Home / Urban / Ranjang Panas Istri Kedua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Ranjang Panas Istri Kedua: Chapter 61 - Chapter 70

158 Chapters

Mencoba Bangkit

Tepat saat tengah malam, kereta yang ditumpangi oleh Senja dan kedua anaknya tiba di stasiun tujuan. Senja bersama kedua anaknya turun dari kereta. Suasana terlihat cukup ramai. Sebab banyak juga penumpang lain yang ikut turun bersama dengan mereka."Ma, kita mau kemana sekarang?" Salsa menarik tangan sang Ibu sembari bertanya.Senja terdiam, ia masih bingung akan pergi kemana. Sebab rumah masa kecil Ibunya, sudah terjual sejak lama. Sesaat setelah sang Ibunda meninggal dunia, rumah itu langsung diambil alih oleh kerabat jauh Ibunya dan tak lama rumah itu dijual kepada orang lain."Ma! Kita mau kemana Ma?" Shanum ikut bertanya."Kita menginap di penginapan dulu untuk malam ini. Besok pagi, baru kita jalan jalan." Mobil taksi terlihat berhenti di area stasiun. Senja mengajak kedua anaknya untuk masuk ke dalam taksi yang telah ia pilih."Mau kemana Bu?" Sang supir bertanya dengan ramah."Ke penginapan yang dekat dengan stasiun!" "Oh Hotel Mutiara. Baik Bu!" Driver dengan cepat meng
last updateLast Updated : 2024-01-10
Read more

Hidup Baru

Senja menempelkan dahi dan pipinya secara bergantian di kening putrinya. Ia menatap wajah Salsa. Tampak wajah kecilnya yang memerah karena demam."Sayang, kau sakit. Ayo sarapan lalu kita pergi ke Dokter." Perlahan lahan gadis kecil itu membuka mata. Ia dengan enggan mengikuti ucapan sang Ibunda.Senja menyodorkan sesendok nasi dengan potongan daging sapi ke mulut Salsa. Bocah kecil itu membuka mulutnya dan berusaha mengunyah makanan yang masuk.Dengan susah payah, akhirnya ia bisa menelan makanan itu. Kemudian, Senja mulai menyuapinya lagi. Ia melakukan hal itu dengan baik. Makan sesuai keinginan sang Ibu.Namun ketika suapan ke lima, anak itu mulai menutup mulutnya rapat rapat."Ayo buka mulutmu lagi." "Nggak Ma. Aku nggak mau. Aku ingin muntah." Mendengar hal ini, tentu saja Senja segera mengembalikan sendok ke atas piring.Ia lantas mengeluarkan sepotong kain tebal dari tas nya dan mulai mengambil sedikit air panas dari alat pemanas air. Senja mengompres kening, anaknya."Sayan
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Mengorek Kisah Lama

"Permisi!" Johan mengetuk pintu sembari mengucap salam.Agak lama baginya untuk menunggu seseorang membukakan pintu."Lama amat. Apa semua orang di rumah ini masih tidur?" Johan menggerutu."Sudah siang Pak. Sudah jam sebelas siang. Sudah waktunya untuk manusia melakukan aktivitas seperti biasa!" sahut Deva."Permisi!" Deva ikut mengetuk pintu dan mengucapkan salam dengan suara agak kencang.Kali ini, seorang wanita berambut ikal dengan tatapan mata yang tajam datang menghampiri mereka berdua."Ada apa?" tanyanya dengan ketus."Kami detektif swasta. Saya Johan dan dia adalah Deva." Johan memperkenalkan dirinya."Lalu? Apa urusannya dengan saya? Kenapa kalian datang ke sini?""Kami ke sini untuk mencari Senja Malini!" sahut Johan dengan tegas.Wanita dengan banyak kerutan di wajah itu, tampak mengernyitkan keningnya."Untuk apa kalian mencari Senja? Senja tidak ada di sini. Dia sudah menikah!" Si wanita menjawab dengan ketus.Johan dan Deva terdiam mendengar ucapan si wanita tua."Ini
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Dompet Hilang

