Krystal menatap para pelayan yang tengah mondar mandir sibuk membereskan barang-barang yang akan Krystal bawa ke rumah barunya. Ya, hari ini adalah hari yang telah dinantikan Kaivan dan Krystal. Akhirnya meraka akan menempati rumah baru mereka. Tinggal di apartemen bukanlah keinginan Kaivan dan Krystal. Mereka menempati apartemen hanya sementara karena rumah baru mereka dalam proses pembangunan.“Nyonya Krystal … apa koleksi perhiasan Anda nanti dibawa semuanya atau ditinggal di apartemen, Nyonya?” tanya sang pelayan dengan sopan.Krystal mendesah pelan mendengar pertanyaan sang pelayan. Koleksi perhiasan yang dimaksud oleh sang pelayan adalah perhiasan-perhiasan yang dibelikan oleh Kaivan. Entah kenapa Kaivan membelikan perhiasan seperti dirinya ingin membuka toko berlian. Sungguh, Krystal tidak menyangka Kaivan akan membelikan begitu banyak perhiasan. Padahal Krystal adalah tipe wanita yang sangat jarang memakai perhiasan berlebihan. Seperti saat ini, Krystal hanya memakai cincin pe
Kaivan mondar-mandir tidak jelas dengan raut wajah yang cemas, khawatir, panik. Tak hanya Kaivan yang cemas tapi seluruh orang di sana pun cemas. Ya, kini Kaivan tengah berada di luar kamar menunggu sampai sang dokter selesai memeriksakan keadaan Krystal. Di sana masih ada Felicia, Arya, Farel, dan Elisa—yang juga tampak terlihat cemas. Terlebih saat ini Krystal tengah mengandung.“T-Tuan …” Para pelayan melangkah menghampiri Kaivan. Pun Kaivan mengalihkan pandangannya, menatap tiga orang pelayan itu dengan tatapan yang begitu tajam. “T-Tuan … maafkan kecerobohan kami, Tuan. Kalau saja kami tidak teledor, Nyonya tidak akan terluka seperti ini,” ucap sang pelayan mewakili dengan mata yang memerah akibat tangis ketakutan sebelum bertemu Kaivan. Terlihat jelas raut wajah ketiga pelayan itu diselimuti ketakutan yang hebat.“Mudah sekali kalian minta maaf? Di mana otak kalian, hah! Lebih baik kalian angkat kali dari rumah ini! Aku tidak mau mempekerjakan orang bodoh seperti kalian!” bentak
Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Krystal baru saja minum obat yang diberikan oleh dokter. Sekitar satu jam lalu mertuanya bersama dengan Felicia dan Aryan baru saja pulang. Setelah kejadian kecelakaan itu; mereka semua masih tetap berada di rumah Kaivan dan Krystal. Tentu mereka pun makan siang bersama dengan hidangan seafood yang dipesan oleh Felicia sebelumnya. Lalu untuk hidangan makan malam, Kaivan meminta pelayan menyiapkan makanan khas Italia juga Prancis.Kini Krystal tengah duduk di ranjang, dan bersandar di kepala ranjang. Luka jahitan di kening Krystal masih sedikit sakit. Namun, Krystal masih mampu mengatasi rasa sakitnya. Pun dia tidak ingin membuat Kaivan mencemaskan luka di keningnya ini. Luka ini hanyalah luka kecil. Dokter juga mengatakan tidak ada yang serius dengan lukanya. Mungkin karena obat biusnya sudah menghilang jadi Krystal sedikit merasakan perih di bagian keningnya.Saat Krystal tengah terdiam di dalam kamar; tiba-tiba sesuatu muncul dalam benak Krysta
Kandungan Krystal mulai memasuki minggu ke sebelas. Luka yang ada di kening Krystal pun berangsur-angsung sudah mulai membaik. Bekas luka yang ada di kening Krystal hanya meninggalkan sedikit saja di keningnya. Teknologi sudah semakin canggih, bekas luka jahitan pun mulai memudar seiring berjalannya waktu. Meski masih ada tapi Krystal tidak mau mengambil pusing. Karena memang dokter mengatakan semuanya baik-baik saja.Dikehamilan Krystal yang memasuki minggu ke sebelas ini; seperti biasa setiap pagi Krystal selalu saja mual hebat. Sebelumnya dokter mengatakan mual hebat pada trimester pertama adalah hal yang normal. Nanti setelah kandungannya memasuki trimester kedua maka mual akan berkurang. Ya, tentu Krystal tidak mempermasalahkan itu. Selama kandungannya sehat dan baik-baik saja, itu sudah lebih dari cukup. Lagi pula belakangan ini Krystal hanya mual saat di pagi hari. Pun Krystal sudah mengkonsumsi teh jahe atau teh madu agar mengurangi rasa mualnya. Selama kehamilan juga Kaivan s
