Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 1951 - Chapter 1960

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 1951 - Chapter 1960

2047 Chapters

Bab 1951 Keluarga Gunardi Ibu Kota Provinsi

Melihat penampilan putranya saat ini, Tiara juga merasa sangat puas.Dia melangkah maju, lalu menarik Jesika dan berkata sambil tersenyum, "Jesika, kamu nggak perlu takut. Jangankan beberapa orang rendahan ini, Dilan bahkan bisa membantumu menangani para tuan muda dari keluarga-keluarga besar di ibu kota itu!"Jesika mengerutkan keningnya dan berkata, "Bibi Tiara, sebaiknya kalian jangan ikut campur dalam hal ini ...."Walaupun Keluarga Gunardi lumayan berpengaruh di ibu kota provinsi, tetapi tetap saja tidak cukup kuat untuk menghadapi latar belakang Rehan.Walaupun dia tidak menyukai kerabat luar biasanya ini, tetapi bagaimanapun juga mereka sedang membelanya. Dia tidak ingin Dilan menimbulkan masalah besar.Namun, sangat jelas Tiara tidak memahami maksud Jesika."Ya ampun, Jesika, sudah kubilang jangan takut. Kamu tenang saja, Dilan akan membantumu menanganinya dengan baik!"Saat ini, Dilan juga menoleh. Dengan seulas senyum menawan menghiasi wajah tampannya, dia berkata, "Ya, benar
Read more

Bab 1952 Beri Kamu Waktu Tiga Menit

"Ya, cari tahu dengan saksama!""Harus cari tahu dengan jelas!"Dilan merangkak bangkit. Sambil menyeka sudut bibirnya, dia memelototi Rehan dengan tajam.Setelah Rehan menyelidiki latar belakangnya dengan jelas, dia akan menyuruh bocah yang telah memukulinya ini berlutut di hadapannya, berteriak dan menangis dengan menyedihkan. Dengan begitu, dia baru bisa melampiaskan kekesalan dan amarah yang bergejolak dalam hatinya.Jesika mengerutkan keningnya dan berkata, "Kak Dilan, lupakan saja, jangan ikut campur dalam hal ini lagi."Dia merasa Dilan sedang mempermalukan diri sendiri.Namun, Dilan melakukan semua ini demi membantunya, jadi tentu saja dia tidak bisa berdiam diri saja."Nggak bisa!"Dilan menatap Rehan dengan tatapan dingin dan berkata, "Masalah ini nggak bisa dibiarkan berlalu begitu saja. Berani-beraninya dia memintamu untuk menemaninya tidur, bahkan memukuliku dan ibuku. Aku nggak peduli siapa dia, hari ini dia nggak akan bisa meninggalkan Kota Banyuli lagi!"Namun, kata-kat
Read more

Bab 1953 Masih Kalimat yang Sama

Rehan menyalakan cerutu, mengembuskannya ke wajah Dilan sebelum mengangkat kepalanya, lalu berkata pada Tiara sambil tersenyum, "Oh, kalau begitu kamu harus cari tahu dengan saksama.""Harus cari tahu dengan jelas!"Tidak perlu menunggu tiga menit, dalam kurun waktu kurang dari dua menit saja, ponsel Tiara sudah kembali berdering."Langsung katakan saja!"Tiara menyalakan pengeras suara, lalu melemparkan ponselnya ke atas meja."Nyonya, Rehan berasal dari Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, salah satu dari lima keluarga bangsawan besar Netawa.""Mikues, ayahnya, akan segera dipindahkan untuk menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, kedudukan yang setara dengan Wakil Kodam Provinsi Denpapan. Dengar-dengar, dokumen pengangkatannya sudah sampai ke Sekretariat Negara!"Seiring dengan terdengar suara di ujung telepon melalui pengeras suara, ekspresi ganas di wajah Tiara berubah menjadi kaku.Dilan yang tadinya tergeletak di lantai sambil berteriak dengan arogan itu juga sudah menutup mulutnya de
Read more

