Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1954 Apa Ayahmu Tahu

Share

Bab 1954 Apa Ayahmu Tahu

Author: Sarjana
Mereka tidak menyangka wanita yang satu ini begitu keras kepala.

Bahkan Dilan yang sebelumnya berlagak hebat di hadapan mereka saja sudah berlutut di hadapan Rehan, tetapi wanita ini masih saja berani mengusir mereka.

Senyuman di wajah Rehan juga menegang. Dia beranjak dari sofa perlahan-lahan, lalu berjalan menghampiri Jesika dan berkata dengan seulas senyum palsu, "Oh, wanita cantik, kamu sedang menguji kesabaranku, ya."

"Apa kamu benar-benar mengira aku nggak berani menyentuhmu?"

Saat berbicara, dia mengulurkan lengannya, hendak menyentuh dagu putih dan mulus Jesika.

"Kalau kamu berani menyentuhnya, aku pastikan tanganmu itu akan tinggal di sini selamanya."

Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara dingin seseorang.

Secara naluriah, semua orang di dalam ruangan itu mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.

"Pak Ardika!" seru Jesika dengan senang. Begitu melihat Ardika, dia langsung merasa lega.

Ya, orang itu tidak lain adalah Ardika yang terlambat datang karena terjebak mac
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Bambang Haryadi
ganjel terus sampai kapan selesainya seri ini
goodnovel comment avatar
Da6ta
author.. banyakan dikit dong update nya.. seru nih..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1955 Tidak Mati Tapi Tetap Harus Menerima Hukuman

    "Karena kamu sudah bersikap nggak hormat padaku tadi, sekarang kamu harus berlutut dengan patuh di lantai dan meminta maaf padaku.""Tentu saja, ucapan permintaan maaf saja nggak cukup, perlu ada bentuk nyatanya.""Aku bukan tipe orang yang serakah, sepuluh persen saham Grup Susanto Raya saja sudah cukup. Oh ya, bersihkan asistenmu itu hingga sebersih-bersihnya, lalu antarkan ke ranjangku malam ini. Dengan begitu, aku baru bisa memaafkanmu!""Inilah persyaratanku, kamu pertimbangkan sendiri baik-baik.""Tentu saja, kamu juga boleh memilih untuk menolak. Tapi, setelah aku menyerang, maka persyaratan akan bertambah!"Seulas senyum dingin yang kejam menghiasi wajah Rehan. Gambaran keturunan orang kaya yang arogan tampak jelas pada dirinya saat ini.Saat ini, selain Jesika, baik para pengikut Rehan, maupun Tiara dan putranya merasa sedikit senang.Hanya karena melontarkan kata-kata tidak sopan pada Rehan, harus mengeluarkan sepuluh persen saham Grup Susanto Raya sebagai bayaran.Ardika mem

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1956 Penyiksaan

    "Berlutut, jadikan dirimu sendiri sebagai kain lap, bersihkan ruanganku hingga sebersih-bersihnya. Dengan begitu, aku nggak akan menyentuhmu.""Kalau nggak, biarpun ayahmu, Mikues datang, juga nggak akan bisa menyelamatkanmu."Mendengar Ardika melontarkan kata-kata yang luar biasa arogan itu dengan tenang, suasana di dalam ruangan tersebut berubah menjadi hening sejenak.Bocah ini pasti sudah gila!Rehan juga tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Menyuruhku menjadikan diriku sendiri sebagai kain lap untuk membersihkan ruangan ini, maka kamu nggak akan menyentuhku?""Teman-Teman, apa aku sudah berhalusinasi?""Hahaha ...."Para pengikutnya juga tertawa terbahak-bahak.Walaupun Tiara dan putranya tidak berani tertawa, tetapi mereka juga menatap Ardika dengan tatapan seperti menatap orang bodoh.Bagaimana dia bisa berani?Mereka sama sekali tidak mengerti."Kamu merasa aku sedang bercanda?"Seulas senyum dingin menghiasi wajah Ardika. Kemudian, tanpa banyak bicara lagi, dia lang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1957 Memanggil Bantuan Sesuka Hatiku

