Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Chapter 1961 - Chapter 1970

All Chapters of Menantu Pahlawan Negara: Chapter 1961 - Chapter 1970

2047 Chapters

Bab 1961 Penanggung Jawab Kedua Departemen Kepolisian Kota

"Eh, Ardika, aku juga sudah menghubungi Wendo Lotoka, penanggung jawab kedua Departemen Kepolisian Kota. Dia sudah dalam perjalanan kemari.""Aku beri tahu dia, selama dia mendengarkanku dengan patuh, ke depannya posisi Kapolda akan menjadi miliknya.""Aku harap saat kamu bertemu dengannya nanti, kamu masih bisa bersikap keras seperti ini!"Rehan melontarkan kata-kata itu dengan nada bicara menyindir.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Wendo?""Ah, levelnya nggak cukup tinggi, pasti akan mengecewakanmu.""Level bukan masalah, tapi seragam yang dikenakannya itu sudah cukup untuk menghabisimu!" Rehan paling membenci melihat Ardika berlagak hebat seolah-olah tidak menganggap serius apa pun. Dia benar-benar kesal setengah mati."Tuan Muda Rehan!"Begitu Rehan selesai berbicara, terdengar suara dalam seseorang.Detik berikutnya, seorang pria bertubuh kekar yang mengenakan setelan polisi dilengkapi dengan senjata api, melenggang memasuki ruangan.Di belakangnya, ada beberapa orang anak bua
Read more

Bab 1962 Kamu Seekor Anjing

Kebanyakan orang di tempat itu, termasuk Wendo dan para tokoh penting dari berbagai departemen adalah penduduk asli Kota Banyuli.Namun, mereka berpura-pura tidak mendengar saat Rehan mengucapkan kata "orang kampungan".Wendo mengangguk dan berkata, "Bocah ini memang arogan. Kalau begitu, Tuan Muda Rehan, kamu ingin bocah ini membayar harga seperti apa?"Dia perlu mengetahui permintaan Rehan terlebih dahulu, baru bisa memuaskannya.Seulas senyum ganas muncul di wajah Rehan. "Aku ingin mematahkan satu lengan dan satu kakinya, menyuruhnya berlutut memohon padaku. Tentu saja, kalau dia menolak, aku juga nggak keberatan untuk menghabisinya!""Menghabisi, ini ...."Wendo agak ragu.Dia punya cara untuk mematahkan lengan dan kaki target, contohnya dengan alasan hal itu terjadi tanpa disengaja saat mereka sedang menjalankan hukum. Jadi, hal seperti itu mudah ditutupi.Namun, kalau sampai melibatkan nyawa seseorang, maka hal tersebut tidak akan begitu mudah ditutupi lagi."Wendo, apa yang kamu
Read more

Bab 1963 Mendengar Ucapan Siapa

"Pak, dia pasti adalah orang yang nggak menganggap serius hukum, disarankan langsung ditembak mati saja!"Api amarah tampak jelas di mata beberapa orang anak buah Wendo. Wendo adalah atasan mereka. Pria itu dihina, sama saja dengan mereka dihina. Jadi, satu per satu dari mereka menyarankan Wendo untuk mengambil tindakan tegas, tidak perlu berbelas kasihan.Wendo mengangguk. Kemudian, dia menoleh ke arah Ardika dan berkata dengan dingin, "Aku mau lihat siapa yang berani menentangku di Kota Banyuli ...."Detik berikutnya, akhirnya dia melihat wajah Ardika dengan jelas."Ngung ...."Saat ini, bagaikan tersambar petir, pikiran Wendo langsung berubah menjadi kosong.Wendo yang tadinya kelihatan tak terkalahkan itu, begitu melihat Ardika dengan jelas, langsung ketakutan setengah mati, bahkan jiwanya seperti nyaris meninggalkan raganya.Berbeda dengan para tokoh penting dari berbagai departemen lainnya, dia mengenal wajah Ardika dengan sangat jelas. Dia tidak akan melupakan wajah ini seumur h
Read more

