Yasmin mengingat kebiasaannya memeluk anak-anak. Dia pasti menganggap Daniel sebagai ketiga anaknya.Kakinya bahkan mengait kaki panjang Daniel. Yasmin pun segera menurunkan kakinya.Yasmin diam-diam melirik Daniel yang masih tidur. Dengan pelan-pelan, dia melepaskan diri dari pelukan Daniel.Selama proses turun dari tempat tidur, sekujur tubuh Yasmin sampai berkeringat.Begitu kakinya menyentuh lantai, dia segera berlari.Yasmin menutup pintu dengan pelan-pelan, kemudian Daniel membuka matanya.Yasmin berlari ke rumahnya, setelah itu dia baru bisa bernapas dengan normal.Dia seperti pencuri.Setelah dia mengambil ponselnya, dia melarikan diri dari apartemen.Setelah Yasmin masuk ke dalam taksi, dia baru punya waktu untuk melihat ponselnya.Dia melihat ternyata ada banyak sekali panggilan tak terjawab dari Irene.Yasmin pun mengerutkan keningnya.Kenapa Irene mencarinya?Oh, iya. Daniel tidak pulang semalaman. Irene pasti mencarinya.Pada saat itu, di mana ponsel Daniel?Di meja kopi b
Dengan ekspresi masam, Yasmin berkata, "Kamu memfitnah orang di internet tanpa dasar apa pun. Apa kamu masih punya akal sehat?""Apa aku perlu memfitnahmu? Kalau begitu, beri tahu aku. Semalam kamu sama sekali nggak pulang, jadi ke mana kamu?" tanya Irene.Yasmin tidak tahu apakah Irene tahu di mana rumah Naomi. Meskipun Irene tidak tahu, Yasmin juga tidak akan memberi tahu Irene di mana rumah barunya.Rumah itu dibeli oleh Andy.Kalau Irene tahu, akan terjadi masalah juga.Saat Yasmin sedang memikirkan jawabannya, ponsel Irene yang berada di dalam tas berbunyi. Irene mengeluarkan ponselnya. Setelah dia melihat siapa penelepon, dia berjalan ke samping sebelum mengangkatnya.Yasmin samar-samar mendengar percakapan Irene."Daniel, ke mana kamu? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kamu juga nggak mengangkat teleponku. Aku mengira sesuatu telah terjadi padamu." Irene berkata, "Kamu mabuk? Seharusnya kamu meneleponku biar aku bisa menjagamu. Aku sedih sekali karena kamu minum sendirian ...."Keti
Ekspresi Yasmin menjadi sinis. Ketika dia menghadap anak-anak, dia langsung menyunggingkan seulas senyuman."Mau pergi ke sekolah, ya? Busnya sudah mau sampai, 'kan? Cepat pergi."Kaki pendek ketiga anak itu menuruni tangga dengan tergesa-gesa.Setelah mereka tiba di tanah yang datar, mereka memelototi Irene dengan napas terengah-engah. "Siapa kamu? Kenapa kamu memukul Kakak?""Aku mengenalinya. Dia yang main piano itu," ucap Julia.Saking marahnya, wajah Irene menjadi sangat marah.Anak-anak ini menyebalkan. Berani-beraninya mereka bersikap kurang ajar padanya?"Tempat ini nggak menyambutmu. Cepat pergi dari sini," kata Julius dengan kasar.Agar Irene tidak mengucapkan kata-kata yang buruk, Yasmin segera berkata kepada Bibi, "Jangan sampai anak-anak telat ke sekolah. Aku baik-baik saja.""Baik ...." Bibi pun menarik pergi anak-anak.Julian memang mempunyai temperamen yang jelek. Dia ditarik pergi sambil melihat ke arah Irene dengan galak. "Hei, aku mengingatmu! Kalau kamu berani menin
