Semua Bab Ranjang Panas Istri Kedua: Bab 71 - Bab 80

158 Bab

Haus Lel4ki

Senja turun dari mobil, ia melihat sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas dan pagar yang agak berkarat ada di hadapannya."Mari Bu, duduk di teras dulu. Saya akan hubungi pemilik rumahnya." Driver meminta Senja untuk duduk di kursi yang ada di teras rumah.Driver meraih ponselnya. Ia bicara dengan kawan karibnya selama beberapa menit.Tak butuh waktu lama, pemilik rumah datang. Ia membawa kunci rumah dan langsung menyerahkannya pada Senja."Silahkan Bu, ini kuncinya. Maaf membuat Ibu dan anak anak menunggu agak lama." Seorang wanita berbadan sintal bicara pada Senja."Oh iya tidak apa apa. Ngomong ngomong berapa harga sewa rumah ini ya?""Halah gampang itu Bu. Nggak usah dipikirin. Gratis pun tak apa." Senja melongo, driver tampak menundukkan wajahnya."Kamu itu kok mendadak sekali sih! Harusnya kamu kabari saya sejak pagi tadi kalau kerabat Pak Arnold mau datang ke sini dan menyewa rumah ini," keluh si wanita terhadap si driver."Mendadak ini, Rin! Saya juga baru tahu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

Hampir Keguguran

Lendir bercampur sedikit darah terlihat menetes di bagian betis. Ray melongo kaget menyaksikan hal tersebut."Sayang, kamu kenapa? Kita ke dokter, sekarang ya!" Ray panik.Ray menggendong Lily ke dalam mobil. Ia mengantarkan pacar gelapnya itu ke klinik terdekat."Dokter tolong saya Dok!" Ray berteriak tepat di depan pintu masuk klinik.Seorang petugas medis mendatangi Ray dan membantu Lily untuk tidur di atas ranjang pasien.Lily dibawa ke ruang periksa. Seorang Dokter segera memeriksa bagian perutnya sebab Lily memegangi perutnya dengan wajah meringis."Bagaimana dok?" tanya Ray."Tunggu di luar ya Pak. Biar saya periksa dulu!" Dokter menegaskan. Ray pun keluar dari sana dan menunggu dengan cemas di luar.Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan. Setelah sekitar lima menit, Dokter keluar dari ruang periksa dengan wajah tegang."Maaf Pak. Ada kontraksi dari rahimnya. Istri anda harus dibawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk menjalani perawatan medis.""Tapi Dok," ucap Ray hendak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Rudapaksa

"Bu Rosalina. Ini saya Ayu, Mamanya Dafa." Basa basi dimulai."Oh iya Bu Ayu. Maaf saya agak telat angkat teleponnya. Ada apa ya Bu? Kok tumben sepagi ini sudah nelpon?" "Ibu katanya lagi nggak." "Dsst drrt!" Jaringan ponsel mendadak naik turun. Suara yang didengar jadi kurang jelas."Maaf Bu, barusan Ibu ngomong apa?" "Dsst! Drrt!" Jaringan kembali naik turun. Rosalina yang dikenal tidak sabaran mirip seperti Lily, Putrinya, segera mematikan sambungan telepon."Tut!" "Lha kok mati?" ucap Ayu."Kenapa Ma?" tanya Dafa."Teleponnya mati.""Ya namanya orang lagi sakit Ma. Udahlah. Biarin aja. Lily di rumahnya akan lebih baik dengan begini aku bisa bebas nyari Senja!" sahut Dafa dengan entengnya.Usai sarapan, Dafa bukannya pergi ke kantor untuk bekerja. Ia malah pergi menyusuri setiap tikungan yang ada di kota, untuk mencari keberadaan Senja.****Di dalam ruangan rawat inap, Lily terus menerus merengek minta pulang."Ray, ayo kita pulang. Ini sudah pagi.""Iya sebentar! Tunggu Dokte
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Prematur

