Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 509 Kotak Abu dan Peluru

Share

Bab 509 Kotak Abu dan Peluru

Penulis: Sarjana
Mereka meminta bayaran tinggi untuk kremasi mayat.

Mereka juga meminta bayaran tinggi untuk makam.

Selain itu, saking tingginya bayaran yang mereka minta, sampai-sampai penduduk Kota Banyuli tidak bisa berkata-kata lagi untuk mengungkapkan kesulitan yang mereka rasakan!

Dulu, ada sebuah kasus yang menggemparkan seluruh Kota Banyuli.

Ada keluarga yang setelah anggota keluarga mereka meninggal, mereka tidak sanggup membayar biaya kremasi yang setinggi langit itu.

Namun, mereka juga tidak berani menolak secara terang-terangan di hadapan anak buah Simon.

Jadi, mereka menghubungi pihak yang menyediakan jasa mobil secara diam-diam dan bersiap untuk mengantarkan mayat keluarga mereka ke luar kota untuk dikremasi di luar kota.

Namun, saat masih dalam setengah perjalanan, mobil itu dihentikan secara paksa oleh anak buah Simon.

Anggota keluarga orang yang sudah meninggal itu mengalami pembalasan dendam yang brutal.

Kasus itu sempat sangat heboh. Namun, pada akhirnya, kasus itu berakhir begitu sa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 510 Simon

    Tak lama kemudian, Claudio sudah sampai di sebuah kompleks vila mewah yang berlokasi di pinggiran Kota Banyuli.Menurut informasi yang diperoleh dari Kediaman Komandan, tempat ini adalah tempat tinggal Simon.Di dalam sebuah vila di kompleks vila mewah tersebut, seorang pria paruh baya yang tinggi dan kekar sedang duduk di atas kursi kulit harimau sambil menyilangkan kakinya dan mengisap cerutu.Kursi kulit harimau itu ditutupi oleh sepotong kulit harimau asli!Kepala harimau yang ganas dan mengintimidasi terlihat di belakang kepala pria paruh baya itu. Sorot matanya yang ganas seakan-akan sedang mengincar mangsanya.Hal itu membuat pria paruh baya yang duduk di kursi kulit harimau tersebut menjadi makin mengintimidasi.Orang ini tidak lain adalah Simon yang memonopoli bisnis rumah duka di seluruh Kota Banyuli!Simon adalah ketua preman Kota Banyuli yang berbeda dari yang lain.Karena dia menghasilkan uang dari orang mati, reputasinya sangat buruk.Ketua preman lainnya sangat jarang be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 511 Apa Kamu Pikir Dia Adalah Dewa Perang

    "Selama Pak Claudio membantuku untuk memohon pengampunan dari Dewa Perang, seluruh aset yang kumiliki sebesar triliunan akan menjadi milik Bapak!"Simon tampak berlutut di lantai dan memohon pengampunan tanpa henti.Sementara itu, semua anak buah pria itu juga tampak berlutut di lantai dan gemetar ketakutan.Dewa Perang!Simon baru menyadari bahwa dia sudah membuang abu sahabat sang Dewa Perang!Simon memang bernyali besar, kepala preman lainnya di Kota Banyuli sama sekali bukan apa-apa baginya.Bahkan, saat berhadapan dengan dua raja preman, yaitu Alden dan Billy dulu, dia juga hanya menjaga sopan santun seadanya, tetapi dia tetap tidak akan membiarkan mereka memperoleh keuntungan dari wilayah kekuasaannya.Namun, saat ini dirinya seakan-akan diselimuti aura dingin yang membuat sekujur tubuhnya gemetaran.Seumur hidupnya, dia tidak pernah merasakan perasaan takut seperti ini.Saat ini, dia ketakutan setengah mati karena orang yang telah dia singgung adalah sosok Dewa Perang paling mud

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 512 Dianggap Sebagai Penipu

    "Apa semua orang yang berpakaian tentara adalah anggota dari Kediaman Komandan?""Aku bahkan bisa membagikan pakaian tentara kepada semua anak buahmu sekarang juga!"Handi tertawa tanpa henti, sampai-sampai air matanya sudah hampir menetes.Setelah menyeka air mata bahagianya itu dengan perlahan, dia baru tertawa dingin dan berkata, "Simon, kamu benar-benar bodoh! Hanya trik rendahan dari pecundang itu saja sudah bisa membuatmu ketakutan setengah mati seperti ini.""Apa kamu tahu siapa orang itu? Dia adalah menantu idiot Keluarga Basagita!"Simon berkata dengan ekspresi terkejut, "Ternyata dia?""Aku punya fotonya. Kamu bisa mengirimkannya kepada anak buahmu untuk memastikannya."Handi mengeluarkan ponselnya, memilih selembar foto Ardika, lalu mengirimkannya kepada Simon.Simon langsung meminta anggota rumah duka untuk memastikannya.Tak lama kemudian, dia sudah menerima pesan balasan dari anak buahnya.Ternyata memang benar, pemuda yang menghajar anak buahnya di rumah duka adalah mena

