Setelah Tuan Besar Guntur meninggal, Jason pergi berkabung.Di Grup Guntur sudah tidak ada Jason dan orang yang paling bangga adalah David.David tampak sangat senang ketika dia masuk kantor Martin. "Begini bagus juga. Kita belum melakukan apa-apa, tapi mereka sudah ada konflik internal sendiri. Tapi, ini bukan berarti kita nggak usah melakukan apa pun. Apa kamu sudah tanya Yasmin? Kematian kakekmu dan perihal Jason berkabung pasti ada kaitannya dengan Klara.""Sudah, tapi dia bilang Klara hanya serakah." Martin bersandar di kursinya. Dia menyilangkan kakinya yang panjang di atas meja. Tangannya sedang bermain ponsel dan dia tampak tidak peduli.Sedangkan David tampak sangat mendesak.Ini adalah momen kritis dan dia tidak boleh melewatkan apa pun.Kalau mereka punya bahan ancaman tentang Daniel, mereka tidak usah takut mereka tidak bisa memiliki Grup Guntur.Dan David yakin semua orang punya kelemahan dan itu termasuk Daniel."Kamu percaya kalau Klara hanya serakah?" David merasa putra
"Aa!" Yasmin didorong masuk ke sebuah pintu.Di dalam tidak ada orang, hanya ada satu kolam renang yang besar dan bersih.Saat ini tidak ada satu pun tamu."Ngapain kamu?""Aku mau bertanya padamu, apa ayahku dibunuh Daniel?""Apa?" Yasmin mengernyit. "Bagaimana aku bisa tahu?"Namun, Yasmin berpikir pertanyaan David malah langsung kena sasaran."Kalau begitu, aku akan menanyakan hal yang kamu tahu. Kenapa Jason mau menyerahkan setengah sahamnya pada Klara?"Mata Yasmin berkilau. "Putramu sudah menanyakanku, kamu malah bertanya lagi. Aku sudah bilang kalau itu karena ibuku pergi mengganggu Jason!""Kamu bisa menipu Martin, tapi jangan macam-macam denganku. Mengerti?""Aku benar-benar nggak tahu!" Yasmin kesal sekali.Dia merasa mulutnya sedikit kering.Tubuhnya pun memanas.Apa dia sudah mabuk?Kenapa Yasmin merasa bukan ...?"Biarkan aku pergi!" Yasmin mau menarik pintu, tapi David malah mendorongnya dengan kuat.Tubuh Yasmin yang lemas langsung terjatuh."Untuk apa kamu melawanku?" D
Yasmin naik ke tepi kolam renang dengan aman berkat lengan Martin yang kuat.Saat ini sulit baginya untuk mengumpulkan kekuatannya.Napasnya pun terengah-engah.Yasmin melihat beberapa pria itu yang sedang berjalan kemari, lalu bertanya, "Apa kamu bisa menangani mereka sendirian?"Martin menempel bibirnya di telinga Yasmin. "Kamu nggak boleh meragukan kemampuanku."Rasa panas sebelumnya muncul lagi karena napas Martin yang hangat. Yasmin pun mengerutkan keningnya.Martin tertegun ketika dia melihat muka Yasmin memerah. Selain itu, hatinya merasa senang.Yasmin mendorong tangan Martin yang memeluk pinggangnya. "Kalau begitu, kuserahkan padamu."Setelah mengatakan itu, Yasmin langsung menuju ke ruang ganti.Tidak lama setelah Yasmin masuk, dia mendengar suara perkelahian dan teriakan di luar.Tidak ada suara yang milik Martin.Yasmin tidak melepaskan pakaiannya. Dia hanya mencari jubah mandi dan memakainya.Saat dia ingin mengencangkan ikatannya, jari-jarinya bahkan tidak bertenaga.Sete
"Aku juga sedang mencarinya." David sudah pergi ke kolam renang, tapi dia tidak melihat sosok Yasmin.Raut wajah Martin menjadi masam. "Apa kamu yang memanggil orang untuk mempermalukan Yasmin?""Mempermalukan .... Siapa yang kupanggil? Aku hanya ingin membuatnya mabuk, lalu bertanya beberapa pertanyaan. Tapi, setelah aku membawanya ke kolam renang, ternyata dia masih sadar. Setelah itu, aku pergi." David berkata, "Kalau bukan karena Eric, aku nggak akan pergi mencari Yasmin. Lebih baik kalau sesuatu telah terjadi padanya."Martin tercengang. "Daniel datang?""Nggak. Aku hanya melihat Eric." Kemudian, David berkata, "Aneh, ke mana dia? Apa sesuatu benar-benar sudah terjadi padanya?"Martin tidak berkata apa-apa. Dari ekspresinya, sepertinya dia sedang berpikir.Yasmin dibawa ke apartemen Naomi.Setelah Daniel masuk, dia melepaskan genggamannya dan Yasmin jatuh ke karpet.Yasmin kebingungan dan napasnya memburu.Perasaan dipeluk tadi membuatnya ingin disentuh.Namun, orang di depannya t