Meskipun begitu, Irene masih marah.Setelah Irene meninggalkan kompleks, dia pergi ke Grup Naga.Dia makan sarapan bersama Daniel.Segalanya tampak normal.Dia sama sekali tidak menemukan ada yang aneh pada tubuh Daniel.Namun, semalam Daniel dan Yasmin menghilang pada waktu yang sama. Hati Irene pun terasa tidak nyaman. Dia terus merasa ada sesuatu.Perasaan ini seperti ketika seorang istri menyadari ada yang aneh dengan suaminya, tapi dia tidak menemukan bukti. Pada akhirnya, si istri hanya bisa melampiaskan emosinya dengan mengucapkan kata-kata yang tidak masuk akal.Ujung-ujungnya, itu hanya akan membuat si suami marah.Meskipun orang tuanya tampak harmonis di luar, hanya Irene yang tahu kalau ada konflik di antara orang tuanya dan itu sering.Hanya ada satu alasan setiap kali mereka berkelahi. Ibunya mencurigai ayahnya ada wanita lain di luar.Karena Andy adalah seorang pengusaha, dia harus bersosialisasi. Terkadang dia pulang sangat larut dan tubuhnya penuh dengan aroma parfum.D
Setelah Tuan Besar Guntur meninggal, Jason pergi berkabung.Di Grup Guntur sudah tidak ada Jason dan orang yang paling bangga adalah David.David tampak sangat senang ketika dia masuk kantor Martin. "Begini bagus juga. Kita belum melakukan apa-apa, tapi mereka sudah ada konflik internal sendiri. Tapi, ini bukan berarti kita nggak usah melakukan apa pun. Apa kamu sudah tanya Yasmin? Kematian kakekmu dan perihal Jason berkabung pasti ada kaitannya dengan Klara.""Sudah, tapi dia bilang Klara hanya serakah." Martin bersandar di kursinya. Dia menyilangkan kakinya yang panjang di atas meja. Tangannya sedang bermain ponsel dan dia tampak tidak peduli.Sedangkan David tampak sangat mendesak.Ini adalah momen kritis dan dia tidak boleh melewatkan apa pun.Kalau mereka punya bahan ancaman tentang Daniel, mereka tidak usah takut mereka tidak bisa memiliki Grup Guntur.Dan David yakin semua orang punya kelemahan dan itu termasuk Daniel."Kamu percaya kalau Klara hanya serakah?" David merasa putra
"Aa!" Yasmin didorong masuk ke sebuah pintu.Di dalam tidak ada orang, hanya ada satu kolam renang yang besar dan bersih.Saat ini tidak ada satu pun tamu."Ngapain kamu?""Aku mau bertanya padamu, apa ayahku dibunuh Daniel?""Apa?" Yasmin mengernyit. "Bagaimana aku bisa tahu?"Namun, Yasmin berpikir pertanyaan David malah langsung kena sasaran."Kalau begitu, aku akan menanyakan hal yang kamu tahu. Kenapa Jason mau menyerahkan setengah sahamnya pada Klara?"Mata Yasmin berkilau. "Putramu sudah menanyakanku, kamu malah bertanya lagi. Aku sudah bilang kalau itu karena ibuku pergi mengganggu Jason!""Kamu bisa menipu Martin, tapi jangan macam-macam denganku. Mengerti?""Aku benar-benar nggak tahu!" Yasmin kesal sekali.Dia merasa mulutnya sedikit kering.Tubuhnya pun memanas.Apa dia sudah mabuk?Kenapa Yasmin merasa bukan ...?"Biarkan aku pergi!" Yasmin mau menarik pintu, tapi David malah mendorongnya dengan kuat.Tubuh Yasmin yang lemas langsung terjatuh."Untuk apa kamu melawanku?" D
Yasmin naik ke tepi kolam renang dengan aman berkat lengan Martin yang kuat.Saat ini sulit baginya untuk mengumpulkan kekuatannya.Napasnya pun terengah-engah.Yasmin melihat beberapa pria itu yang sedang berjalan kemari, lalu bertanya, "Apa kamu bisa menangani mereka sendirian?"Martin menempel bibirnya di telinga Yasmin. "Kamu nggak boleh meragukan kemampuanku."Rasa panas sebelumnya muncul lagi karena napas Martin yang hangat. Yasmin pun mengerutkan keningnya.Martin tertegun ketika dia melihat muka Yasmin memerah. Selain itu, hatinya merasa senang.Yasmin mendorong tangan Martin yang memeluk pinggangnya. "Kalau begitu, kuserahkan padamu."Setelah mengatakan itu, Yasmin langsung menuju ke ruang ganti.Tidak lama setelah Yasmin masuk, dia mendengar suara perkelahian dan teriakan di luar.Tidak ada suara yang milik Martin.Yasmin tidak melepaskan pakaiannya. Dia hanya mencari jubah mandi dan memakainya.Saat dia ingin mengencangkan ikatannya, jari-jarinya bahkan tidak bertenaga.Sete
