Ada orang yang terlahir dengan sifat lemah dan penakut.Namun, saat orang yang sangat penting bagi mereka menghadapi bahaya, mereka akan maju untuk melindungi orang itu tanpa ragu.Melihat pemandangan itu, Ardika sangat terharu.Selain Luna dan saudara-saudarinya di Kediaman Dewa Perang, dia menemukan orang yang rela berkorban untuk dirinya lagi."Bam!"Suara hantaman yang keras menyela pemikiran Ardika.Begitu dia mengalihkan pandangannya ke sumber suara, pembuluh-pembuluh darah di keningnya tampak menonjol.Robin sudah terjatuh ke tanah. Sambil memegang lengannya, lansia itu merintih kesakitan.Namun, sambil merintih kesakitan, dia masih berteriak meminta Ardika untuk cepat lari!"Dasar tua bangka nggak tahu diri! Minggir sana!" teriak seorang petugas rumah duka dengan tajam. Dia mengayunkan tongkat dalam genggamannya dan berniat untuk memukuli Robin untuk kedua kalinya.Sebelumnya, tongkatnya yang telah menghantam lengan Robin dengan keras.Tepat pada saat tongkatnya hampir mengenai
Mereka meminta bayaran tinggi untuk kremasi mayat.Mereka juga meminta bayaran tinggi untuk makam.Selain itu, saking tingginya bayaran yang mereka minta, sampai-sampai penduduk Kota Banyuli tidak bisa berkata-kata lagi untuk mengungkapkan kesulitan yang mereka rasakan!Dulu, ada sebuah kasus yang menggemparkan seluruh Kota Banyuli.Ada keluarga yang setelah anggota keluarga mereka meninggal, mereka tidak sanggup membayar biaya kremasi yang setinggi langit itu.Namun, mereka juga tidak berani menolak secara terang-terangan di hadapan anak buah Simon.Jadi, mereka menghubungi pihak yang menyediakan jasa mobil secara diam-diam dan bersiap untuk mengantarkan mayat keluarga mereka ke luar kota untuk dikremasi di luar kota.Namun, saat masih dalam setengah perjalanan, mobil itu dihentikan secara paksa oleh anak buah Simon.Anggota keluarga orang yang sudah meninggal itu mengalami pembalasan dendam yang brutal.Kasus itu sempat sangat heboh. Namun, pada akhirnya, kasus itu berakhir begitu sa
Tak lama kemudian, Claudio sudah sampai di sebuah kompleks vila mewah yang berlokasi di pinggiran Kota Banyuli.Menurut informasi yang diperoleh dari Kediaman Komandan, tempat ini adalah tempat tinggal Simon.Di dalam sebuah vila di kompleks vila mewah tersebut, seorang pria paruh baya yang tinggi dan kekar sedang duduk di atas kursi kulit harimau sambil menyilangkan kakinya dan mengisap cerutu.Kursi kulit harimau itu ditutupi oleh sepotong kulit harimau asli!Kepala harimau yang ganas dan mengintimidasi terlihat di belakang kepala pria paruh baya itu. Sorot matanya yang ganas seakan-akan sedang mengincar mangsanya.Hal itu membuat pria paruh baya yang duduk di kursi kulit harimau tersebut menjadi makin mengintimidasi.Orang ini tidak lain adalah Simon yang memonopoli bisnis rumah duka di seluruh Kota Banyuli!Simon adalah ketua preman Kota Banyuli yang berbeda dari yang lain.Karena dia menghasilkan uang dari orang mati, reputasinya sangat buruk.Ketua preman lainnya sangat jarang be
"Selama Pak Claudio membantuku untuk memohon pengampunan dari Dewa Perang, seluruh aset yang kumiliki sebesar triliunan akan menjadi milik Bapak!"Simon tampak berlutut di lantai dan memohon pengampunan tanpa henti.Sementara itu, semua anak buah pria itu juga tampak berlutut di lantai dan gemetar ketakutan.Dewa Perang!Simon baru menyadari bahwa dia sudah membuang abu sahabat sang Dewa Perang!Simon memang bernyali besar, kepala preman lainnya di Kota Banyuli sama sekali bukan apa-apa baginya.Bahkan, saat berhadapan dengan dua raja preman, yaitu Alden dan Billy dulu, dia juga hanya menjaga sopan santun seadanya, tetapi dia tetap tidak akan membiarkan mereka memperoleh keuntungan dari wilayah kekuasaannya.Namun, saat ini dirinya seakan-akan diselimuti aura dingin yang membuat sekujur tubuhnya gemetaran.Seumur hidupnya, dia tidak pernah merasakan perasaan takut seperti ini.Saat ini, dia ketakutan setengah mati karena orang yang telah dia singgung adalah sosok Dewa Perang paling mud
