Semua Bab Obsesi Liar Mantan Bosku: Bab 101 - Bab 110

199 Bab

Bab 101. Negosiasi Ulang

Saat Cindy masuk ke kamar Sebastian, bosnya itu tak ada. Cindy jadi kebingungan sampai ia mendengar pintu terbuka dan ia menarik napas lega. Sebastian keluar dari kamar mandi dengan santai melipat jubah yang ia kenakan. Begitu melihat Cindy, Sebastian tak berhenti atau terkejut. Ia cuek saja seolah Cindy tak ada. Melihat sikap seperti itu, Cindy jadi merasa bersalah.“Selamat pagi, Mas.” Cindy menyapa pelan dan lembut sambil mendekat. Sebastian tak membalas sama sekali bahkan tak mau melihat pada Cindy. Ia malah kembali ke tempat tidur dan kembali duduk seraya bersandar. Cindy makin merasa canggung. Ia pun mendekat dan hendak membantu.“Kamu sudah gak di infus lagi, Mas?” Cindy masih mencoba bicara.“Kamu masih bertanya?” Sebastian dengan ketus menyindir. Cindy diam lalu menarik napas panjang. Ia masih mendekat lalu menundukkan kepalanya.“Aku minta maaf, Mas. Baru datang dan terlambat ....”“Ha
Baca selengkapnya

Bab 102. Menelan Ludah

Untuk saat ini, bagi Cindy besaran gaji yang disebutkan oleh Sebastian sangatlah besar. Ia bisa menyewa rumah sederhana yang layak huni dengan gaji sebesar itu. Bahkan untuk apartemen yang dihuninya sekarang, Cindy pun bisa menyewanya tanpa masalah. Hanya saja saat mendengar jika gajinya dipotong total untuk melunasi utang, Cindy jadi kembali kecewa. Ia jadi merasa seperti b udak yang diperas keringatnya tanpa ada kepastian untuk bekerja tanpa henti.“Mas, bolehkah aku meminta separuh dari gajiku? Aku juga membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Cindy memberanikan diri. Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Sebastian memiringkan wajahnya melihat Cindy. Ia seperti keheranan sekaligus mengernyit tak mengerti.“Memangnya ke mana Melvin? Apa dia gak memberikan kamu uang lagi?” sahut Sebastian menyindir. Cindy menundukkan pandangannya pilunya sejenak.“Ini hanya sementara, Mas. Mas Melvin sedang sakit ....”“
Baca selengkapnya

Bab 103. Tawaran Menggiurkan

Sebastian mendekat pada Cindy. Ini adalah kesempatannya mengunci Cindy seperti yang diinginkannya. Cindy sedang tak punya pilihan selain pasrah.“Aku punya penawaran buat kamu. dengarkan aku dengan baik,” ujar Sebastian dengan suara husky dan nada rendah. Cindy tak menjawab. Ia menatap mata Sebastian dengan jantung yang berdegup kencang. Wajah tampan Sebastian begitu dekat dengannya.“Kalau kamu mau kencan denganku selama seminggu, aku akan kurangi lima persen dari seluruh utangnya. Tapi kamu harus mau melayani aku sampai aku puas, gak boleh pulang atau kembali pada Melvin sampai kencan kita selesai,” sambung Sebastian mengunci Cindy.Cindy melongo terperangah mendengar penawaran Sebastian. Tanpa malu Sebastian malah menyeringai kemenangan. Ia tahu jika Cindy pasti akan menyerah. Cindy menggeleng kecil terperangah tak percaya.“M-Maksud kamu apa menawarkan aku seperti itu, Mas?” ucap Cindy separuh terbata-bata. Bibir Se
Baca selengkapnya