"Aku juga sedang mencarinya." David sudah pergi ke kolam renang, tapi dia tidak melihat sosok Yasmin.Raut wajah Martin menjadi masam. "Apa kamu yang memanggil orang untuk mempermalukan Yasmin?""Mempermalukan .... Siapa yang kupanggil? Aku hanya ingin membuatnya mabuk, lalu bertanya beberapa pertanyaan. Tapi, setelah aku membawanya ke kolam renang, ternyata dia masih sadar. Setelah itu, aku pergi." David berkata, "Kalau bukan karena Eric, aku nggak akan pergi mencari Yasmin. Lebih baik kalau sesuatu telah terjadi padanya."Martin tercengang. "Daniel datang?""Nggak. Aku hanya melihat Eric." Kemudian, David berkata, "Aneh, ke mana dia? Apa sesuatu benar-benar sudah terjadi padanya?"Martin tidak berkata apa-apa. Dari ekspresinya, sepertinya dia sedang berpikir.Yasmin dibawa ke apartemen Naomi.Setelah Daniel masuk, dia melepaskan genggamannya dan Yasmin jatuh ke karpet.Yasmin kebingungan dan napasnya memburu.Perasaan dipeluk tadi membuatnya ingin disentuh.Namun, orang di depannya t
"Lauren yang nggak tahu malu dan bersikeras melengket dengan Evan! Tante nggak perlu khawatir. Aku bisa menanganinya." Sofia terlihat sombong. Bagaimana mungkin dia merasa terancam oleh wanita yang berasal dari daerah kumuh? "Tapi, bagaimana Tante bisa tahu?"Melihat Sofia masih belum mengetahui apa-apa, Jessy pun berkata, "Lauren ini sedang hamil.""Apa?" Raut wajah Sofia berubah drastis. Suaranya menjadi tinggi.Saat Jessy melihat Sofia mau naik darah, dia berkata, "Ketika aku berada di toilet, aku mendengar istri Daniel mengatakannya. Aku merasa kamu pasti nggak tahu, jadi aku memberitahumu.""Aku mau membunuh Lauren si wanita jalang itu! Dasar nggak tahu diri! Bisa-bisanya sampah sepertinya ingin berebutan denganku. Aku akan bertanya pada Evan ....""Tunggu." Jessy menahannya."Tante, aku nggak bisa berpura-pura nggak tahu tentang hal ini!""Apa yang bisa kamu lakukan setelah mengetahuinya? Kalau kamu membuat keributan, kamu yang malu. Sekarang yang paling penting adalah kamu harus
"Iya, aku meneleponnya. Nanti malam aku ingin pergi menemuinya," kata Yasmin."Nggak perlu," tolak Evan.Alis Yasmin pun berkerut. "Kenapa? Paman, kamu seperti ini salah. Kamu sudah melukai dua orang.""Aku tahu apa yang sedang kulakukan." Evan tidak ingin membicarakan ini lagi.Sofia datang. Dia bersandar pada Evan, lalu bertanya, "Apa yang sedang kalian bicarakan? Kenapa wajah Yasmin terlihat sangat serius?"Yasmin berkata, "Wajahku menjadi terlihat serius karena aku memakai masker. Hebat."Sofia sengaja tertawa.Evan merangkul Sofia. "Ayo cari tempat untuk makan. Apa kamu lapar?""Lapar. Evan, kamu sangat baik padaku.""Selamat menikmati, Yasmin." Setelah Evan mengatakan itu, dia pergi bersama Sofia.Yasmin melihat tampang mereka berdua yang tampak mesra. Ini benar-benar tidak pantas bagi Lauren.Dia pun berbalik dan pergi ke toilet.Dia tiba di depan toilet wanita dan baru saja ingin membuka pintu."Yasmin." Daniel muncul dari belakang. "Jangan berkeliaran."Jessy yang hendak menar
