Semua Bab Ranjang Panas Istri Kedua: Bab 101 - Bab 110

158 Bab

Salah Paham

Setelah Budhe Rin dan Arnold pulang dari rumah Senja, Dafa mengambil kesempatan ini untuk segera menemui Senja."Senja! Tunggu dulu! Jangan tutup pintunya!" seru Dafa sesaat setelah bayangan mobil Arnold menghilang dari sana."Kau di sini?" Senja kaget."Ya! Aku di sini! Aku ingin bicara denganmu!" "Tidak ada lagi yang tersisa Mas. Aku sudah pernah berjuang. Dan sekarang, aku hanya ingin tenang. Pulanglah! Istrimu menunggu di rumah!""Senja! Aku ingin kita bisa bersama lagi seperti dulu!" pekik Dafa."Mas! Jangan ganggu aku! Jangan berteriak dan membuat anak anakku merasa ketakutan! Pulanglah! Rumahmu bukan di sini!" Senja marah ia menutup pintu dengan cara membantingnya."BRak!" Hembusan angin yang terjadi akibat pintu yang dibanting menerpa wajah Dafa. Dafa memejamkan matanya."Dia cemburu karena aku masih terikat dengan Lily!" Dafa mengira jika Senja masih mau menerimanya.Dafa pun pulang dari sana. Sepanjang malam ia habiskan untuk perjalanan pulang ke Ibu Kota."Aku akan selesai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

Gaun Pengantin

"Kring!" Suara jam beker menggema di seluruh rumah.Adik perempuan Erwin bangun lebih dulu daripada sang Kakak."Kakak! Matikan jam nya! Berisik tahu! Masih jam lima pagi, ini!" keluhnya sambil menepuk bahu sang Kakak."Ya ya!" Erwin mematikan jam beker. Ia pergi mandi dan bersiap untuk keluar rumah."Mau kemana sepagi ini? Aku belum bikin sarapan." Si adik berceloteh."Kakak nggak sarapan. Kamu nggak usah masak. Beli aja di warung Bu Sro!" "Kok gitu? Emang Kakak mau kemana sih? Kelihatan sibuk sekali!" "Ada pekerjaan penting. Bayarannya banyak. Bisa untuk kamu sekolah!" Erwin membelai kepala adiknya. Ia berpamitan."Kakak pergi dulu ya!" Erwin tersenyum.Baru akan keluar dari pintu, ponselnya berbunyi nyaring. Dafa menelepon."Ya Bos! Saya siap memantau hari ini!""Kemarin nggak dapat apa apa?""Tentu saja dapat! Kemana arahnya dia pergi! Hari ini saya harus bisa menemukan lokasi tepatnya!""Bagus!" Dafa mematikan sambungan telepon.Erwin mengayuh sepedanya, fajar yang baru saja m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-06
Baca selengkapnya

Rahasia Hampir Terbongkar

Dafa melengos, ia beranjak pergi dari kamar sembari membawa bantal. Dafa memilih untuk tidur di kursi sofa ruang tamu daripada harus sekamar dengan Lily.Sedangkan Lily yang merasa tertolak oleh suaminya sendiri, menjadi marah. "Dia menolakku? Berani sekali dia menolak!" Lily membanting pigura yang berisikan foto dirinya bersama anak dan sang suami."BRak!" Pigura terpental mengenai pintu kamar. Suara gebrakan terdengar oleh Dafa. Tapi Dafa tidak mau menghiraukan. Ia menutup kedua telinganya.Tepat pukul tiga pagi, ponsel Dafa berbunyi. Ada panggilan suara dari Erwin yang masuk."Aku ke sana sekarang!" seru Dafa.Ia sudah berjanji untuk pergi menjemput Erwin ke rumahnya sebelum fajar menyingsing.Dafa tanpa mandi atau merapikan rambutnya lebih dulu, langsung masuk ke dalam mobil.Ia menenggak sebotol air yang ada di mobil dan mulai menyalakan mesin mobil."Buka pintu gerbangnya!" Dafa memerintah kepada security rumah."Siap Pak!""Kalau semua orang sudah bangun, katakan pada mereka s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

