Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 501 - Chapter 510

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 501 - Chapter 510

1628 Chapters

Bab 501 Bosmu Itu Adalah Aku

Ardika sudah terbiasa dengan sikap Tina yang berlagak pintar ini.Malas berdebat dengan wanita itu, dia membuka kotak jam tangan tersebut, mengeluarkan jam tangan di dalamnya dan mengamatinya sekilas.Wah, Tina cukup bermurah hati juga. Jam tangan yang dia berikan padaku saja sudah bernilai miliaran.' pikir Ardika dalam hati.Namun, ini bukan pertama kalinya bagi Ardika melihat barang bagus. Barang bagus seperti apa pun sudah pernah dia lihat. Jadi, dia langsung memakai jam tangan itu tanpa merasa gugup dan ragu."Jaga baik-baik jam tangan itu, itu jam tangan mahal!"Setelah melontarkan kalimat peringatan itu, Tina seolah baru puas.Desi berkata, "Tina, aku dengar kamu sudah menjadi presdir Grup Lautan Berlian. Selamat, ya! Ke depannya, kamu dan Luna bisa bekerja sama dan menghasilkan uang bersama-sama.""Tentu saja, ke depannya kami saling membantu sama lain. Aku yakin kami pasti bisa memperoleh pencapaian yang baru di dunia bisnis."Tina duduk di sofa dan menggandeng lengan Luna deng
Read more

Bab 502 Tidak Ingin Bertemu

"Ardika, setelah aku bertemu dengan bos kami besok, aku pasti akan memperkenalkanmu padanya!""Aku akan memberitahunya ada seseorang di Kota Banyuli yang sering meminjam kekuatan dan reputasinya.""Aku juga penasaran setelah bosku mengetahui hal ini apakah dia akan sangat marah atau hanya tersenyum membiarkan hal ini berlalu begitu saja," kata Tina sambil tertawa dingin dan memelototi Ardika."Tina, jangan mengadu pada bosmu!"Ardika tidak menunjukkan reaksi apa pun, tetapi ekspresi Luna sudah berubah drastis.Dia tidak ingin Ardika membuat masalah lagi.Saking terkejutnya, Desi berkata dengan marah, "Ardika, cepat minta maaf pada Tina! Kamu benar-benar cari mati saja! Berani-beraninya kamu berbicara sembarangan seperti itu!"'Dasar Ardika ini benar-benar selalu membuat masalah saja! Apa dia nggak bisa menjaga mulutnya itu?!' keluh Desi dalam hati.Luna juga menarik Ardika dengan kuar dan berkata dengan nada sedikit kecewa, "Ardika, cepat minta maaf pada Tina!"Ardika tidak berdaya, di
Read more

Bab 503 Pergi Menemui Putri Angkatnya

"Maaf, Bu Tina. Pak Presdir mengatakan kalian nggak perlu bertemu lagi.""Walau Grup Lautan Berlian sudah bergabung dengan Grup Sentosa Jaya, kami nggak akan ikut campur dalam operasional kalian. Kalian tetap bisa menjalankan operasional perusahaan seperti biasa."Jesika menyampaikan pesan Ardika kepada Tina.Seketika itu pula, hati Tina diselimuti oleh api amarah.Dia sengaja datang pagi-pagi sekali dan sudah menunggu selama lebih dari satu jam. Namun, pada akhirnya, presdir Grup Sentosa Jaya malah membatalkan janji secara sepihak begitu saja.Dengan kepribadian buruknya, amarahnya hampir meledak saat itu juga.Namun, mengingat pesan Alden padanya kemarin, dia hanya bisa bersabar dan mengendalikan amarahnya."Baiklah kalau begitu. Terima kasih, Bu Jesika. Tolong beri tahu Pak Presdir, kelak kalau ada kesempatan, aku akan datang menemuinya lagi."Selesai berbicara, Tina langsung berbalik dan pergi.Sorot mata penuh amarah tampak jelas di matanya!Sementara itu, Jesika yang berdiri di b
Read more

