Home / Urban / Ranjang Panas Istri Kedua / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Ranjang Panas Istri Kedua: Chapter 121 - Chapter 130

158 Chapters

Gerakan Mencurigakan

"Siapa pria itu?" Ray bertanya dengan wajah serius."Dia saudara sepupu aku." Lily berbohong."Saudara sepupu mana yang kalau pamit pulang pakai acara cium tangan kamu dengan gaya seperti itu!" Ray ngotot.Suara Ray sampai terdengar ke dalam rumah."Lily, siapa yang datang? Tyo balik kah?" Rosalina bertanya dari dalam rumah."Nggak Ma. Bukan Tyo yang ke sini. Ini ada tukang batagor yang datang. Lily mau jajan dulu." "Lily! Apa apaan kamu! Kenapa kamu bilang aku tukang jualan batagor!" Ray marah.Lily segera menarik tangan Ray dan mengajaknya berjalan menjauh dari teras. Mereka berdua berhenti di pos satpam."Pak ini buat Bapak. Tapi tolong jangan menguping pembicaraan kami dan jangan cerita apapun kepada Mama!" Seperti biasanya, Lily menyuap security rumahnya."Siap Non!" "Apa apaan lagi ini?" Ray bingung melihat sikap Lily."Apanya yang apa apaan? Aku kan sudah bilang jangan ke sini. Ini bukan waktu yang tepat untuk kamu ketemu sama orang tua aku.""Itu karena kamu susah dihubungi!
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Terungkap

Dafa mengeluarkan gambar Erwin dari sakunya dan menunjukkannya pada Ray. "Kalau kau tahu dia, maksudku kalau kau melihat dia ada dimanapun, katakan saja kepadaku. Adiknya ada di rumahku. Dia menangis setiap hari menanti kepulangan Kakaknya." Dafa menjelaskan.Ray tampak mematung. Ia menelan liurnya sendiri. Jantungnya berdegup kencang."Hei! Kenapa hanya diam?""Ya ya! Aku akan kabari nanti jika aku melihatnya. Maaf aku harus pergi, sekarang. Ada klien yang ingin bertemu." Ray dengan halus mengusir tamunya keluar dari rumah."Baiklah! Kalau begitu, kami permisi pulang." Dafa dan Irwan keluar dari rumah Ray.Ray juga keluar dari rumah. Ia mengunci pintu rumah lalu membuka pintu garasi. Ray mengeluarkan mobilnya dari garasi.Pria itu bergegas meninggalkan area perumahan. Irwan masig menatap gelagat tak wajar dari Ray."Pria ini sangat mencurigakan. Apakah gaya bicaranya selalu seperti itu?" "Maksudnya?" Dafa bingung."Menggerakkan kaki dan tangan. Apa dia selalu begitu saat bicara?""
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Awal Kehancuran

Lily memegangi pipinya. Ia tak mengira jika Ayahnya akan menamparnya sekeras ini."Jawab jujur! Apa kau dan laki laki itu berhubungan lebih dari sekedar teman biasa?" Willy mendesak."Aku, aku," ucap Lily terbata bata."Aku apa? Jawab pertanyaan Papa! Kemarin, Dafa datang menemui Papa dan dia bilang kalau Nathania bukanlah anaknya! Apa itu benar?""Hah! Papa ngomong apa?" Rosalina kaget."Papa bicara yang sebenarnya." "Ya! Memang Nathania bukan anak dari Dafa. Dia anak dari lelaki yang mengirimi aku sepucuk surat. Dia bekerja sebagai seorang detektif swasta." Lily mengakui perbuatannya."PLak!" Willy yang makin marah, kembali men4mpar wajah Lily."Sudah Pa. Jangan pukul Lily lagi. Dia sedang hamil sekarang!" Rosalina menengahi."Kau benar benar mempermalukan kami!" Willy berteriak kencang hingga suaranya terdengar sampai ke dapur."Maaf Pa. Aku tak bermaksud. Hal itu berlangsung begitu saja. Aku kesepian saat Dafa menikah lagi. Aku cemburu. Aku ingin membalas Dafa. Aku tidak tahu, ke
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Berhasil Lolos