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 513 Tugu Makam

    "Ti ... Titus!"Begitu melihat orang itu, kelopak mata Simon langsung melompat dengan cepat. Aura dingin menjalar dari ujung kakinya hingga ke ujung kepalanya!Titus!Ternyata orang yang datang menyerang wilayah kekuasaannya adalah Titus! Titus adalah orang yang baru saja membunuh Vincent, anak buah nomor satu Billy!Saking ketakutannya, jiwa Simon seakan sudah meninggalkan raganya, kedua kakinya terasa lemas seketika. Tepat pada saat dia hendak berlutut, Titus mengulurkan pedangnya dan menahan dagu Simon.Biarpun Simon ingin berlutut, kekuatan pedang itu bahkan membuatnya tidak bisa berlutut!"Sekarang kamu nggak perlu berlutut lagi. Waktumu hanya tersisa setengah jam saja. Cepat pergi ke rumah sakit dan berlutut di sana."Selesai berbicara, Titus langsung berbalik dan pergi."Bukankah Handi mengatakan orang itu adalah menantu pecundang Keluarga Basagita? Kenapa Titus juga tunduk padanya?!"Kejadian yang baru saja dialaminya benar-benar membuat Simon tercengang."Kak Simon, waktumu ha

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 514 Vila Pelarum

    Begitu mendengar ucapan Ardika, Simon tertegun sejenak."Tapi, Keluarga Lukito pasti nggak akan setuju."Anggota Keluarga Lukito sebanyak ratusan orang tinggal di Vila Pelarum.Bagaimana mungkin mereka mengizinkan orang lain membangun sebuah tugu makam di dalam area properti mereka? Apalagi, tugu makam orang yang paling dibenci oleh Keluarga Lukito!"Oh? Kalau begitu, suruh Keluarga Lukito untuk pindah."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kebetulan sudah ada Vila Pelarum yang dibangun di sana. Kalau membangun tugu makam sahabatku di sana, nggak perlu melakukan konstruksi besar-besaran lagi."Beberapa hari lagi adalah hari peringatan kematian Delvin.Melihat Ardika mengucapkan kata-kata itu dengan santai, Simon pun tercengang.Dia tidak menyangka Ardika membuat perencanaan yang sangat mengintimidasi seperti ini.Pemuda itu berencana untuk mengusir ratusan anggota Keluarga Lukito, lalu menggunakan kediaman Keluarga Lukito yang telah diwarisi secara turun temurun itu sebagai tugu makam

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 515 Hati yang Keji

    "Apa yang kamu katakan? Tugu makam?""Ada orang yang ingin membangun tugu makam di Vila Pelarum yang ditempati oleh ratusan orang anggota Keluarga Lukito?""Simon, apa maksudmu?!""Kalau kamu berani mengucapkan kata-kata seperti itu lagi, percaya atau nggak aku akan membunuhmu sekarang juga!"Walaupun Oliver sudah banyak memakan asam garam kehidupan, amarahnya tetap meledak mendengar ucapan seperti itu.Kalau benar-benar menuruti keinginan orang lain untuk membangun tugu makam di sini, mungkin semua leluhur Keluarga Lukito akan bangkit dari kubur!"Tuan Oliver benar, maksud orang itu memang seperti ini. Aku nggak akan mengulangi ucapanku lagi."Simon berkata, "Kebetulan kepala keluarga tiga keluarga besar berada di sini, orang itu memintaku untuk menyampaikan beberapa patah kata kepada kalian."Kepala keluarga tiga keluarga besar mengerutkan kening mereka dan menatap Simon dengan lekat.Simon berkata dengan pelan, "Begini pesan dari orang itu untuk kalian. Tiga hari lagi adalah hari pe