"Apa semua orang yang berpakaian tentara adalah anggota dari Kediaman Komandan?""Aku bahkan bisa membagikan pakaian tentara kepada semua anak buahmu sekarang juga!"Handi tertawa tanpa henti, sampai-sampai air matanya sudah hampir menetes.Setelah menyeka air mata bahagianya itu dengan perlahan, dia baru tertawa dingin dan berkata, "Simon, kamu benar-benar bodoh! Hanya trik rendahan dari pecundang itu saja sudah bisa membuatmu ketakutan setengah mati seperti ini.""Apa kamu tahu siapa orang itu? Dia adalah menantu idiot Keluarga Basagita!"Simon berkata dengan ekspresi terkejut, "Ternyata dia?""Aku punya fotonya. Kamu bisa mengirimkannya kepada anak buahmu untuk memastikannya."Handi mengeluarkan ponselnya, memilih selembar foto Ardika, lalu mengirimkannya kepada Simon.Simon langsung meminta anggota rumah duka untuk memastikannya.Tak lama kemudian, dia sudah menerima pesan balasan dari anak buahnya.Ternyata memang benar, pemuda yang menghajar anak buahnya di rumah duka adalah mena
"Ti ... Titus!"Begitu melihat orang itu, kelopak mata Simon langsung melompat dengan cepat. Aura dingin menjalar dari ujung kakinya hingga ke ujung kepalanya!Titus!Ternyata orang yang datang menyerang wilayah kekuasaannya adalah Titus! Titus adalah orang yang baru saja membunuh Vincent, anak buah nomor satu Billy!Saking ketakutannya, jiwa Simon seakan sudah meninggalkan raganya, kedua kakinya terasa lemas seketika. Tepat pada saat dia hendak berlutut, Titus mengulurkan pedangnya dan menahan dagu Simon.Biarpun Simon ingin berlutut, kekuatan pedang itu bahkan membuatnya tidak bisa berlutut!"Sekarang kamu nggak perlu berlutut lagi. Waktumu hanya tersisa setengah jam saja. Cepat pergi ke rumah sakit dan berlutut di sana."Selesai berbicara, Titus langsung berbalik dan pergi."Bukankah Handi mengatakan orang itu adalah menantu pecundang Keluarga Basagita? Kenapa Titus juga tunduk padanya?!"Kejadian yang baru saja dialaminya benar-benar membuat Simon tercengang."Kak Simon, waktumu ha
Begitu mendengar ucapan Ardika, Simon tertegun sejenak."Tapi, Keluarga Lukito pasti nggak akan setuju."Anggota Keluarga Lukito sebanyak ratusan orang tinggal di Vila Pelarum.Bagaimana mungkin mereka mengizinkan orang lain membangun sebuah tugu makam di dalam area properti mereka? Apalagi, tugu makam orang yang paling dibenci oleh Keluarga Lukito!"Oh? Kalau begitu, suruh Keluarga Lukito untuk pindah."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kebetulan sudah ada Vila Pelarum yang dibangun di sana. Kalau membangun tugu makam sahabatku di sana, nggak perlu melakukan konstruksi besar-besaran lagi."Beberapa hari lagi adalah hari peringatan kematian Delvin.Melihat Ardika mengucapkan kata-kata itu dengan santai, Simon pun tercengang.Dia tidak menyangka Ardika membuat perencanaan yang sangat mengintimidasi seperti ini.Pemuda itu berencana untuk mengusir ratusan anggota Keluarga Lukito, lalu menggunakan kediaman Keluarga Lukito yang telah diwarisi secara turun temurun itu sebagai tugu makam
"Apa yang kamu katakan? Tugu makam?""Ada orang yang ingin membangun tugu makam di Vila Pelarum yang ditempati oleh ratusan orang anggota Keluarga Lukito?""Simon, apa maksudmu?!""Kalau kamu berani mengucapkan kata-kata seperti itu lagi, percaya atau nggak aku akan membunuhmu sekarang juga!"Walaupun Oliver sudah banyak memakan asam garam kehidupan, amarahnya tetap meledak mendengar ucapan seperti itu.Kalau benar-benar menuruti keinginan orang lain untuk membangun tugu makam di sini, mungkin semua leluhur Keluarga Lukito akan bangkit dari kubur!"Tuan Oliver benar, maksud orang itu memang seperti ini. Aku nggak akan mengulangi ucapanku lagi."Simon berkata, "Kebetulan kepala keluarga tiga keluarga besar berada di sini, orang itu memintaku untuk menyampaikan beberapa patah kata kepada kalian."Kepala keluarga tiga keluarga besar mengerutkan kening mereka dan menatap Simon dengan lekat.Simon berkata dengan pelan, "Begini pesan dari orang itu untuk kalian. Tiga hari lagi adalah hari pe