Beranda / Urban / Ranjang Panas Istri Kedua / Pakaian Penjual Koran

Share

Pakaian Penjual Koran

Penulis: Otty A
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 12:55:38

"Gawat! Jika Dafa melakukan tes DNA dan memang hasilnya adalah Nathania bukan anak kandungnya maka ia akan kembali mengejar Senja." Bagas bicara dalam hati.

Dafa beralih dari hadapan Bagas. Pria itu tampak sibuk dengan ponselnya. Matahari belum terlalu tampak, tapi ia memaksa sang sahabat karib untuk membantunya melakukan tes DNA.

"Baiklah! Aku ke rumah sakit sekarang!"

"Lakukan tugas ini secara diam diam! Jangan sampai siapapun tahu mengenai hal ini! Aku ingin hasil tes yang murni!" terang Dafa.

"Baik Pak!" Sahabatnya memutus sambungan telepon.

Dafa dan sahabat baiknya bertemu di kantin rumah sakit. Pria berkulit hitam itu mendengar cerita Dafa dengan seksama.

"Aku tidak ingin dibohongi lagi. Aku mau hasil yang akurat. Masuk ke ruang rawat inap tempat Nathania dirawat. Ambil sample yang kau butuhkan untuk tes DNA secara diam diam!" Dafa mengingatkan sekali lagi.

"Baiklah! Aku akan melakukan sesuai dengan arahanmu! Kita akan ketahui siapa Ayah Nathania sebenarnya! Sementara kau, jang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Lelaki Lain

    "Siapa namamu! Aku akan menyimpan nomormu di ponselku!" Dafa bertanya pada penjual koran."Panggil saja aku, Erwin.""Baiklah! Ketika kita keluar dari sini, kita akan pura pura tak saling mengenal. Kita akan berhubungan menggunakan ponsel!" "Apapun itu! Aku setuju Pak!" Erwin keluar lebih dulu dari toilet umum. Setelah beberapa menit, Dafa juga keluar dari sana.Sepanjang hari, Dafa berkeliaran di halaman parkir. Erwin juga melakukan hal yang sama di tempat berbeda.Saat menjelang sore hari, Lily menelepon Dafa. Ia protes karena suaminya tidak mau menemani dirinya menjaga sang anak."Mas, kamu dimana sih! Kenapa sejak tadi nggak kembali ke sini!""Aku kerja!" Dafa menjawab singkat."Kerja? Ck! Aku kan capek juga Mas. Harus jaga Nathania sejak tadi. Nggak ada yang gantikan. Mama kamu pulang sejak siang dan nggak kembali lagi!" Wanita itu terus mengeluh."Nathania adalah anakmu. Dan kau adalah Ibunya. Sudah jadi kewajibanmu untuk menjaganya ketika ia sakit!" "Tapi aku juga kan lagi ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Kenyataan Pahit

    Dafa tampak sedang mengatur nafasnya. Namun matanya memindai ke dalam kamar dengan cepat."Apa kau mencari sesuatu?" tanya Arnold."Aku ingin bicara dengan Senja.""Dia sedang istirahat sekarang." Arnold menjawab sembari melirik ke arah Senja yang tidur pulas di dekat si kembar."Kalau begitu, apa bisa kita bicara sebentar di luar?" Dafa menatap sambil tersenyum ramah."Tentu!"Arnold keluar kamar. Dafa dan Arnold duduk di bangku taman depan kamar. Dafa menyalakan sebatang r0kok. Sementara Arnold terlihat siap dengan banyak pertanyaan yang pasti akan dilontarkan kepada dirinya."Kalau kau tak keberatan, aku ingin tahu sejak kapan kalian dekat? Dan apa hubunganmu dengan Senja?""Kami teman baik. Kami bertemu sekitar enam tahun lalu. Kurang lebih sekitar itu.""Dimana kalian bertemu?""Hemmh. Kau menanyaiku seperti seorang Polisi." Arnold menyindir sikap Dafa."Maaf bukan maksudku seperti itu. Aku hanya ingin tahu saja.""Di rumah sakit tempatku bekerja.""Kau seorang Dokter? Dokter apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Banyak Alasan