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 516 Fiona Seorang Artis

    Setelah mencapai kesepakatan bersama, Jesper menyampaikan sebuah saran kepada dua kepala keluarga lainnya.Walaupun sekarang mereka tidak berdaya menghadapi Raka, tetapi mereka bisa memberi Grup Bintang Darma sedikit masalah, agar terjadi konflik internal dalam perusahaan tersebut.Biarpun tidak berdaya menghadapi Raka, mereka tetap harus membuat hidup lawan mereka tidak tenang!"Tuan, Simon sudah menyampaikan pesan Tuan kepada tiga keluarga besar.""Selain itu, dia juga sudah menyerahkan semua aset dan properti di bawah namanya kepada negara. Dia juga mengatakan bahwa di hari peringatan kematian Delvin, dia akan membawa seluruh anak buahnya untuk mengangkat dan menjaga peti mati Delvin, serta memberi penghormatan padanya."Di rumah sakit.Claudio sedang memberi laporan kepada Ardika."Hmm, karena dia cukup tahu diri, maka aku akan mengampuni nyawanya untuk sementara waktu."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak hanya tiga keluarga besar dan Simon, di hari peringatan kematia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 517 Mengadakan Konser di Hari Peringatan Kematian Delvin

    "Setahu kami, bertepatan pada hari penyelenggaraan konser Nona Fiona adalah hari peringatan dua tahun kematian Tuan Delvin yang merupakan presdir terdahulu Grup Bintang Darma.""Menurut infotmasi yang kami peroleh, di hari peringatan kematian Delvin, Grup Bintang Darma akan mengadakan acara peringatan kematiannya.""Nona Fiona, kalau kami boleh tahu, apakah penyelenggaraan konser dadakanmu ini ada hubungannya dengan hal itu?"Proses wawancara masih berlangsung.Fiona berkata, "Nggak ada hubungannya, hanya sebuah kebetulan belaka."Makin pihak yang bersangkutan menyatakan bahwa ini hanya sebuah kebetulan belaka, maka orang-orang makin meyakini bahwa penyelenggaraan konser ini ada hubungannya dengan hari peringatan kematian Delvin."Nona Fiona, apakah kami bisa mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu mengenai rumor tentang pelecehan yang dilakukan oleh Delvin terhadapmu dan beredar luas di Kota Banyuli dua tahun yang lalu?""Kupikir hal ini nggak perlu dibicarakan lagi. Lagi pula, kejadi

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1906 Tuan Muda Valtino

    "Baik!"Pria berpakaian longgar itu langsung mengeluarkan ponselnya sambil setengah berlutut di lantai, menghubungi sebuah nomor, lalu berkata dengan suara dalam, "Tuan Muda memerintahkan untuk kembali!"Selesai berbicara, dia meletakkan ponselnya, lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah tuan muda tersebut."Tuan Muda, apa perlu mengirim orang ke sana? Selagi situasi malam ini sedang kacau ...."Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, tuan muda itu meliriknya sekilas. Sorot mata dingin nan tajam itu langsung membuatnya menelan kembali kata-kata yang sudah sampai ke ujung lidahnya."Ninja Negara Jepara saja sudah gagal, target sudah mulai waspada.""Kalau sesuatu nggak bisa dipaksakan, jangan dipaksakan! Itu adalah tindakan orang bodoh!""Apa aku nggak pernah mengajarimu?"Pria berpakaian longgar itu mengalihkan pandangannya ke bawah, menangkupkan tangannya dan berkata, "Tuan Muda benar!"Tuan muda itu tidak menghiraukannya lagi, melainkan tampak seperti sedang merenung.Sesaat kemu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1905 Tujuannya Adalah Pedang Ular Gelap

    "Ahh! Terjadi pembunuhan!""Terjadi pembunuhan!"Ruang mayat itu dipenuhi dengan suara teriakan dan tangisan Keluarga Basagita.Pembunuh Negara Jepara itu benar-benar kejam dan ganas. Jelas-jelas dikepung oleh begitu banyak orang, tetapi dia tetap bisa menerjang keluar dengan "membantai" semua lawannya.Belasan ahli bela diri yang dikirimkan oleh Keluarga Basuki kemari, yang mati, mati. Yang terluka, terluka. Suasana di tempat itu kacau balau."Sayang, apa kamu terluka?!"Melihat pembunuh Negara Jepara itu sudah keluar dari ruang mayat, Luna bergegas menghampiri suaminya.Setelah mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, memeriksa beberapa kali dan memastikan suaminya tidak terluka, Luna baru menghela napas lega."Tuan Ardika, kalian baik-baik saja, 'kan?!"Sigit juga segera menerjang masuk dengan membawa anggotanya, ekspresinya tampak pucat.Sebelumnya, karena takut terjadi keributan, pihak kepolisian sudah melakukan pengaturan dan mengendalikan area sekitar rumah duka.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1904 Kematian Tuan Besar Basagita

