"Apa semua orang yang berpakaian tentara adalah anggota dari Kediaman Komandan?""Aku bahkan bisa membagikan pakaian tentara kepada semua anak buahmu sekarang juga!"Handi tertawa tanpa henti, sampai-sampai air matanya sudah hampir menetes.Setelah menyeka air mata bahagianya itu dengan perlahan, dia baru tertawa dingin dan berkata, "Simon, kamu benar-benar bodoh! Hanya trik rendahan dari pecundang itu saja sudah bisa membuatmu ketakutan setengah mati seperti ini.""Apa kamu tahu siapa orang itu? Dia adalah menantu idiot Keluarga Basagita!"Simon berkata dengan ekspresi terkejut, "Ternyata dia?""Aku punya fotonya. Kamu bisa mengirimkannya kepada anak buahmu untuk memastikannya."Handi mengeluarkan ponselnya, memilih selembar foto Ardika, lalu mengirimkannya kepada Simon.Simon langsung meminta anggota rumah duka untuk memastikannya.Tak lama kemudian, dia sudah menerima pesan balasan dari anak buahnya.Ternyata memang benar, pemuda yang menghajar anak buahnya di rumah duka adalah mena
"Ti ... Titus!"Begitu melihat orang itu, kelopak mata Simon langsung melompat dengan cepat. Aura dingin menjalar dari ujung kakinya hingga ke ujung kepalanya!Titus!Ternyata orang yang datang menyerang wilayah kekuasaannya adalah Titus! Titus adalah orang yang baru saja membunuh Vincent, anak buah nomor satu Billy!Saking ketakutannya, jiwa Simon seakan sudah meninggalkan raganya, kedua kakinya terasa lemas seketika. Tepat pada saat dia hendak berlutut, Titus mengulurkan pedangnya dan menahan dagu Simon.Biarpun Simon ingin berlutut, kekuatan pedang itu bahkan membuatnya tidak bisa berlutut!"Sekarang kamu nggak perlu berlutut lagi. Waktumu hanya tersisa setengah jam saja. Cepat pergi ke rumah sakit dan berlutut di sana."Selesai berbicara, Titus langsung berbalik dan pergi."Bukankah Handi mengatakan orang itu adalah menantu pecundang Keluarga Basagita? Kenapa Titus juga tunduk padanya?!"Kejadian yang baru saja dialaminya benar-benar membuat Simon tercengang."Kak Simon, waktumu ha
Begitu mendengar ucapan Ardika, Simon tertegun sejenak."Tapi, Keluarga Lukito pasti nggak akan setuju."Anggota Keluarga Lukito sebanyak ratusan orang tinggal di Vila Pelarum.Bagaimana mungkin mereka mengizinkan orang lain membangun sebuah tugu makam di dalam area properti mereka? Apalagi, tugu makam orang yang paling dibenci oleh Keluarga Lukito!"Oh? Kalau begitu, suruh Keluarga Lukito untuk pindah."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kebetulan sudah ada Vila Pelarum yang dibangun di sana. Kalau membangun tugu makam sahabatku di sana, nggak perlu melakukan konstruksi besar-besaran lagi."Beberapa hari lagi adalah hari peringatan kematian Delvin.Melihat Ardika mengucapkan kata-kata itu dengan santai, Simon pun tercengang.Dia tidak menyangka Ardika membuat perencanaan yang sangat mengintimidasi seperti ini.Pemuda itu berencana untuk mengusir ratusan anggota Keluarga Lukito, lalu menggunakan kediaman Keluarga Lukito yang telah diwarisi secara turun temurun itu sebagai tugu makam
"Apa yang kamu katakan? Tugu makam?""Ada orang yang ingin membangun tugu makam di Vila Pelarum yang ditempati oleh ratusan orang anggota Keluarga Lukito?""Simon, apa maksudmu?!""Kalau kamu berani mengucapkan kata-kata seperti itu lagi, percaya atau nggak aku akan membunuhmu sekarang juga!"Walaupun Oliver sudah banyak memakan asam garam kehidupan, amarahnya tetap meledak mendengar ucapan seperti itu.Kalau benar-benar menuruti keinginan orang lain untuk membangun tugu makam di sini, mungkin semua leluhur Keluarga Lukito akan bangkit dari kubur!"Tuan Oliver benar, maksud orang itu memang seperti ini. Aku nggak akan mengulangi ucapanku lagi."Simon berkata, "Kebetulan kepala keluarga tiga keluarga besar berada di sini, orang itu memintaku untuk menyampaikan beberapa patah kata kepada kalian."Kepala keluarga tiga keluarga besar mengerutkan kening mereka dan menatap Simon dengan lekat.Simon berkata dengan pelan, "Begini pesan dari orang itu untuk kalian. Tiga hari lagi adalah hari pe