Bab 104. Ancaman Sang Pengacara

“Apa Anda Naomi Jingga?” Naomi menatap keheranan pada ketiga pria yang sedang berhadapan dengannya. Pandangannya lalu terpaku pada satu orang. Seorang pria yang mengenakan kacamata dengan sorot mata tajam, alis yang sedikit lebih tebal serta sedikit jambang.“Iya ....” belum selesai Naomi menjawab, seorang pria menarik lengannya ke arah pintu.“Buka pintunya!” perintahnya galak. Naomi jadi ketakutan. Terlebih keadaan sedang sepi.“Kalian siapa?”“Buka pintunya!” pria itu mengulang lagi perintahnya dengan mata mendelik tajam. Naomi terpaksa membuka kunci pintu rumahnya. Pria itu mendorong Naomi sampai masuk ke dalam.“Kalian mau apa?” hardik Naomi makin keras. Ia melihat tiga pria itu satu persatu. Lefrant masuk dan pria di belakangnya menutup serta mengunci pintu. Naomi kini terdesak di dalam rumahnya, terkurung dengan pria-pria yang tak ia kenal.“Apa Anda gak kap
Baca selengkapnya

Bab 105. Penjahat Yang Bersembunyi

“Nao! Nao!”Madelo mengejar Naomi yang marah padanya usai pengakuannya. Ia mengaku sudah memposting berita tentang Sebastian Arson yang tak jadi ditayangkan oleh televisi. Oleh karena itu, Naomi hanya membawakan berita soal profil Sebastian Arson semata, dan itu pun jadi masalah sekarang.“Tunggu dulu!”“Kok bisa Mas Delo tega kayak gitu ke aku!?” pungkas Naomi menyemburkan kekesalannya. Madelo mencebik sekalian berkacak pinggang menghadapi Naomi.“Kamu kan gak ngerti bagaimana capeknya mencari berita investigasi soal Sebastian Arson. Dia itu licin dan misterius. Kalau kita gak mencari tahu soal dia dan ternyata dia berbahaya, negara ini juga bisa dalam bahaya, Nao!” Madelo mengurai alasannya. Naomi langsung mengernyitkan keningnya.“Maksud Mas Delo apa?”“Begini, Sebastian Arson itu adalah pengusaha asal Amerika, tapi dia punya darah keturunan Indonesia. Dia berinvestasi sang
Baca selengkapnya

Bab 106. Bimbang

“Kamu meminta aku untuk memanfaatkan Pak Sebastian, Mas?” Cindy berujar seakan tak percaya. Melvin yang semula mendekatkan wajahnya lalu sedikit mundur. Matanya masih menatap Cindy. Ia merasa jika Cindy mulai sedikit berubah. Dia tak lagi se penurut seperti dulu.“Aku gak bilang seperti itu, tapi kan kamu tahu persis seperti apa kesulitan kita. Aku gak bisa bernegosiasi apa pun sama dia dan hanya kamu yang selama ini bekerja buat dia. Jadi ....”“Mas, kamu yang memaksaku bekerja di sana untuk melunasi utang-utang kita. Sekarang ... semuanya masih belum cukup. Aku bahkan gak tahu lagi apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari situasi seperti ini,” jawab Cindy penuh kepedihan. Matanya berkaca-kaca tak percaya mendengar kalimat Melvin.Melvin pun tertegun mendengar serta menatap Cindy. Kalimatnya yang menusuk membuat Melvin terdiam. Rasa kemanusiaannya seakan tercambuk. Masalahnya, keegoisannya lebih tinggi dari apa pun. Cindy yang sudah lelah pada hari ini, tak mau berbicara lebih la
Baca selengkapnya

Bab 107. Adikku Yang Berharga

“Gak mungkin, Peter.”“Aku akan memeriksa soal ini, Dan. Yang penting Komandan tenang dulu, jangan langsung bertindak ....”“Bagaimana aku gak cemas? Sebastian membuka jaringan Moulson di Indonesia. Dia pasti mengincar Cindy!”Napas Dion Juliandra terengah dan sangat cemas. Kabar tentang kepulangan Sebastian di media sosial terlambat sampai padanya. Itu karena selama ini ia menganggap semuanya aman saja setelah pria itu masuk penjara.“Atau ... mungkin Ayu tahu sesuatu, Dan?” usul Peter dari ujung telepon. Dion memejamkan mata dengan tarikan napas panjang serta berat.“Aku akan hubungi Ayu. Tolong cari tahu yang terjadi lebih lengkap, Peter.”Sambungan telepon itu diputuskan tak lama kemudian. Dion masih resah memegang ponsel lalu melihat lagi pada potongan liputan berita tersebut. Ia mencoba mencari sumber berita pertama namun tak menemukan. Media yang menurunkan berita itu sebelum
Baca selengkapnya