Bab 504 Rumah Duka Kota Banyuli

Sebelumnya, biofarmasi adalah salah satu bisnis inti Grup Bintang Darma.Elsy berencana untuk memulai mengembangkan perusahaan melalui bisnis yang satu ini, mencari kesempatan untuk merebut pasar tiga keluarga besar."Oke, perencanaan yang sangat bagus, hanya perlu mengawasi pelaksanaannya dengan baik saja. Kalau ada masalah yang nggak bisa kamu selesaikan, cari aku saja."Setelah mendengar laporan dari Elsy, Ardika juga merasa lega.Elsy adalah seorang wanita hebat.Kala itu, dia juga merupakan salah satu anggota lama sekaligus perintis Grup Bintang Darma.Kemampuannya dalam berbisnis tidak perlu diragukan lagi.Dengan melibatkan wanita itu dalam pengelolaan Grup Bintang Darma, Ardika yakin tidak lama lagi Grup Bintang Darma akan berkembang pesat dan sejaya dua tahun yang lalu.Setelah mendapat pengakuan dari Ardika, Elsy sangat senang. Setelah duduk-duduk sebentar, dia bergegas kembali ke Grup Bintang Darma untuk bekerja lagi."Sejak Elsy kembali ke Grup Bintang Darma, dia terlihat j
Read more

Bab 505 Ini Bukan Abu Tuan Delvin

"Abu putraku hanya dititipkan di sini selama dua tahun. Kenapa biaya perawatannya sampai mencapai empat miliar?""Ya, benar, biaya perawatan ini terlalu mahal!"Mendengar sekali membuka mulut, wanita itu langsung meminta empat miliar, Robin dan Selvi merasa kesal sekaligus panik."Oh? Kalian merasa kemahalan?""Kalau merasa kemahalan, kalian jangan menitipkannya di sini. Lebih hemat uang kalau kalian langsung membuang abunya saja!"Siapa sangka, wanita itu langsung melontarkan kata-kata tajam seperti itu kepada mereka.Kata-kata tajam itu membuat ekspresi Robin dan Selvi berubah menjadi sangat muram saking kesalnya."Sebaiknya kamu jaga mulutmu baik-baik!" kata Ardika yang berdiri di samping orang tua Delvin dengan dingin.Wanita itu memelototi Ardika, lalu tertawa dingin. Sangat jelas bahwa dia sama sekali tidak takut pada Ardika."Bukan aku yang meminta biaya perawatan sebanyak itu."Wanita itu memberi penjelasan dengan nada malas. "Atasan kami mengatakan bahwa Delvin ini pembawa sia
Read more

Bab 506 Bertindak Keterlaluan

Begitu mendengar ucapan prajurit itu, Robin yang bersiap untuk tanda tangan menghentikan pergerakan tangannya, lalu mendongak dengan terkejut.Suasana di tempat itu juga berubah menjadi hening seketika.Sementara itu, setelah tertegun sejenak, petugas pria dan wanita itu tertegun sejenak. Kilatan terkejut sekaligus panik melintas di mata mereka.Kemudian, mereka berteriak dengan marah, "Dasar sialan! Siapa kamu?! Apa dengan kamu mengatakan abu itu bukan abu Delvin, maka itu bukan abu Delvin?!""Orang bodoh mana yang membiarkanmu menyelinap masuk?! Dasar sampah! Cepat pergi dari sini sejauh mungkin!"Prajurit itu adalah orang yang sopan dan jujur. Mendengar dirinya dimaki seperti itu, wajah dan telinganya langsung memerah. Dia hendak melontarkan kata-kata untuk membela diri.Tepat pada saat ini, Ardika berkata padanya, "Tenang dulu. Coba kamu beri tahu aku apa yang terjadi.""Tuan, Tuan lihat saja sendiri!"Prajurit itu tidak bisa berkata-kata lagi, dia langsung menyodorkan ponsel dalam
Read more

Bab 507 Tidak Ada Istilah Berlutut pada Bajingan

"Ah! Berani-beraninya kamu memukulku!""Berani-beraninya kamu memukul wanita! Kamu adalah seorang pria atau bukan?!"Biarpun wajahnya sudah tampak mengenaskan, wanita itu tetap tidak menyadari kesalahannya dan berteriak dengan arogan.Ardika mendengus dan berkata, "Aku nggak peduli kamu adalah pria atau wanita! Orang nggak tahu diri sepertimu pantas dipukul!"Dia sudah bersabar menghadapi wanita ini cukup lama."Kamu! Tunggu saja kamu!"Wanita itu duduk di tanah, lalu berteriak kepada petugas pria yang sudah tampak linglung. "Kenapa kamu masih melamun saja di sana? Cepat panggil bantuan!""Hari ini aku harus membunuh bajingan itu!""Oh, oke!"Petugas pria itu tersadar kembali, lalu berlari masuk ke dalam rumah duka.Tak lama kemudian, sekelompok orang berlarian keluar dari rumah duka dengan aura menakutkan, lalu mengepung Ardika dan yang lainnya.Pemimpin sekelompok orang itu adalah Wilson Yendia, Ketua Rumah Duka Kota Banyuli.Wilson melirik wanita di tanah itu dengan ekspresi muram,
Read more

