Home / Urban / Ranjang Panas Istri Kedua / Kabanata 91 - Kabanata 100

Lahat ng Kabanata ng Ranjang Panas Istri Kedua: Kabanata 91 - Kabanata 100

158 Kabanata

Janji Menikah

"Ray! Ayo cepat bangunlah!" Lily menepuk pelan lengan kekasihnya."Ada apa sayang?""Nathania masuk rumah sakit."Ray terbelalak dan bangkit duduk. Matanya menatap Lily tanpa berkedip."Sakit apa dia? Kata kamu Dafa adalah orang baik! Kenapa anak kita bisa sakit?" "Kecelakaan! Kronologinya seperti apa aku juga nggak tahu. Aku mau pergi ke rumah sakit! Kamu juga harus pergi!""Hmm! Pergilah! Aku menyusul. Kita tak boleh terlihat bersama sama. Aku akan menyusulmu dengan cepat! Jangan khawatir." Ray meyakinkan.Lily tergopoh gopoh mengenakan pakaiannya. Ia tak sadar jika lipstik di bibirnya belepotan. Lily masuk ke dalam mobil dan menyetir dengan kecepatan tinggi.Sesampainya di rumah sakit, Dafa menunggunya dengan wajah cemas. Namun mata Dafa membulat sempurna dengan kening mengkerut, ketika melihat Lily datang dengan penampilan yang bisa dibilang semrawut."Sebenarnya, kau habis darimana saja?" Dafa masih menaruh curiga."Aku ke apotek, Mas!""Kenapa lipstik mu belepotan seperti seseo
last updateHuling Na-update : 2024-02-01
Magbasa pa

Shock

Sesampainya mereka di rumah sakit, Senja langsung bergegas menuju ke ruang rawat inap. Di depan kamar, ada pemilik restoran yang menunggunya seorang diri.Karena Bagas sudah pergi ke ruang tunggu untuk menemani Dafa. Setibanya Senja di sana, ia langsung menghambur masuk ke ruangan rawat inap.Wajahnya terlihat bahagia namun masih terselip duka yang mendalam melihat kondisi Putranya sedang tak baik baik saja. Infus terlihat menancap di punggung tangan anak kecil itu. Dan selang selang kecil terlihat menghiasi bagian dadanya. Bagian keningnya dikenakan perban."Sayang, ini Mama. Mama datang." Senja berbisik pelan di telinga anaknya.Shanum dan Salsa tampak berdiri di samping Sang Ibu. Arnold dan pemilik restoran berdiri berdampingan."Bangunlah sayang." Senja menangis di sebelah anaknya."Dia baru saja selesai operasi. Mungkin pengaruh obatnya membuat dia tertidur." Pemilik restoran menjelaskan."Bagaimana dia bisa jadi seperti ini?" tanya Senja."Saya kurang tahu. Yang jelas, dia tadi
last updateHuling Na-update : 2024-02-01
Magbasa pa

Penolakan Senja

Semua orang menoleh ke arah Senja. Dafa dan Bagas melongo kaget menatap Senja berdiri di hadapan mereka. Dan Senja juga tak menyangka akan bertemu dengan Dafa di rumah sakit."Senja!" ucapnya lirih.Senja mengernyitkan kening. Ia ingin menjawab. Tapi sejenak ia melirik ke arah Lily. Tatapan Lily sungguh tidak mengenakkan. Maka Senja pun hanya bisa diam."Senja, aku mencarimu selama ini!" Bagas pun ikut bicara.Arnold kini melihat ke arah Senja."Aku aku," ucap Senja terbata bata."Kau ada dimana? Kenapa ada di sini?" tanya Dafa."Kemana saja kau pergi selama ini?" tanya Bagas."Aku ke sini untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah menyumbangkan d4rahnya untuk anakku." Senja akhirnya menjelaskan."Siapa?" ucap Dafa dan Bagas secara bersamaan."Ehm! Sudah lupakan saja." Senja membalikkan badannya dan menarik tangan Arnold. Ia memberikan isyarat agar pergi dari sana."Ayo kita pergi!" bisiknya pada Arnold.Arnold hanya bisa menuruti perkataan Senja. Mereka berdua keluar dari
last updateHuling Na-update : 2024-02-02
Magbasa pa

