Dengan ekspresi masam, Yasmin berkata, "Kamu memfitnah orang di internet tanpa dasar apa pun. Apa kamu masih punya akal sehat?""Apa aku perlu memfitnahmu? Kalau begitu, beri tahu aku. Semalam kamu sama sekali nggak pulang, jadi ke mana kamu?" tanya Irene.Yasmin tidak tahu apakah Irene tahu di mana rumah Naomi. Meskipun Irene tidak tahu, Yasmin juga tidak akan memberi tahu Irene di mana rumah barunya.Rumah itu dibeli oleh Andy.Kalau Irene tahu, akan terjadi masalah juga.Saat Yasmin sedang memikirkan jawabannya, ponsel Irene yang berada di dalam tas berbunyi. Irene mengeluarkan ponselnya. Setelah dia melihat siapa penelepon, dia berjalan ke samping sebelum mengangkatnya.Yasmin samar-samar mendengar percakapan Irene."Daniel, ke mana kamu? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kamu juga nggak mengangkat teleponku. Aku mengira sesuatu telah terjadi padamu." Irene berkata, "Kamu mabuk? Seharusnya kamu meneleponku biar aku bisa menjagamu. Aku sedih sekali karena kamu minum sendirian ...."Keti
Ekspresi Yasmin menjadi sinis. Ketika dia menghadap anak-anak, dia langsung menyunggingkan seulas senyuman."Mau pergi ke sekolah, ya? Busnya sudah mau sampai, 'kan? Cepat pergi."Kaki pendek ketiga anak itu menuruni tangga dengan tergesa-gesa.Setelah mereka tiba di tanah yang datar, mereka memelototi Irene dengan napas terengah-engah. "Siapa kamu? Kenapa kamu memukul Kakak?""Aku mengenalinya. Dia yang main piano itu," ucap Julia.Saking marahnya, wajah Irene menjadi sangat marah.Anak-anak ini menyebalkan. Berani-beraninya mereka bersikap kurang ajar padanya?"Tempat ini nggak menyambutmu. Cepat pergi dari sini," kata Julius dengan kasar.Agar Irene tidak mengucapkan kata-kata yang buruk, Yasmin segera berkata kepada Bibi, "Jangan sampai anak-anak telat ke sekolah. Aku baik-baik saja.""Baik ...." Bibi pun menarik pergi anak-anak.Julian memang mempunyai temperamen yang jelek. Dia ditarik pergi sambil melihat ke arah Irene dengan galak. "Hei, aku mengingatmu! Kalau kamu berani menin
Meskipun begitu, Irene masih marah.Setelah Irene meninggalkan kompleks, dia pergi ke Grup Naga.Dia makan sarapan bersama Daniel.Segalanya tampak normal.Dia sama sekali tidak menemukan ada yang aneh pada tubuh Daniel.Namun, semalam Daniel dan Yasmin menghilang pada waktu yang sama. Hati Irene pun terasa tidak nyaman. Dia terus merasa ada sesuatu.Perasaan ini seperti ketika seorang istri menyadari ada yang aneh dengan suaminya, tapi dia tidak menemukan bukti. Pada akhirnya, si istri hanya bisa melampiaskan emosinya dengan mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal.Ujung-ujungnya, itu hanya akan membuat si suami marah.Meskipun orang tuanya tampak harmonis di luar, hanya Irene yang tahu kalau ada konflik di antara orang tuanya dan itu sering.Hanya ada satu alasan setiap kali mereka berkelahi. Ibunya mencurigai ayahnya ada wanita lain di luar.Karena Andy adalah seorang pengusaha, dia harus bersosialisasi. Terkadang dia pulang sangat larut dan tubuhnya penuh dengan aroma parfum.D
Setelah Tuan Besar Guntur meninggal, Jason pergi berkabung.Di Grup Guntur sudah tidak ada Jason dan orang yang paling bangga adalah David.David tampak sangat senang ketika dia masuk kantor Martin. "Begini bagus juga. Kita belum melakukan apa-apa, tapi mereka sudah ada konflik internal sendiri. Tapi, ini bukan berarti kita nggak usah melakukan apa pun. Apa kamu sudah tanya Yasmin? Kematian kakekmu dan perihal Jason berkabung pasti ada kaitannya dengan Klara.""Sudah, tapi dia bilang Klara hanya serakah." Martin bersandar di kursinya. Dia menyilangkan kakinya yang panjang di atas meja. Tangannya sedang bermain ponsel dan dia tampak tidak peduli.Sedangkan David tampak sangat mendesak.Ini adalah momen kritis dan dia tidak boleh melewatkan apa pun.Kalau mereka punya bahan ancaman tentang Daniel, mereka tidak usah takut mereka tidak bisa memiliki Grup Guntur.Dan David yakin semua orang punya kelemahan dan itu termasuk Daniel."Kamu percaya kalau Klara hanya serakah?" David merasa putra