Setelah sekian lama, Yasmin baru dilepas.Napas Yasmin terengah-engah. Matanya yang sedang melotot sudah tidak segalak sebelumnya.Dia merasa oksigen di paru-parunya telah terkuras.Nafsu pria ini seperti jurang yang tak ada dasarnya!"Apa aku sudah ... boleh bangun?" tanya Yasmin dengan terengah-engah."Santai." Daniel menatap Yasmin lekat-lekat."Apa kamu mau nyawaku?" Yasmin tidak tahan lagi. Amarah menyelimuti tatapan matanya.Pria menakutkan ini tidak tahu cara mengontrol diri!Daniel mencubit dagu Yasmin dengan kuat. "Tenang saja. Aku akan memberikanmu waktu untuk bernapas."Yasmin terdiam.Telepon rumah di luar berdering, setelah itu Daniel baru turun dari tubuh Yasmin.Daniel pergi mengangkat telepon.Yasmin pun buru-buru bangkit, lalu turun dari tempat tidur.Mempertahankan posisinya seperti tadi terlalu berbahaya. Dia harus cepat-cepat pergi dari tempat ini.Akan tetapi, kemarin dia sudah menyadari telepon rumah di meja kopi.Rumah zaman sekarang tidak ada yang memasang telep
Yasmin menarik pintu, tapi ternyata pintunya sudah dikunci dari luar.Dia tidak bisa keluar.Dia pun mengelilingi ruangan dengan kesal.Daniel meninggalkan Yasmin di sini dan memerintahnya untuk berdiam diri sebelum dia pergi.Yasmin tidak mengerti. Kenapa Daniel mengurungnya di sini?Apa Daniel mengganti Taman Royal menjadi apartemen ini?Yasmin tentu tidak akan menganggap serius Daniel.Bagaimanapun juga, sekarang Daniel mempunyai Irene sebagai tunangannya.Daniel jelas-jelas sudah bertunangan, tapi dia masih ingin mengontrol Yasmin.Dasar iblis! Orang gila!Yasmin duduk di sofa dan bagian itunya langsung terasa sakit. "Aduh ...."Kemudian, dia berbaring di sofa.Dia masih tidak berani sembarangan bergerak.Bagaimanapun juga, tempat ini adalah rumah Naomi.Ketika Yasmin melihat lukisan Naomi, hatinya terasa aneh.Waktu itu Naomi sangat membenci Klara, 'kan?Sebenarnya Yasmin merasa hanya Jason yang bermasalah.Bagaimana Klara bisa menghentikan orang lain dari menyukainya?Karena Klar
Terlebih lagi, setelah Irene tahu, dia akan memberi tahu Andy. Nanti apa yang akan dipikirkan Andy tentang Yasmin?Terutama semalam Yasmin merangkak ke arah Daniel.Inilah tujuan yang diinginkan Daniel. Kalau tidak, Daniel nggak akan memedulikan Yasmin di kelab.Atau Daniel akan mengantar Yasmin ke rumah sakit.Daniel membawanya ke sini hanya untuk melihatnya memohon dan tampangnya yang kasihan.Yasmin menghela napas sambil mengeluarkan sayur dari kulkas. Lalu, dia mulai memasak untuk dirinya sendiri.Semalam dan pagi ini dia tidak makan. Kalau dia tidak makan siang juga, bagaimana dengan malam?Yasmin tidak yakin kapan Daniel akan muncul dan apa dia masih akan datang.Saat Yasmin kepikiran sesuatu, ekspresinya menegang. Sayur di kulkas bisa bertahan lebih dari seminggu. Daniel tidak akan mengurungnya di sini selama seminggu, 'kan?Yasmin memasak dengan kesal dan bising.Di dalam kantor.Daniel menurunkan ponselnya. Irene melangkah maju, kemudian bertanya dengan lembut, "Aku tahu sebua
Sekarang ada suatu hal yang sangat dikhawatirkan Irene.Dia menelepon Kezia. "Bagaimana Yasmin sekarang?""Sepertinya rencana kita gagal," ucap Kezia."Gagal?" Raut wajah Irene langsung berubah. "Apa yang terjadi?""Orang-orang itu sudah menangkap Yasmin. Pada saat genting, ada yang menolongnya.""Siapa?" tanya Irene sambil duduk tegak."Kak Daniel.""Apa?!" Irene langsung meremas setiran mobil. Raut wajahnya berubah drastis. "Kemudian? Dia membawa pergi Yasmin?""Iya. Pagi ini aku menelepon mereka, tapi beberapa pria itu telah dihajar sampai babak belur. Sedangkan Yasmin tertolong dan baik-baik saja.""Mustahil! Kenapa mereka bilang Daniel yang sudah membawa pergi Yasmin? Kenapa kamu bilang seperti itu? Apa kamu melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?" Irene tidak mau mengakuinya. Dia tidak mau menerimanya!"Saat aku mendengar deskripsi mereka, itu benar-benar Kak Daniel. Nggak mungkin orang lain. Kamu tahu bagaimana hubungan mereka.""Apa hubungan mereka? Mereka nggak punya hubungan