Bab 1964 Kekompakan Luar Biasa

"Ah ...."Kepala Rehan langsung miring ke satu arah, darah segar juga langsung muncrat keluar dari hidungnya akibat tamparan itu.Bengkak di wajahnya yang baru sedikit mereda setelah diolesi obat, kini tampak membengkak kembali dengan cepat.Saat ini, selain suara teriakan menyedihkan Rehan, orang-orang lainnya di dalam ruangan itu tidak bersuara.Mereka menatap Wendo dengan tercengang, merasakan pemandangan yang mereka saksikan itu benar-benar di luar nalar.Wendo tidak menghajar Ardika, malah menghajar Rehan?Apa yang sedang terjadi? Situasi macam apa ini?Orang yang paling tidak bisa menerima hal ini adalah Rehan sendiri.Sambil menutupi wajahnya, dia menatap Wendo dengan tatapan tidak percaya dan berkata, "Wendo, apa kamu sudah gila ....""Plak!"Yang menanggapinya adalah sebuah tamparan keras lagi dari Wendo.Tidak ada yang tahu apakah Wendo sudah gila atau masih waras, tetapi Rehan merasakan dirinya sudah hampir menggila.Dia yang memanggil Wendo kemari. Namun, begitu melihat Ard
Read more

Bab 1965 Sebenarnya Siapa Kamu

Bahkan Rehan sampai melupakan rasa sakit di wajahnya. Dia menatap kedua orang itu dengan tercengang.Dia benar-benar tidak bisa memahami hal ini.Saat ini, Tiara dan putranya juga sudah sepenuhnya tercengang.Seorang penanggung jawab kedua Departemen Kepolisian Kota, bisa melakukan aksi membiarkan diri sendiri ditampar hingga sedemikian rupanya?Mereka merasakan pandangan mereka sudah hancur."Plak!"Saat ini, kembali terdengar suara tamparan yang nyaring.Ardika kembali melayangkan satu tamparan ke wajah Wendo, sampai-sampai Wendo terpukul mundur tiga langkah. Setelah berusaha menyeimbangkan tubuhnya, Wendo kembali berjalan ke posisinya.Ardika menerima selembar tisu dari Jesika, menyeka jari-jarinya hingga bersih dengan saksama. Pada saat bersamaan, dia bertanya dengan santai, "Kamu masih belum menjawab pertanyaanku. Apa ada yang salah dengan kata-kataku?""Tuan Ardika benar!""Bisa menjadi manusia, aku malah memilih menjadi anjing, bahkan menjadi anjing penjilat!""Aku sudah bersala
Read more

Bab 1966 Hanya Segini

Rehan memang sangat arogan, tetapi dia bukan orang bodoh.Baik melalui sikap merendah Wendo terhadap Ardika maupun sorot mata terkejut sekaligus gelisah yang ditujukan oleh para tokoh penting dari berbagai departemen itu terhadap Ardika, dia sudah bisa menangkap sesuatu.Kalau dia tetap dengan keras kepala beranggapan Ardika hanyalah presdir sebuah perusahaan yang hanya memiliki uang tidak seberapa, maka dia benar-benar sudah sangat bodoh.Sangat jelas, Ardika masih memiliki identitas lain yang tidak diketahui oleh orang lain.Identitas itulah yang bisa membuat orang-orang dari instansi pemerintahan ini ketakutan.Rehan mengalihkan pandangannya ke arah para tokoh penting itu, tetapi orang-orang ini juga tidak tahu apa yang dipikirkan oleh Ardika. Karena itulah, mereka semua menghindari tatapannya dan tidak berani bersuara.Adapun mengenai Wendo, pria itu bahkan tidak meliriknya sama sekali.Ardika menyilangkan kakinya, lalu berkata sambil tersenyum, "Bukankah relasimu sangat luas? Baga
Read more

Bab 1967 Mempertimbangkanmu Adalah Kerabat

Tidak hanya Rehan yang tercengang, para pengikutnya yang dibawanya kemari juga tercengang.Karena mereka semua mengerti apa arti identitas Ardika ini bagi Rehan saat ini."Tuan Muda Rehan, bukankah dia hanya seorang wali kota terdahulu Kota Banyuli? Ibarat setelah seseorang berhenti menjabat, pengaruhnya sudah nggak ada lagi. Apa yang perlu Tuan Muda takutkan?!"Tepat pada saat semua orang tercengang, sambil memasang ekspresi menjilat, Dilan melangkah maju, ingin memapah Rehan."Bam!"Emosi Rehan tiba-tiba meledak. Dia langsung mengangkat kakinya dan menendang perut Dilan dengan keras."Ah ...."Sambil berteriak menyedihkan, Dilan terjatuh ke lantai. Dia menatap Rehan dengan tatapan sangat sedih. "Tuan Muda Rehan, kamu ....""Bam!"Rehan melangkah maju, lalu melayangkan tendangan keras padanya lagi."Kamu tahu apa?!""Memangnya kamu tahu ayahku menjabat sebagai wali kota juga membutuhkan persetujuan darinya?!""Apa maksudmu dengan orang yang sudah berhenti menjabat sudah nggak berpenga
Read more