"Aa!" Yasmin didorong masuk ke sebuah pintu.Di dalam tidak ada orang, hanya ada satu kolam renang yang besar dan bersih.Saat ini tidak ada satu pun tamu."Ngapain kamu?""Aku mau bertanya padamu, apa ayahku dibunuh Daniel?""Apa?" Yasmin mengernyit. "Bagaimana aku bisa tahu?"Namun, Yasmin berpikir pertanyaan David malah langsung kena sasaran."Kalau begitu, aku akan menanyakan hal yang kamu tahu. Kenapa Jason mau menyerahkan setengah sahamnya pada Klara?"Mata Yasmin berkilau. "Putramu sudah menanyakanku, kamu malah bertanya lagi. Aku sudah bilang kalau itu karena ibuku pergi mengganggu Jason!""Kamu bisa menipu Martin, tapi jangan macam-macam denganku. Mengerti?""Aku benar-benar nggak tahu!" Yasmin kesal sekali.Dia merasa mulutnya sedikit kering.Tubuhnya pun memanas.Apa dia sudah mabuk?Kenapa Yasmin merasa bukan ...?"Biarkan aku pergi!" Yasmin mau menarik pintu, tapi David malah mendorongnya dengan kuat.Tubuh Yasmin yang lemas langsung terjatuh."Untuk apa kamu melawanku?" D
Yasmin naik ke tepi kolam renang dengan aman berkat lengan Martin yang kuat.Saat ini sulit baginya untuk mengumpulkan kekuatannya.Napasnya pun terengah-engah.Yasmin melihat beberapa pria itu yang sedang berjalan kemari, lalu bertanya, "Apa kamu bisa menangani mereka sendirian?"Martin menempel bibirnya di telinga Yasmin. "Kamu nggak boleh meragukan kemampuanku."Rasa panas sebelumnya muncul lagi karena napas Martin yang hangat. Yasmin pun mengerutkan keningnya.Martin tertegun ketika dia melihat muka Yasmin memerah. Selain itu, hatinya merasa senang.Yasmin mendorong tangan Martin yang memeluk pinggangnya. "Kalau begitu, kuserahkan padamu."Setelah mengatakan itu, Yasmin langsung menuju ke ruang ganti.Tidak lama setelah Yasmin masuk, dia mendengar suara perkelahian dan teriakan di luar.Tidak ada suara yang milik Martin.Yasmin tidak melepaskan pakaiannya. Dia hanya mencari jubah mandi dan memakainya.Saat dia ingin mengencangkan ikatannya, jari-jarinya bahkan tidak bertenaga.Sete
"Aku juga sedang mencarinya." David sudah pergi ke kolam renang, tapi dia tidak melihat sosok Yasmin.Raut wajah Martin menjadi masam. "Apa kamu yang memanggil orang untuk mempermalukan Yasmin?""Mempermalukan .... Siapa yang kupanggil? Aku hanya ingin membuatnya mabuk, lalu bertanya beberapa pertanyaan. Tapi, setelah aku membawanya ke kolam renang, ternyata dia masih sadar. Setelah itu, aku pergi." David berkata, "Kalau bukan karena Eric, aku nggak akan pergi mencari Yasmin. Lebih baik kalau sesuatu telah terjadi padanya."Martin tercengang. "Daniel datang?""Nggak. Aku hanya melihat Eric." Kemudian, David berkata, "Aneh, ke mana dia? Apa sesuatu benar-benar sudah terjadi padanya?"Martin tidak berkata apa-apa. Dari ekspresinya, sepertinya dia sedang berpikir.Yasmin dibawa ke apartemen Naomi.Setelah Daniel masuk, dia melepaskan genggamannya dan Yasmin jatuh ke karpet.Yasmin kebingungan dan napasnya memburu.Perasaan dipeluk tadi membuatnya ingin disentuh.Namun, orang di depannya t
Setelah sekian lama, Yasmin baru dilepas.Napas Yasmin terengah-engah. Matanya yang sedang melotot sudah tidak segalak sebelumnya.Dia merasa oksigen di paru-parunya telah terkuras.Nafsu pria ini seperti jurang yang tak ada dasarnya!"Apa aku sudah ... boleh bangun?" tanya Yasmin dengan terengah-engah."Santai." Daniel menatap Yasmin lekat-lekat."Apa kamu mau nyawaku?" Yasmin tidak tahan lagi. Amarah menyelimuti tatapan matanya.Pria menakutkan ini tidak tahu cara mengontrol diri!Daniel mencubit dagu Yasmin dengan kuat. "Tenang saja. Aku akan memberikanmu waktu untuk bernapas."Yasmin terdiam.Telepon rumah di luar berdering, setelah itu Daniel baru turun dari tubuh Yasmin.Daniel pergi mengangkat telepon.Yasmin pun buru-buru bangkit, lalu turun dari tempat tidur.Mempertahankan posisinya seperti tadi terlalu berbahaya. Dia harus cepat-cepat pergi dari tempat ini.Akan tetapi, kemarin dia sudah menyadari telepon rumah di meja kopi.Rumah zaman sekarang tidak ada yang memasang telep