemahan dan itu termasuk Daniel."Kamu percaya kalau Klara hanya serakah?" David merasa putra
Read more

Bab 379

"Aa!" Yasmin didorong masuk ke sebuah pintu.Di dalam tidak ada orang, hanya ada satu kolam renang yang besar dan bersih.Saat ini tidak ada satu pun tamu."Ngapain kamu?""Aku mau bertanya padamu, apa ayahku dibunuh Daniel?""Apa?" Yasmin mengernyit. "Bagaimana aku bisa tahu?"Namun, Yasmin berpikir pertanyaan David malah langsung kena sasaran."Kalau begitu, aku akan menanyakan hal yang kamu tahu. Kenapa Jason mau menyerahkan setengah sahamnya pada Klara?"Mata Yasmin berkilau. "Putramu sudah menanyakanku, kamu malah bertanya lagi. Aku sudah bilang kalau itu karena ibuku pergi mengganggu Jason!""Kamu bisa menipu Martin, tapi jangan macam-macam denganku. Mengerti?""Aku benar-benar nggak tahu!" Yasmin kesal sekali.Dia merasa mulutnya sedikit kering.Tubuhnya pun memanas.Apa dia sudah mabuk?Kenapa Yasmin merasa bukan ...?"Biarkan aku pergi!" Yasmin mau menarik pintu, tapi David malah mendorongnya dengan kuat.Tubuh Yasmin yang lemas langsung terjatuh."Untuk apa kamu melawanku?" D
Read more

Bab 380

Yasmin naik ke tepi kolam renang dengan aman berkat lengan Martin yang kuat.Saat ini sulit baginya untuk mengumpulkan kekuatannya.Napasnya pun terengah-engah.Yasmin melihat beberapa pria itu yang sedang berjalan kemari, lalu bertanya, "Apa kamu bisa menangani mereka sendirian?"Martin menempel bibirnya di telinga Yasmin. "Kamu nggak boleh meragukan kemampuanku."Rasa panas sebelumnya muncul lagi karena napas Martin yang hangat. Yasmin pun mengerutkan keningnya.Martin tertegun ketika dia melihat muka Yasmin memerah. Selain itu, hatinya merasa senang.Yasmin mendorong tangan Martin yang memeluk pinggangnya. "Kalau begitu, kuserahkan padamu."Setelah mengatakan itu, Yasmin langsung menuju ke ruang ganti.Tidak lama setelah Yasmin masuk, dia mendengar suara perkelahian dan teriakan di luar.Tidak ada suara yang milik Martin.Yasmin tidak melepaskan pakaiannya. Dia hanya mencari jubah mandi dan memakainya.Saat dia ingin mengencangkan ikatannya, jari-jarinya bahkan tidak bertenaga.Sete
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
96
DMCA.com Protection Status