Beranda / Romansa / Obsesi Liar Mantan Bosku / Bab 102. Menelan Ludah

Share

Bab 102. Menelan Ludah

Penulis: Andromeda Venus
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Untuk saat ini, bagi Cindy besaran gaji yang disebutkan oleh Sebastian sangatlah besar. Ia bisa menyewa rumah sederhana yang layak huni dengan gaji sebesar itu. Bahkan untuk apartemen yang dihuninya sekarang, Cindy pun bisa menyewanya tanpa masalah. Hanya saja saat mendengar jika gajinya dipotong total untuk melunasi utang, Cindy jadi kembali kecewa. Ia jadi merasa seperti b udak yang diperas keringatnya tanpa ada kepastian untuk bekerja tanpa henti.

“Mas, bolehkah aku meminta separuh dari gajiku? Aku juga membutuhkan biaya untuk kehidupan sehari-hari,” ujar Cindy memberanikan diri. Dengan wajah datar tanpa ekspresi, Sebastian memiringkan wajahnya melihat Cindy. Ia seperti keheranan sekaligus mengernyit tak mengerti.

“Memangnya ke mana Melvin? Apa dia gak memberikan kamu uang lagi?” sahut Sebastian menyindir. Cindy menundukkan pandangannya pilunya sejenak.

“Ini hanya sementara, Mas. Mas Melvin sedang sakit ....”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 103. Tawaran Menggiurkan

    Sebastian mendekat pada Cindy. Ini adalah kesempatannya mengunci Cindy seperti yang diinginkannya. Cindy sedang tak punya pilihan selain pasrah.“Aku punya penawaran buat kamu. dengarkan aku dengan baik,” ujar Sebastian dengan suara husky dan nada rendah. Cindy tak menjawab. Ia menatap mata Sebastian dengan jantung yang berdegup kencang. Wajah tampan Sebastian begitu dekat dengannya.“Kalau kamu mau kencan denganku selama seminggu, aku akan kurangi lima persen dari seluruh utangnya. Tapi kamu harus mau melayani aku sampai aku puas, gak boleh pulang atau kembali pada Melvin sampai kencan kita selesai,” sambung Sebastian mengunci Cindy.Cindy melongo terperangah mendengar penawaran Sebastian. Tanpa malu Sebastian malah menyeringai kemenangan. Ia tahu jika Cindy pasti akan menyerah. Cindy menggeleng kecil terperangah tak percaya.“M-Maksud kamu apa menawarkan aku seperti itu, Mas?” ucap Cindy separuh terbata-bata. Bibir Se

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 104. Ancaman Sang Pengacara

    “Apa Anda Naomi Jingga?” Naomi menatap keheranan pada ketiga pria yang sedang berhadapan dengannya. Pandangannya lalu terpaku pada satu orang. Seorang pria yang mengenakan kacamata dengan sorot mata tajam, alis yang sedikit lebih tebal serta sedikit jambang.“Iya ....” belum selesai Naomi menjawab, seorang pria menarik lengannya ke arah pintu.“Buka pintunya!” perintahnya galak. Naomi jadi ketakutan. Terlebih keadaan sedang sepi.“Kalian siapa?”“Buka pintunya!” pria itu mengulang lagi perintahnya dengan mata mendelik tajam. Naomi terpaksa membuka kunci pintu rumahnya. Pria itu mendorong Naomi sampai masuk ke dalam.“Kalian mau apa?” hardik Naomi makin keras. Ia melihat tiga pria itu satu persatu. Lefrant masuk dan pria di belakangnya menutup serta mengunci pintu. Naomi kini terdesak di dalam rumahnya, terkurung dengan pria-pria yang tak ia kenal.“Apa Anda gak kap

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 105. Penjahat Yang Bersembunyi

    “Nao! Nao!”Madelo mengejar Naomi yang marah padanya usai pengakuannya. Ia mengaku sudah memposting berita tentang Sebastian Arson yang tak jadi ditayangkan oleh televisi. Oleh karena itu, Naomi hanya membawakan berita soal profil Sebastian Arson semata, dan itu pun jadi masalah sekarang.“Tunggu dulu!”“Kok bisa Mas Delo tega kayak gitu ke aku!?” pungkas Naomi menyemburkan kekesalannya. Madelo mencebik sekalian berkacak pinggang menghadapi Naomi.“Kamu kan gak ngerti bagaimana capeknya mencari berita investigasi soal Sebastian Arson. Dia itu licin dan misterius. Kalau kita gak mencari tahu soal dia dan ternyata dia berbahaya, negara ini juga bisa dalam bahaya, Nao!” Madelo mengurai alasannya. Naomi langsung mengernyitkan keningnya.“Maksud Mas Delo apa?”“Begini, Sebastian Arson itu adalah pengusaha asal Amerika, tapi dia punya darah keturunan Indonesia. Dia berinvestasi sang