Bab 108. Kelinci Yang Tersesat

Sebastian tak mau membuang waktu untuk segera pulang meski tak menggunakan kendaraan darat. Ia menggunakan helikopter untuk mencegah ada yang mengenalinya di jalan. Begitu tertutupnya Sebastian, sampai ia tak mau siapa pun mengetahui kehidupannya sama sekali.“Pak, aku bisa menyusun rencana liburan agar Bapak bisa beristirahat sejenak,” tawar Lefrant saat perjalanan dari rumah sakit menuju Langham. Sebastian masih menatap keluar tak menjawab sama sekali. Ia masih berpikir soal Cindy. Lefrant pun menghela napas panjang lalu menoleh ke arah lain.“Lef, apa kontrak yang ditanda tangani sama Cindy, mencakup hal soal ... pernikahan?” tanya Sebastian tiba-tiba keluar dari arah pembicaraan. Lefrant langsung mengernyitkan keningnya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan.“Apa maksud Bapak bertanya seperti itu? Apa Bapak mau menikah dengan Nona Cindy?” Lefrant balik bertanya daripada menjawab. Sebastian tak langsung menjawab, ia kembali m
Baca selengkapnya

Bab 109. Menghimpit Naluri

“Jangan marah dong, Cindy itu kan masih istriku, Key!” bujuk Melvin berjalan sedikit terpincang ke arah Keyla. Keyla langsung bersedekap dengan wajah merengut tak suka. Ia cemburu melihat Melvin memberikan ciuman di pipi Cindy sebelum istrinya itu berangkat bekerja.“Udalah, yang penting kan Cindy gak tahu hubungan kita, Sayang,” imbuh Melvin lagi seraya mengusap sisi lengan Keyla yang tengah mengambek.“Enak banget dia bisa tinggal di apartemen mewah kayak gini. Sedangkan aku cuma di rumah kontrakan!” sungut Keyla makin menumpahkan kekesalannya. Keyla menepis tangan Melvin lalu duduk di sofa ruang tengah dengan santai. Melvin menghela napas panjang lalu mendekat pada istri simpanannya itu.“Dia gak mungkin tinggal di rumah Mama, Key. Mama dan Papa benci banget sama Cindy ....”“Ya iyalah mereka gak suka. Berapa tahun kalian nikah, sampe sekarang dia gak hamil kan? Apa lagi, dia cuma bawa sial buat kam
Baca selengkapnya

Bab 110. Terdesak

Helikopter itu membawa Edward dan Cindy ke sebuah kawasan baru industri yang akan dibangun oleh Moulson. Dua pabrik besar sedang dibangun dan akan berdiri menjadikan Moulson Indonesia sebagai salah satu perusahaan terbesar. Cindy hanya bisa diam tertegun melihat luasnya kawasan tersebut.Edward mengajak Cindy masuk ke sebuah ruangan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan serta rapat. Tak lama, Sebastian masuk dan duduk tak jauh dari Cindy. Cindy terkesiap melihat bosnya datang. Ia mengira Sebastian masih di rumah sakit. Tanpa menoleh pada Cindy, Sebastian memimpin rapat kecil tentang pembangunan yang sedang berjalan. Sebastian hanya memberikan perintah pada Cindy dengan menggunakan dengan menggunakan jarinya. Cindy menurut tak banyak bicara sama sekali.Setelahnya, Cindy dibawa melihat perkembangan pembangunan pabrik. Ia ikut dengan rombongan Sebastian dengan memakai helm pelindung.“Jangan nyasar!” Edward memperingatkan Cindy separuh berbisik. Cin
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status