Bab 1954 Apa Ayahmu Tahu

Mereka tidak menyangka wanita yang satu ini begitu keras kepala.Bahkan Dilan yang sebelumnya berlagak hebat di hadapan mereka saja sudah berlutut di hadapan Rehan, tetapi wanita ini masih saja berani mengusir mereka.Senyuman di wajah Rehan juga menegang. Dia beranjak dari sofa perlahan-lahan, lalu berjalan menghampiri Jesika dan berkata dengan seulas senyum palsu, "Oh, wanita cantik, kamu sedang menguji kesabaranku, ya.""Apa kamu benar-benar mengira aku nggak berani menyentuhmu?"Saat berbicara, dia mengulurkan lengannya, hendak menyentuh dagu putih dan mulus Jesika."Kalau kamu berani menyentuhnya, aku pastikan tanganmu itu akan tinggal di sini selamanya."Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin seseorang.Secara naluriah, semua orang di dalam ruangan itu mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara."Pak Ardika!" seru Jesika dengan senang. Begitu melihat Ardika, dia langsung merasa lega.Ya, orang itu tidak lain adalah Ardika yang terlambat datang karena terjebak mac
Read more

Bab 1955 Tidak Mati Tapi Tetap Harus Menerima Hukuman

"Karena kamu sudah bersikap nggak hormat padaku tadi, sekarang kamu harus berlutut dengan patuh di lantai dan meminta maaf padaku.""Tentu saja, ucapan permintaan maaf saja nggak cukup, perlu ada bentuk nyatanya.""Aku bukan tipe orang yang serakah, sepuluh persen saham Grup Susanto Raya saja sudah cukup. Oh ya, bersihkan asistenmu itu hingga sebersih-bersihnya, lalu antarkan ke ranjangku malam ini. Dengan begitu, aku baru bisa memaafkanmu!""Inilah persyaratanku, kamu pertimbangkan sendiri baik-baik.""Tentu saja, kamu juga boleh memilih untuk menolak. Tapi, setelah aku menyerang, maka persyaratan akan bertambah!"Seulas senyum dingin yang kejam menghiasi wajah Rehan. Gambaran keturunan orang kaya yang arogan tampak jelas pada dirinya saat ini.Saat ini, selain Jesika, baik para pengikut Rehan, maupun Tiara dan putranya merasa sedikit senang.Hanya karena melontarkan kata-kata tidak sopan pada Rehan, harus mengeluarkan sepuluh persen saham Grup Susanto Raya sebagai bayaran.Ardika mem
Read more

Bab 1956 Penyiksaan

"Berlutut, jadikan dirimu sendiri sebagai kain lap, bersihkan ruanganku hingga sebersih-bersihnya. Dengan begitu, aku nggak akan menyentuhmu.""Kalau nggak, biarpun ayahmu, Mikues datang, juga nggak akan bisa menyelamatkanmu."Mendengar Ardika melontarkan kata-kata yang luar biasa arogan itu dengan tenang, suasana di dalam ruangan tersebut berubah menjadi hening sejenak.Bocah ini pasti sudah gila!Rehan juga tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Menyuruhku menjadikan diriku sendiri sebagai kain lap untuk membersihkan ruangan ini, maka kamu nggak akan menyentuhku?""Teman-Teman, apa aku sudah berhalusinasi?""Hahaha ...."Para pengikutnya juga tertawa terbahak-bahak.Walaupun Tiara dan putranya tidak berani tertawa, tetapi mereka juga menatap Ardika dengan tatapan seperti menatap orang bodoh.Bagaimana dia bisa berani?Mereka sama sekali tidak mengerti."Kamu merasa aku sedang bercanda?"Seulas senyum dingin menghiasi wajah Ardika. Kemudian, tanpa banyak bicara lagi, dia lang
Read more

Bab 1957 Memanggil Bantuan Sesuka Hatiku

Setelah terkejut sejenak, akhirnya beberapa orang pengawal yang dibawa oleh Rehan kemari sadar kembali."Lepaskan Tuan Muda Rehan!""Bocah, apa kamu ingin mati?!"Sambil berteriak dengan penuh amarah, ekspresi mereka tampak berubah menjadi ganas.Kalau sampai terjadi sesuatu pada Rehan, mereka juga harus menerima konsekuensinya. Karena itulah, beberapa orang itu langsung menerjang ke arah Ardika tanpa ragu.Ardika mengangkat lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah Rehan, lalu berkata tanpa mendongak, "Kalau kalian ingin aku menghabisinya, silakan saja maju.""Ahhh ...."Tamparan ini mengakibatkan Rehan mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, pada saat bersamaan cerutu yang sudah sepenuhnya mati dalam mulutnya itu juga melayang keluar."Uh ... uh ...."Rehan langsung beranjak duduk sambil berlutut. Dalam kondisi menyedihkan, dia menggunakan kedua tangannya untuk menekan lehernya, seolah-olah ingin mengeluarkan organ dalamnya.Di bawah pembakaran cerutu itu, mulutnya sudah melepuh
Read more

