Setelah sekian lama, Yasmin baru dilepas.Napas Yasmin terengah-engah. Matanya yang sedang melotot sudah tidak segalak sebelumnya.Dia merasa oksigen di paru-parunya telah terkuras.Nafsu pria ini seperti jurang yang tak ada dasarnya!"Apa aku sudah ... boleh bangun?" tanya Yasmin dengan terengah-engah."Santai." Daniel menatap Yasmin lekat-lekat."Apa kamu mau nyawaku?" Yasmin tidak tahan lagi. Amarah menyelimuti tatapan matanya.Pria menakutkan ini tidak tahu cara mengontrol diri!Daniel mencubit dagu Yasmin dengan kuat. "Tenang saja. Aku akan memberikanmu waktu untuk bernapas."Yasmin terdiam.Telepon rumah di luar berdering, setelah itu Daniel baru turun dari tubuh Yasmin.Daniel pergi mengangkat telepon.Yasmin pun buru-buru bangkit, lalu turun dari tempat tidur.Mempertahankan posisinya seperti tadi terlalu berbahaya. Dia harus cepat-cepat pergi dari tempat ini.Akan tetapi, kemarin dia sudah menyadari telepon rumah di meja kopi.Rumah zaman sekarang tidak ada yang memasang telep
Yasmin menarik pintu, tapi ternyata pintunya sudah dikunci dari luar.Dia tidak bisa keluar.Dia pun mengelilingi ruangan dengan kesal.Daniel meninggalkan Yasmin di sini dan memerintahnya untuk berdiam diri sebelum dia pergi.Yasmin tidak mengerti. Kenapa Daniel mengurungnya di sini?Apa Daniel mengganti Taman Royal menjadi apartemen ini?Yasmin tentu tidak akan menganggap serius Daniel.Bagaimanapun juga, sekarang Daniel mempunyai Irene sebagai tunangannya.Daniel jelas-jelas sudah bertunangan, tapi dia masih ingin mengontrol Yasmin.Dasar iblis! Orang gila!Yasmin duduk di sofa dan bagian itunya langsung terasa sakit. "Aduh ...."Kemudian, dia berbaring di sofa.Dia masih tidak berani sembarangan bergerak.Bagaimanapun juga, tempat ini adalah rumah Naomi.Ketika Yasmin melihat lukisan Naomi, hatinya terasa aneh.Waktu itu Naomi sangat membenci Klara, 'kan?Sebenarnya Yasmin merasa hanya Jason yang bermasalah.Bagaimana Klara bisa menghentikan orang lain dari menyukainya?Karena Klar
Terlebih lagi, setelah Irene tahu, dia akan memberi tahu Andy. Nanti apa yang akan dipikirkan Andy tentang Yasmin?Terutama semalam Yasmin merangkak ke arah Daniel.Inilah tujuan yang diinginkan Daniel. Kalau tidak, Daniel nggak akan memedulikan Yasmin di kelab.Atau Daniel akan mengantar Yasmin ke rumah sakit.Daniel membawanya ke sini hanya untuk melihatnya memohon dan tampangnya yang kasihan.Yasmin menghela napas sambil mengeluarkan sayur dari kulkas. Lalu, dia mulai memasak untuk dirinya sendiri.Semalam dan pagi ini dia tidak makan. Kalau dia tidak makan siang juga, bagaimana dengan malam?Yasmin tidak yakin kapan Daniel akan muncul dan apa dia masih akan datang.Saat Yasmin kepikiran sesuatu, ekspresinya menegang. Sayur di kulkas bisa bertahan lebih dari seminggu. Daniel tidak akan mengurungnya di sini selama seminggu, 'kan?Yasmin memasak dengan kesal dan bising.Di dalam kantor.Daniel menurunkan ponselnya. Irene melangkah maju, kemudian bertanya dengan lembut, "Aku tahu sebua