Krystal duduk di sofa sembari memakan irisan buah mangga. Ya, kini Krystal tengah berada di rumah. Tadi saat di kantor Kaivan; Krystal tidak bisa berlama-lama karena Kaivan masih memiliki meeting. Itu sebabnya Kaivan meminta sopir untuk mengantar Krystal. Dan tentu Krystal tidak marah kala sang suami memintanya untuk pulang. Cukup permintaannya yang ingin pergi ke taman safari dituruti saja, Krystal sudah sangat senang.“Hm … Felicia sedang apa, ya?” guman Krystal yang tiba-tiba memikirkan tentang adik iparnya itu. “Lebih baik aku menghubungi Felicia saja,” gumamnya lagi dan langsung mengambil ponselnya—yang terletak di atas meja. Kemudian mencari nomor ponsel Felicia di kontaknya, dan segera menghubungi adik iparnya itu.“Halo, Fel?” sapa Krystal kala panggilan terhubung.“Iya, Krys. Ada apa?” ujar Felicia dari seberang sana.“Fel, kamu sedang ada di mana?”“Aku lagi di jalan mau ke apartemen Aryan. Hari ini aku membuatkan tenderloin steak untuk Aryan. Berkat resepmu itu, Krys. Thank
Krystal mematut cermin. Tubuhnya terbalut oleh long dress berwarna orange dengan motif bunga kecil. Warna long dress ini sangat kontras di kulit putih Krystal. Rambut cokelat panjangnya, Krystal ikat ke atas. Memperlihatkan leher jenjang nan indahnya. Ya, hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Krystal. Hari ini Krystal akan pergi ke taman safari bersama dengan Kaivan, Felicia, dan juga Aryan. Weekend ini memang Krystal sudah meminta sang suami untuk meluangkan waktu. Meski awalnya Kaivan menolak permintaannya tetapi akhirnya suaminya itu mau menuruti permintaannya. “Nyonya Krystal.” Sang pelayan melangkah menghampiri Krystal seraya membawakan obat, dan vitamin serta air putih untuk Krystal.“Iya?” Krystal mengalihkan pandangannya, menatap sang pelayan yang berdiri di hadapannya.“Nyonya, ini minum obat dan vitamin Anda dulu sebelum pergi.” Sang pelayan memberikan obat dan vitamin serta air putih untuk Krystal. Pun Krystal segera meminum obat dan vitamin yang diberikan oleh pe
Kandungan Krystal memasuki minggu ke delapan belas. Perutnya kian membuncit. Beberapa baju lamanya sudah tidak lagi Krystal pakai. Saat ini Krystal lebih menyukai memakai dress berbahan kaus yang nyaman dan tentu berukuran lebih besar agar perutnya tidak sesak. Memasuki trimester kedua ini, Krystal sudah tidak lagi mual. Pun permintaan aneh Krystal sudah mulai berkurang. Tepatnya ketika memasuki trimester kedua ini Krystal sudah tidak lagi mengidam hal-hal yang membuat Kaivan naik darah. Seperti makan nasi uduk dengan lauk ikan asin, rujak Pak Udin, lalu pergi Taman Safari. Semua keinginan Krystal itu memang dituruti Kaivan. Hanya saja perlu perjuangan. Karena semua keinginan Krystal itu sukses membuat Kaivan emosi. Suara dering ponsel terdengar membuat Krystal yang tangah duduk bersantai di balkon kamar segera mengalihkan pandangannya pada ponsel miliknya yang berdering itu. Kini Krystal mengambil ponselnya, dan menatap ke layar—seketika senyum di wajah Krystal terlukis melihat nom
“Krys, ada yang ingin aku katakan padamu.” Suara Kaivan memecahkan keheningan dirinya dan Krystal yang tengah sarapan di dalam kamar. Sejak tadi Kaivan fokus pada ponsel di tangannya. Sedangkan Krystal tengah membaca majalah—yang baru saja diantarkan oleh pelayan.“Iya, ada apa, Kai?” Krystal mulai mengalihkan pandangannya, menatap sang suami dengan tatapan lembut.Kaivan meletakan ponselnya ke atas meja. Pria itu memberikan tatapan yang lekat pada Krystal sambil berkata, “Aku memiliki rencana untuk membuka restoran dan kamu yang mengolahnya. Chef yang aku pilih nanti semua harus sesuai dengan yang kamu inginkan. Aku tahu kamu pasti sangat jenuh di rumah. Kemungkinan restoran ini akan jadi dalam waktu dua atau tiga bulan lagi. Apa kamu mau? Kalau kamu tidak suka aku akan membatalkan pembukaan restoran ini.”Tampak raut wajah Krystal begitu terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Kaivan. Tenggorokannya seakan tercekat. Nyaris tak mampu mengeluarkan kata-kata. Otak Krystal mencerna s