Lily mencoba lari dari kamar. Namun tangannya berhasil ditangkap oleh Dafa. Dafa menarik tangan Lily lalu mendekapnya dengan erat.Dafa melepaskan pakaian Lily. Ia tanpa ragu ragu memasukkan senjata andalannya ke dalam goa lembab nan hangat.Sang empunya hanya bisa pasrah sembari menitikkan air mata."Mas, hentikan!" ucap Lily."Tidak!" Dafa bergerak lebih cepat. Kali ini, Lily kembali merintih kesakitan. Namun Dafa yang sedang dalam pengaruh alkohol tak memperdulikan erangan Lily.Ia terus melakukan gerakan maju mundur. Membuat senjata andalannya menyemburkan cairan putih kental.Setelah itu, Dafa terlelap di atas tempat tidurnya. Sementara Lily, masih mengeluh kesakitan sembari memegangi bagian perut bawahnya.Lily meraih pakaiannya. Dan bergegas keluar dari kamar. Ia berjalan dengan tertatih ke arah kamar Ibu mertua."Tok! Tok!""Ma!" Lily mengetuk pintu seraya memanggil sang Ibu mertua."Ma!" Lily mulai berteriak dan menangis. Cairan darah kembali ke luar dari bagian sensitif wan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-21
Baca selengkapnya

Kecewa

"Ceklek!" Pintu ruangan operasi dibuka. Hawa dingin menerpa wajah Ayu dan keluarganya yang menanti kabar sejak tadi."Bagaimana menantu dan cucu saya Dok?" Ayu khawatir. "Ibunya sehat. Bayinya sudah dalam perawatan khusus dan sudah dipindahkan ke ruangan khusus.""Berapa berat badannya? Dan satu lagi apa jenis kelaminnya?""Dia terlahir prematur. Beratnya hanya tujuh ratus gram. Jenis kelamin perempuan." Setelah menjelaskan hal ini, Dokter berlalu dari hadapan Ayu.Wajah Ayu seketika melongo mendengar ucapan sang Dokter. Ia shock ketika mendengar anak yang dilahirkan oleh Lily berjenis kelamin perempuan."Kenapa Ma? Ayo jenguk baby Lily!" seru Bagas."Iya Ma. Papa khawatir juga saat Dokter bilang, kalau berat badannya cuma tujuh ratus gram.""Nggak ah." Ayu menjawab singkat dengan penolakannya."Maksudnya gimana Ma? Mama nggak mau jenguk bayinya?" Bagas heran."Bukan begitu. Mama mau temani Lily." Ayu berbohong. Sebenarnya, ia merasa kecewa.Bagas dan Ayahnya berlalu dari sana. Merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Melahirkan

Dokter datang ke kamar Lily. Semua orang menunggu penjelasan dari Dokter."Bagaimana Dok?" tanya Rosalina."Apa yang terjadi?" tanya Dafa."Begini penjelasannya. Kontraksi rahim terjadi karena pasien yang seharusnya beristirahat dan tidak berhubungan intim, malah melakukan itu. Jadi dengan terpaksa, pasien harus melahirkan lebih cepat." "Jadi yang dikatakan Lily, benar ya." Rosalina melotot ke arah Dafa dan mengerutkan keningnya."Sekarang, kita semua hanya perlu fokus untuk merawat bayinya. Dan pasien bisa segera sembuh." Dokter menyarankan."Baik Dok!" sahut Bagas."Baik Dok!" Rosalina terpaksa setuju.Dokter keluar dari ruangan. Rosalina mulai mengomel."Dafa, kamu itu suami macam apa? Apa yang sudah kamu lakukan terhadap istri dan anak kamu! Apa kamu nggak bisa menahan nafsu kamu sebentar saja? Karena kamu, cucu saya terlahir prematur!" bentak Rosalina.Ayu tampak diam saja melihat anaknya dibentak seperti itu. Sementara Dafa tampak menundukkan wajahnya. "Aku aku minta maaf.""M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Perintah Manager

Budhe Rin datang ke rumah Senja bersama dengan ketua RT setempat."Senja! Nak, ini Budhe!" serunya dari balik pintu utama.Si pemilik rumah yang dikenal cerewet ini, memiliki sopan santun tak tertandingi. Ia tak lantas masuk ke rumah, meskipun rumah itu adalah miliknya yang ia sewakan kepada Senja.Budhe Rin menunggu dengan sabar di depan pintu. Salsa membuka pintu. Wajah polosnya terlihat kebingungan."Mama mana Nak?" tanya perempuan paruh baya itu."Di kamar. Lagi kesakitan!"Budhe Rin menerobos masuk ke dalam kamar. Dan ia melihat Senja tengah tergolek di atas tempat tidur dengan wajah penuh dengan keringat."Ayo ke rumah sakit!" serunya.Budhe Rin membantu Senja berjalan keluar kamar. Pak RT membuka pintu mobil, ia meminta si kembar untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil."Duduklah! Pelan pelan!" Budhe Rin membantu Senja duduk di dalam mobil."Budhe, tolong pintu rumahnya dikunci.""Ya!" sahutnya sembari memutar kunci pintu rumah lantas memberikannya kepada Senja."Budhe saya belum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Doyan Kawin