Sekarang ada suatu hal yang sangat dikhawatirkan Irene.Dia menelepon Kezia. "Bagaimana Yasmin sekarang?""Sepertinya rencana kita gagal," ucap Kezia."Gagal?" Raut wajah Irene langsung berubah. "Apa yang terjadi?""Orang-orang itu sudah menangkap Yasmin. Pada saat genting, ada yang menolongnya.""Siapa?" tanya Irene sambil duduk tegak."Kak Daniel.""Apa?!" Irene langsung meremas setiran mobil. Raut wajahnya berubah drastis. "Kemudian? Dia membawa pergi Yasmin?""Iya. Pagi ini aku menelepon mereka, tapi beberapa pria itu telah dihajar sampai babak belur. Sedangkan Yasmin tertolong dan baik-baik saja.""Mustahil! Kenapa mereka bilang Daniel yang sudah membawa pergi Yasmin? Kenapa kamu bilang seperti itu? Apa kamu melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?" Irene tidak mau mengakuinya. Dia tidak mau menerimanya!"Saat aku mendengar deskripsi mereka, itu benar-benar Kak Daniel. Nggak mungkin orang lain. Kamu tahu bagaimana hubungan mereka.""Apa hubungan mereka? Mereka nggak punya hubungan
Yasmin menelan air ludah. Dia menjauh dari tinju Daniel dan orangnya. Setelah itu, dia buru-buru melarikan diri dari apartemen.Setelah Yasmin masuk ke dalam lift, tubuhnya yang lemas hampir jatuh.Daniel gila!Yasmin merasa seolah-olah dia baru saja keluar dari gerbang neraka.Namun, dia juga kagum pada keberaniannya sendiri yang bisa mengatakan ucapan itu.Dia masih hidup tentu karena Daniel berbelas kasihan.Kalau Yasmin tidak memprovokasi Daniel dan terus tinggal di rumah Naomi, bagaimana Yasmin menjelaskan diri setelah Andy tahu?Daniel memasuki kamar mandi, lalu melihat punggung tangannya yang berdarah. Dia mengambil handuk di sebelah untuk mengelap lukanya. Dalam sekejap, handuk itu menjadi warna merah.Di cermin, wajahnya tampak masam dan tak berperasaan.Seharusnya semalam dia membunuh Yasmin.Daniel masih terlalu baik.Eric tahu Daniel sudah kembali, jadi dia mengambil dokumen yang perlu ditinjau dan mengetuk pintu kantor Daniel.Setelah dia masuk, dia menyodorkan dokumen ter
Mudah sekali David dicurigai. Apa David sebodoh itu?Yasmin penasaran, apakah Daniel sudah menemukan sesuatu?Karena apa yang dia lakukan siang tadi, dia tidak bisa mencari tahu.Yasmin selalu merasa gelisah terhadap Daniel.Dulu karena Andy, Daniel pun menunjukkan kehormatannya.Sekarang Yasmin yang sudah menghancurkan keseimbangannya. Kali ini Daniel sudah menyentuhnya, jadi apa akan ada lain kali lagi?Apa Daniel tidak akan berhenti lagi ...?Yasmin menghela napas dengan pasrah. Dia mengeluarkan ponselnya dari tas, kemudian melihat panggilan tak terjawabnya.Itu panggilan dari Andy.Saat hampir siang hari.Dia bahkan menelepon Yasmin dua kali.Yasmin keluar dari Grup Naga. Dia berjalan ke stasiun kereta sambil menelepon Andy. "Ayah, ada apa kamu mencariku?""Apa hari ini kamu masuk kerja?" tanya Andy.Yasmin ingin merahasiakan kehilangannya, tapi dia datang ke Grup Guntur atau tidak bukanlah sebuah rahasia.Kebohongan seperti itu bisa ketahuan dengan cepat."Nggak.""Hari ini bukan
Raut wajah Andy menjadi masam. "Aku adalah ayahnya, apa maksudmu adalah aku?"Dahlia tertawa. "Andy, aku menyadari semenjak kamu tinggal di Kota Imperial, kamu jadi mudah marah. Kamu bahkan nggak pernah membesarkan Yasmin, kenapa kamu sudah merasa kalian sangat cocok?""Jangan sembarangan bicara kalau kalian nggak punya bukti. Aku kembali ke perusahaan dulu." Andy sengaja pulang untuk makan bersama Irene yang suasana hatinya kacau. Sekarang, Andy harus bergegas kembali.Setelah Andy pergi, Irene dan Dahlia masih duduk di sofa.Dahlia menatap wajah Irene yang marah, lalu Dahlia menenangkannya, "Ayahmu tentu saja peduli padamu. Kalau nggak, dia nggak akan bergegas pulang begitu dia tahu kamu sedih.""Aku sama sekali nggak mau dia bersikap dengan adil. Aku hanya mau dia menyayangiku seorang." Amarah dan kecemburuan menyelimuti hati Irene."Tentu saja! Ayahmu yang membesarkanmu dari kecil, sedangkan Yasmin hanyalah anak haram. Kenapa meskipun dia sudah diakui? Bagaimana dia bisa dibandingk