Kakak Ipar

Dafa terlihat ingin masuk ke kamar tempat Ethan sedang menjalani perawatan. Namun Bagas segera menarik tangannya. Ia melarang Dafa untuk melakukan hal itu."Dafa, jangan masuk ke sana. Jangan buat keributan. Anak itu masih sakit! Apa kau lupa, dengan umpatanmu tadi? Kau mengumpat anak itu dan membela Nathania! Daripada kau mengusik mereka, lebih baik kau urus Putrimu!" Bagas mengingatkan."Aaaargh!" Dafa memekik. Semua orang yang ada di sekitar mereka langsung melihat ke arah Dafa."Kenapa kau marah? Aku bicara yang sebenarnya!" Dafa berdecak kesal, ia menghentakkan salah satu kakinya dan beranjak pergi dari sana. ****Ray baru saja selesai menyumbangkan darahnya. Ia keluar dari ruangan Dokter dan berjalan dengan gontai menuju ke lobby."Kemana Lily?" ucapnya dalam hati.Dari kejauhan ia melihat Dafa, pria itu beringsut pergi. Ia bersembunyi dari Dafa."Untung saja dia tidak melihatku!" ucap Ray dalam hati.Dafa pergi menuju ke ruangan operasi. Lampu ruang operasi tampak menyala tap
last updateHuling Na-update : 2024-02-02
Magbasa pa

Rahasia

Senja dan Bagas saling menatap untuk beberapa saat. "Kenapa melihatku seperti itu?""Kenapa bukan Dafa yang mendonorkan d4rah untuk Ethan?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Senja."Golongan d4rah Dafa tidak cocok dengan Ethan. Jadi mana mungkin Dafa bisa menjadi pendonor?" Jawaban Bagas yang satu ini membuat Senja melongo kaget. Dalam batinnya banyak pertanyaan yang muncul."Kenapa ayah kandungnya tidak memiliki persamaan golongan d4rah dengan Ethan?""Sudahlah jangan pikirkan hal itu lagi. Aku melakukan hal itu dengan ikhlas.""Bagaimana kabar semuanya? Apakah mereka sehat?" tanya Senja mengalihkan pembicaraan."Semua orang sehat. Dan kau sendiri? Bagaimana kabarmu? Kemana saja kau pergi selama ini?""Aku pergi demi kebaikan semua orang Mas. Terus terang saja, malam itu Dafa meragukan karakterku. Setelah berpikir panjang, aku memutuskan untuk pergi. Jauh dari kalian akan lebih baik!" "Tidak! Kau malah membuat kami kebingungan!" tukas Bagas. Senja tak menanggapi ucapan B
last updateHuling Na-update : 2024-02-03
Magbasa pa

Pakaian Penjual Koran

"Gawat! Jika Dafa melakukan tes DNA dan memang hasilnya adalah Nathania bukan anak kandungnya maka ia akan kembali mengejar Senja." Bagas bicara dalam hati.Dafa beralih dari hadapan Bagas. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya. Matahari belum terlalu tampak, tapi ia memaksa sang sahabat karib untuk membantunya melakukan tes DNA."Baiklah! Aku ke rumah sakit sekarang!" "Lakukan tugas ini secara diam diam! Jangan sampai siapapun tahu mengenai hal ini! Aku ingin hasil tes yang murni!" terang Dafa."Baik Pak!" Sahabatnya memutus sambungan telepon.Dafa dan sahabat baiknya bertemu di kantin rumah sakit. Pria berkulit hitam itu mendengar cerita Dafa dengan seksama."Aku tidak ingin dibohongi lagi. Aku mau hasil yang akurat. Masuk ke ruang rawat inap tempat Nathania dirawat. Ambil sample yang kau butuhkan untuk tes DNA secara diam diam!" Dafa mengingatkan sekali lagi."Baiklah! Aku akan melakukan sesuai dengan arahanmu! Kita akan ketahui siapa Ayah Nathania sebenarnya! Sementara kau, jang
last updateHuling Na-update : 2024-02-04
Magbasa pa

Lelaki Lain

"Siapa namamu! Aku akan menyimpan nomormu di ponselku!" Dafa bertanya pada penjual koran."Panggil saja aku, Erwin.""Baiklah! Ketika kita keluar dari sini, kita akan pura pura tak saling mengenal. Kita akan berhubungan menggunakan ponsel!" "Apapun itu! Aku setuju Pak!" Erwin keluar lebih dulu dari toilet umum. Setelah beberapa menit, Dafa juga keluar dari sana.Sepanjang hari, Dafa berkeliaran di halaman parkir. Erwin juga melakukan hal yang sama di tempat berbeda.Saat menjelang sore hari, Lily menelepon Dafa. Ia protes karena suaminya tidak mau menemani dirinya menjaga sang anak."Mas, kamu dimana sih! Kenapa sejak tadi nggak kembali ke sini!""Aku kerja!" Dafa menjawab singkat."Kerja? Ck! Aku kan capek juga Mas. Harus jaga Nathania sejak tadi. Nggak ada yang gantikan. Mama kamu pulang sejak siang dan nggak kembali lagi!" Wanita itu terus mengeluh."Nathania adalah anakmu. Dan kau adalah Ibunya. Sudah jadi kewajibanmu untuk menjaganya ketika ia sakit!" "Tapi aku juga kan lagi ha
last updateHuling Na-update : 2024-02-04
Magbasa pa

Kenyataan Pahit

Dafa tampak sedang mengatur nafasnya. Namun matanya memindai ke dalam kamar dengan cepat."Apa kau mencari sesuatu?" tanya Arnold."Aku ingin bicara dengan Senja.""Dia sedang istirahat sekarang." Arnold menjawab sembari melirik ke arah Senja yang tidur pulas di dekat si kembar."Kalau begitu, apa bisa kita bicara sebentar di luar?" Dafa menatap sambil tersenyum ramah."Tentu!"Arnold keluar kamar. Dafa dan Arnold duduk di bangku taman depan kamar. Dafa menyalakan sebatang r0kok. Sementara Arnold terlihat siap dengan banyak pertanyaan yang pasti akan dilontarkan kepada dirinya."Kalau kau tak keberatan, aku ingin tahu sejak kapan kalian dekat? Dan apa hubunganmu dengan Senja?""Kami teman baik. Kami bertemu sekitar enam tahun lalu. Kurang lebih sekitar itu.""Dimana kalian bertemu?""Hemmh. Kau menanyaiku seperti seorang Polisi." Arnold menyindir sikap Dafa."Maaf bukan maksudku seperti itu. Aku hanya ingin tahu saja.""Di rumah sakit tempatku bekerja.""Kau seorang Dokter? Dokter apa
last updateHuling Na-update : 2024-02-05
Magbasa pa

Banyak Alasan

Dafa kembali ke kamarnya. Ia menjaga Nathania, tapi pikirannya melanglang buana ke tempat lain."Papa," ucap Nathania yang baru saja sadar.Dafa menundukkan wajah, tubuhnya tak bergerak sedikitpun meski suara sang anak menggema di seluruh kamar."Pa, aku haus aku mau minum!" Nathania mengulangi ucapannya.Dafa masih terdiam tanpa kata. Ia tak menggubris permintaan si anak gadis. Karena rasa haus menggelayut tak tertahan, Nathania mencoba untuk mengambil gelas berisi air mineral yang ada di meja dekatnya."PRaNG!" Gelas terjatuh. Percikan kacanya berserakan di lantai. Ternyata tangan bocah itu, tak cukup kuat untuk menahan beban gelas berisi air.Suara pecahan gelas, barulah membuat Dafa tersadar dari lamunannya. Ia dengan cepat berlari menuju ke ranjang Nathania."Ada apa?" tanyanya."Aku haus. Papa aku panggil sejak tadi tidak menyahut!" keluh sikecil.Dafa mengambilkan gelas berisi air untuk Nathania dan meminta cleaning service untuk membersihkan kamar.*****Keesokan paginya, tepa
last updateHuling Na-update : 2024-02-05
Magbasa pa

Rencana Pernikahan

Bagas terlihat mondar mandir di depan kamar Senja. Ia ingin mengetuk pintu kamar Senja. Tapi ia mengurungkan niatnya karena khawatir Senja akan makin menjauh darinya karena merasa terganggu."Apa benar Senja akan menikah dengan lelaki itu? Kenapa dia memilih menikah dengan lelaki itu? Apa dia tak melihat jika aku lebih tampan darinya! Dia kan harusnya memilih aku!" Bagas bicara pada dirinya sendiri.Sementara itu, Arnold yang saat ini ingin pergi ke luar kamar mendapati Bagas yang terlihat seperti orang linglung. Ia pun tanpa ragu menyapa Bagas."Hai! Bagas!""Ya?" Bagas menoleh."Kenapa mondar mandir di situ? Apa kau mencari sesuatu?" "Ah hahaha tidak! Tidak ada!" Bagas malu malu."Jika kau ingin bicara pada Senja, bicara saja. Kenapa harus berdiri di sana?" "Apa aku boleh bicara dengan Senja? Apa kau tak cemburu melihat kami bicara?""Bagas, kau ini Kakak iparnya! Untuk apa aku cemburu padamu!" seru Arnold."Begitu kah?" Bagas menggaruk kepalanya sendiri meskipun tidak terasa gata
last updateHuling Na-update : 2024-02-05
Magbasa pa
PREV
1
...
89101112
...
16
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status