Kandungan Krystal mulai memasuki minggu ke sebelas. Luka yang ada di kening Krystal pun berangsur-angsung sudah mulai membaik. Bekas luka yang ada di kening Krystal hanya meninggalkan sedikit saja di keningnya. Teknologi sudah semakin canggih, bekas luka jahitan pun mulai memudar seiring berjalannya waktu. Meski masih ada tapi Krystal tidak mau mengambil pusing. Karena memang dokter mengatakan semuanya baik-baik saja.Dikehamilan Krystal yang memasuki minggu ke sebelas ini; seperti biasa setiap pagi Krystal selalu saja mual hebat. Sebelumnya dokter mengatakan mual hebat pada trimester pertama adalah hal yang normal. Nanti setelah kandungannya memasuki trimester kedua maka mual akan berkurang. Ya, tentu Krystal tidak mempermasalahkan itu. Selama kandungannya sehat dan baik-baik saja, itu sudah lebih dari cukup. Lagi pula belakangan ini Krystal hanya mual saat di pagi hari. Pun Krystal sudah mengkonsumsi teh jahe atau teh madu agar mengurangi rasa mualnya. Selama kehamilan juga Kaivan s
Krystal duduk di sofa sembari memakan irisan buah mangga. Ya, kini Krystal tengah berada di rumah. Tadi saat di kantor Kaivan; Krystal tidak bisa berlama-lama karena Kaivan masih memiliki meeting. Itu sebabnya Kaivan meminta sopir untuk mengantar Krystal. Dan tentu Krystal tidak marah kala sang suami memintanya untuk pulang. Cukup permintaannya yang ingin pergi ke taman safari dituruti saja, Krystal sudah sangat senang.“Hm … Felicia sedang apa, ya?” guman Krystal yang tiba-tiba memikirkan tentang adik iparnya itu. “Lebih baik aku menghubungi Felicia saja,” gumamnya lagi dan langsung mengambil ponselnya—yang terletak di atas meja. Kemudian mencari nomor ponsel Felicia di kontaknya, dan segera menghubungi adik iparnya itu.“Halo, Fel?” sapa Krystal kala panggilan terhubung.“Iya, Krys. Ada apa?” ujar Felicia dari seberang sana.“Fel, kamu sedang ada di mana?”“Aku lagi di jalan mau ke apartemen Aryan. Hari ini aku membuatkan tenderloin steak untuk Aryan. Berkat resepmu itu, Krys. Thank
Krystal mematut cermin. Tubuhnya terbalut oleh long dress berwarna orange dengan motif bunga kecil. Warna long dress ini sangat kontras di kulit putih Krystal. Rambut cokelat panjangnya, Krystal ikat ke atas. Memperlihatkan leher jenjang nan indahnya. Ya, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Krystal. Hari ini Krystal akan pergi ke taman safari bersama dengan Kaivan, Felicia, dan juga Aryan. Weekend ini memang Krystal sudah meminta sang suami untuk meluangkan waktu. Meski awalnya Kaivan menolak permintaannya tetapi akhirnya suaminya itu mau menuruti permintaannya. “Nyonya Krystal.” Sang pelayan melangkah menghampiri Krystal seraya membawakan obat, dan vitamin serta air putih untuk Krystal.“Iya?” Krystal mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan yang berdiri di hadapannya.“Nyonya, ini minum obat dan vitamin Anda dulu sebelum pergi.” Sang pelayan memberikan obat dan vitamin serta air putih untuk Krystal. Pun Krystal segera meminum obat dan vitamin yang diberikan oleh pe
Kandungan Krystal memasuki minggu ke delapan belas. Perutnya kian membuncit. Beberapa baju lamanya sudah tidak lagi Krystal pakai. Saat ini Krystal lebih menyukai memakai dress berbahan kaus yang nyaman dan tentu berukuran lebih besar agar perutnya tidak sesak. Memasuki trimester kedua ini, Krystal sudah tidak lagi mual. Pun permintaan aneh Krystal sudah mulai berkurang. Tepatnya ketika memasuki trimester kedua ini Krystal sudah tidak lagi mengidam hal-hal yang membuat Kaivan naik darah. Seperti makan nasi uduk dengan lauk ikan asin, rujak Pak Udin, lalu pergi Taman Safari. Semua keinginan Krystal itu memang dituruti Kaivan. Hanya saja perlu perjuangan. Karena semua keinginan Krystal itu sukses membuat Kaivan emosi. Suara dering ponsel terdengar membuat Krystal yang tangah duduk bersantai di balkon kamar segera mengalihkan pandangannya pada ponsel miliknya yang berdering itu. Kini Krystal mengambil ponselnya, dan menatap ke layar—seketika senyum di wajah Krystal terlukis melihat nom