Yasmin tahu kekuatannya yang lemah tidak bisa menang dari Martin. Jadi, dia menenangkan dirinya dan berkata, "Martin, apa-apaan kamu? Semalam banyak hal yang terjadi, makanya aku pergi! Aku nggak sengaja!""Kamu diberi obat, 'kan?" Martin menyebut "hal yang terjadi" dimaksud Yasmin."Sepertinya semua orang sudah tahu." Yasmin tertawa sinis. "Tapi, nggak ada yang tahu siapa yang memberiku obat. Sungguh ironis."Martin menatapnya sambil berkata, "Pasti pelakunya adalah salah satu orang yang kamu kenal."Yasmin punya tebakan, tapi saat ini dia harus menangani Martin dulu. "Bisakah kamu melepaskanku? Semuanya sudah terjadi. Apa lagi yang kamu inginkan?""Apa yang aku inginkan?" Sebuah rencana muncul di benak Martin. Dia menyunggingkan seulas senyuman yang ambigu. "Kamu akan tahu."Setelah mengatakan itu, Martin berdiri dan melepaskan Yasmin.Dia tidak menetap dan langsung pergi.Yasmin duduk dan tercengang. Kemudian, dia sadar Martin memiliki kuncinya, jadi dia mengejar ke luar.Namun, sos
Setidaknya itu karena Yasmin tahu orang yang ingin dibunuh Daniel bukan dia, melainkan Daniel menyelamatkannya tadi ....Helikopter lebih cepat daripada mobil. Sepuluh menit kemudian, helikopter mendarat di atap rumah sakit. Daniel menggendong Yasmin turun, lalu langsung menuju ke UGD.Yasmin dipukul selama 20 menit, tapi tidak ada patah tulang di tubuhnya.Dia tahu kalau saat itu dia tidak melindungi perutnya, semua tulang rusuknya akan patah.Saat Helen memeriksa luka di wajahnya, Yasmin menertawakan dirinya sendiri.Benar, dia sudah berpengalaman dipukul orang.Lengkungan bibir Yasmin sangat kecil, tapi Daniel masih melihatnya.Daniel pun menatap Yasmin dengan lekat seolah-olah untuk melihat lebih banyak.Namun, setelah senyuman tipis itu, Yasmin tidak menunjukkan ekspresi apa pun lagi.Setelah Helen mengobati luka di wajah Yasmin dan menutupinya dengan kain kasa, dia berkata, "Lukamu nggak serius. Lebih baik aku pergi ke Taman Royal untuk mengganti balutan lukamu, ya? Ini agar kamu
Yasmin mundur dengan panik, lalu dia tersandung. "Ah!"Saat dia menoleh, dia melihat itu mayat yang sepertinya sopir tadi.Rachel membunuhnya.Yasmin ingin berdiri, tapi energi di tubuhnya sepertinya sudah terkuras habis. Dia gelisah dan takut. Dia melihat Rachel terus berjalan mendekat, tapi Yasmin tidak tahu apa yang harus dilakukannya.Kenapa Rachel belum mati?Kenapa?Kemudian, dia melihat Rachel menjatuhkan pisaunya dan mengeluarkan pistol dari pinggangnya.Yasmin membelalakkan matanya. Sorot matanya yang penuh rasa takut itu melihat mulut pistol membidiknya.Mulut pistol itu bergetar. Rachel berusaha membidik Yasmin, lalu ingin menarik pelatuknya ....Yasmin menggelengkan kepalanya. Siapa yang akan menyelamatkannya? Kenapa tidak ada seorang pun di sini?Tolong .... Dia belum mau mati ....Rachel memegang pelatuknya, lalu .... Dor!"Aa!" Yasmin meringkuk, tapi dia tidak merasakan rasa sakit di tubuhnya. Sepertinya peluru tidak mengenainya?Dia pelan-pelan mendongak.Rachel telah t