    "Syuu ...."Adegan pisau melintas disertai dengan warna merah darah yang menakutkan menyambut indra penglihatan semua orang.Warna merah darah itu berasal dari leher Tuan Besar Basagita."Uh ... kamu ...."Sekujur tubuh Tuan Besar Basagita berkedut, dia menatap pembunuh Negara Jepara itu dengan tatapan terkejut, seakan-akan tidak menyangka pria itu akan menghabisinya begitu saja.Dia adalah Kepala Keluarga Basagita.Dia juga merupakan pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Tempat ini adalah Kota Banyuli.Dia telah ditakdirkan akan menjadi penguasa kota ini ....Bagaimana bisa orang Negara Jepara ini berani membunuhnya?Berbagai pemikiran berkelebat dalam benak Tuan Besar Basagita.Bahkan sebelum mati pun, dia masih bermimpi bisa membangkitkan Keluarga Basagita kembali, menjadi seseorang yang dihormati oleh banyak orang. Ya, sebuah mimpi yang mustahil terjadi."Sudah mati!""Tuan Besar sudah mati!""Ahhh ... ini nggak mungkin!"Melihat tubuh Tuan Besar Basagita dalam genang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1903 Kematian Wulan

    Apa yang dinamakan dengan kena batu sendiri?Situasi Wulan sekarang menggambarkan kalimat itu dengan jelas!Kesabaran pembunuh Negara Jepara itu sudah hampir terkuras habis. Dia menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan berkata, "Kamu benar-benar nggak mau kemari?"Akhirnya Tuan Besar Basagita sudah bisa mengumpulkan sedikit kekuatannya. Dia berteriak dengan marah, "Ardika, dasar sialan! Siapa suruh kamu begitu banyak beromong kosong?""Cepat kemari dan berlutut di hadapan Tuan Negara Jepara! Kalau nggak, nanti aku akan melumpuhkanmu!""Ardika, setelah aku lolos dari situasi bahaya ini, aku pasti akan menghabisimu, membuatmu hancur berkeping-keping! Aku juga akan menyuruh orang-orang untuk menggilir istrimu!"Rasa sakit yang luar biasa sudah membuat Wulan melupakan situasinya saat ini. Dia berteriak dengan suara melengking dan penuh amarah.Sekarang akhirnya dia sudah mengerti, Ardika si sialan ini pasti sengaja!Begitu mendengar ucapan Wulan, ekspresi Ardika langsung berubah menjadi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1902 Meminjam Tangan Orang Lain untuk Membunuh

    Kali ini, pembunuh Negara Jepara itu langsung menendang satu kaki Tuan Besar Basagita hingga patah."Ya, benar. Aku memang nggak menghormati orang tua dan nggak tahu malu, memangnya kenapa?"Pembunuh Negara Jepara itu sangat menikmati ekspresi amarah Ardika. Dia berkata dengan bangga, "Kalau kamu masih saja beromong kosong di sana dan nggak segera kemari berlutut di hadapanku, aku akan langsung menghabisi tua bangka ini!"Dasar Ardika bajingan!'Dasar Ardika sialan!'Bisakah kamu berhenti berbicara?!'Saking kesakitannya, Tuan Besar Basagita merasakan dirinya sudah nyaris mati.Dia ingin sekali mencaci maki Ardika, juga ingin menerjang ke sana dan mencabik-cabik mulut sial Ardika itu.Namun, rasa sakit yang menjalar ke sekujur tubuhnya, seakan-akan telah menyerap seluruh energinya. Dia bahkan sudah tidak berdaya untuk memaki.Semua orang sudah mendapati, makin Ardika berbicara, makin merangsang kekejaman pembunuh Negara Jepara itu. Makin lama, pembunuh itu bertindak makin kejam.Namun,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1901 Mulut Sial Ardika

