Share

Bab 508 Abu Sudah Dibuang

Ada orang yang terlahir dengan sifat lemah dan penakut.

Namun, saat orang yang sangat penting bagi mereka menghadapi bahaya, mereka akan maju untuk melindungi orang itu tanpa ragu.

Melihat pemandangan itu, Ardika sangat terharu.

Selain Luna dan saudara-saudarinya di Kediaman Dewa Perang, dia menemukan orang yang rela berkorban untuk dirinya lagi.

"Bam!"

Suara hantaman yang keras menyela pemikiran Ardika.

Begitu dia mengalihkan pandangannya ke sumber suara, pembuluh-pembuluh darah di keningnya tampak menonjol.

Robin sudah terjatuh ke tanah. Sambil memegang lengannya, lansia itu merintih kesakitan.

Namun, sambil merintih kesakitan, dia masih berteriak meminta Ardika untuk cepat lari!

"Dasar tua bangka nggak tahu diri! Minggir sana!" teriak seorang petugas rumah duka dengan tajam. Dia mengayunkan tongkat dalam genggamannya dan berniat untuk memukuli Robin untuk kedua kalinya.

Sebelumnya, tongkatnya yang telah menghantam lengan Robin dengan keras.

Tepat pada saat tongkatnya hampir mengenai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status