Rachel di sebelah menikmati ekspresi kesakitan Yasmin.Setelah Yasmin menenangkan dirinya, dia berkata, "Walaupun begitu, aku nggak akan memberitahumu di mana Martin."Saat Rachel mendengar itu, dia menjadi gelisah. "Di mana Martin?""Kenapa aku harus memberi tahu pembunuh sepertimu?" tantang Yasmin. "Di mata Martin, kamu hanyalah sampah yang menjijikkan ....""Omong kosong!" Rachel menampar muka Yasmin. Lalu, amarahnya seakan-akan belum terlampiaskan, jadi dia menarik kerah baju Yasmin dan mengangkatnya.Sekarang!Menggunakan momentum dia tiba-tiba ditarik bersama sedikit kekuatan yang tersisa di tubuhnya, Yasmin menusukkan batang bambu yang berada di tangannya ke aorta Rachel dengan kuat!"Ugh!" Sekujur tubuh Rachel menjadi tegang. Dia membelalakkan matanya dan darahnya langsung menyembur keluar dari leher.Yasmin menggertakkan giginya dan memegang batang bambu tersebut dengan erat. Kekuatan perlahan-lahan menghilang dari tubuhnya.Sedikit lagi, lebih kuat sedikit lagi. Kalau dia tid
Ini adalah pabrik pembekuan di dekat laut tempat para nelayan menyimpan ikannya setelah ditangkap.Daniel tidak bisa menemukan tempat ini dengan cepat.Rachel mengangkat sebuah kotak ikan lagi, lalu menaburkannya ke atas tubuh Yasmin dengan santai ....Satu ekor per satu ekor ikan, beserta dengan es, jatuh di atas tubuh Yasmin. Itu membuat tubuh Yasmin yang kesakitan tidak tahan.Di lantai juga ada air. Ketika Yasmin berbaring di lantai, dia merasa tubuhnya telah mati rasa. Darahnya juga sudah membeku. Saat dia bernapas, dia merasa udaranya dingin.Pandangannya agak kabur saat dia melihat ke depan, tapi dia juga melihat sebatang bambu setebal jari di antara pecahan es dan ikan beku. Seharusnya itu juga tumpah dari kotak ikan."Kenapa diam saja? Bagaimana kalau kamu memohon padaku?" Rachel terus menerus menendang pinggang Yasmin.Tubuh Yasmin terasa dingin, tapi itu bukan berarti dia sudah tidak bisa merasakan sakit.Kalau dia tidak merasakan sakit, itu berarti dia sudah mati.Yasmin di
Yasmin dipukuli sehingga seluruh tulangnya sakit-sakit.Pisau di wajahnya membuatnya tidak berani bergerak.Dia benar-benar tidak percaya Rachel begitu percaya diri pada dirinya sendiri."Rachel, kamu nggak pernah dicintai, 'kan?" Pertanyaan Yasmin yang mendadak membuat Rachel tertegun."Apa katamu?""Kamu nggak pernah dicintai, tapi kamu tiba-tiba menyukai orang, jadi kamu nggak tahu bagaimana mengungkapkannya. Kamu nggak bisa membedakan benar dan salah. Saat orang baik sedikit padamu, kamu langsung merasa sangat hangat. Kamu benar-benar kasihan.""Kamu ... kamu cari mati!" Rachel langsung menampar Yasmin.Yasmin terjatuh dan terasa pusing. Darah mengalir keluar dari sudut mulutnya. Kemudian, dia bergeming di lantai."Kenapa kamu diam saja? Kamu memprovokasiku hanya untuk mengulur waktu, 'kan? Kuberi tahu kamu, ketika mereka menemukan tempat ini, kamu sudah mati seperti ikan-ikan di sini!"Dingin, dingin sekali ....Udara dingin menembus ke dalam tubuhnya dan darahnya mulai menjadi di
Rumah ini dipenuhi dengan lemari es dan es serut. Di dalam es serut terdapat kotak-kotak berisi ikan beku.Ada termometer yang tergantung di dinding. Suhunya minus 20°C, tapi itu tetap tidak bisa menyembunyikan bau amis di dalam rumah.Yasmin hanya mengenakan kemeja putih, rok span abu-abu dan sepatu flat. Dia berganti menjadi pakaian ini untuk berjalan-jalan dengan anak-anak.Meskipun itu musim dingin, cuaca tidak pernah mencapai minus 20°C. Yasmin yang tidak tahan dingin menyilangkan tangan dan menggosok lengannya. Asap putih keluar dari mulutnya.Ketika dia barusan mengambil beberapa langkah untuk mencari pintu keluar, dia merasakan sesuatu di belakangan.Begitu dia menoleh, sebuah kaki menendang perutnya."Ah!" Yasmin terjatuh. Perutnya sangat sakit untuk beberapa saat."Aku kira kamu nggak akan bangun." Aura membunuh memenuhi tubuh Rachel. Tangannya sedang memegang pisau.Yasmin menggertakkan giginya untuk menahan rasa sakit sambil mengangkat kepala. Saat dia melihat pisau, luka d