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 106. Bimbang

    “Kamu meminta aku untuk memanfaatkan Pak Sebastian, Mas?” Cindy berujar seakan tak percaya. Melvin yang semula mendekatkan wajahnya lalu sedikit mundur. Matanya masih menatap Cindy. Ia merasa jika Cindy mulai sedikit berubah. Dia tak lagi se penurut seperti dulu.“Aku gak bilang seperti itu, tapi kan kamu tahu persis seperti apa kesulitan kita. Aku gak bisa bernegosiasi apa pun sama dia dan hanya kamu yang selama ini bekerja buat dia. Jadi ....”“Mas, kamu yang memaksaku bekerja di sana untuk melunasi utang-utang kita. Sekarang ... semuanya masih belum cukup. Aku bahkan gak tahu lagi apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari situasi seperti ini,” jawab Cindy penuh kepedihan. Matanya berkaca-kaca tak percaya mendengar kalimat Melvin.Melvin pun tertegun mendengar serta menatap Cindy. Kalimatnya yang menusuk membuat Melvin terdiam. Rasa kemanusiaannya seakan tercambuk. Masalahnya, keegoisannya lebih tinggi dari apa pun. Cindy yang sudah lelah pada hari ini, tak mau berbicara lebih la

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 107. Adikku Yang Berharga

    “Gak mungkin, Peter.”“Aku akan memeriksa soal ini, Dan. Yang penting Komandan tenang dulu, jangan langsung bertindak ....”“Bagaimana aku gak cemas? Sebastian membuka jaringan Moulson di Indonesia. Dia pasti mengincar Cindy!”Napas Dion Juliandra terengah dan sangat cemas. Kabar tentang kepulangan Sebastian di media sosial terlambat sampai padanya. Itu karena selama ini ia menganggap semuanya aman saja setelah pria itu masuk penjara.“Atau ... mungkin Ayu tahu sesuatu, Dan?” usul Peter dari ujung telepon. Dion memejamkan mata dengan tarikan napas panjang serta berat.“Aku akan hubungi Ayu. Tolong cari tahu yang terjadi lebih lengkap, Peter.”Sambungan telepon itu diputuskan tak lama kemudian. Dion masih resah memegang ponsel lalu melihat lagi pada potongan liputan berita tersebut. Ia mencoba mencari sumber berita pertama namun tak menemukan. Media yang menurunkan berita itu sebelum

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 108. Kelinci Yang Tersesat

    Sebastian tak mau membuang waktu untuk segera pulang meski tak menggunakan kendaraan darat. Ia menggunakan helikopter untuk mencegah ada yang mengenalinya di jalan. Begitu tertutupnya Sebastian, sampai ia tak mau siapa pun mengetahui kehidupannya sama sekali.“Pak, aku bisa menyusun rencana liburan agar Bapak bisa beristirahat sejenak,” tawar Lefrant saat perjalanan dari rumah sakit menuju Langham. Sebastian masih menatap keluar tak menjawab sama sekali. Ia masih berpikir soal Cindy. Lefrant pun menghela napas panjang lalu menoleh ke arah lain.“Lef, apa kontrak yang ditanda tangani sama Cindy, mencakup hal soal ... pernikahan?” tanya Sebastian tiba-tiba keluar dari arah pembicaraan. Lefrant langsung mengernyitkan keningnya. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan.“Apa maksud Bapak bertanya seperti itu? Apa Bapak mau menikah dengan Nona Cindy?” Lefrant balik bertanya daripada menjawab. Sebastian tak langsung menjawab, ia kembali m

