Semua Bab Belenggu Cinta Sang Billionaire: Bab 201 - Bab 210

296 Bab

Bab 201. Kamu Adalah Obatku

Krystal mematut cermin seraya mengusap pelan perutnya yang masih rata. Kini tubuhnya telah terbalut oleh long dress warna biru laut. Dress berbahan katun yang sangat nyaman. Ya, hari ini Krystal bersama dengan Kaivan akan mengantar Felicia ke bandara. Sejak tadi malam hati Krystal benar-benar tidak nyaman. Pun, dia tidak rela Felicia pergi meninggalkan Jakarta. Tapi apa yang bisa dilakukannya? Krystal tidak bisa mencegah Felicia. Saat ini Felicia membutuhkan dukungan darinya dan Kaivan.“Krys … apa kamu sudah siap?” Kaivan melangkah mendekat pada Krystal seraya memakai arloji di tangannya.Krystal mengalihkan pandangannya kala melihat sang suami. “Sudah, Kai. Aku sudah siap. Apa kita berangkat sekarang?” tanyanya pelan.Kaivan melingkarkan tangannya ke pinggang Krystal. Lalu memberikan kecupan singkat di bibir sang istri. “Kamu sudah minum obat dan vitaminmu kan?” tanyanya mengingatkan sang istri.“Sudah, Kai. Aku tidak mungkin lupa.” Krystal menjawab sembari mengelus rahang suaminya.
Baca selengkapnya

Bab 202. Pengakuan yang Berujung pada Hukuman

Di sebuah restoran Italia yang berada di Kawasan Jakarta Selatan menjadi tempat di mana Kaivan, Krystal, Aryan, dan Felicia duduk bersama seraya menikmati makan siang mereka. Ya, setelah kejadian di bandara; nama Aryan dan Felicia berhasil masuk trending topic di sosial media. Pasalnya banyak orang yang mengambil video juga mengambil foto Aryan dan Felicia. Well, Kaivan tidak langsung mengizinkan Aryan membawa Felicia karena Kaivan ingin menginterogasi temannya lebih dulu.“Kamu belum menjawabku, Aryan. Bagaimana kamu bisa menjemput adikku? Apa yang membuatmu berubah pikiran?” Suara Kaivan bertanya dengan nada interogasi, dan tatapan yang menelisik pada Aryan—yang duduk di hadapannya.Felicia yang berada di samping Aryan, menatap Aryan dengan penuh kelembutan. Menunggu sampai Aryan menjawab pertanyaan kakaknya. Sedangkan Krystal yang duduk di samping Kaivan langsung berubah menjadi panik. Raut wajah Krystal tampak sedikit takut. Pasalnya baik Kaivan dan Felicia belum ada yang tahu kal
Baca selengkapnya

Bab 203. Perasaan yang Mulai Terbuka

Farel menatap Aryan di hadapannya dengan tatapan penuh interogasi. Berita Aryan dan Felicia di sosial media telah tersebar luas. Tindakan di mana Aryan menghentikan Felicia yang ingin ke Amerika pun telah dilihat Farel. Ya, kini Aryan dan Felicia tengah duduk di hadapan Farel. Sedangkan Elisa duduk di sampingnya. Sejak tadi Farel menunggu Aryan memberikan penjelasan padanya apa yang sebenarnya terjadi.“Paman … Bibi … sebelumnya aku minta maaf karena menghentikan keberangkatan Felicia. Tapi aku melakukan ini karena aku tidak ingin Felicia pergi dariku,” tukas Aryan dengan sopan pada Farel dan Elisa. Felicia yang duduk di samping Aryan langsung menggenggam tangan Aryan kala Aryan mulai mengeluarkan suaranya pada Farel dan Elisa.Farel dan Elisa terdiam sejenak mendengar permintaan maaf dari Aryan. Tampak Farel dan Elisa mengamati lekat-lekat Aryan. Menatap pancaran mata Aryan yang terlihat jelas tidak ada kebohongan di sana.“Sejak kapan kamu menyukai Felicia, Aryan? Kenapa kami sama s
Baca selengkapnya