Dipukul

Erwin mengejar mobil yang dikendarai oleh Lily. Suasana pagi itu cukup kondusif, sehingga Erwin berhasil menemukan Lily yang masuk ke kawasan perumahan tempat dimana Ray berada.Sesampainya di sana, pos satpam menghentikan Erwin. Ia menanyai Erwin soal identitas dan sebagainya."Maaf Pak! Mau ke rumah nomor berapa? Bertemu dengan siapa? Dan apa boleh saya lihat kartu identitas anda?" Security bertanya banyak sekali.Erwin terpaksa melakukan jurus terakhirnya yakni cengir kuda dan mengatakan jika dia salah alamat."Maaf Pak, saya nyasar. Saya mau balik ke warung pecel yang ada di dekat jembatan!" Erwin beralasan."Jembatan mana?""Jembatan setelah jalan tol keluar!" "Oh! Jalan lurus saja nanti sampai pertigaan, belok kiri. Nah dari situ lurus terus." "Baik Pak!" Erwin cepat cepat memutar balik arah sepeda motornya dan meninggalkan kawasan perumahan itu."Setidaknya, aku sudah temukan lokasi pastinya!" seru Erwin bersemangat.Ia mengebut kembali ke warung pecel tempat Dafa sedang menu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

Situasi Berbahaya

Lily tampak berdiri di depan pagar. Wajahnya kesal karena pemilik rumah tak mau membuka pintu meski ia telah menekan bel hingga beberapa kali."Kemana sih Ray!"Selesai menggerutu, ponselnya berbunyi. Lily mengambil ponselnya dan ada nama Ray terpampang di layar ponsel."Ray! Ada apa? Kenapa tidak membuka pintu?" "Ada orang tak dikenal yang memotretmu tadi! Menoleh lah ke kiri!" ucap Ray.Lily menoleh ke arah kiri. Ia melihat Ray dan Erwin yang tergeletak di atas jalanan."Mundurkan mobilmu! Kita akan bawa dia masuk ke rumah!"Lily mengakhiri panggilan dan memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia memundurkan mobil dan membuka pintu bagasi.Keadaan di sekitar perumahan cenderung sepi karena semua orang sibuk dengan aktivitas mereka masing masing di dalam rumah."Cepat bantu aku!" Ray dan Lily memindahkan tubuh Erwin ke dalam bagasi."Ini kunci pintu rumah dan pagar. Buka pagar, lalu masukkan mobilmu ke dalam garasi!" Ray memerintahkan.Lily mengangguk paham. Ia segera melakukan apa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-07
Baca selengkapnya

Tuduhan Tanpa Dasar

"Hiks hiks!" Gadis kecil terisak karena sang Kakak tak kunjung pulang.Dafa mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu."Aku akan berusaha untuk mencari Kakakmu. Apa kau tahu, dimana rumah Bibi atau Pamanmu? Mungkin salah satu kerabat keluargamu tahu dimana keberadaan Kakakmu?""Mana ada! Kami tak punya keluarga! Tak ada orang yang mau memiliki keluarga miskin seperti kami!" Si kecil menjawab sambil menangis tersedu sedu.Mendengar ucapannya, Dafa menjadi sangat iba. "Jadi kalian benar benar tinggal berdua saja?" sahut Dafa.Gadis kecil mengangguk. Dafa yang tak punya pilihan lain, dengan terpaksa mengajak gadis kecil itu untuk ikut bersama dengannya."Hari sudah malam, kau tak boleh tinggal di rumah sendirian. Akan berbahaya bagimu. Jika kau tak keberatan, mau kah kau ikut bersama denganku. Menginap di rumahku?" Gadis kecil hanya diam. Ia bingung harus menjawab apa. "Bagaimana?" Dafa mengulangi pertanyaannya."Bagaimana kalau Kakak pulang saat malam dan tidak menemukan aku di sini?
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

Terbongkar Semua

Sepanjang malam Dafa gelisah. Ia tak dapat tidur dengan nyenyak. Pikirannya tertuju pada Erwin yang menghilang entah kemana."Haruskah aku melaporkan hal ini pada Polisi?" batin Dafa."Tapi jika aku melaporkan hal ini pada Polisi, maka Polisi akan menanyai aku, kenapa aku dan Erwin ada di kawasan Semanggi!" Dafa dilema."Ceklek!" Zahra membuka pintu kamar tamu dengan perlahan.Dafa melirik ke arah kamar tamu yang letaknya tak jauh dari tempatnya duduk."Kau sudah bangun rupanya! Duduklah di sini!" "Aku tidak bisa tidur semalaman, Pak! Aku terpikirkan soal Kakakku!" "Sama! Aku juga. Tapi kau tak perlu cemas. Aku akan bertanggung jawab penuh. Aku tidak akan meninggalkanmu ataupun Kakakmu!" Dafa menegaskan.Zahra menundukkan wajah, ia menahan tangis. "Mandilah. Aku akan mengantarmu ke sekolah." Dengan patuh, Zahra masuk ke kamar tamu lagi dan membersihkan diri. Dafa juga mandi di kamar mandi luar yang ada di dekat dapur.Selesai mandi, Dafa menunggu Zahra keluar dari kamar tamu lalu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-08
Baca selengkapnya