Setelah mencapai kesepakatan bersama, Jesper menyampaikan sebuah saran kepada dua kepala keluarga lainnya.Walaupun sekarang mereka tidak berdaya menghadapi Raka, tetapi mereka bisa memberi Grup Bintang Darma sedikit masalah, agar terjadi konflik internal dalam perusahaan tersebut.Biarpun tidak berdaya menghadapi Raka, mereka tetap harus membuat hidup lawan mereka tidak tenang!"Tuan, Simon sudah menyampaikan pesan Tuan kepada tiga keluarga besar.""Selain itu, dia juga sudah menyerahkan semua aset dan properti di bawah namanya kepada negara. Dia juga mengatakan bahwa di hari peringatan kematian Delvin, dia akan membawa seluruh anak buahnya untuk mengangkat dan menjaga peti mati Delvin, serta memberi penghormatan padanya."Di rumah sakit.Claudio sedang memberi laporan kepada Ardika."Hmm, karena dia cukup tahu diri, maka aku akan mengampuni nyawanya untuk sementara waktu."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak hanya tiga keluarga besar dan Simon, di hari peringatan kematia
"Setahu kami, bertepatan pada hari penyelenggaraan konser Nona Fiona adalah hari peringatan dua tahun kematian Tuan Delvin yang merupakan presdir terdahulu Grup Bintang Darma.""Menurut infotmasi yang kami peroleh, di hari peringatan kematian Delvin, Grup Bintang Darma akan mengadakan acara peringatan kematiannya.""Nona Fiona, kalau kami boleh tahu, apakah penyelenggaraan konser dadakanmu ini ada hubungannya dengan hal itu?"Proses wawancara masih berlangsung.Fiona berkata, "Nggak ada hubungannya, hanya sebuah kebetulan belaka."Makin pihak yang bersangkutan menyatakan bahwa ini hanya sebuah kebetulan belaka, maka orang-orang makin meyakini bahwa penyelenggaraan konser ini ada hubungannya dengan hari peringatan kematian Delvin."Nona Fiona, apakah kami bisa mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu mengenai rumor tentang pelecehan yang dilakukan oleh Delvin terhadapmu dan beredar luas di Kota Banyuli dua tahun yang lalu?""Kupikir hal ini nggak perlu dibicarakan lagi. Lagi pula, kejadi
Amanda menggerutu, mengungkapkan kekesalannya pada putrinya, "Dasar putri nggak berhati nurani! Biasanya, saat aku dan ayahnya pulang dinas, dia nggak pernah pergi ke bandara untuk menyambut kepulangan kami!"'Fiona lagi? Kebetulan sekali!' pikir Ardika.Ardika berkata, "Tapi, baru saja aku lihat siaran berita, Fiona sudah berada di hotel Kota Banyuli.""Oh, kalau begitu, dia pasti pergi bermain ke tempat lain. Kamu telepon dia saja sendiri. Dia sudah besar, nggak mungkin bisa hilang."Amanda melontarkan beberapa patah kata itu dengan kesal, lalu menoleh ke arah Desi, kakaknya dan melanjutkan obrolan mereka.Ardika yang baru saja sampai di rumah, terpaksa keluar lagi.Setelah melajukan mobilnya keluar dari kompleks vila mewah, dia langsung menelepon Futari."Kak ... Kak Ardika?"Tanpa menunggu lama, panggilan telepon sudah terhubung, lalu terdengar suara canggung Futari dari ujung telepon.Saat pertama kali bertemu dengan Ardika, dia memang cukup yakin memanggil Ardika dengan panggilan
"Ya, tentu saja aku bisa."Saat berbicara, indra penciuman Ardika juga bekerja. Saat itu juga, dia langsung mengerutkan keningnya.Ruang pribadi ini dipenuhi oleh bau alkohol dan rokok.Sekelompok pria dan wanita anggota klub penggemar Fiona ini masih muda, tetapi mereka semua sudah terbiasa berbicara kata-kata kasar.Biasanya, Futari diawasi dengan ketat oleh keluarganya. Gadis itu adalah seorang gadis baik dan penurut.Dia masih belum berpengalaman dalam berinteraksi dengan orang-orang seperti Frederick dan yang lainnya.Dia sama sekali tidak menyadari bahwa para pria itu sedang mengamati tubuhnya dengan tatapan mesum dari waktu ke waktu."Futari, ayo kita pulang. Ibumu memintaku untuk menjemputmu pulang," kata Ardika.Futari sudah menenangkan dirinya dari keterkejutannya. Dia hanya beranggapan bahwa Ardika menanyakan keberadaannya dari pelayan ktv ini.Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nanti aku masih ada urusan lain. Kak Ardika, kamu pulang saja sendiri. Aku bisa pulang sen
Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma
Setelah Felda selesai berbicara, ada staf Organisasi Lelang Sentral yang membawa Pedang Ular Gelap ke atas panggung.Kemudian, Organisasi Lelang Sentral mengatur ahli bela diri untuk menunjukkan kehebatan pedang tersebut di hadapan semua orang."Wah!"Seruan kaget menyelimuti seluruh tempat itu. Pantas saja Pedang Ular Gelap disebut sebagai senjata suci Organisasi Snakei. Biarpun hanya merupakan replika Pedang Ular Gelap, kekuatannya sudah luar biasa menakutkan.Namun, orang-orang yang menunjukkan reaksi seperti ini hanyalah orang-orang di luar bidang ini yang benar-benar menghadiri acara ini untuk meramaikan acara saja.Orang-orang seperti Lila, Rhino dan yang lainnya tetap tampak tenang. Mereka hanya menunggu acara lelang dimulai.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Pedang Ular Gelap.Sesungguhnya, empat organisasi besar memiliki senjata suci yang mewakili organisasi mereka.Kalau hanya karena kekuatan Pedang Ular Gelap, mereka juga tidak akan datang jauh-jauh.Felda tidak membiark
Kimo melirik Ardika sekilas tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia juga mencari tempat duduk dan duduk.Dengan begitu, selain Organisasi Snakei, perwakilan dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie sudah hadir.Kemudian, masih ada orang-orang lain yang berdatangan.Di pihak Kota Banyuli, Kepala Keluarga Unima, Kepala Keluarga Yendia dan Kepala Keluarga Remax yang baru keluar dari rumah sakit hadir untuk memberikan dukungan pada Ardika. Mereka menghampiri Ardika dan menyapanya dengan penuh hormat.Bahkan beberapa orang hebat dari Kota Banyuli juga menghampiri dan menyapa Ardika dengan hormat.Namun, tidak semua orang bersikap hormat pada Ardika."Ardika, coba kamu tebak, apakah hari ini kamu akan mati?"Saat Tisya, Charles dan yang lainnya datang, akhirnya suasana di tempat itu mulai sedikit menegang.Orang yang berbicara adalah Sumalin.Weigus dan para investor dari luar kota lainnya juga turut hadir untuk menyaksikan pertunjukan. Satu per satu dari mereka
Setelah mendengar ucapan Levin, Ardika baru menyimpan kembali Pedang Ular Gelap dan berkata dengan acuh tak acuh, "Kali ini, dengan mempertimbangkan Levin yang terlebih dahulu mengucapkan kata-kata yang kurang pantas, aku akan mengampunimu, nggak ada lain kali lagi.""Huh!"Lila mendengus dingin dengan kesal, tetapi dia tidak mencari masalah lagi dengan Ardika.Dia tidak bodoh.Dinilai dari serangan Ardika terhadap dirinya tadi, dia bukanlah lawan menantu benalu itu.Sebelumnya, beredar rumor Ardika telah melumpuhkan Vita, lalu melumpuhkan dua kelompok orang yang dikirim oleh Organisasi Snakei.Saat itu, dia masih sedikit tidak percaya.Sekarang, setelah menghadapi Ardika secara langsung, akhirnya dia sudah menyadari kekuatan pria itu.Ardika juga tidak memedulikan wanita itu lagi.Bukannya dia ingin bertindak arogan dan tidak berbicara logika, bukan pula dia bersikeras ingin melindungi anak buahnya.Namun, akan ada orang dari berbagai pihak yang menghadiri acara lelang hari ini.Lila