    Setelah terkejut sejenak, akhirnya beberapa orang pengawal yang dibawa oleh Rehan kemari sadar kembali."Lepaskan Tuan Muda Rehan!""Bocah, apa kamu ingin mati?!"Sambil berteriak dengan penuh amarah, ekspresi mereka tampak berubah menjadi ganas.Kalau sampai terjadi sesuatu pada Rehan, mereka juga harus menerima konsekuensinya. Karena itulah, beberapa orang itu langsung menerjang ke arah Ardika tanpa ragu.Ardika mengangkat lengannya, melayangkan satu tamparan ke wajah Rehan, lalu berkata tanpa mendongak, "Kalau kalian ingin aku menghabisinya, silakan saja maju.""Ahhh ...."Tamparan ini mengakibatkan Rehan mengeluarkan suara teriakan menyedihkan, pada saat bersamaan cerutu yang sudah sepenuhnya mati dalam mulutnya itu juga melayang keluar."Uh ... uh ...."Rehan langsung beranjak duduk sambil berlutut. Dalam kondisi menyedihkan, dia menggunakan kedua tangannya untuk menekan lehernya, seolah-olah ingin mengeluarkan organ dalamnya.Di bawah pembakaran cerutu itu, mulutnya sudah melepuh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1958 Buatkan Aku Secangkir Teh

    Walaupun Rehan tidak termasuk dalam anggota inti Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, tidak bisa dibandingkan dengan para pangeran yang memang merupakan anggota inti Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Namun, bagaimanapun juga, keluarganya juga sudah mengakui leluhur dan secara resmi diakui oleh Keluarga Bangsawan Basagita Suraba.Apalagi, Mikues, ayahnya sudah lama menjabat sebagai wal kota ibu kota provinsi di sebuah provinsi di Netawa, kedudukan ayahnya setara dengan wakil kodam.Latar belakang keluarga seperti ini, membuat status dan kedudukannya tidaklah rendah.Jadi, saat berada di Netawa, dia tidak takut pada apa pun.Biarpun yang memprovokasinya adalah para tuan muda keluarga kaya terpandang, dia juga tidak perlu mempertimbangkan apa pun, menginjak-injak mereka dan menyiksa mereka sesuka hatinya.Rehan pernah takut pada siapa?Namun, dalam kunjungan pertamanya ke Kota Banyuli, dia malah diinjak-injak oleh seorang pemuda kampungan.Ardika tidak hanya memasukkan cerutu yang masih

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1959 Para Tokoh Penting Sudah Tiba

    "Tuan Muda Rehan, nggak perlu kesal, aku sudah menghubungi penanggung jawab ketiga Departemen Perindustrian dan penanggung jawab kedua Departemen Kesehatan. Mereka sudah dalam perjalanan kemari.""Tokoh-tokoh penting Departemen Audit, Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota juga sudah dalam perjalanan ....""Begitu para tokoh penting ini tiba, masing-masing dari mereka bisa menggunakan alasan sembarang, menunjuk kesalahan Grup Susanto Raya dan mengajukan permintaan perbaikan, sudah cukup untuk membuat Grup Susanto Raya bangkrut!""Ya, benar. Sekarang dia nggak menganggap serius Tuan Muda Rehan, sebentar lagi dia akan berlutut dan memohon padamu sambil menangis terisak-isak!"Saat ini, satu per satu dari pengikut Rehan buka mulut untuk menghiburnya.Banyak di antara tetua orang-orang ini adalah orang pemerintahan, jadi mereka sudah familier dengan cara main ini.Jangan lihat ini hanya orang-orang penting dari beberapa departemen saja, mungkin kalau mengandalkan kekuatan seorang diri, me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1960 Pasti Mau Satu Lengan dan Satu Kaki

    Pada akhirnya, pandangan semua orang tertuju pada Ardika.Karena hanya dia yang tengah duduk santai di sofa, sangat mudah menarik perhatian.Namun, hal yang membuat mereka terkejut adalah, Jesika berdiri di belakang pemuda misterius ini layaknya seorang bawahan.Apa mungkin dia adalah presdir Grup Susanto Raya yang misterius itu?"Nggak perlu tebak-tebak lagi. Ya, dia adalah presdir Grup Susanto Raya yang suka berlagak misterius itu."Tepat pada saat ini, Rehan menyunggingkan seulas senyum dingin dan berkata, "Hanya ada sedikit uang saja, sudah berani berlagak hebat di hadapanku. Kamu cari tahu sendiri saja, ada berapa banyak orang kaya yang ayahku masukkan ke dalam penjara.""Selain itu, Keluarga Bangsawan Basagita Suraba kaya raya, memangnya punya sedikit uang itu saja sudah hebat?"Mendengar ucapan ini, lalu melihat bekas tamparan di wajah Rehan, orang-orang penting ini langsung mengerti.Ternyata Tuan Muda Rehan ini sudah ditindas oleh orang lain.Itulah sebabnya mereka dipanggil k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1961 Penanggung Jawab Kedua Departemen Kepolisian Kota