Bab 1968 Hongkem Menjadi Perusahaan Terdaftar

Melihat Rehan memegang lengannya sambil berguling-guling kesakitan di lantai, semua orang di ruangan itu memahami satu hal.Ardika benar-benar tidak bisa diprovokasi!Di ruangan sebelah.Setelah Ardika berada di dalam ruangan sejenak, Jesika berjalan memasuki ruangan.Sambil meminum teh, Ardika mengalihkan pandangannya ke arah asistennya itu dan berkata, "Jesika, bagaimana persiapan pemindahan bisnis Grup Susanto Raya ke ibu kota provinsi?""Pak Ardika, semuanya sedang berjalan dengan terstruktur. Perusahaan sudah memilih beberapa gedung perkantoran dan bersiap untuk menyewa salah satu di antaranya untuk dijadikan sebagai kantor pusat perusahaan di ibu kota provinsi."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Kalau bisa dibeli, langsung beli saja. Menggunakan properti sendiri lebih tenang. Apalagi, gedung perkantoran di ibu kota provinsi, juga sudah termasuk aset yang menjanjikan.""Baik."Jesika menganggukkan kepalanya, lalu berkata, "Tapi, Pak Ardika, sebelum perusahaan pindah ke ib
Read more

Bab 1969 Mikues Sudah Datang

Informasi ini juga sama mengejutkannya.Luna sudah menjadi pemimpin keluarga cabang.Kelak, identitas wanita ini benar-benar akan naik secara signifikan.Pada saat bersamaan, Keluarga Basagita mulai mengirimkan undangan. Berbagai keluarga besar di Kota Banyuli, serta tokoh-tokoh terkemuka diundang untuk menghadiri upacara Keluarga Basagita mengakui leluhur kembali. Orang-orang ini diundang untuk menyaksikan upacara secara langsung di lokasi.Dalam sekejap, menerima undangan dari Keluarga Basagita menjadi sebuah kehormatan bagi orang-orang Kota Banyuli....Bandara Banyuli.Sebuah pesawat dari Suraba baru mendarat.Tak lama kemudian, dengan ditemani oleh beberapa orang anak buahnya, seorang pria paruh baya berwibawa dengan aura tidak biasa, naik ke dalam sebuah mobil Audi yang berkilau.Audi tersebut langsung melaju ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, pria paruh baya tersebut langsung mengunjungi sebuah bangsal mewah satu orang."Pak Mikues, kamu sudah datang."Pintu bangsal dib
Read more

Bab 1970 Tidak Sadar Diri Sendiri Telah Dimanfaatkan

Maksud Mikues sangat jelas.Tunduk, mengaku kalah, tidak membesar-besarkan masalah.Saran seperti ini bukanlah sesuatu yang bisa diutarakan oleh orang seperti Wirhan.Wirhan berkata dengan jujur, "Aku pernah berinteraksi dengan Ardika dan mengalami kerugian di tangannya. Jujur saja, orang ini adalah tipe orang aneh yang nggak memandang serius hukum, serta nggak bisa dihadapi dengan kekerasan.""Kalau Pak Mikues berencana untuk menekan Ardika, agar dia setuju, mungkin ini bukanlah sesuatu hal yang mudah."Mikues mengerutkan keningnya, lalu melirik Wirhan sekilas dengan sorot mata dalam."Terima kasih atas peringatan dari Tuan Muda Wirhan. Tapi, sebagai seorang ayah, nggak pantas kalau aku berdiam diri saja setelah putraku ditindas oleh orang lain hingga seperti ini.""Apalagi, aku datang menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, juga bukan hanya sekadar nama saja.""Kalau membiarkan seorang wali kota terdahulu menginjak-injak aku dan mengatur-atur aku, kelak bagaimana aku bisa memimpin Kota B
Read more
PREV
1
...
195196197198199
...
205
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status