    Dafa kembali ke kamarnya. Ia menjaga Nathania, tapi pikirannya melanglang buana ke tempat lain."Papa," ucap Nathania yang baru saja sadar.Dafa menundukkan wajah, tubuhnya tak bergerak sedikitpun meski suara sang anak menggema di seluruh kamar."Pa, aku haus aku mau minum!" Nathania mengulangi ucapannya.Dafa masih terdiam tanpa kata. Ia tak menggubris permintaan si anak gadis. Karena rasa haus menggelayut tak tertahan, Nathania mencoba untuk mengambil gelas berisi air mineral yang ada di meja dekatnya."PRaNG!" Gelas terjatuh. Percikan kacanya berserakan di lantai. Ternyata tangan bocah itu, tak cukup kuat untuk menahan beban gelas berisi air.Suara pecahan gelas, barulah membuat Dafa tersadar dari lamunannya. Ia dengan cepat berlari menuju ke ranjang Nathania."Ada apa?" tanyanya."Aku haus. Papa aku panggil sejak tadi tidak menyahut!" keluh sikecil.Dafa mengambilkan gelas berisi air untuk Nathania dan meminta cleaning service untuk membersihkan kamar.*****Keesokan paginya, tepa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Rencana Pernikahan

    Bagas terlihat mondar mandir di depan kamar Senja. Ia ingin mengetuk pintu kamar Senja. Tapi ia mengurungkan niatnya karena khawatir Senja akan makin menjauh darinya karena merasa terganggu."Apa benar Senja akan menikah dengan lelaki itu? Kenapa dia memilih menikah dengan lelaki itu? Apa dia tak melihat jika aku lebih tampan darinya! Dia kan harusnya memilih aku!" Bagas bicara pada dirinya sendiri.Sementara itu, Arnold yang saat ini ingin pergi ke luar kamar mendapati Bagas yang terlihat seperti orang linglung. Ia pun tanpa ragu menyapa Bagas."Hai! Bagas!""Ya?" Bagas menoleh."Kenapa mondar mandir di situ? Apa kau mencari sesuatu?" "Ah hahaha tidak! Tidak ada!" Bagas malu malu."Jika kau ingin bicara pada Senja, bicara saja. Kenapa harus berdiri di sana?" "Apa aku boleh bicara dengan Senja? Apa kau tak cemburu melihat kami bicara?""Bagas, kau ini Kakak iparnya! Untuk apa aku cemburu padamu!" seru Arnold."Begitu kah?" Bagas menggaruk kepalanya sendiri meskipun tidak terasa gata

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Salah Paham

    Setelah Budhe Rin dan Arnold pulang dari rumah Senja, Dafa mengambil kesempatan ini untuk segera menemui Senja."Senja! Tunggu dulu! Jangan tutup pintunya!" seru Dafa sesaat setelah bayangan mobil Arnold menghilang dari sana."Kau di sini?" Senja kaget."Ya! Aku di sini! Aku ingin bicara denganmu!" "Tidak ada lagi yang tersisa Mas. Aku sudah pernah berjuang. Dan sekarang, aku hanya ingin tenang. Pulanglah! Istrimu menunggu di rumah!""Senja! Aku ingin kita bisa bersama lagi seperti dulu!" pekik Dafa."Mas! Jangan ganggu aku! Jangan berteriak dan membuat anak anakku merasa ketakutan! Pulanglah! Rumahmu bukan di sini!" Senja marah ia menutup pintu dengan cara membantingnya."BRak!" Hembusan angin yang terjadi akibat pintu yang dibanting menerpa wajah Dafa. Dafa memejamkan matanya."Dia cemburu karena aku masih terikat dengan Lily!" Dafa mengira jika Senja masih mau menerimanya.Dafa pun pulang dari sana. Sepanjang malam ia habiskan untuk perjalanan pulang ke Ibu Kota."Aku akan selesai