Anak-anak berlari keluar untuk bermain. Yasmin berdiri, lalu mengingatkan mereka, "Jangan nakal, ya!"Jessy tertawa. "Ketiga anak kecil itu benar-benar menggemaskan. Aku sangat suka melihat mereka."Juan berkata, "Kalau begitu, minta James cepat mencari istri agar dia juga dapat melahirkan anak."James mengerutkan alisnya. "Bukankah itu terlalu cepat untukku? Bukankah sekarang sudah ada yang lebih modern? Setelah bertunangan, kamu bisa melewatkan pernikahan dan langsung mempunyai anak!"Sofia melihat Evan dengan senang, kemudian mengulurkan tangan untuk memeluk lengan Evan.Meskipun Evan diam saja, Sofia tetap sangat senang.Hari ini adalah hari pertunangannya. Akhirnya hari ini tiba juga.Ketika mereka tidur bersama malam ini, Sofia tentu bisa hamil.Jessy memelototi James. Walaupun apa yang dikatakan James benar, dia tidak boleh mengatakan hal yang begitu memalukan!Lalu, dia sengaja mengatai putranya, "Kamu juga sudah nggak muda. Jangan membuat keluargamu cemas. Kapan kamu akan memb
"Apa yang akan kamu lakukan?" tanya Yasmin."Nggak tahu. Yasmin ... aku hamil." Lauren memberitahunya. "Jalan keluarku semuanya sudah diblokir Evan."Yasmin terkejut. "Hamil ....""Dia mengganti pil KB-ku dan membuatku hamil. Evan ... benar-benar membuatku jijik!"Yasmin dapat merasakan keputusasaan Lauren.Di keputusasaannya Lauren, apa yang bisa dilakukan tentang pertunangan Evan?Evan tahu Lauren sedang hamil anaknya, tapi dia tetap pergi bertunangan dengan wanita lain. Dia benar-benar parah.Lauren menghibur dirinya sendiri, "Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku. Manusia tetap harus berpikiran terbuka, 'kan?"Pada hari pertunangan Evan, Yasmin dan Daniel membawa anak-anak ke Kota Greya.Saat melihat daftar nama tamu, tidak ada yang menyangka Daniel, penguasa Kota Imperial, akan muncul.Hubungan itu tentu membuat Keluarga Darsono puas.Mereka mengadakan pestanya di hotel termewah Kota Greya. Mereka memesan seluruh gedung.Helikopter mendarah di atap. Setelah mereka tiba di lantai satu
Lauren sendiri tidak tahu siapa ibu kandungnya.Ayah tirinya bukanlah orang baik, sementara ibu angkatnya berpura-pura tidak melihatnya. Mereka menjalani hidup yang susah setiap hari.Dia selalu berpikir kenapa orang tua kandungnya tidak menginginkannya? Apa dia diculik orang seperti kakak kandung James?Kalau seperti itu, Lauren akan merasa sedikit lebih baik.Setidaknya dia bukan dibuang ...."Omong-omong, kakakku sangat hebat. Apa kamu tahu apa yang dia ambil pada pesta ulang tahunnya yang pertama?""Kalkulator? Pulpen? Makanan? Uang?" Lagi pula, tidak ada yang perlu dilakukan Lauren, lebih baik mengobrol dengan James."Semuanya salah. Dia memegang tangan kakekku.""Ha?" Itu benar-benar di luar sangka Lauren."Makanya, kakekku sangat senang. Dia langsung mengumumkan kalau kakakku akan menjadi penerus Keluarga Darsono." Setelah James berbicara dengan penuh semangat, suaranya berubah menjadi kecewa ketika dia berkata, "Tapi, kakakku nggak mempunyai takdir itu ....""Takdir setiap oran
Lauren tidak hanya memahami ancaman itu, tapi tubuhnya juga mendingin.Selama anak ini ada, semuanya baik-baik saja. Begitu anak ini tidak ada, pembunuhan apa pun bisa terjadi.Tak peduli apa Lauren sengaja menggugurkan anak ini atau tidak.Dia bertanggung jawab.Besok pagi, Evan menemani Lauren makan sarapan sebelum pergi. Dia memegang jasnya dan naik mobil. Suasana hatinya tampak sangat bagus.Lauren berjalan ke pintu, lalu melihat mobil Bentley hitam itu melaju pergi. Kemudian, gerbang tertutup secara otomatis.Evan pergi atau tidak itu tidak terasa berbeda.Lauren merasa ada kamera di mana-mana sehingga dia tidak punya tempat untuk bersembunyi.Dia pergi ke kamar mandi, lalu melihat bagian belakang cermin kecil. Benda tersebut masih di sana.Dia benar-benar ingin mencabutnya, kemudian melemparkannya ke dalam toilet.Namun, apa yang dikatakan Evan tidak boleh dianggap remeh. Kalau Lauren membuang kamera ini, akan muncul kamera kedua.Terdengar suara dering ponsel dari kamar tidur. L