"Jangan mendekat!" Bilah pisau di tangan Rachel berkilau. Ujung pisau langsung diletakkan di dekat leher Yasmin. "Jangan mendekat atau aku akan membunuh mama kalian!"Susan langsung menahan anak-anak dan tidak mengizinkan mereka mendekat.Anak-anak menatap pisau di leher Yasmin dengan ketakutan. "Ma ... Mama ....""Aku mau menolong Mama. Lepaskan aku!"Anak-anak meronta saat ditahan Susan dan Susan hampir melepaskan mereka."Nggak apa-apa. Jangan takut. Kalian jangan mendekat. Semuanya baik-baik saja .... Susan, jangan biarkan mereka mendekat ...." Tubuh Yasmin ditahan dan dia kesulitan bernapas. "Rachel, kamu benar-benar belum mati!""Aku tetap hidup untuk membunuhmu!""Jangan melukai anak-anak." Yasmin melihat ketiga anaknya yang sedang menangis. Hatinya terasa perih, tapi dia tidak mau menakuti mereka.Dia tidak bisa membiarkan mereka terluka!"Tenang saja. Aku hanya ingin membunuhmu!" Rachel barusan selesai bicara.Lalu, beberapa pengawal langsung muncul. Ada pengawal yang melindun
"Tinggalkan dulu pekerjaan Mama. Santai saja," ucap Julian."Kami ingin bermain bersama Mama," ucap Julius.Yasmin tahu kalau mereka sudah lama tidak keluar, lalu Daniel meminta mereka mengerjakan berbagai pekerjaan rumah di Taman Royal. Sepertinya Daniel juga telah berencana mencari guru les untuk mengajar mereka.Yasmin merasa itu terlalu cepat. Setelah dia memikirkannya, anak-anak masih kecil dan seharusnya mereka tidak diberikan tekanan yang terlalu berat.Namun, dia setuju untuk keluar bersama mereka.Mereka mengunjungi jalan sebelumnya.Yasmin bisa melihat sekarang, jadi dia merasa jauh lebih aman. Dia dapat mengawasi anak-anak kapan saja.Ini tidak seperti terakhir kali mereka berada di mal di mana dia benar-benar tidak berdaya."Mama, ikan!" Anak-anak berhenti di depan sebuah toko.Mereka melihat ikan-ikan di dalam dengan penasaran.Pemilik toko berkata, "Kalian bisa menangkapnya seharga 60 ribu. Kalau kalian berhasil, ikannya menjadi milik kalian.""Seru sekali!" Julia langsun
Yasmin tanpa sadar menjauh. Sorot matanya tampak ketakutan. "Jangan ...."Daniel menarik Yasmin ke pelukannya dengan kuat. "Jangan apa?"Yasmin menggigit bibirnya yang gemetar."Apa kamu nggak menyukainya?""Bukan ...." jawab Yasmin dengan sangat lemah."Aku nggak akan menyentuhmu. Tidurlah." Daniel menempelkan kepala Yasmin ke dadanya sambil memeluknya.Yasmin berada di pelukan Daniel dan mendengar suara detak jantungnya yang kuat.Dia menyadari Daniel menjadi mudah marah, terutama kalau itu berkaitan dengannya.Yasmin tidak berani bertanya apa itu karena Raymond. Dia bahkan tidak berani mengungkit nama Raymond.Begitu Daniel marah, Yasmin akan mengalami akhir yang mengenaskan.Kalau begitu, bagaimana dengan Irene?Apa Yasmin tidak boleh memiliki pemikirannya sendiri? Dia hanya boleh dikontrol Daniel ...?Setelah Irene tahu kalau Yasmin dan Daniel sedang bertengkar, dia pergi ke Grup Naga.Dia menghampiri resepsionis, lalu bertanya, "Apa Daniel ada di sini?"Semua orang tahu hubungan