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Gaun Pengantin

    "Kring!" Suara jam beker menggema di seluruh rumah.Adik perempuan Erwin bangun lebih dulu daripada sang Kakak."Kakak! Matikan jam nya! Berisik tahu! Masih jam lima pagi, ini!" keluhnya sambil menepuk bahu sang Kakak."Ya ya!" Erwin mematikan jam beker. Ia pergi mandi dan bersiap untuk keluar rumah."Mau kemana sepagi ini? Aku belum bikin sarapan." Si adik berceloteh."Kakak nggak sarapan. Kamu nggak usah masak. Beli aja di warung Bu Sro!" "Kok gitu? Emang Kakak mau kemana sih? Kelihatan sibuk sekali!" "Ada pekerjaan penting. Bayarannya banyak. Bisa untuk kamu sekolah!" Erwin membelai kepala adiknya. Ia berpamitan."Kakak pergi dulu ya!" Erwin tersenyum.Baru akan keluar dari pintu, ponselnya berbunyi nyaring. Dafa menelepon."Ya Bos! Saya siap memantau hari ini!""Kemarin nggak dapat apa apa?""Tentu saja dapat! Kemana arahnya dia pergi! Hari ini saya harus bisa menemukan lokasi tepatnya!""Bagus!" Dafa mematikan sambungan telepon.Erwin mengayuh sepedanya, fajar yang baru saja m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Rahasia Hampir Terbongkar

    Dafa melengos, ia beranjak pergi dari kamar sembari membawa bantal. Dafa memilih untuk tidur di kursi sofa ruang tamu daripada harus sekamar dengan Lily.Sedangkan Lily yang merasa tertolak oleh suaminya sendiri, menjadi marah. "Dia menolakku? Berani sekali dia menolak!" Lily membanting pigura yang berisikan foto dirinya bersama anak dan sang suami."BRak!" Pigura terpental mengenai pintu kamar. Suara gebrakan terdengar oleh Dafa. Tapi Dafa tidak mau menghiraukan. Ia menutup kedua telinganya.Tepat pukul tiga pagi, ponsel Dafa berbunyi. Ada panggilan suara dari Erwin yang masuk."Aku ke sana sekarang!" seru Dafa.Ia sudah berjanji untuk pergi menjemput Erwin ke rumahnya sebelum fajar menyingsing.Dafa tanpa mandi atau merapikan rambutnya lebih dulu, langsung masuk ke dalam mobil.Ia menenggak sebotol air yang ada di mobil dan mulai menyalakan mesin mobil."Buka pintu gerbangnya!" Dafa memerintah kepada security rumah."Siap Pak!""Kalau semua orang sudah bangun, katakan pada mereka s

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Dipukul

    Erwin mengejar mobil yang dikendarai oleh Lily. Suasana pagi itu cukup kondusif, sehingga Erwin berhasil menemukan Lily yang masuk ke kawasan perumahan tempat dimana Ray berada.Sesampainya di sana, pos satpam menghentikan Erwin. Ia menanyai Erwin soal identitas dan sebagainya."Maaf Pak! Mau ke rumah nomor berapa? Bertemu dengan siapa? Dan apa boleh saya lihat kartu identitas anda?" Security bertanya banyak sekali.Erwin terpaksa melakukan jurus terakhirnya yakni cengir kuda dan mengatakan jika dia salah alamat."Maaf Pak, saya nyasar. Saya mau balik ke warung pecel yang ada di dekat jembatan!" Erwin beralasan."Jembatan mana?""Jembatan setelah jalan tol keluar!" "Oh! Jalan lurus saja nanti sampai pertigaan, belok kiri. Nah dari situ lurus terus." "Baik Pak!" Erwin cepat cepat memutar balik arah sepeda motornya dan meninggalkan kawasan perumahan itu."Setidaknya, aku sudah temukan lokasi pastinya!" seru Erwin bersemangat.Ia mengebut kembali ke warung pecel tempat Dafa sedang menu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07