Adapun mengenai Felda bersungguh-sungguh mengucapkan kata-kata itu atau tidak, tidak masalah bagi Ardika.Lagi pula, kalau orang-orang Bank Sentral berani mencarinya untuk membalas dendam, mereka semua akan berakhir dengan mati."Pak Ardika, silakan pergi beristirahat di ruang VIP terlebih dahulu. Aku masih harus pergi menyambut beberapa orang tamu. Tokoh-tokoh hebat yang datang secara khusus untuk menghadiri acara lelang ini cukup banyak."Felda meminta orang untuk mengantar Ardika ke ruang istirahat, sedangkan dia sendiri pergi menyambut tamu lainnya.Tak lama setelah Ardika dan Levin duduk di dalam ruang VIP, satu demi satu orang juga memasuki ruang VIP untuk beristirahat.Tepat pada saat ini, seorang wanita muda dengan bentuk tubuh tinggi dan indah, serta rambut diikat berjalan memasuki ruangan didampingi oleh beberapa orang.Setelah melihat kedatangan orang-orang itu, Levin tertegun sejenak, lalu mendekati Ardika dan berbisik, "Kak Ardika, wanita itu bernama Lila Stile. Dia adalah
Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan harinya.Hari ini adalah hari di mana acara lelang diselenggarakan.Setelah mengantar Luna keluar, Ardika baru keluar ke pintu gerbang Kompleks Vila Bumantara dengan langkah tidak cepat, juga tidak lambat."Kak Ardika."Levin yang sudah menunggu di sana pagi-pagi buta, bergegas menghampiri Ardika. Begitu Ardika melihatnya, dia berkata, "Lenganmu baik-baik saja, 'kan?""Hmm, nggak masalah."Levin menyunggingkan seulas senyum sambil menggerakkan lengannya yang masih diperban itu, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.Ardika mengangguk dan berkata, "Ayo pergi, hari ini aku akan membalaskan dendammu!"Dia sudah menerima informasi kemarin Chamir telah tiba di Provinsi Denpapan dari Kota Sewo.Acara lelang hari ini pasti tidak akan bisa berjalan dengan tenang.Kali ini, Bank Sentral langsung menyewa Pusat Pameran di mana acara lelang Hongkem diadakan sebelumnya untuk menyelenggarakan acara lelang hari ini.Ardika berjanji untuk tidak memberi tahu pihak Ke
"Kalau begitu, menurut Tuan Muda, apakah kali ini Ardika bisa bertahan hidup?" tanya wanita itu pada Wirhan lagi dengan penasaran.Biarpun Ardika bisa memaksa Chamir untuk datang ke Kota Banyuli dengan cara melelang Pedang Ular Gelap.Bagaimanapun juga, Chamir adalah ketua cabang Organisasi Snakei.Chamir bisa menggerakkan semua anggota dan sumber daya di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Ini pasti merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa menakutkan.Sekalipun Ardika adalah tokoh hebat di Kota Banyuli, saat berhadapan dengan Chamir, dia juga terlihat sangat lemah.Wirhan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Masih nggak bisa dipastikan. Walau secara logika aku merasa Ardika pasti akan mati, secara emosional aku menantikannya untuk menciptakan keajaiban lagi.""Bagaimanapun juga, hanya lawan yang sulit dihadapi sepertinya baru layak untuk kujadikan sebagai objek untuk mengasah kemampuanku.""Kita tunggu dan lihat saja ...."Seiring dengan kalimat terakhir yang Wirhan katakan dengan suar
"Bank Sentral nggak takut menyinggung Organisasi Snakei? Berapa persen komisi yang mereka inginkan?"Ardika tampak keheranan.Bank Sentral menggeluti bisnis keuangan ilegal, secara logika seharusnya organisasi semacam ini paling takut pada Organisasi Snakei.Bagaimanapun juga, tugas dan wewenang Organisasi Snakei adalah untuk mengendalikan kekuatan dunia preman, boleh dibilang mereka sudah menjadi musuh Bank Sentral secara natural.Namun, hal yang paling penting bagi Bank Sentral adalah menghasilkan uang.Selama komisi yang ditawarkan cukup menarik, mereka juga mungkin saja mengambil risiko untuk melelang Pedang Ular Gelap.Ardika sangat penasaran, berapa komisi yang mereka inginkan.Sesuai dengan aturan main yang berlaku, organisasi lelang akan mengambil komisi dari harga akhir penjualan barang lelang. Sementara itu, berapa persen komisi yang akan diperoleh organisasi lelang tidak ada angka yang tetap. Semuanya tergantung pada hasil negosiasi antara organisasi lelang dengan sang penju
Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses