Semua Bab Belenggu Cinta Sang Billionaire: Bab 71 - Bab 80

296 Bab

Bab 71. Memilikimu Adahal Hal yang Terindah

Huekkkk…. Huekkkkkk…Krystal memuntahkan semua makanan yang baru saja dia makan ke wastafel. Beruntung tadi Krystal bisa berlari dengan cepat menuju wastafel. Jika tidak mungkin Krystal sudah pasti memuntahkan makanannya ke lantai.“Astaga, Nyonya kenapa?” Sang pelayan yang berada di ambang pintu ruang makan, segera berlari menghampiri Krystal.Krystal memutar keran wasfatel, membasuh mulutnya dengan air bersih. “Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya pusing sedikit saja,” ucapnya yang merasakan kepalanya memberat. Perutnya seakan diaduk.“Nyonya, ayo kita duduk. Saya buatkan teh hangat agar Nyonya lebih baik,” kata sang pelayan dengan sopan dan hangat seraya membantu Krystal duduk di kursi meja makan. Kemudian sang pelayan segera membuatkan teh untuk Krystal.Krystal memijat pelipisnya. Kepalanya benar-benar pusing. Tidak biasanya dia mual sekali. Padahal tadi baru saja dia makan sedikit. Ya, kejadian di mana Krystal memuntahkan makanannya saat dirinya tengah menikmati salmon panggang yang
Baca selengkapnya

Bab 72. Kabar Perceraian Kaivan dan Livia

Kabar perceraian Kaivan dan Livia telah berhasil menjadi pemberitaan hangat para media. Banyaknya desas desus di mana pemberitaan Kaivan dan Livia sama-sama berselingkuh. Hampir semua stasiun televisi menyiarkan skandal mereka berdua. Publik yang awalnya menyalahkan Krystal dan mengujat Krystal, kini publik pun ikut menghujat Livia karena sama saja dengan Kaivan yang kabarnya berselingkuh. Hingga detik ini Kaivan memang masih belum mau buka suara tentang hubungannya dengan Krystal. Kaivan membiarkan publik menggiring opininya masing-masing. Paling tidak sampai proses perceraiannya dengan Livia selesai.Setiap kali Kaivan diminta keterangan oleh media maka Kaivan hanya menjawab baik dirinya dan Livia telah menemukan hal yang terbaik untuk mereka berdua. Pun Kaivan meminta untuk tidak menyangkut pautkan orang ketiga dalam hubungan mereka. Kaivan mengatakan dia dan Livia memang tidak pernah saling mencintai. Pernikahan mereka terjadi karena perjodohan. Bukan tanpa alasan Kaivan tidak ing
Baca selengkapnya

Bab 73. Menjelang Perceraian

Suara isak tangis Livia menggema memenuhi ruang kerjanya. Ya, kini Livia meringkuk dan tak henti menangis kala melihat pemberitaan di media. Bercerai dengan Kaivan bagaikan mimpi buruk yang menjadi sebuah kenyataan. Menyesal. Tentu itu yang ada dalam benak Livia. Namun sayangnya Livia tidak memiliki jalan untuk kembali pada Kaivan. Seolah Kaivan telah benar-benar menutup akses untuk Livia masuk ke kehidupan pria itu.Hingga detik ini Livia tak henti merutuki kebodohannya. Jika saja dirinya tak mengizinkan Kaivan menikah dengan Krystal maka hal ini tidak akan terjadi. Andai waktu bisa diputar. Livia tidak mungkin melakukan hal di mana dirinya akan kehilangan Kaivan.Dulu, Livia begitu putus asa ketika dokter memvonis tidak bisa hamil. Bayang-bayang di mana keluarga Kaivan akan menendangnya membuat Livia mengambil keputusan meminta Kaivan untuk menikah lagi. Dan kini kenyataannya dirinya bisa hamil. Tapi anak yang dikandungnya bukanlah anak Kaivan melainkan anak dari Liam Baskara—pria s
Baca selengkapnya

Bab 74 – Kamu Kenapa, Krystal?

Suara dering ponsel berbunyi, membuat Krystal yang tengah tertidur pulas dalam pelukan Kaivan langsung terbangun. Perlahan Krystal mulai mengerjapkan mata beberapa kali. Tepat di saat Krystal sudah membuka mata; dia melihat ponsel milik Kaivan terus berdering.“Kai, bangun. Ponselmu berdering, Kai,” ucap Krystal seraya menggoyangkan bahu Kaivan. Membangunkan suaminya itu.“Biarkan saja, Krys. Ini masih malam.” Kaivan semakin mengeratkan pelukan Krystal. Ya, dia enggan menjawab panggilan telepon itu.Namun, lagi dan lagi dering ponsel Kaivan terus berbunyi. Membuat Kaivan langsung mengumpat kasar ada yang mengganggunya tengah malam seperti ini.“Kai, jawablah. Mungkin itu penting. Kalau tidak penting tidak mungkin berkali-kali ponsel berdering,” ucap Krystal mengingatkan Kaivan dengan nada pelan dan lembut.Kaivan tak henti mengumpat dalam hati. Didetik selanjutnya, Kaivan terpaksa mengambil ponselnya dengan raut wajah yang kesal, dia melihat ke layar—seketika decakan kesal terlontar d
Baca selengkapnya

Bab 75. Sidang Perceraian

Krystal terdiam sejenak menatap foto pernikahannya dengan Kaivan yang terletak di atas meja. Beberapa hari lalu, Krystal menyenggol foto pernikahannya dengan Kaivan. Beruntung hanya bingkainya yang pecah. Foto pernikahannya masih sangat bagus. Dan di foto pernikahan itu, Krystal masih tetap terlihat tersenyum seraya memeluk lengan Kaivan. Pernikahan yang sangat sederhana. Balutan kebaya berwarna putih sangatlah indah dipakai Krystal. Pun Kaivan sangat gagal dengan jas yang begitu pas di dada bidangnya. Tubuh pria itu tegap. Maskulin. Gagah. Membuat siapa saja wanita yang melihatnya selalu berdesir. Wajah dingin dan arogan pria itu tetap mampu menyihir setiap mata wanita yang melihatnya.Sejenak sesuatu muncul dalam benak Krystal. Dulu ketika dirinya menyetujui akan menikah dengan Kaivan, dia tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada pria itu. Rasanya itu adalah mimpi harusnya tidak mungkin terjadi. Namun kenyatannya takdir telah menjodohkannya dengan Kaivan. Hingga selangkah lagi K
Baca selengkapnya

Bab 76 – Resmi Bercerai

Suara ketukan palu dari sang hakim menandakan Kaivan dan Livia telah resmi bercerai. Segala tuntutan yang diajukan oleh Livia dengan mudahnya disetujui oleh Kaivan. Ya, terlihat Kaivan tidak marah sedikit pun. Pria itu terlihat biasa saja ketika Livia menyebutkan angka nominal yang dinginkannya. Lebih tepatnya Kaivan tidak mau memperlama proses perceraian. Itu kenapa Kaivan menyetujui permintaan Livia. Tak hanya menyetujui saja, tapi Kaivan pun menepati janjinya. Dalam waktu kurang dari satu jam, Kaivan meminta Doni untuk mengurus pengiriman dana untuk Livia.Saat persidangan sudah berakhir, Kaivan dan Livia saling menatap satu sama lain. Tatapan Kaivan terlihat tajam dan penuh peringatan pada Livia.“Mulai detik ini, kita tidak ada urusan apa pun. Jangan mencari masalah denganku. Jalani hidup masing-masing.”Kaivan berucap dengan tegas dan penuh penekanan. Dia langsung menghampiri Krystal—lalu menggenggam tangan istrinya itu meninggalkan ruang persidangan. Tampak Livia menggeram penu
Baca selengkapnya

Bab 77. Tidak Mau Membahas Wanita Lain di Antara Kita

“Kai, apa hari ini kamu tidak ke kantor?” Suara Krystal bertanya kala dirinya dan Kaivan telah tiba di kamar mereka. Ya, sepulang dari pengadilan memang Kaivan langsung mengajak Krystal untuk pulang. Padahal tadinya Krystal pikir, Kaivan hanya mengantarnya saja. Sedangkan suaminya itu aka pergi ke kantor. Tetapi kenyataannya, tidak demikian.“Tidak. Doni yang nanti akan mengurus pekerjaanku.” Kaivan mengajak Krystal duduk di sofa terdekat dengan mereka. Pun Krystal hanya menurut.“Kai, aku ingin bertanya sesuatu,” ucap Krystal seraya menatap Kaivan yang duduk di sampingnya. Nada bicaranya tersirat begitu pelan dan hati-hati. Seolah dirinya takut akan salah bicara. Sesekali Krystal menggigit bibir bawahnya. Dan gerakan Krystal itu tak luput dari pandangan Kaivan.“Jangan meggigit bibirmu, Krys.” Kaivan membelai bibir ranum ranum Krstal dengan jemari kokohnya. Tatapan kaivan menatap manik mata cokelat terang Krystal. “Kamu ingin bertanya apa?” tanyanya dengan tatapan yang benar-benar me
Baca selengkapnya

Bab 78. Hanya Memperkenalkan Bukan Meminta Restu

Farel membanting kasar remote televisi yang ada di tangannya. Amarah dalam dirinya meledak ketika melihat pemberitaan tentang perceraian Kaivan dan Livia. Sesaat Farel mengatur emosinya. Hingga detik ini, Farel masih belum berbicara dengan Kaivan. Tepatnya sejak kejadian di mana Livia berselingkuh, dia seolah menghilang dan tidak mau berbicara dengan putranya sendiri. Tak dipungkiri Farel masih tidak menyangka kalau Livia akan berselingkuh. Selama ini dia mengenal menantu kesayangannya itu memiliki sifat yang sangat baik. Pun Farel sudah menganggap Livia seperti putri kandungnya sendiri. Namun kenyataan semuanya hancur begitu saja. Kepercayaan Farel sudah tidak ada lagi pada Livia. Wanita yang dia pilihkan untuk putra sulungnya telah mengkhianati putranya. Hal yang membuat Farel marah adalah dia hadapkan dengan kenyataan, Kaivan memiliki istri baru yang bukan sesuai keinginannya.“Pa, tenangkan dirimu.” Elisa berujar kala melihat sang suami yang tampak begitu marah.Farel mengembuskan
Baca selengkapnya

Bab 79. Bertemu Orang Tua Kaivan

Krystal menatap deretan dress-dress miliknya yang tertata rapi di wardrobe-nya. Tampak raut wajah Krystal terlihat bingung. Memilih salah satu di antara banyaknya dress yang indah di hadapannya itu. Pasalnya, Krystal benar-benar tidak tahu harus memilih yang mana. Semua dress yang ada di depannya sangat mengagumkan. Ya, tepatnya kemarin sang pelayan menata dress kiriman dari salah satu perancang ternama Indonesia. Tentu ini adalah ulah Kaivan. Krystal saja tidak menyangka, kemarin dirinya mendapatkan begitu banyak kiriman paket yang berisikan dress-dress indah dari seorang designer ternama. Dan ketika Krystal tahu Kaivanlah yang memesan, sungguh Krystal tidak habis pikir. Kaivan membelikan pakaian untuknya seperti dirinya tidak memiliki baju. Bahkan Krystal bisa membuka butik dari pakaian yang dibelikan Kaivan ini. “Aku harus pakai yang mana? Semuanya indah,” gumam Krystal dengan raut wajah yang bingung. Hari ini adalah hari yang bisa dikatakan hari yang membuat Krystal gugup, cemas,
Baca selengkapnya

Bab 80. Pembelaan Kaivan

Krystal melangkah masuk ke dalam halaman belakang rumah mengikuti Elisa—ibu mertuanya yang berada di depan. Sebuah taman yang luas, dan tertata begitu rapi. Ya, Krystal mengagumi rumah dari mertuanya itu. Rumah yang entah memiliki ukuran berapa meter persegi. Rumah ini sangat besar dan mewah. Bahkan jauh lebih besar dari rumah yang ditempatinya dengan Kaivan.“Mengagumi rumah ini?” Elisa menatap Krystal yang sejak tadi tak henti menatap keindahan taman belakang rumahnya. Nada bicaranya pelan namun terdengar angkuh.Krystal tersenyum. “Rumah Bibi sangat indah.”Elisa menatap dingin Krystal. Melihat seluruh penampilan wanita yang ad di hadapannya ini. Ya, Elisa mengakui Krystal memiliki wajah yang sangat cantik. Kulit putih bersih. Penampilannya pun modern dan tidak memalukan. Andai saja Krystal lahir dari keluarga yang terpandang, mungkin dirinya akan memberikan restu.“Aku dengar kedua orang tuamu sudah tiada?” Elisa memulai percakapannya. Meski dia telah mengetahui tentang Krystal da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
30
DMCA.com Protection Status