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 109. Menghimpit Naluri

    “Jangan marah dong, Cindy itu kan masih istriku, Key!” bujuk Melvin berjalan sedikit terpincang ke arah Keyla. Keyla langsung bersedekap dengan wajah merengut tak suka. Ia cemburu melihat Melvin memberikan ciuman di pipi Cindy sebelum istrinya itu berangkat bekerja.“Udalah, yang penting kan Cindy gak tahu hubungan kita, Sayang,” imbuh Melvin lagi seraya mengusap sisi lengan Keyla yang tengah mengambek.“Enak banget dia bisa tinggal di apartemen mewah kayak gini. Sedangkan aku cuma di rumah kontrakan!” sungut Keyla makin menumpahkan kekesalannya. Keyla menepis tangan Melvin lalu duduk di sofa ruang tengah dengan santai. Melvin menghela napas panjang lalu mendekat pada istri simpanannya itu.“Dia gak mungkin tinggal di rumah Mama, Key. Mama dan Papa benci banget sama Cindy ....”“Ya iyalah mereka gak suka. Berapa tahun kalian nikah, sampe sekarang dia gak hamil kan? Apa lagi, dia cuma bawa sial buat kam

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 110. Terdesak

    Helikopter itu membawa Edward dan Cindy ke sebuah kawasan baru industri yang akan dibangun oleh Moulson. Dua pabrik besar sedang dibangun dan akan berdiri menjadikan Moulson Indonesia sebagai salah satu perusahaan terbesar. Cindy hanya bisa diam tertegun melihat luasnya kawasan tersebut.Edward mengajak Cindy masuk ke sebuah ruangan yang digunakan untuk melakukan pekerjaan serta rapat. Tak lama, Sebastian masuk dan duduk tak jauh dari Cindy. Cindy terkesiap melihat bosnya datang. Ia mengira Sebastian masih di rumah sakit. Tanpa menoleh pada Cindy, Sebastian memimpin rapat kecil tentang pembangunan yang sedang berjalan. Sebastian hanya memberikan perintah pada Cindy dengan menggunakan dengan menggunakan jarinya. Cindy menurut tak banyak bicara sama sekali.Setelahnya, Cindy dibawa melihat perkembangan pembangunan pabrik. Ia ikut dengan rombongan Sebastian dengan memakai helm pelindung.“Jangan nyasar!” Edward memperingatkan Cindy separuh berbisik. Cin

Bab terbaru

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 200. Akhir

    Tanpa mau pulang ke apartemen mewahnya, Sebastian langsung menuju Moulson begitu ia sampai di Jakarta. Edward sudah menunggu di depan koridor dekat lift. Begitu ia melihat Sebastian, Edward langsung menghampiri.“Pak?”“Mana Cindy?”Sebastian berhenti di depan Edward yang menggeleng dengan wajah tanpa senyuman. Ia melepaskan napas panjang lalu berjalan melewati Edward. Lefrant juga mengikuti Edward yang berjalan setelah Sebastian. mereka sama-sama menuju ruang sekretaris. Tidak ada siapa pun begitu Sebastian masuk. Ia hanya menemukan sepucuk surat dalam amplop di atas meja kerja.Sebastian mengambil surat tersebut lalu membukanya. Wajahnya tampak tegang lalu rahangnya mengeras kala membaca isinya. Sebastian lalu menoleh pada Edward yang ikut masuk.“Kapan dia datang?”“Satu jam yang lalu. Dia langsung pergi setelah memberikan surat itu.” Edward menjawab. Sebastian melepaskan napas berat lalu mengambil ponselnya. Ia mencoba menghubungi nomor Cindi sekali lagi tapi seperti sebelumnya, i

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 199. Sakit Tak Terobati

    Peter tersenyum kecil melihat Cindy mau duduk dan bicara dengannya. Perjalanan ke Jakarta masih panjang dan Cindy akan kembali pada kehidupannya.“Apa kamu mau makan?” Peter menawarkan sekaligus berbasa-basi. Cindy menggelengkan kepalanya.“Gak, Mas. aku sudah makan.” Peter mengangguk lagi dengan sikap kaku serta saling mengaitkan jemari. Ia tidak tahu harus membicarakan topik apa. sampai Cindy kemudian bicara lebih dulu.“Maafkan aku, Mas.” Peter sedikit terkesiap lalu menoleh pada Cindy. Matanya masih menatap Cindy yang diam melakukan hal yang sama.“Aku sudah membuat kamu terluka dan patah hati. gak seharusnya aku meninggalkan kamu.” Peter semakin tertegun. Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan saat itu Jasman sedang menatapnya tajam. Jasman tidak bisa mendengar pembicaraan yang terjadi tapi ia tahu jika Peter tidak akan pernah menolak sedikit pun sebuah kesempatan. Peter masih diam tak menjawab. Cindy pun menundukkan pandangannya dan fokus menatap salah satu sudut di depanny

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 198. Pulang

    Sepanjang perjalanan panjang menuju Jakarta, Sebastian hanya diam saja. Tidak seperti saat pertama pergi, kali ini Sebastian duduk sendirian. Tiada kehangatan pengantin baru yang pantas dirasakan Sebastian bersama Cindy. Ia bahkan tidak bisa melakukan pernikahan yang sudah direncanakannya dari semenjak di Indonesia.“Pak, sudah waktunya kita transit.” Lefrant memberitahukan pada Sebastian yang masih melamun. Sebastian hanya mengangguk kecil lalu menatap lagi ke arah luar. ia tidak menikmati perjalanan panjang yang sangat melelahkan hati.Sedangkan Lefrant menatap murung pada keadaan Sebastian yang tidak bergerak dari kursinya semenjak beberapa jam lalu. Ia terlihat sangat sedih dan Lefrant tidak tahu harus berbuat seperti apa. ia bahkan tidak tahu caranya bicara pada Sebastian.Lefrant pun membuka room chat dengan Edward di Jakarta. Lefrant sudah menceritakan semuanya. Edward yang sedang mengurus urusan pekerjaan milik Sebastian di Jakarta terpaksa sedikit membagi waktunya untuk memat

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 196. Bukan Cinta Tapi Hukuman

    Cindy tersenyum saat melihat sosok Kalendra dan Dallas yang sudah lama sekali tidak dilihatnya. Meski tidak bisa mengingat seluruhnya, tetapi Cindy merasa bahagia bertemu kembali dengan dua ponakan yang dulu sempat ia asuh, terutama Dallas.“Aunty pergi ke mana? Aku tidak pernah melihat Aunty lagi,” ujar Kalendra usai melepaskan sedikit pelukannya dari Cindy. Cindy tersenyum lalu membelai pipi Kalendra.“Aunty sedang bersekolah.” Kalendra tersenyum lalu mengangguk. Dallas yang mendekat juga dipeluk Cindy. Cindy bahkan mencium kepala Dallas beberapa kali.“Kamu sudah gede banget!” ucap Cindy dalam bahasa Indonesia. Dallas menyengir.“Aunty bisa bahasa Indonesia?” pekik Dallas menyengir lebar.“Bisa dong, Aunty Cindy kan adik Papa. Tentu saja dia bisa bahasa Indonesia.” Dion menyela dengan senyuman pada Dallas. Dallas kembali memeluk Cindy. Kalendra dan Dallas melepaskan kerinduan mereka pada bibi yang sudah sangat lama tidak mereka temui. Bahkan Dallas sampai melupakan wajah Cindy.Dio

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 195. Mengejar Yang Tak Terkejar

    Micheal Arson kini tidak mau lagi kompromi dengan Sebastian soal pernikahannya. Jessica langsung mengadu pada mertuanya itu meminta pertanggung jawabannya. Ia tidak suka jika Sebastian berselingkuh dengan wanita lain sekalipun, pernikahan mereka bukanlah pernikahan yang sesungguhnya.Michael langsung menelepon Sebastian memaksanya untuk segera kembali ke New York. Sebastian yang sedang berada di kamar, rasanya ingin membanting ponsel sekali lagi. ia bahkan belum tidur sama sekali.“Jangan bikin Papa menyeret kamu kemari. Kalau kamu tidak datang, Papa akan benar-benar melakukannya!” Michael mengancam lewat sambungan telepon itu. Sebastian menggeram kesal lalu mematikan panggilan itu begitu saja. Ia sudah tidak lagi memiliki rasa hormat pada ayahnya itu.Sebastian kembali mengurut keningnya. Ia buntu, tak bisa berpikir dengan baik. Tak lama, Lefrant masuk ke kamarnya. Ia baru saja menemui Dion menyerahkan surat-surat milik Cindy.“Kamu dari mana?” hardik Sebastian begitu melihat pengaca

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 194. Hidup Yang Terus Berjalan

    Dion masuk ke kamar Cindy setelah pagi hari. Cindy masih berbaring tengkurap dengan sisa air mata yang mulai mengering di sudut matanya. Dion membiarkan Cindy sendirian semalam agar ia bisa tenang. Pagi ini, mereka akan bicara. perlahan, Dion duduk di sisi ranjang lalu membelai kepala Cindy dengan lembut. mata Cindy pun terbuka perlahan pada Dion yang sedang tersenyum padanya.“Pagi,” sapa Dion dengan senyumannya. Cindy hanya diam dan perlahan bangun. Setelah duduk, Cindy menundukkan wajahnya. Ia tampak kusut karena menangis semalaman. Bahkan pakaiannya belum diganti sama sekali.“Sekarang lebih baik kamu mandi, Mbakmu sudah siapkan air hangat di bathtub. Kamu bisa berendam dan lebih relaks. Setelah segeran, nanti kita sarapan. Setelah itu kamu mau bicara apa pun terserah.” Cindy masih diam menatap Dion yang kemudian mengangguk pelan. Dion pun berdiri hendak keluar kamar. Tangan Cindy tiba-tiba memegang lengannya.“Mas, maafkan aku.” Cindy melirih pelan. Dion melepaskan napas sedikit

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 193. Menyingkap Topeng

    “Cindy, Cindy tunggu dulu! Kamu harus mendengar penjelasanku dulu. Hubungan aku dan dia gak seperti yang kamu pikirkan!” pungkas Sebastian membuka jelas masalah yang terjadi. Ia berusaha keras membuat Cindy tidak pergi sama sekali meski sulit. Sebastian tidak mau menyerah. Ia menarik tangan Cindy sebelum ia pergi bersama Dion.“Sudah cukup, Mas. Aku mau pergi!” Cindy membalas dengan menolak Sebastian di depan Dion. Dion belum bicara tapi setidaknya ia sudah mengetahui yang terjadi.“Cindy, kamu gak bisa pergi begitu saja. Kita sudah menikah!”“Gak, aku bukan istri kamu. Bukan aku, tapi perempuan tadi!” sahut Cindy dengan nada tinggi. Seketika Dion membesarkan matanya. Ia mendelik pada Sebastian yang tidak peduli dengan ekspresi kesal Dion. Ternyata Sebastian sudah memiliki istri selain Cindy. Meski masih harus dikonfirmasi tapi hal itulah yang terjadi.Sebastian tidak peduli dan menarik tangan Cindy. Ia panik karena Cindy akan meninggalkannya. Dion yang melihat tidak membiarkan hal te

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 192. Jangan Tinggalkan Aku

    “Bagaimana dia bisa berubah seperti itu? Aku gak habis pikir!” pungkas Sebastian begitu ia masuk kamar. Sebastian langsung meluapkan rasa kesal dan marahnya pada sikap Cindy pada Lefrant. Lefrant yang mengikuti di belakang menghela napas panjang.“Aku rasa jika Jessica tidak datang, ini tidak akan terjadi.” Lefrant berujar. Sebastian memutar ke belakang dengan pandangan dingin tidak suka meski yang diucapkan Lefrant adalah kenyataan.“Lef, aku gak mau lagi berurusan dengan Jessica!” Sebastian menggeram kesal. Lefrant menggelengkan kepalanya.“Gak bisa. Gak bisa sekarang ....”“Sampai kapan aku baru bisa menceraikan dia? dia sudah membuat semua rencanaku hancur. Sekarang Cindy sudah tahu kalau aku menikah dengan Jessica. Dia pasti gak mau kembali sama aku!” sahut Sebastian dengan suara meninggi penuh kekesalan. Ia menyugar rambutnya dengan gusar lalu melepaskan napas panjang dan meremas rambut. “Aku tahu sekarang posisi kita terjepit ....” Sebastian langsung menunjuk pada Lefrant.“J

  • Obsesi Liar Mantan Bosku   Bab 191. Mata Terbuka

    “Sayang, tunggu!” Sebastian berhasil menangkap Cindy di depan lift sebelum ia masuk. Cindy tidak mau melihat ke arah Sebastian dan berusaha melepaskan dirinya. Sebastian tidak menyerah. Ia terus memohon bahkan saat beberapa tamu melihatnya.“Dengerin aku dulu, tolong. Dengerin dulu!”“Untuk apa, Mas? kamu sudah terbukti menipuku!” hardik Cindy sembari menangis. Sebastian menggelengkan kepalanya dan mulai kesal.“Ya kamu harusnya gak langsung percaya sama omongan dia!” balas Sebastian meninggikan suaranya.“Tapi dia istri kamu kan?” Sebastian mencebik kesal dan berkacak pinggang. Cindy menoleh dan melihat Lefrant baru datang. Ia langsung berjalan cepat ke arah Lefrant. Entah kenapa dia malah meminta bantuan Lefrant.“Tolong, Pak. Tolong saya!”Kening Lefrant seketika mengernyit. Ia melihat pada Sebastian yang malah kebingungan. Untuk apa Cindy sampai datang pada Lefrant.“Nona?”“Tolong, Pak. Saya gak mau berada di sini.” Cindy jadi makin menangis sesengukan. Sebastian tidak menyukai a

DMCA.com Protection Status