Senja sedang duduk di teras bersama anak bungsunya. Si anak bungsu tampak sibuk menggambar."Lagi buat apa sayang?""Latihan menggambar sekaligus mewarnai Ma. Ada lomba besok di sekolah." "Wah hebatnya anak Mama. Pasti gambarnya bagus." Senja memuji.*****Di rumah Lily, Nathania juga melakukan hal yang sama. Ia latihan menggambar sekaligus mewarnai."Dimana Nathania?" Lily bertanya pada Mbok Ti."Di teras belakang, Non."Lily segera menghampiri putrinya yang ada di teras belakang. Ia melihat Nathania tengah sibuk dengan alat menggambarnya."Hai sayang. Kau sedang apa?""Latihan menggambar dan mewarnai Ma. Akan ada lomba, besok pagi.""Kau harus menang. Anak Mama tidak boleh kalah dalam lomba." "Ya Ma. Nathania pasti menang. Oh iya Ma, Papa mana? Kenapa Papa belum datang menjemput kita?" Nathania tidak paham dengan situasi yang terjadi."Kalau kamu jadi juara lomba, Papa pasti datang." Lily memberikan harapan palsu.*****Keesokan paginya, semua sekolah yang ada di ibu kota dan luar
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Ray Ditangkap

"Kemana dia? Dia kabur?" Ray makin panik ketika ia sampai di garasi dan melihat motor yang dikendarai Erwin sudah tak ada lagi di sana. Pintu garasi saat ini juga terbuka lebar. Angin berhembus kencang dari luar."Dia lolos dari sini. Bagaimana ini?" Ray yang panik hanya bisa mengingat Lily. Ray pun memutuskan untuk menelepon Lily. Ia berharap Lily bisa memberikan solusi untuk masalahnya ini."Hallo Lily!" Nada sambung baru berbunyi beberapa kali, namun kali ini Lily sudah mengangkat telepon dari Ray."Ya ada apa menelepon aku lagi?" Lily menjawab dengan ketus."Erwin kabur.""Apa?" Lily kaget."Dia berhasil lolos dari sini. Aku tak tahu kapan dia keluar. Yang jelas, dia pasti sekarang sudah menghubungi Polisi." Ray berpraduga."Aku tidak peduli Ray. Itu semua bukan urusanku lagi. Karena memang sejak awal, aku sudah ingatkan dirimu. Jangan menyekap orang!""Lily, aku melakukan hal ini karenamu! Karena ingin menjaga hubungan kita agar tetap baik. Agar nama baikmu juga tetap terjaga!"
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Rencana Balas Dendam

Keesokan paginya, saat semua orang masih sarapan bersama di ruang makan, Bi Sari datang dengan tergopoh-gopoh."Ada apa Bi?" "Anu Nyah itu ada Pak Willy datang ke sini!""Kenapa dia ke sini?" Ayu bingung."Mama di sini saja. Aku akan temui Willy."Dafa pergi meninggalkan ruang makan. Ia berjalan ke ruang tamu. Sesampainya di ruang tamu, Dafa langsung duduk di depan Willy."Aku ke sini untuk menawarkan sebuah kesempatan sekaligus kesepakatan.""Apa yang kau tawarkan?""Dafa, aku sudah dengar soal pemuda yang disekap oleh Ray. Dan anakku terlibat juga. Untuk itulah aku datang ke sini.""Kau takut aku menjebloskan anakmu ke dalam penjara?""Bukan itu! Aku hanya tak mau nama keluarga besarku tercoreng. Jadi, sebagai gantinya, aku akan menanam saham di sekolah yang kau miliki. Dengan begitu, sekolah yang kau miliki akan menjadi lebih besar dan bisa menghasilkan lebih banyak."Dafa terdiam. Ia masih memikirkan tawaran itu."Sebagai gantinya, lupakan masalahmu dengan Lily. Kalian hidup masi
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bertemu Musuh

Pagi pagi sekali, Senja sudah mandi. Ia berdandan dengan cantik dan tak lupa menyemprot parfum favoritnya."Sayang, mau pergi kemana hari ini?" Arnold bertanya."Iya, Mama mau kemana? Kok cantik banget." Shanum ikut berkomentar."Mau ambil kartu mengemudi. Hari ini, SIM Mama keluar.""Wow, Mama sudah lulus dari sekolah mengemudi? Mulai besok Mama bisa antarkan kami ke sekolah naik mobil?" Salsa bersemangat."Bisa saja. Kalau ada mobilnya. Kan mobil di sini hanya ada satu. Lagian Mama nggak ada keinginan untuk keluar sendirian tanpa Papa kalian.""Hmmm rupanya istriku ingin meminta mobil baru ya. Nanti siang kita ke showroom. Kamu pilih mobil mana yang kamu suka.""Eh nggak seperti itu Pa. Mama nggak mau mobil baru." Senja hendak menolak."Nggak apa apa sayang. Anggaplah mobil itu adalah hadiah pernikahan kita dari aku untukmu.""Asyik! Terima saja Ma." Shanum turut berbahagia."Nanti kita bicara lagi. Sekarang, semuanya masuk ke mobil. Kita harus pergi ke sekolah. Setelah itu, aku aka
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Tak Menerima Kekalahan