Bab 508 Abu Sudah Dibuang

Ada orang yang terlahir dengan sifat lemah dan penakut.Namun, saat orang yang sangat penting bagi mereka menghadapi bahaya, mereka akan maju untuk melindungi orang itu tanpa ragu.Melihat pemandangan itu, Ardika sangat terharu.Selain Luna dan saudara-saudarinya di Kediaman Dewa Perang, dia menemukan orang yang rela berkorban untuk dirinya lagi."Bam!"Suara hantaman yang keras menyela pemikiran Ardika.Begitu dia mengalihkan pandangannya ke sumber suara, pembuluh-pembuluh darah di keningnya tampak menonjol.Robin sudah terjatuh ke tanah. Sambil memegang lengannya, lansia itu merintih kesakitan.Namun, sambil merintih kesakitan, dia masih berteriak meminta Ardika untuk cepat lari!"Dasar tua bangka nggak tahu diri! Minggir sana!" teriak seorang petugas rumah duka dengan tajam. Dia mengayunkan tongkat dalam genggamannya dan berniat untuk memukuli Robin untuk kedua kalinya.Sebelumnya, tongkatnya yang telah menghantam lengan Robin dengan keras.Tepat pada saat tongkatnya hampir mengenai
Read more

Bab 509 Kotak Abu dan Peluru

Mereka meminta bayaran tinggi untuk kremasi mayat.Mereka juga meminta bayaran tinggi untuk makam.Selain itu, saking tingginya bayaran yang mereka minta, sampai-sampai penduduk Kota Banyuli tidak bisa berkata-kata lagi untuk mengungkapkan kesulitan yang mereka rasakan!Dulu, ada sebuah kasus yang menggemparkan seluruh Kota Banyuli.Ada keluarga yang setelah anggota keluarga mereka meninggal, mereka tidak sanggup membayar biaya kremasi yang setinggi langit itu.Namun, mereka juga tidak berani menolak secara terang-terangan di hadapan anak buah Simon.Jadi, mereka menghubungi pihak yang menyediakan jasa mobil secara diam-diam dan bersiap untuk mengantarkan mayat keluarga mereka ke luar kota untuk dikremasi di luar kota.Namun, saat masih dalam setengah perjalanan, mobil itu dihentikan secara paksa oleh anak buah Simon.Anggota keluarga orang yang sudah meninggal itu mengalami pembalasan dendam yang brutal.Kasus itu sempat sangat heboh. Namun, pada akhirnya, kasus itu berakhir begitu sa
Read more

Bab 510 Simon

Tak lama kemudian, Claudio sudah sampai di sebuah kompleks vila mewah yang berlokasi di pinggiran Kota Banyuli.Menurut informasi yang diperoleh dari Kediaman Komandan, tempat ini adalah tempat tinggal Simon.Di dalam sebuah vila di kompleks vila mewah tersebut, seorang pria paruh baya yang tinggi dan kekar sedang duduk di atas kursi kulit harimau sambil menyilangkan kakinya dan mengisap cerutu.Kursi kulit harimau itu ditutupi oleh sepotong kulit harimau asli!Kepala harimau yang ganas dan mengintimidasi terlihat di belakang kepala pria paruh baya itu. Sorot matanya yang ganas seakan-akan sedang mengincar mangsanya.Hal itu membuat pria paruh baya yang duduk di kursi kulit harimau tersebut menjadi makin mengintimidasi.Orang ini tidak lain adalah Simon yang memonopoli bisnis rumah duka di seluruh Kota Banyuli!Simon adalah ketua preman Kota Banyuli yang berbeda dari yang lain.Karena dia menghasilkan uang dari orang mati, reputasinya sangat buruk.Ketua preman lainnya sangat jarang be
Read more
PREV
1
...
4950515253
...
163
DMCA.com Protection Status