    "Eh, Ardika, aku juga sudah menghubungi Wendo Lotoka, penanggung jawab kedua Departemen Kepolisian Kota. Dia sudah dalam perjalanan kemari.""Aku beri tahu dia, selama dia mendengarkanku dengan patuh, ke depannya posisi Kapolda akan menjadi miliknya.""Aku harap saat kamu bertemu dengannya nanti, kamu masih bisa bersikap keras seperti ini!"Rehan melontarkan kata-kata itu dengan nada bicara menyindir.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Wendo?""Ah, levelnya nggak cukup tinggi, pasti akan mengecewakanmu.""Level bukan masalah, tapi seragam yang dikenakannya itu sudah cukup untuk menghabisimu!" Rehan paling membenci melihat Ardika berlagak hebat seolah-olah tidak menganggap serius apa pun. Dia benar-benar kesal setengah mati."Tuan Muda Rehan!"Begitu Rehan selesai berbicara, terdengar suara dalam seseorang.Detik berikutnya, seorang pria bertubuh kekar yang mengenakan setelan polisi dilengkapi dengan senjata api, melenggang memasuki ruangan.Di belakangnya, ada beberapa orang anak bua

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1962 Kamu Seekor Anjing

    Kebanyakan orang di tempat itu, termasuk Wendo dan para tokoh penting dari berbagai departemen adalah penduduk asli Kota Banyuli.Namun, mereka berpura-pura tidak mendengar saat Rehan mengucapkan kata "orang kampungan".Wendo mengangguk dan berkata, "Bocah ini memang arogan. Kalau begitu, Tuan Muda Rehan, kamu ingin bocah ini membayar harga seperti apa?"Dia perlu mengetahui permintaan Rehan terlebih dahulu, baru bisa memuaskannya.Seulas senyum ganas muncul di wajah Rehan. "Aku ingin mematahkan satu lengan dan satu kakinya, menyuruhnya berlutut memohon padaku. Tentu saja, kalau dia menolak, aku juga nggak keberatan untuk menghabisinya!""Menghabisi, ini ...."Wendo agak ragu.Dia punya cara untuk mematahkan lengan dan kaki target, contohnya dengan alasan hal itu terjadi tanpa disengaja saat mereka sedang menjalankan hukum. Jadi, hal seperti itu mudah ditutupi.Namun, kalau sampai melibatkan nyawa seseorang, maka hal tersebut tidak akan begitu mudah ditutupi lagi."Wendo, apa yang kamu

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2035 Dewi Racun

    Ardika tidak sedang membual.Kala itu, demi membunuhnya, organisasi intelijen Aliansi Panca pernah mengeluarkan dana fantastis, mengundang pembunuh hebat dari berbagai negara untuk membunuhnya secara diam-diam.Di antara orang-orang tersebut, termasuk orang-orang yang menempati peringkat di Situs Gelap Heidim.Menghadapi bocah-bocah yang berinisiatif cari mati sendiri seperti ini, tentu saja datang satu, Ardika bunuh satu.Namun, beberapa di antaranya, karena berbagai alasan-alasan khusus, mereka tidak mati, melainkan dibiarkan pergi oleh Ardika.Jadi, Ardika mengatakan orang-orang ini berutang nyawa padanya, memang tidak berlebihan.Hanya dengan satu panggilan dari Ardika, orang-orang ini akan datang."Memangnya kamu bisa?"Namun, Rivani tetap tidak memercayai ucapan Ardika. Dia mengira Ardika hanya sedang membual."Ardika, kuakui di antara anak-anak muda, boleh dibilang kamu memang unggul. Bagaimanapun juga, kamu membangun semuanya dari nol. Bisa meraih pencapaian seperti hari ini, b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2034 Situs Gelap Heidim

    Saat ini, keluhan yang sebelumnya memenuhi hati Jesika terhadap ibunya, langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak.Jesika segera menyeka air matanya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Ardika, lalu berkata dengan nada bicara memohon, "Pak Ardika, aku belum pernah memohon padamu untuk melakukan apa pun untukku. Tapi kali ini, aku ingin memohon bantuanmu untuk melenyapkan Istana Neraka.""Aku nggak menginginkan bonus itu lagi!""Selama kali ini kamu bisa menyelamatkan nasib Keluarga Siantar, aku bersedia bekerja untukmu seumur hidup!"Bekerja seumur hidup.Dengan kemampuan Jesika dalam berbisnis, boleh dibilang pengorbanan ini cukup besar.Namun, saat kata-kata ini masuk ke telinga Rivani, dia merasa sangat konyol dan tidak masuk akal."Jesika, apa otakmu sudah rusak?! Kamu memohon bantuannya untuk melenyapkan Istana Neraka?"Rivani menatap Jesika dengan tatapan tidak percaya.Dia merasa demam yang dialami putrinya beberapa waktu yang lalu telah membuat otak putrinya bermasalah, put

