Arnold terbujur kaku di atas tempat tidurnya. Di bagian mulutnya keluar sedikit busa.Senja panik, ia menelepon pihak rumah sakit. "Bi, tolong jaga anak anak. Jangan biarkan mereka masuk ke dalam kamar!" serunya kepada si asisten rumah tangga."Baik Bu!" Bi Sari merangkul Shanum dan Salsa. "Ayo kita ke kamar. Kata Mama kalian, kalian harus anteng di dalam kamar.""Memangnya kenapa Bi? Apa yang terjadi sama Papa?" Shanum bertanya."Iya Bi, Papa kenapa?" Salsa ikut bertanya."Kriet!" Ethan membuka pintu kamarnya. "Ada apa Kak? Kok suaranya berisik sekali? Kenapa Mama teriak teriak?" tanya si anak bungsu."Ayo ke kamar. Mama kalian meminta Bibi untuk menjaga kalian di kamar." Ratih mengunci dirinya dan ketiga anak Senja di dalam kamar. Jantungnya masih berdegup dengan kencang. Bayangan sosok ajah Arnold menghiasi ingatannya dengan kuat.Si asisten rumah tangga, diam diam menitikkan air mata. Ia tak menyangka jika tuan rumahnya yang ia kenal sangat periang, akan meningg4l dengan cara
Terakhir Diperbarui : 2024-02-20 Baca selengkapnya