Bab 204. Kecelakaan Kecil

Krystal menatap para pelayan yang tengah mondar mandir sibuk membereskan barang-barang yang akan Krystal bawa ke rumah barunya. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinantikan Kaivan dan Krystal. Akhirnya meraka akan menempati rumah baru mereka. Tinggal di apartemen bukanlah keinginan Kaivan dan Krystal. Mereka menempati apartemen hanya sementara karena rumah baru mereka dalam proses pembangunan.“Nyonya Krystal … apa koleksi perhiasan Anda nanti dibawa semuanya atau ditinggal di apartemen, Nyonya?” tanya sang pelayan dengan sopan.Krystal mendesah pelan mendengar pertanyaan sang pelayan. Koleksi perhiasan yang dimaksud oleh sang pelayan adalah perhiasan-perhiasan yang dibelikan oleh Kaivan. Entah kenapa Kaivan membelikan perhiasan seperti dirinya ingin membuka toko berlian. Sungguh, Krystal tidak menyangka Kaivan akan membelikan begitu banyak perhiasan. Padahal Krystal adalah tipe wanita yang sangat jarang memakai perhiasan berlebihan. Seperti saat ini, Krystal hanya memakai cincin pe
Baca selengkapnya

Bab 205. Wanita yang Selalu diperjuangkan

Kaivan mondar-mandir tidak jelas dengan raut wajah yang cemas, khawatir, panik. Tak hanya Kaivan yang cemas tapi seluruh orang di sana pun cemas. Ya, kini Kaivan tengah berada di luar kamar menunggu sampai sang dokter selesai memeriksakan keadaan Krystal. Di sana masih ada Felicia, Arya, Farel, dan Elisa—yang juga tampak terlihat cemas. Terlebih saat ini Krystal tengah mengandung.“T-Tuan …” Para pelayan melangkah menghampiri Kaivan. Pun Kaivan mengalihkan pandangannya, menatap tiga orang pelayan itu dengan tatapan yang begitu tajam. “T-Tuan … maafkan kecerobohan kami, Tuan. Kalau saja kami tidak teledor, Nyonya tidak akan terluka seperti ini,” ucap sang pelayan mewakili dengan mata yang memerah akibat tangis ketakutan sebelum bertemu Kaivan. Terlihat jelas raut wajah ketiga pelayan itu diselimuti ketakutan yang hebat.“Mudah sekali kalian minta maaf? Di mana otak kalian, hah! Lebih baik kalian angkat kali dari rumah ini! Aku tidak mau mempekerjakan orang bodoh seperti kalian!” bentak
Baca selengkapnya

Bab 206. Takdir Tidak Selamanya Buruk

Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Krystal baru saja minum obat yang diberikan oleh dokter. Sekitar satu jam lalu mertuanya bersama dengan Felicia dan Aryan baru saja pulang. Setelah kejadian kecelakaan itu; mereka semua masih tetap berada di rumah Kaivan dan Krystal. Tentu mereka pun makan siang bersama dengan hidangan seafood yang dipesan oleh Felicia sebelumnya. Lalu untuk hidangan makan malam, Kaivan meminta pelayan menyiapkan makanan khas Italia juga Prancis.Kini Krystal tengah duduk di ranjang, dan bersandar di kepala ranjang. Luka jahitan di kening Krystal masih sedikit sakit. Namun, Krystal masih mampu mengatasi rasa sakitnya. Pun dia tidak ingin membuat Kaivan mencemaskan luka di keningnya ini. Luka ini hanyalah luka kecil. Dokter juga mengatakan tidak ada yang serius dengan lukanya. Mungkin karena obat biusnya sudah menghilang jadi Krystal sedikit merasakan perih di bagian keningnya.Saat Krystal tengah terdiam di dalam kamar; tiba-tiba sesuatu muncul dalam benak Krysta
Baca selengkapnya

Bab 207. Permintaan Konyol Krystal

Kandungan Krystal mulai memasuki minggu ke sebelas. Luka yang ada di kening Krystal pun berangsur-angsung sudah mulai membaik. Bekas luka yang ada di kening Krystal hanya meninggalkan sedikit saja di keningnya. Teknologi sudah semakin canggih, bekas luka jahitan pun mulai memudar seiring berjalannya waktu. Meski masih ada tapi Krystal tidak mau mengambil pusing. Karena memang dokter mengatakan semuanya baik-baik saja.Dikehamilan Krystal yang memasuki minggu ke sebelas ini; seperti biasa setiap pagi Krystal selalu saja mual hebat. Sebelumnya dokter mengatakan mual hebat pada trimester pertama adalah hal yang normal. Nanti setelah kandungannya memasuki trimester kedua maka mual akan berkurang. Ya, tentu Krystal tidak mempermasalahkan itu. Selama kandungannya sehat dan baik-baik saja, itu sudah lebih dari cukup. Lagi pula belakangan ini Krystal hanya mual saat di pagi hari. Pun Krystal sudah mengkonsumsi teh jahe atau teh madu agar mengurangi rasa mualnya. Selama kehamilan juga Kaivan s
Baca selengkapnya

Bab 208. Memangnya Kita Pernah Berpacaran Tidak Sehat?