“Krys, ada yang ingin aku katakan padamu.” Suara Kaivan memecahkan keheningan dirinya dan Krystal yang tengah sarapan di dalam kamar. Sejak tadi Kaivan fokus pada ponsel di tangannya. Sedangkan Krystal tengah membaca majalah—yang baru saja diantarkan oleh pelayan.“Iya, ada apa, Kai?” Krystal mulai mengalihkan pandangannya, menatap sang suami dengan tatapan lembut.Kaivan meletakan ponselnya ke atas meja. Pria itu memberikan tatapan yang lekat pada Krystal sambil berkata, “Aku memiliki rencana untuk membuka restoran dan kamu yang mengolahnya. Chef yang aku pilih nanti semua harus sesuai dengan yang kamu inginkan. Aku tahu kamu pasti sangat jenuh di rumah. Kemungkinan restoran ini akan jadi dalam waktu dua atau tiga bulan lagi. Apa kamu mau? Kalau kamu tidak suka aku akan membatalkan pembukaan restoran ini.”Tampak raut wajah Krystal begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Kaivan. Tenggorokannya seakan tercekat. Nyaris tak mampu mengeluarkan kata-kata. Otak Krystal mencerna s
“Baiklah, Tuan Kaivan sampai bertemu di meeting selanjutnya. Suatu kehormatan bagi saya bisa mengenal Anda secara langsung.” Roland—rekan bisnis Kaivan menundukan kepalanya berpamitan pada Kaivan. Pun Kaivan membalas ucapan Roland dengan menundukan kepalanya sedikit menghormati rekan bisnisnya itu.Hingga saat Kaivan hendak melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya, tatapan Kaivan teralih pada Doni—yang melangkah sedikit terburu-buru menghampirinya. Tampak kening Kaivan mengerut melihat Doni seperti ingin menyampaikan sesuatu padanya.“Tuan,” sapa Doni kala tiba di depan Kaivan.“Ada apa, Doni?” tanya Kaivan dengan nada dingin dengan raut wajah tanpa ekspresi.“Saya ingin memberitahukan kejadian pagi ini, Tuan,” jawab Doni dengan hati-hati.“Kita bicara di dalam,” ucap Kaivan datar.Doni menganggukan kepalanya. Lalu melangkah mengikuti Kaivan yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkannya.Saat tiba di ruang kerja, Kaivan duduk di kursi kebesarannya. Pria itu menatap lekat Doni—yang ber
Satu minggu setelah kejadian di mana Maya memergoki calon suaminya berselingkuh; Krystal tidak bisa menghubungi Maya. Beberapa kali Krystal menghubungi nomor Maya tapi nomor temannya itu tidak aktif. Bahkan Krystal sudah mendatangi rumah Maya tapi nyatanya Krystal tidak menemukan keberadaan Maya. Entah ke mana temannya itu. Jujur saja, Krystal mencemaskan keadaan Maya. Namun, mungkin saja Maya masih membutuhkan waktu untuk menyendiri. Itu yang membuat Krystal memilih membiarkan Maya menenangkan diri. Dan beruntung video di mana Maya bertengkar dengan Dicky yang sempat viral di sosial media sudah dihapus. Bahkan akun-akun yang berkomentar buruk pun sudah diblokir oleh Kaivan.Sejenak, Krystal menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan. Sesaat Krystal memejamkan matanya kala merasakan embusan angin menerpa kulitnya. Ya, pagi ini Krystal tengah duduk di taman. Baru saja dia mengantar Kaivan berangkat ke kantor. Krystal sengaja tidak langsung masuk ke dalam kamar. Dia memilih dud
Aryan duduk di kursi kebesarannya seraya memijat pelipisnya. Tak sesekali pria itu mengembuskan napas kasar. Dalam benak Aryan saat ini memikirkan cara melamar yang tepat pada Felicia. Ya, hubungan mereka memang terbilang masih baru dalam memulai. Akan tetapi, sejak di awal niat Aryan memang akan mengajak Felicia menikah. Usianya bukan lagi usia muda di mana harus berpacaran lama. Pun selama ini hubungannya dengan Felicia sangatlah bertumbuh. Seiring berjalannya waktu Aryan memiliki perasaan pada Felicia. Sebuah perasaan di mana dirinya merasakan kenyamanan bersama dengan wanita itu. Felicia adalah wanita periang, manja, namun terkadang bisa dewasa dan mengerti dirinya. Perkataannya yang mengatakan Felicia adalah obatnya itu sangatlah benar. Wanita itu bagaikan obat di mana dirinya merasa bayang-bayang masa lalu mulai sirna. Tawa Felicia. Sifat periangnya. Manja. Semua hal-hal mengenai Felicia sangatlah Aryan sukai walau terkadang sering membuatnya pusing.“Tuan Aryan.” Dimas—asisten