Bab terbaru

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Ending

    Bagas menyodorkan selembar tissue ke arah Senja. Senja pun lantas melihat ke arah Bagas."Jangan menangis. Aku ada di sini. Entah kau mau menerimanya atau tidak, tapi aku akan tetap ada di dekatmu." Bagas bicara sembari menatap Senja, lekat lekat.Senja melihat ke arah Ethan yang tertidur lelap dalam dekapan Bagas."Dia sudah tertidur, kau juga sebaiknya pergi tidur. Jaga kesehatanmu. Anak anak membutuhkan dirimu. Aku pun sama!" seru Bagas.Mendengar hal ini, perasaan Senja jadi tak karuan. Antara senang dan juga ragu, bercampur jadi satu dalam benaknya.Senja pergi keluar dari kamar anaknya. Ia tidur di kamarnya sendiri.*****Malam ini, Lily duduk terdiam menatap ke arah pintu keluar penjara. Ia sedang meratapi nasibnya.Suasana terasa begitu sepi. Tak ada suara yang terdengar. Polisi yang bertugas untuk menjaga penjara, semuanya sedang tertidur pulas. Narapidana lain juga tampak tertidur pulas."Bisa bisanya mereka tidur senyenyak itu!" Lily menatap benci ke arah para Polisi. Wani

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Wasiat Suami

    Setelah hampir tiga jam mereka menunggu di depan ruangan operasi, akhirnya Dokter keluar."Bagaimana keadaan Dafa?" Ayu bertanya dengan wajah panik."Kami minta maaf. Kami telah melakukan yang terbaik untuk pasien. Tapi kondisi pasien, masih tak ada perubahan dan semakin memburuk."Senja melongo hingga terjatuh ke lantai. Ayu pun sama kagetnya dengan Senja. Dunianya seakan berhenti ketika mendengar penjelasan dari Dokter."Mama. Senja. Kalian harus kuat!" Bagas mencoba untuk menenangkan mereka berdua."Pak Bagas, harapan hidup pasien sangat tipis. Alat bantu bernafas, jika tidak begitu membantu. Jadi semua peralatan medis yang menunjang kehidupan pasien, akan kami lepas.""Tidak!" Ayu berteriak."Jangan! Berapapun biayanya akan aku bayar! Jangan lepas selang infus atau apapun dari tubuh Dafa. Aku yakin, Dafa akan sehat! Dia akan kembali pulih!" Ayu melanjutkan ucapannya."Baik Bu. Tenanglah. Anda harus kuat dan tabah. Semuanya hanya bisa kita pasrahkan kepada sang pemberi kehidupan."

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Jalan Buntu

    Willy baru saja sampai di kantor polisi. Ia bahkan belum memarkirkan mobilnya, tapi seorang kawannya yang berprofesi sebagai seorang Polisi sudah mendatangi dirinya."Pak! Lily ditangkap!""Saya tahu itu! Makanya saya datang ke sini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa kamu nggak bisa mengatur bawahan kamu?" Willy bicara sembari menyetir pelan dan memarkirkan mobil miliknya.Willy keluar dari mobil. "Saya bisa apa Pak? Mereka mengikuti Lily dan menangkap basah Lily melakukan tindakan pidana." Willy tak banyak bicara. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada teman Polisinya tersebut."Ambil uang itu. Mintalah berapapun yang kamu inginkan. Tapi pastikan Lily lolos dari kasus hukum!" "Saya tidak berani berjanji. Tapi saya akan mengusahakannya.""Ingat! Awak media jangan sampai memberitakan mengenai masalah ini!""Sampai sekarang, kami tak mengizinkan awak media masuk ke sini.""Kalau kamu gagal membela anak saya, maka saya akan temui kolega saya yang jabatannya jauh di atas kamu! Dan saya aka