Krystal duduk di sofa sembari memakan irisan buah mangga. Ya, kini Krystal tengah berada di rumah. Tadi saat di kantor Kaivan; Krystal tidak bisa berlama-lama karena Kaivan masih memiliki meeting. Itu sebabnya Kaivan meminta sopir untuk mengantar Krystal. Dan tentu Krystal tidak marah kala sang suami memintanya untuk pulang. Cukup permintaannya yang ingin pergi ke taman safari dituruti saja, Krystal sudah sangat senang.“Hm … Felicia sedang apa, ya?” guman Krystal yang tiba-tiba memikirkan tentang adik iparnya itu. “Lebih baik aku menghubungi Felicia saja,” gumamnya lagi dan langsung mengambil ponselnya—yang terletak di atas meja. Kemudian mencari nomor ponsel Felicia di kontaknya, dan segera menghubungi adik iparnya itu.“Halo, Fel?” sapa Krystal kala panggilan terhubung.“Iya, Krys. Ada apa?” ujar Felicia dari seberang sana.“Fel, kamu sedang ada di mana?”“Aku lagi di jalan mau ke apartemen Aryan. Hari ini aku membuatkan tenderloin steak untuk Aryan. Berkat resepmu itu, Krys. Thank
Baca selengkapnya

Bab 209. Menuruti Keinginan Istri yang Sedang Hamil

Krystal mematut cermin. Tubuhnya terbalut oleh long dress berwarna orange dengan motif bunga kecil. Warna long dress ini sangat kontras di kulit putih Krystal. Rambut cokelat panjangnya, Krystal ikat ke atas. Memperlihatkan leher jenjang nan indahnya. Ya, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Krystal. Hari ini Krystal akan pergi ke taman safari bersama dengan Kaivan, Felicia, dan juga Aryan. Weekend ini memang Krystal sudah meminta sang suami untuk meluangkan waktu. Meski awalnya Kaivan menolak permintaannya tetapi akhirnya suaminya itu mau menuruti permintaannya. “Nyonya Krystal.” Sang pelayan melangkah menghampiri Krystal seraya membawakan obat, dan vitamin serta air putih untuk Krystal.“Iya?” Krystal mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan yang berdiri di hadapannya.“Nyonya, ini minum obat dan vitamin Anda dulu sebelum pergi.” Sang pelayan memberikan obat dan vitamin serta air putih untuk Krystal. Pun Krystal segera meminum obat dan vitamin yang diberikan oleh pe
Baca selengkapnya

Bab 210. Periksa Kandungan

Kandungan Krystal memasuki minggu ke delapan belas. Perutnya kian membuncit. Beberapa baju lamanya sudah tidak lagi Krystal pakai. Saat ini Krystal lebih menyukai memakai dress berbahan kaus yang nyaman dan tentu berukuran lebih besar agar perutnya tidak sesak. Memasuki trimester kedua ini, Krystal sudah tidak lagi mual. Pun permintaan aneh Krystal sudah mulai berkurang. Tepatnya ketika memasuki trimester kedua ini Krystal sudah tidak lagi mengidam hal-hal yang membuat Kaivan naik darah. Seperti makan nasi uduk dengan lauk ikan asin, rujak Pak Udin, lalu pergi Taman Safari. Semua keinginan Krystal itu memang dituruti Kaivan. Hanya saja perlu perjuangan. Karena semua keinginan Krystal itu sukses membuat Kaivan emosi. Suara dering ponsel terdengar membuat Krystal yang tangah duduk bersantai di balkon kamar segera mengalihkan pandangannya pada ponsel miliknya yang berdering itu. Kini Krystal mengambil ponselnya, dan menatap ke layar—seketika senyum di wajah Krystal terlukis melihat nom
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
30
DMCA.com Protection Status