"Kamu salah. Aku keluar untuk melihat bulan. Kapan aku ingin melarikan diri?" bohong Lauren dengan ekspresi datar."Lauren, kamu jangan berbohong tanpa berkedip. Kami semua melihatmu! Kenapa kamu mau keluar untuk melihat bulan? Apa di dalam nggak ada bulan?" Pada akhirnya, Zarco masih mementingkan harga dirinya sebagai pria.Dia sudah ditampar dan dihantam kepalanya. Dia sangat malu!"Rasa melihat bulan di luar dan dari dalam berbeda," balas Lauren. Dia tidak ingin mengalah pada Zarco. "Selain itu, dia sudah bersikap nggak sopan padaku. Apa aku nggak boleh memberinya pelajaran? Evan, kamu nggak bisa membiarkan anak buahmu selalu menindasku, 'kan?""Kak Evan, aku nggak ...." Zarco baru ingin membela diri, tapi kemudian Evan menyelanya."Obati lukamu."Zarco menggertakkan giginya dan amarah memenuhi hatinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa karena ada Evan. Maka itu, dia pergi bersama anak buah lainnya.Evan menatap Lauren. Tatapan matanya yang tajam seperti monster yang menghantui
"Kamu pasti nggak memberitahunya kalau aku hamil," kata Lauren."Aku bilang aku menyembunyikanmu di luar." Evan bersandar ke kursi ruang kerjanya dan meregangkan kaki panjangnya. "Dia nggak peduli. Walaupun dia tahu, dia nggak bisa melakukan apa-apa. Aku hanya nggak suka repot.""Kalau kita menggugurkan anak ini, maka nggak akan ada repot," kata Lauren."Aku lebih memilih membunuh orang tua itu."Kekejaman Evan mengejutkan Lauren, jadi Lauren tidak ingin lanjut berbicara dengannya. "Aku mau tidur. Sudah, ya."Setelah mematikan telepon, dia melirik cahaya terakhir di cakrawala sebelum berjalan kembali.Dia tidak meragukan kalau Evan tidak peduli dengan ikatan keluarga. Orang tua angkatnya Lauren dan Juan bukanlah siapa-siapa bagi Evan.Namun, dia bersikeras menginginkan anak.Lauren ingin sekali bertanya padanya apa dia tahu bagaimana cara mendidik anak?Bagi orang yang tumbuh di daerah kumuh, hal yang paling mereka kurang adalah kasih sayang ...Lauren tahu Evan tidak akan datang. Dia
"Aku setuju untuk bertunangan, tapi syaratku adalah kamu nggak boleh mencari Lauren," ujar Evan dengan tajam.Juan menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Aku akan menentukan waktunya."Evan sengaja bertanya, "Apa kamu akan mengundang istrimu ke pertunanganku?"Ekspresi Juan menjadi masam. "Dia dirawat dengan baik di rumah sakit jiwa, jadi dia nggak boleh keluar."Selesai makan malam, Evan tidak menetap dan langsung pergi.Dia meninggalkan Juan sendirian di meja makan.Pengurus rumah berjalan mendekat. "Tuan Besar, apa Anda ingin saya memanaskan sopnya? Saya melihat Anda nggak meminum sesendok pun.""Apa aku bisa menelannya?" Juan meletakkan sendok garpunya."Pria mencari wanita bukan hal yang perlu dikhawatirkan," hibur pengurus rumah."Wanita ini berbeda. Dia adalah mantan istri Gilbert." Juan tidak pernah meremehkan Lauren. "Aku bisa melihat dia itu wanita yang cukup kejam karena bisa melemparkan Gilbert ke penjara. Kalau Evan jatuh ke tangannya lagi ....""Tuan Besar nggak perlu khawati