Bercerai Lebih Baik

"BRak! BrUk! SrEg!" Dafa melemparkan pakaian Lily. Pria itu juga melemparkan barang barang lain milik istrinya ke lantai. Suara berisik yang terdengar dari kamar, membuat Ayu datang ke sana untuk memeriksa. "Astaga! Dafa!" Ayu memekik."Apa yang kamu lakukan?" Wanita paruh baya itu bertanya sembari memungut salah satu pakaian milik menantunya dari lantai."Yang seharusnya aku lakukan sejak lama, yaitu mengusirnya dari rumah ini!""Mengusir apa? Kau bicara apa?" Dafa tak menjawab pertanyaan Ibunya. Ia malah berteriak memanggil asisten rumah tangga."Bi Sari!" "Ya Pak!" Bi Sari berlari kecil menuju ke kamar Dafa."Masukkan semua baju itu ke koper. Lalu taruh koper di teras rumah!" titahnya dengan tegas."Ba baik Pak!" Bi Sari tergagap."Sebaiknya lakukan tugas yang aku perintahkan dengan cepat. Sebab masih ada tugas lain yang harus kau lakukan!" Dafa beralih pergi dari kamar Lily. Kini ia berjalan menuju ke kamar Nathania. Ayu mengikuti Dafa di belakang. Ia penasaran dengan apa yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-09
Baca selengkapnya

Bukan Papa

Flashback saat Erwin disekap.Erwin perlahan lahan membuka matanya. Hal pertama yang ia lihat adalah dinding yang seakan bergerak tak tentu arah. Erwin masih merasa pusing akibat benda tumpul yang dipukulkan ke kepalanya."Aduh!" Erwin mengeluh dalam hati. Ia hendak menggunakan tangannya untuk memegangi bagian kepala, tapi ia segera sadar jika kedua tangan dan kakinya diikat.Erwin melihat ke sekeliling kamar. Ia bingung berada dimana sekarang. Suara suara tak jelas terdengar dari luar."Emmh! Janganlah Ray. Geli!" "Sedikit saja!" Gelak tawa lelaki dan perempuan diiringi suara erangan membuat pikiran Erwin melayang di udara."Woi!" Erwin hendak berteriak tapi ia tak dapat melakukan hal itu. Sudah beberapa waktu ia pingsan dan baru sadarkan diri. Erwin menggeser tubuhnya pelan pelan. Secara tak sengaja, ia menyenggol kipas angin yang ada di dekat kakinya."BRuk!" Suara kipas angin yang terjatuh segera menarik perhatian Lily dan Ray. Mereka menghentikan aktivitas intim, dan pergi ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-09
Baca selengkapnya

Hari Pernikahan

Nathania terus menangis. Lily berusaha untuk menenangkannya. Namun usahanya gagal. Nathania tetap menangis, ia berhenti menangis ketika mulai merasa lelah."Bagaimana Nathania? Apa dia masih menangis?""Dia sudah tidur. Aku benar benar bingung. Aku berpikir untuk memberitahu orang tuaku mengenai masalah ini." "Itu akan lebih baik. Aku akan lakukan pendekatan dengan Nathania secara bertahap. Supaya dia tidak histeris lagi seperti tadi." "Ya kau benar!" Keesokan paginya, Lily bangun lebih awal. Setelah mandi, ia baru membangunkan anaknya."Sayang, ayo bangun!" bisiknya pelan."Hmmm!" Nathania membuka matanya perlahan."Ayo kita ke rumah Nenek Rosalina!" Nathania dengan cepat mengangguk. Lily tak membahas soal Ray lagi. "Kau mandi. Mama akan menunggumu!" ****Hari ini, Senja dijemput dari rumahnya pagi pagi buta. Driver khusus ditugaskan untuk mengantarkan Senja pergi ke salon."Selamat pagi Bu! Pak Arnold meminta saya untuk mengantarkan Ibu ke salon.""Iya saya sudah tahu. Tapi ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-10
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status