Kaivan mondar-mandir tidak jelas dengan raut wajah yang cemas, khawatir, panik. Tak hanya Kaivan yang cemas tapi seluruh orang di sana pun cemas. Ya, kini Kaivan tengah berada di luar kamar menunggu sampai sang dokter selesai memeriksakan keadaan Krystal. Di sana masih ada Felicia, Arya, Farel, dan Elisa—yang juga tampak terlihat cemas. Terlebih saat ini Krystal tengah mengandung.“T-Tuan …” Para pelayan melangkah menghampiri Kaivan. Pun Kaivan mengalihkan pandangannya, menatap tiga orang pelayan itu dengan tatapan yang begitu tajam. “T-Tuan … maafkan kecerobohan kami, Tuan. Kalau saja kami tidak teledor, Nyonya tidak akan terluka seperti ini,” ucap sang pelayan mewakili dengan mata yang memerah akibat tangis ketakutan sebelum bertemu Kaivan. Terlihat jelas raut wajah ketiga pelayan itu diselimuti ketakutan yang hebat.“Mudah sekali kalian minta maaf? Di mana otak kalian, hah! Lebih baik kalian angkat kali dari rumah ini! Aku tidak mau mempekerjakan orang bodoh seperti kalian!” bentak
Baca selengkapnya