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Darah Terpercik

    Bagas akhirnya melepaskan Lily. Ia berjalan menjauh. Sementara itu, Irwan sudah memanggil ambulans.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menunggu, mobil ambulans sudah terdengar. Dafa dan Senja masuk ke dalam mobil ambulans. Begitu juga dengan Bagas. Tangan Bagas terus mengeluarkan darah. Darah juga merembes dari dada Dafa."Maafkan aku. Gara gara aku, kalian berdua jadi terluka." "Tidak ini bukanlah salahmu!" sahut Dafa.Setelah mengatakan hal ini, Dafa pingsan tak sadarkan diri.****Mobil ambulans akhirnya sampai di rumah sakit. Dafa dibawa ke ruangan ICU. Bagas dibawa ke UGD. Semuanya sedang mendapatkan perawatan medis.Sementara itu, Irwan menghubungi rekan kerjanya yang lain untuk membantunya mengamankan lokasi serta membantunya membawa mobil milik para korban dan tersangka.Irwan tak lupa menghubungi Ayu dan mengabarkan kejadian buruk ini."Apa! Dimana? Kenapa bisa seperti itu!" Ayu berteriak karena kaget ketika Irwan menceritakan kronologi yang terjadi."Mereka sudah dibaw

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Terkapar Tak Berdaya

    Kelima lelaki yang berdiri di hadapan Senja, mulai melepas pakaian mereka lalu disusul dengan celana yang mereka kenakan. Kelimanya menyeringai dan tertawa tak jelas melihat Senja yang ketakutan.Sementara itu, Bagas masih ada di luar. Saat ia mengendap masuk ke dalam, seseorang berdiri di belakangnya."PRak!" Lelaki asing itu memukul Bagas menggunakan kayu.Bagas memegangi kepalanya. Ia meringis kesakitan sembari menoleh ke belakang dan menatap wajah si pria."Siapa kau!" si pria berteriak dengan marah."Hai ada penyusup di sini!" si pria memanggil teman temannya yang ada di dalam gudang.Lily yang ada di dalam gudang dan mendengar teriakan si pria, segera keluar dari gudang, untuk memeriksa apa yang terjadi.Namun Bagas tak kalah cekatan dengan si pria. Belum satu orang pun datang ke tempat itu, Bagas meraih balik kayu dari tangan si pria. Ia mengayunkan balik kayu ke kepala si pria."BRak! PRak!" Si pria mengaduh kesakitan. Bagas mengambil pisau kecil yang menyembul di dekat saku

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Gudang Tua

    Dari kejauhan, Bagas yang baru saja keluar dari rumah sakit sesuai menjenguk temannya, terperanjat melihat Lily dan beberapa laki laki yang berdiri menghadap ke arah sebuah mobil."Apa yang mereka lakukan? Kenapa Lily ada di sini? Pasti ada yang tidak beres!" Bagas bicara dalam hati. Ia bersembunyi di balik dinding dan mengamati pembicaraan mereka dengan seksama."Cepat bawa dia ke gudang tembakau kita yang ada di perbatasan kota!" Lily memerintahkan anak buahnya."Siapa yang akan dia bawa ke sana?" Bagas bicara dalam hati.Dua orang lelaki masuk ke dalam mobil. Mereka memindahkan tubuh Senja ke kursi belakang kemudi. "Kami berangkat sekarang!" Dua anak buahnya pamit."Aku akan menyusul!" Lily menjawab.Mobil hitam melaju tepat di hadapan Bagas. Bagas melongo kaget karena ia tersadar jika mobil yang baru saja lewat adalah milik Dafa."Apakah yang di dalam mobil adalah Senja?" Bagas pun berinisiatif untuk mengikuti mobil itu.Ia masuk ke dalam mobil dan dengan lihai mengikuti mobil