Lily menatap marah ke arah Senja. Setelah bertahun tahun lamanya, mereka tak bertemu, hari ini takdir kembali mempertemukan mereka berdua."Ayo Ma!" Nathania menarik tangan Lily.Dengan terpaksa, Lily segera berlalu dari hadapan Senja.Senja menghela nafas panjang. Masa lalunya kembali menghampiri pikirannya."Ma, Mama kenapa? Ayo masuk!" Ethan menarik tangan Senja. "Ya sayang!" Senja dan Ethan masuk ke dalam gedung.Guru kelas Ethan sudah menunggu di sana. Ia membawa Senja ke tempat duduk yang telah disediakan, lalu mengajak Ethan untuk duduk di dekat peserta lomba yang lain."Ma, doakan aku ya!" seru Ethan."Ya sayang! Pasti Mama doakan supaya Ethan berhasil mengerjakan lomba dengan baik!" sahut Senja.Dari arah kanan, ada Lily yang masih mengamati Senja."Manusia murahan ini masih di sini karena anaknya juga ikut lomba dan bertanding dengan Nathania," Lily menggerutu tidak jelas.Lomba di mulai pukul sepuluh siang. Semua peserta lomba tampak bekerja keras agar bisa meraih juara pe
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Piala Dibuang

Arnold dan si kembar sudah sampai di tempat lomba. Mereka bertiga turun dari mobil dan berjalan masuk. "Suara apa itu Pa? Kok ramai sekali?" "Entahlah. Suaranya mirip seperti seseorang yang sedang bertengkar."Saat mereka sudah ada di dalam, mereka terkejut melihat Senja yang diperlukan tidak sepantasnya."Siapa dia? Kenapa dia berani sekali menghina Senja!" Arnold marah."Dia itu istrinya Papa Dafa." Shanum menerangkan."Jadi ini istri pertama Dafa yang membuat Senja merasa trauma?" Arnold bicara dalam hati.Arnold segera mendatangi Senja. Ia dengan mata melotot, menamp4r wajah Lily dengan keras."PLak!" Lily sampai terpelanting dan jauh ke lantai."Ku peringatan padamu! Jangan mengganggu keluargaku! Kalau kau terus menerus melakukan hal ini, maka aku akan menjebloskanmu ke penjara!" Arnold menunjuk wajah Lily.Lily menatap dengan mulut menganga. Namun peringatan Arnold tak lantas membuatnya takut."Aku yang akan melaporkan kau ke polisi karena telah menamparku barusan! Kau melakuk
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Kolong Mobil

Nathania menangis tersedu sedu. Rosalina memeluk cucunya dengan erat."Diam sayang. Jangan menangis. Kenapa Mamamu marah marah? Apa yang terjadi?""Mama marah karena aku kalah lomba. Aku hanya mendapatkan juara ke dua. Mama memarahi orang yang jadi juara pertamanya." Si kecil menjelaskan sembari terisak. Suaranya terbata bata tapi masih dapat didengar oleh Rosalina."Ibumu memang benar benar payah. Dia tak bisa mengontrol emosinya sendiri!" Rosalina marah."Nenek, pialaku dibuang sama Mama. Hadiah uangnya juga dibuang." Nathania bercerita sambil menangis."Apa?" Rosalina kaget mendengar hal tersebut."Memang benar benar kelewatan Lily! Sudah sayang, jangan menangis ya. Cucu Nenek adalah yang terhebat. Piala dan hadiahmu nanti biar Kakek yang urus." Rosalina memeluk cucunya lalu mengajaknya pergi ke kamar.Rosalina menemani cucu kecilnya. Ia menyalakan TV sembari menelepon Willy."Hallo suamiku! Apa kau sedang sibuk saat ini?""Tidak begitu sibuk. Ada apa?""Nathania menjadi juara kedu
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more
PREV
1
...
111213141516
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status