"Hm? Dia begitu gila?"Ardika tiba-tiba tertawa dengan marah."Oke, aku mengerti."Dia mengakhiri panggilan.Saat ini, Luna datang dengan wajah pucat."Ardika, aku bisa mengendalikan kakimu, tapi nggak bisa mengendalikan mulutmu, 'kan!?"Dia memelototi Ardika."Ada apa, Luna?"Desi langsung bertanya."Dia benar-benar menyuruh Yoga untuk menyampaikan pesan, berpura-pura menjadi Dewa Perang dan sekarang Sam memintanya untuk berlutut di depannya sebelum makan malam!"Luna berkata dengan tidak berdaya."Ardika, mau cari mati, ya? Meskipun ingin menyelamatkan Pak Farlin, kamu nggak perlu berpura-pura menjadi Dewa Perang. Sepertinya kamu belum cukup menerima pelajaran!"Desi mencubit telinga Ardika dengan keras."Kak, aku benar-benar tercengang. Bagaimana kamu bisa tahan dengan menantu yang aneh ini?"Amanda juga tidak menyangka Ardika begitu ahli dalam mencari mati bagi dirinya sendiri."Katakan, sekarang bagaimana? Pak Farlin sudah cukup mengkhawatirkan, tapi sekarang kamu menjadi sasaran
Read more