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Tipuan Tingkat Tinggi

    "Kualitas sperma pasien, sangat buruk. Hal ini akan menyebabkan, pasien mengalami kesulitan untuk memiliki momongan.""Apa?" Ayu melongo mendengar penjelasan Dokter."Nggak mungkin Dok. Saya pernah cek kesuburan, aman kok! Nggak ada masalah! Sekarang kenapa bisa bermasalah!" Dafa protes."Bisa anda katakan dimana anda melakukan tes itu?""Di Rumah Sakit Goldy Health. Waktu itu saya dan mantan istri saya melakukan tes bersama."Dokter hanya menggelengkan kepalanya sembari menyodorkan selembar kertas berisi catatan medis."Dafa, menurut Mama, Dokter Alin ini lebih bisa dipercaya. Sebab, dulu kamu tes. Katanya Lily yang susah punya anak. Divonis mandul segala macam. Nyatanya? Dia bisa hamil!" seru Ayu."Iya ya." "Sudahlah Mas. Nggak perlu bahas soal anak lagi. Kalau memang tiba waktunya, kita punya momongan, kita pasti akan punya!" seru Senja."Kemungkinannya sangat tipis sekali untuk bisa memiliki momongan." Dokter menyahut.Dafa tampak shock dengan ucapan Dokter. Ia menundukkan wajahn

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Adik Untuk Ethan

    Bangkai tikus itu telah dimasukkan oleh security rumah, ke dalam kantong plastik. Namun meskipun begitu, bau busuknya masih tercium oleh semua orang."Siapa yang berani membuang bangkai ke sini Pak? Perumahan ini dijaga ketat. Kenapa sampai ada orang yang berani keliaran di sini dengan tujuan yang tak baik." Dafa mulai emosi."Setahu saya semenjak Pak Mulyo sudah pensiun dari security perumahan, mereka membebaskan orang orang untuk keluar masuk wilayah ini.""Nggak beres ini! Lama lama perumahan kita akan jadi kumuh." Suara keributan yang terjadi, membuat Ayu ikut keluar dari rumah."Ada apa? Kenapa semuanya berkumpul di sini?""Ada yang melemparkan bangkai tikus ke sini, Ma." Dafa menjawab."Jorok! Itu paling kerjaan orang iseng. Pengangguran yang iri dengan kehidupan orang lain. Sudahlah abaikan saja!" seru Ayu.Ayu melenggang masuk lagi ke dalam rumah. Pak Man mengantarkan Bi Sari berbelanja.Dafa dan Senja juga masuk ke dalam rumah. "Ada apa Ma?" tanya Ethan yang ikut penasaran.

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Teror

    Sembari fokus menyetir, Senja meraih ponselnya dan menelepon Dafa."Mas!" Terdengar suara istrinya yang sedang gemetar karena panik."Ada apa sayang? Kenapa suaramu berubah menjadi seperti orang yang sedang panik?""Mas, aku takut! Ada orang yang sejak tadi mengikuti aku!""Mengikuti? Maksudnya?""Di belakang mobilku, ada orang yang menggunakan sepeda motor. Dia mengejar mobilku. Aku belok ke kanan, dia juga ikut belok ke kanan.""Tenang! Jangan takut dan jangan panik! Kamu fokus melihat ke arah depan saja. Jangan pikirkan orang itu. Dan jangan menyetir ke tempat sepi. Aku akan menyusulmu sekarang. Katakan dimana posisimu!" seru Dafa."Jembatan Helly!" sahut Senja."Baiklah! Di dekat Jembatan Helly ada sebuah pasar yang cukup besar. Menyetir lah ke arah pasar itu. Lalu minta bantuan pada orang orang yang ada di pasar. Penjahat seperti mereka akan berpikir ulang, jika kau sudah ada di dalam pasar.""Baiklah!" Senja menutup ponselnya.Dafa segera masuk ke dalam mobil dan menyusul istrin

DMCA.com Protection Status