"Ya perebut suami orang!" celetuk istri dari si penjual kopi yang baru saja datang dari pasar.Semua orang melongo mendengar ucapan istri penjual kopi tersebut. "Ibu judes yang kalian temui, itu Ibu tirinya Senja. Saya tahu sendiri, bagaimana Senja diusir dari sana dengan alasan suruh menikah cepat cepat!" celetuknya lagi.Mendengar hal ini, Johan jadi lebih penasaran. "Lalu Senja sendiri, apakah memiliki rumah lain selain rumah ini?""Ada Pak! Di daerah Salangan. Di sana tempat Ibu kandungnya berasal.""Hmm. Ibu tahu dari siapa soal Kota itu?" "Ya Senja sering cerita sama saya. Dia di sini kan setelah Ibu kandungnya meninggal. Ikut Ayah dan Ibu tirinya. Tapi ya seperti itu lah namanya juga Ibu tiri."Berbekal informasi ini, Johan dan Deva lantas memutuskan untuk mencari Senja ke Kota Salangan."Berapa harga kopinya Pak?" tanya Deva sembari mengeluarkan dompet."Sepuluh ribu saja." Deva membayar dua gelas kopi yang air nya masih berisi setengah gelas. Keduanya keluar dari warung k
last updateLast Updated : 2024-01-14
Read more

Kejujuran

"Maaf Sus. Sepertinya dompet saya yang berisi id card tertinggal.""Silahkan diambil Ibu. Saya tunggu." Suster mengizinkan Senja untuk pergi mencari dompetnya.Senja yang kebingungan hanya bisa keluar dari rumah sakit dan berjalan di sekitar halaman rumah sakit. "Kemana dompetku? Dimana aku meninggalkan dompetku?" Senja berpikir keras.Setelah beberapa saat ia berpikir, ia baru ingat jika dompet miliknya mungkin tertinggal di dalam taksi yang mengantarkannya ke rumah sakit."Terakhir kali aku mengeluarkan dompet untuk membayar ongkos taksi. Lalu aku masukkan ke dalam tas lagi. Mungkinkah jika dompetku terjatuh di dalam taksi tadi? Oh Tuhan bagaimana ini?" Senja memejamkan kedua matanya sambil menatap langit. Hujan mulai turun dengan lebatnya. Seorang pria tua dengan kumis putih datang ke arah Senja.Ia berjalan menggunakan payung dan saat pria itu sudah ada di dekat Senja, pria itu memayungi Senja. Tentu saja, hal ini membuat Senja kaget. "Si siapa anda?" Senja bertanya dengan kali
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Selingkuh

Suara teriakan Dafa membuat Lily berlinang air mata. Batinnya tersakiti, ia terisak dalam kekecewaan."Aku benci kamu, Mas!" bentak Lily.Lily bangkit berdiri, ia keluar dari kamar sambil membanting pintu kamar. Tak ayal, suara gebrakan pintu ini membuat Ayu kaget. Ayu bahkan sampai turun ke bawah untuk memeriksa apa yang terjadi dengan anak dan menantunya tersebut."Lily, kamu mau pergi kemana?" Ayu bertanya kepada sang menantu yang terlihat kesal dan berjalan menuju ke teras rumah.Lily menoleh sebentar tanpa banyak bicara lalu melihat ke arah teras lagi. Hal ini, membuat Ayu jadi khawatir mengingat kondisi Lily yang saat ini sedang hamil."Lily, tunggu Mama." Ayu mengikuti menantunya ke teras rumah.Lily yang marah, duduk di teras rumah. Ia menatap langit dengan wajah sedih. Ayu menepuk bahunya. Berusaha untuk menenangkan kegelisahan sang menantu."Pergilah Ma! Jangan ganggu aku. Aku ingin sendirian!" seru Lily."Kamu kenapa sayang? Bertengkar lagi sama Dafa?" "Gara gara wanita i
last updateLast Updated : 2024-01-15
Read more

Hampir Ketahuan

Dafa memperhatikan kenop pintu yang terlihat bergerak. Sementara Ray yang sadar akan pandangan Dafa menuju ke arah kamarnya, segera berlari mendekati pintu kamar.Ray masuk ke dalam kamarnya dengan gugup."Ada apa?" tanya Lily dengan nada suara agak kencang."Ssst! Jangan berisik! Di luar ada suami kamu!" bisik Ray.Lily melongo kaget. Ia beringsut ke belakang lalu meraih pakaiannya dan pergi bersembunyi ke dalam kamar mandi."Jangan keluar sampai aku kembali ke dalam kamar!" Ray memperingatkan.Ray keluar dari kamar. Ia merapikan kerah bajunya. Ia mengambil nafas dalam dalam dan berjalan ke arah Dafa."Kau sedang berkencan?" tanya Dafa."Apa?" Ray kaget dengan pertanyaan Dafa."Ada seorang wanita di kamarmu kan? Apa kau sedang berkencan?""Itu itu tadi," ucap Ray terbata bata."Tidak apa apa. Aku yang salah karena mendadak datang ke sini. Aku minta maaf.""Ah tidak masalah. Pekerjaanku memang membantu orang lain. Soal Senja Malini ya? Aku sudah mencari ke seluruh penjuru kota, tapi a
last updateLast Updated : 2024-01-16
Read more