Senja akhirnya dipindahkan ke ruang perawatan. Ia masuk ke kamar kelas VIP. Budhe Rin terkesima melihat fasilitas yang ada di ruangan VIP."Budhe, terima kasih ya sudah menemani saya dan anak anak. Pak RT, saya juga berterima kasih sama Bapak.""Ah nggak apa apa kok! Udah jadi kewajiban kami buat nolong orang yang emang butuh pertolongan!" seru Budhe Rin sembari mengamati kulkas dua pintu yang ada di dekat TV LED."Oh iya Budhe, ini kok kita ke kamar yang modelnya seperti ini?" Senja bingung melihat fasilitas kamarnya.Seingatnya tadi, saat ia masih ada di ruang bersalin, ia sempat mengatakan pada tim medis, jika ia meminta untuk segera pulang."Mana saya tahu. Tapi nggak apa apalah. Yang penting kamu dan bayi kamu, sehat!""Kalau begitu, saya permisi dulu ya. Budhe Rin mau ikut pulang atau masih mau di sini?" tanya Pak RT."Ah saya di sini saja. Nanti anak saya, saya suruh ke sini. Kasihan Senja. Nggak ada yang jaga.""Oh ya sudah kalau begitu. Senja, saya pulang dulu ya!""Makasih P
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Perhatian Semu

Dafa berlalu dari hadapan Lily. Ia pergi ke rumah sakit sendirian. Begitu saja setiap hari, hingga pada usia bayi mereka yang ke tiga bulan, bayi mereka sudah diizinkan pulang oleh Dokter.Sesampainya di rumah, Dafa menggendong bayinya dan meletakkannya di atas tempat tidur. Ia melihat ke arah sekeliling kamar, Lily tak ada dimana mana."Kemana Lily?" batin Dafa."Lily sedang pergi ke salon." Ayu tiba tiba sudah berdiri di belakang Dafa. Dafa menoleh ke arah Ayu. Ia tersenyum dan menunjukkan bayinya kepada Ayu."Bayi kami sudah pulang, Ma." "Mama ikut senang. Bagaimana pun juga, bayi itu adalah anak kamu. Jujur saja, awalnya Mama sempat kecewa karena Lily melahirkan anak perempuan. Tak seperti keinginan Mama. Tapi sekarang, Mama sadar. Semuanya sudah menjadi takdir kita." Ayu berjalan ke arah anaknya dan menepuk pelan bahu anaknya.*****Di rumah kontrakannya, Senja juga merawat bayinya seorang diri. Shanum dan Salsa sudah memiliki kesibukan di sekolah mereka. Setiap akhir pekan, Ar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

Nathania Suryaningrat

"BRak!" Suara pintu yang ditutup membuat sang asisten rumah tangga itu mengelus dada."Ya ampun, sikap Non Lily dari masih belum punya anak sampai sekarang nggak ada bedanya." Bi Sari menatap wajah bayi yang masih menangis di dalam pelukannya.Ia membawa bayi kecil itu ke dapur, sembari menggendong si kecil, Bu Sari membuatkannya sebotol susu hangat."Minum ya nak. Jangan nangis lagi." Bu Sari menyusui si bayi.Ia duduk di teras rumah, supir pribadi Ayu mendatangi Bi Sari dengan raut wajah keheranan."Lho! Anaknya Pak Dafa kok kamu yang urus?" "Ya biasa lah anak muda. Nggak mau repot dan mudah capek.""Gimana? Tugasnya jadi Ibu ya memang begitu!" "Mau gimana lagi? Kita di sini kan kerja. Bayinya diminta saya yang jagain. Saya nggak bisa nolak!""Ckckck krisis moral!" Pak Man mengkritik."Bi Sari!" teriak Ayu dari dalam rumah."Nah dipanggil lagi sama Bos besar!" seru Pak Man.Bi Sari pergi ke ruang makan. Ayu sedang duduk di sana."Iya Nyah, ada apa?" "Kamu kok gendong bayinya Dafa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status