“Apa-apaan ini, Felicia? Apa maksudmu?”Suara Kaivan berseru dengan nada begitu tegas, dan sorot mata yang terhunus tajam pada Felicia yang ada di hadapannya. Ya, kini Kaivan berada di ruang keluarga bersama dengan kedua orang tuanya, Krystal, dan adik bungsunya. Baru saja Kaivan hendak pulang tapi dia sudah disodorkan beberapa surat kepindahan Felicia ke Amerika. Hal yang membuat Kaivan emosi adalah Felicia tidak bercerita apa pun padanya.“Kaivan, tenangkan dirimu. Biarkan adikmu menjelaskan padamu.” Elisa menegur putranya untuk bersikap tenang, dan tidak langsung menggunakan emosi.“Felicia, sudah mengatakan ini padaku sebelumnya,” sambung Farel dengan nada datar.Felicia menundukan kepalanya tidak berani menatap Kaivan yang sejak tadi menghunuskan tatapan tajam padanya. Ini hal yang sebenarnya membuat Felicia menunda bicara dengan Kaivan. Karena dia yakin kakaknya itu akan marah besar padanya.“Jawab aku, Felicia!” tegas Kaivan.Krystal ingin sekali membela Felicia tapi dia tidak
Baca selengkapnya