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2033 Raja Neraka

    "Sebenarnya, Keluarga Siantar juga bukannya nggak melakukan apa-apa.""Melalui jalur Bank Sentral, kakekmu sudah menawarkan hadiah besar. Ada tiga organisasi pembunuh terkenal baik dari dalam maupun luar yang telah menerima tawaran hadiah ini dan pergi memburu Raja Neraka.""Tapi, nggak lama kemudian, tiga organisasi pembunuh ini sudah lenyap. Dari pemimpin hingga anggota inti organisasi-organisasi tersebut, telah dibunuh. Kepala mereka kembali diantarkan ke Kediaman Keluarga Siantar.""Sekarang kalian sudah tahu betapa menakutkannya Istana Neraka, 'kan?""Jesika, apa kamu kira sebagai seorang ibu, jelas-jelas aku tahu itu adalah sebuah jurang, aku akan mendorongmu masuk ke dalam?"Rivani menatap Jesika, berbicara dengan suara dalam, nada bicaranya sudah kehilangan ketenangan tadi.Sangat jelas, Istana Neraka dan Raja Neraka telah memberikan tekanan mental yang besar untuknya.Ini juga merupakan alasan mengapa dia terburu-buru datang ke Kota Banyuli untuk menjemput Jesika pulang.Ekspr

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2032 Istana Neraka

    Kata-kata "menjual anak" benar-benar terlalu tidak enak didengar.Namun, dia tidak bisa menemukan kata-kata untuk membantah.Karena pernikahan antara Keluarga Jesika dan Keluarga Darma kali ini, memang ada persentase transaksi yang sangat besar.Rivani memutuskan untuk tidak memperdebatkan topik ini dengan Ardika."Kamu mau membantu menyelesaikannya?"Rivani mengamati Ardika dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, lalu berkata dengan ekspresi meremehkan, "Kamu ingin tahu masalah apa yang sedang dihadapi oleh Keluarga Siantar? Oke, aku akan memberitahumu!""Karena Keluarga Siantar telah ditargetkan oleh sebuah organisasi pembunuh bernama Istana Neraka. Kalau kami nggak menjalin hubungan pernikahan dengan Keluarga Darma untuk menangani masalah ini, seluruh Keluarga Siantar akan tertimpa musibah.""Raja Neraka, pemimpin Istana Neraka sudah mengeluarkan pernyataan, akan membunuh seluruh Keluarga Siantar.""Apa kamu mengerti maksud membunuh seluruh Keluarga Siantar? Itu artinya seluruh angg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2031 Judian Darma

    "Jesika, sudah pernah kubilang padamu, bagi wanita, air mata adalah sesuatu hal yang paling nggak bernilai.""Tapi, karena sekarang masih berada di Kota Banyuli, kamu bisa menunjukkan sisi lemah dan lembutmu itu untuk terakhir kalinya.""Setelah pulang ke rumah nanti, kamu harus menunjukkan sikap layaknya seorang wanita dewasa yang sempurna, harus membuat Keluarga Darma puas.""Kalau kamu masih saja lemah dan lembut seperti sekarang, aku hanya bisa bilang kamu nggak akan bisa menjalani kehidupan sesuai keinginanmu di Kediaman Keluarga Darma. Nggak akan ada orang yang merasa simpati padamu karena air matamu, malah hanya akan membuat orang mengira kamu lemah dan mudah ditindas."Tidak ada gejolak emosi dalam kata-kata yang diucapkan oleh Rivani.Apa yang dialami oleh Jesika, hanya seperti mengulang apa yang pernah dialaminya saja.Di saat seperti ini, daripada berperan sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, sebaiknya dia bersikap kejam dan tegas, merangsang Jesika untuk kembali ber

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2030 Jesika yang Lemah dan Lembut