Bab 1958 Buatkan Aku Secangkir Teh

Walaupun Rehan tidak termasuk dalam anggota inti Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, tidak bisa dibandingkan dengan para pangeran yang memang merupakan anggota inti Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Namun, bagaimanapun juga, keluarganya juga sudah mengakui leluhur dan secara resmi diakui oleh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Apalagi, Mikues, ayahnya sudah lama menjabat sebagai wal kota ibu kota provinsi di sebuah provinsi di Netawa, kedudukan ayahnya setara dengan wakil kodam.Latar belakang keluarga seperti ini, membuat status dan kedudukannya tidaklah rendah.Jadi, saat berada di Netawa, dia tidak takut pada apa pun.Biarpun yang memprovokasinya adalah para tuan muda keluarga kaya terpandang, dia juga tidak perlu mempertimbangkan apa pun, menginjak-injak mereka dan menyiksa mereka sesuka hatinya.Rehan pernah takut pada siapa?Namun, dalam kunjungan pertamanya ke Kota Banyuli, dia malah diinjak-injak oleh seorang pemuda kampungan.Ardika tidak hanya memasukkan cerutu yang masih
Read more

Bab 1959 Para Tokoh Penting Sudah Tiba

"Tuan Muda Rehan, nggak perlu kesal, aku sudah menghubungi penanggung jawab ketiga Departemen Perindustrian dan penanggung jawab kedua Departemen Kesehatan. Mereka sudah dalam perjalanan kemari.""Tokoh-tokoh penting Departemen Audit, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota juga sudah dalam perjalanan ....""Begitu para tokoh penting ini tiba, masing-masing dari mereka bisa menggunakan alasan sembarang, menunjuk kesalahan Grup Susanto Raya dan mengajukan permintaan perbaikan, sudah cukup untuk membuat Grup Susanto Raya bangkrut!""Ya, benar. Sekarang dia nggak menganggap serius Tuan Muda Rehan, sebentar lagi dia akan berlutut dan memohon padamu sambil menangis terisak-isak!"Saat ini, satu per satu dari pengikut Rehan buka mulut untuk menghiburnya.Banyak di antara tetua orang-orang ini adalah orang pemerintahan, jadi mereka sudah familier dengan cara main ini.Jangan lihat ini hanya orang-orang penting dari beberapa departemen saja, mungkin kalau mengandalkan kekuatan seorang diri, me
Read more

Bab 1960 Pasti Mau Satu Lengan dan Satu Kaki

Pada akhirnya, pandangan semua orang tertuju pada Ardika.Karena hanya dia yang tengah duduk santai di sofa, sangat mudah menarik perhatian.Namun, hal yang membuat mereka terkejut adalah, Jesika berdiri di belakang pemuda misterius ini layaknya seorang bawahan.Apa mungkin dia adalah presdir Grup Susanto Raya yang misterius itu?"Nggak perlu tebak-tebak lagi. Ya, dia adalah presdir Grup Susanto Raya yang suka berlagak misterius itu."Tepat pada saat ini, Rehan menyunggingkan seulas senyum dingin dan berkata, "Hanya ada sedikit uang saja, sudah berani berlagak hebat di hadapanku. Kamu cari tahu sendiri saja, ada berapa banyak orang kaya yang ayahku masukkan ke dalam penjara.""Selain itu, Keluarga Bangsawan Basagita Suraba kaya raya, memangnya punya sedikit uang itu saja sudah hebat?"Mendengar ucapan ini, lalu melihat bekas tamparan di wajah Rehan, orang-orang penting ini langsung mengerti.Ternyata Tuan Muda Rehan ini sudah ditindas oleh orang lain.Itulah sebabnya mereka dipanggil k
Read more
PREV
1
...
194195196197198
...
205
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status