    Wulan yang tergeletak di lantai dengan rambut berantakan itu, langsung meneriaki Ardika dengan suara melengking dan ekspresi penuh kebencian. "Eh, Ardika, apa kamu sudah tuli? Cepat kemari dan berlutut di hadapan Tuan Negara Jepara!""Apa kamu ingin membuatku dan Tuan Besar meregang nyawa?!""Kalau terjadi sesuatu pada kami, kamu dan istrimu keluarga juga harus mati!"Mendengar ucapannya, Ardika mengangkat alisnya, melirik Wulan dan Tuan Besar Basagita dengan sorot mata seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.Kemudian, dia melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk pembunuh Negara Jepara itu dengan marah dan berkata dengan dingin, "Bajingan kecil, aku nggak peduli siapa kamu, apa latar belakangmu.""Kalau kamu nggak ingin mati, cepat lepaskan lansia yang kamu sandera itu!""Apa kamu tahu apa identitasnya? Kalau kukatakan, kamu akan terkejut setengah mati!""Dia adalah pemimpin cabang Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, identitasnya sangat terhormat, bukanlah seseorang yang bisa ditandin

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1900 Ninja

    "Ninja Negara Jepara?"Ardika menyipitkan matanya.Baik cakram yang tadi langsung merenggut nyawa tiga orang pengawal Keluarga Basuki maupun pisau pendek dalam genggaman pria itu, sudah cukup bagi Ardika untuk mengenali identitas orang itu.Sangat jelas, orang ini adalah seorang pembunuh yang berlatih ninjutsu Negara Jepara.Apalagi, pria itu mengucapkan bahasa Negara Nusantara dengan kaku. Jadi, sudah dapat dipastikan dia adalah orang Negara Jepara.Apa mungkin Keluarga Hirota yang mengirimnya kemari?'Timbul spekulasi ini dalam hati Ardika.Sejak kembali ke Kota Banyuli, dia tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang Negara Jepara.Selain kematian Shimizu belakangan ini ada sedikit hubungan dengannya, untuk sesaat dia tidak bisa menemukan alasan lain mengapa orang Negara Jepara menyerangnya.Setelah berpikir demikian, Ardika hanya bisa berteriak dalam hati, 'Ini nggak adil!'Amir yang mengirim orang untuk menghabisi Shimizu, sama sekali tidak ada hubungannya dengan dirinya.Tidak h

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1899 Pembunuh

    Ardika tiba-tiba merasakan ada aura menakutkan yang telah menguncinya, ancaman yang terasa lebih kuat dibandingkan beberapa penembak di hadapannya ini!"Sayang, hati-hati!"Ardika langsung memeluk Luna yang sudah terlihat pucat pasi tanpa ragu dan menerjang ke arah ruang di antara dua penembak di sebelah kiri."Syuu ... syuu ...."Hampir bertepatan pada saat Ardika menerjang keluar, beberapa buah peluru tiba-tiba melesat dari sekitar tempat itu seperti bintang jatuh, langsung mengarah ke lokasi di mana Ardika dan Luna berdiri tadi.Hanya saja, saat ini Ardika sudah membawa Luna menerjang keluar dari posisi tersebut.Beberapa buah peluru yang melesat seperti bintang jatuh itu, melesat melewati lokasi di mana mereka berdua berdiri tadi dengan cepat. Kecepatan dan kekuatan melesatnya tidak berkurang."Pffttt!"Seiring dengan terdengarnya suara teredam beberapa orang, tiga orang pengawal Keluarga Basuki yang sebelumnya maju untuk mengepung Ardika, langsung terjatuh ke lantai dengan sorot m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1898 Tanda-Tanda Bahaya

    "Tuan Besar, setiap kali ada masalah, kamu selalu melempar tanggung jawab, juga bukan baru sekali dua kali. Kami sudah terbiasa.""Kamu ingin keluarga kami menjadi kambing hitam, agar kamu bisa memberi pertanggungjawaban untuk Keluarga Basuki Kota Gamiga, aku bisa mengerti.""Tapi, bagaimanapun juga, kamu juga butuh sedikit bukti, bukan?""Kamu ingin aku mengakui akulah yang membunuh Tuan Anjing tanpa adanya bukti, apa kamu pikir Keluarga Basuki Kota Gamiga sebodoh kamu?"Ardika melontarkan kata-kata ejekan itu tanpa ragu.Menghadapi Tuan Besar Basagita, lansia yang tidak layak dihormati ini, dia sudah sangat lama tidak bersikap hormat dengan pria tua ini."Ardika, dasar bajingan! Berani-beraninya kamu mengataiku bodoh?!"Diejek oleh Ardika di depan banyak orang seperti ini, Tuan Besar Basagita hampir muntah darah saking kesalnya.Dia hanya bisa melampiaskan api amarahnya pada Jacky dan Desi. "Semua ini salah kalian berdua! Dasar pecundang! Bisa-bisanya kalian membiarkan menantu benalu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status