Menyusul

Perempuan paruh baya dengan banyak kerutan di wajahnya membuka pintu pagar. Raut wajahnya nampak kesal dan menatap tajam ke arah Dafa."Mau cari Senja juga?" Pertanyaan ketus yang keluar dari bibir Ivanka membuat Dafa merasa tak enak hati."Maaf maksudnya lagi, apa ya? Saya kan baru kali ini datang ke rumah Tante lagi setelah sekian lama. Maksud saya, Mama." Dafa salah sebut."Nggak apa apa panggil Tante saja. Toh Senja memang bukan anak kandung saya. Dua hari lalu, ada orang juga yang datang ke sini mencari Senja." Ivanka menerangkan."Ada yang ke sini mencari Senja? Siapa Ma?""Ngakunya sih detektif. Senja nggak ada di sini. Dia masuk dan menggeledah rumah ini. Seakan mencurigai saya." Ivanka menjawab dengan ketus."Mari silahkan masuk." Meskipun begitu, Ivanka masih mengajak Dafa dan Ray untuk masuk ke dalam rumahnya.Ivanka berjalan di depan. Dafa dan Ray berjalan di belakang mengikuti."Duduk!" seru Ivanka dengan nada kurang ramah.Ketiganya duduk di atas kursi tamu. Mereka mulai
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Manager Rumah Sakit

Keesokan paginya di Rumah Sakit Melwari Health, Bagas sudah sampai lebih dulu. Ia memilih untuk duduk di kantin rumah sakit dan menikmati segelas kopi panas di sana."KRing!" Nada dering ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan dari Dafa masuk."Hallo!" Bagas menjawab datar."Kak kata Papa, Kakak sedang cuti?" Dafa memastikan."Ya itu benar. Kenapa?" "Cuti atas alasan apa? Kenapa Kakak cuti? Kakak tahu kan, aku yang lebih butuh waktu untuk libur." Dafa marah."Untuk apa kau libur?" "Pertanyaan konyol macam apa ini? Tentu saja untuk mencari istriku!" Dafa bicara dengan nada kencang."Kalau perbuatanmu tidak buruk, dia tidak akan lari dari rumah!" Bagas membentak Dafa balik lalu setelah itu ia menutup telepon.Johan dan Deva tampak berjalan dari arah kejauhan. Johan melambaikan tangan ke arah Bagas."Kalian lama sekali?" tanya Bagas begitu Johan berdiri tepat di hadapannya."Kami kena macet Pak." "Alasan klasik! Sekarang, kalian berdua temui Manager rumah sakit ini. Aku akan menunggu di
last updateLast Updated : 2024-01-17
Read more

Pengagum Rahasia

"Tok! Tok!" Suara ketukan pintu terdengar. Seperti biasanya, tepat pada pukul tujuh pagi, makanan diantar ke kamar pasien.Senja menatap seorang staf rumah sakit yang biasanya mengantarkan makanan untuknya."Pagi Bu." Staf menyapa dengan ramah. Di tangannya ada sebuah nampan besar berisi tiga piring nasi beserta lauk dan sayurnya serta ada buah buahan segar di sana."Banyak sekali makanannya." Senja bicara sembari menatap nampan."Iya Bu. Fasilitas kamar VIP. Jadi yang menjaga pasien juga dikirimkan makanan."Staf itu menjawab dengan kalimat yang sama setiap harinya. Namun meskipun begitu, Senja masih agak ragu."Masa iya, setiap kamar VIP dapat jatah makanan sebanyak ini?" Senja bermonolog dalam hati."Silahkan sarapan. Oh iya hari ini, Dokter Anwa yang biasanya datang memeriksa Salsa, sedang ada tugas dinas keluar kota. Jadi akan ada dokter pengganti untuk Salsa.""Baiklah." Staf keluar dari kamar. Shanum dengan antusias membuka jatah makan paginya."Ayo Ma, kita sarapan." "Iya s
last updateLast Updated : 2024-01-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status