    Rivani menatap Ardika dengan ekspresi acuh tak acuh dan berkata, "Ratu Ular Vanya datang untuk menangani masalah keterlibatan anggota internal Organisasi Snakei dengan orang Negara Jepara, sedangkan Pak Jigo dari kabinet buka suara karena Keluarga Bangsawan Basagita Suraba menganggap ucapannya sebagai angin lalu.""Apa hubungannya semua ini denganmu?"Vanya tidak menghadiri perjamuan perayaan, melainkan langsung membawa Hanko pergi.Seperti yang dikatakan oleh Rivani, alasan yang kelihatan dari luar mengenai tujuan kedatangan Vanya ke Kota Banyuli kali ini adalah untuk menangkap "anggota tidak berguna" Organisasi Snakei.Tentu saja, tidak ada yang tahu sesungguhnya Vanya datang karena ingin memberi penjelasan secara pribadi pada Ardika mengenai hal yang berkaitan dengan Keluarga Halim. Itulah sebabnya dia mendatangi Kota Banyuli.Tentu saja juga tidak ada yang tahu, alasan Jigo selaku tetua kabinet memaksa Keluarga Bangsawan Basagita Suraba untuk tunduk dan mengeluarkan uang bersama Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2029 Aku Bisa Mengambil Keputusan di Kota Banyuli

    Bonus yang diberikan oleh Ardika kepada Jesika, kalau diberikan kepada orang biasa, sudah cukup untuk menaikkan status orang tersebut.Biarpun hanya berbaring tanpa melakukan apa pun, hanya belanja dan belanja saja, juga sangat sulit untuk menghabiskan uang sebanyak itu.Namun, bagaimanapun juga, Jesika bukanlah orang biasa.Dia berasal dari Keluarga Siantar, sebuah keluarga kaya yang menduduki posisi puncak.Bagi Keluarga Siantar, uang sebesar triliunan benar-benar belum cukup untuk membuat mereka lupa daratan.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata, "Bibi, aku nggak punya kebiasaan hanya sekadar omong saja. Kalau kamu nggak percaya, aku bisa membagikan bonus kepada Jesika terlebih dulu dengan menggunakan uang pribadiku."Selesai berbicara, dia mengeluarkan Kartu Hitam Sentral, lalu meletakkannya di atas meja."Kartu Hitam Sentral!"Kelopak mata Rivani kembali melompat-lompat, sorot matanya terhadap Ardika, makin lama makin aneh.Sebenarnya bocah ini punya rahasia apa yang nggak d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2028 Membagi Bonus

    Tentu saja Ardika tidak akan marah, dia berkata dengan sungkan, "Bibi, aku nggak memiliki niat apa pun terhadap putrimu.""Hanya saja, dia hanya menyerahkan surat pengunduran diri melalui orang lain tanpa memberitahuku, terburu-buru untuk meninggalkan Kota Banyuli.""Selama ini, Jesika terus membantuku mengurus Grup Susanto Raya, sudah bekerja sangat keras. Hal-hal ini aku bisa melihatnya dengan jelas. Karena itulah, sudah sewajarnya sebagai seorang bos, aku datang untuk melihatnya."Melihat Ardika tidak terlibat konflik dengan ibunya, Jesika menghela napas lega.Namun, kalimat pertama yang keluar dari mulut Ardika, samar-samar membuatnya merasa sedikit kecewa.Ekspresi Rivani tampak sedikit membaik, tetapi dia tetap berkata dengan dingin, "Sudahlah, karena kamu sudah melihatnya, maka kamu sudah boleh pergi."Sambil tersenyum, Ardika menggelengkan kepalanya."Apa maksudmu?" Rivani mengangkat alisnya, sorot matanya kembali berubah menjadi dingin dan tajam.Ardika berkata dengan tenang,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2027 Rivani

    Ardika mengangguk.Situasi yang dialami oleh Jesika sekarang ini sama dengan yang dialami oleh Tina.Sama seperti Tina, Keluarga Siantar di mana keluarga Jesika berasal juga merupakan keluarga besar.Walaupun Keluarga Siantar masih bukan termasuk keluarga bangsawan, tetapi juga merupakan keluarga kaya yang menduduki posisi puncak, paling tidak masih lebih kuat dibandingkan keluarga kaya lama seperti Keluarga Septio Provinsi Aste.Sangat jelas ini juga merupakan pernikahan politik yang menyedihkan.Ardika bertanya, "Kalau begitu, apa kamu sendiri bersedia?""Aku nggak bersedia."Jesika berkata tanpa ragu, "Tapi, keluargaku menghadapi sedikit masalah. Terlebih lagi, masalah ini hanya bisa diselesaikan oleh keluarga pria itu. Sebagai putri Keluarga Siantar, tentu saja aku harus sedikit berkorban."Berbeda dengan Tina yang saat menghadapi situasi serupa kala itu, memilih untuk menentang keputusan keluarga, sedikit banyak Jesika sudah menerima, seakan-akan sudah menerima takdirnya.Namun, A

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status