Home / Urban / Ranjang Panas Istri Kedua / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Ranjang Panas Istri Kedua: Chapter 51 - Chapter 60

158 Chapters

Benda Pipih

Sebulan berlalu dengan cepat. Namun meskipun begitu, tetap tak ada perubahan dengan sikap Lily. Lily masih membenci Senja dan mengharapkan hal buruk terjadi pada Senja."Hoek!" Pagi hari itu, tiba tiba Lily merasa mual. Ia bolak balik masuk ke dalam kamar mandi untuk mengeluarkan seluruh isi perutnya.Sementara di ruang makan, Ibu mertuanya menunggu Lily keluar dari kamar dengan tidak sabar."Lily kok belum keluar dari kamar ya? Tumben banget! Padahal dia bilang, kalau dia mau ikut Mama ke rumah Tante Evi!" Ayu bicara pada Dafa.Sebelum merespon ucapan sang Ibu, Dafa terlebih dahulu melirik ke arah Senja. Ia seakan memastikan perasaan Senja agar tidak terluka dengan ucapannya."Dafa! Kamu pergi ke kamar Lily sana! Kamu suruh Lily cepat keluar! Soalnya Mama buru buru nih!" Dafa makin tak enak hati mendengar permintaan dari sang Ibu. Ia benar benar jadi dilema, sekarang.Untungnya, Lily tiba tiba saja datang ke ruang makan. Wajahnya terlihat sedikit pucat, namun Lily mencoba menyembun
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Trik Licik

Benda pipih yang dibeli oleh Lily adalah sebuah tespek. Lily dengan cepat menaruh tespek ke bagian bawahnya. Urine hangat keluar dan membasahi tespek.Lily memejamkan matanya. Dalam hatinya ia berdoa agar apa yang ia pikirkan tidak terjadi.Satu menit yang mendebarkan berlalu, Lily perlahan lahan membuka matanya. Alangkah kaget dirinya, ketika mendapati dua garis warna merah terpampang jelas pada tespek miliknya."Aku hamil," Lily bicara lirih.Dalam sekejap air matanya menetes. Antara senang dan sedih, batinnya sedang berkecamuk, sekarang."Bagaimana aku bisa hamil? Jelas jelas Dokter itu bilang, kalau aku tidak akan pernah bisa memiliki seorang keturunan. Dan semua keluarga suamiku, mengetahui hal itu!" Lily bermonolog.Ia keluar dari kamar mandi dengan wajah gugup. Lalu pergi meninggalkan apotek. Lily berencana untuk pergi menemui Ray."Dimana kau? Aku mau bicara! Ada hal penting yang harus kita bicarakan sekarang!" seru Lily."Hari ini aku libur. Aku ada di rumah. Kalau kau mau, d
last updateLast Updated : 2023-12-28
Read more

Masuk Jebakan

"Tok! Tok!" Ayu mengetuk pintu kamar menantunya. "Lily! Buka pintunya, Mama mau bicara!"Ayu menunggu cukup lama di depan pintu, hingga akhirnya Lily membuka pintu untuk Ibu mertuanya."Ada apa Ma?" "Kau sakit? Atau kau marah? Kenapa pergi tiba tiba dari ruang makan?" tanya Ayu."Aku tidak apa apa. Aku sehat sehat saja. Hanya sedikit lelah. Lagipula aku harus menjaga hatiku sendiri!" Lily menyindir soal Senja."Lily, Mama paham dengan apa yang kamu rasakan. Mama akan pastikan, Senja keluar dari sini setelah melahirkan!" Ayu menepuk bahu Lily."Semoga Mama bisa memegang janji Mama!" sahut Lily.Ayu keluar dari kamar Lily. Lily menutup pintu kamar dengan cepat. Ia membayangkan wajah Ibu mertuanya jika tahu dirinya hamil."Jika Mama tahu aku sedang mengandung, apa reaksinya?" Lily tersenyum miring.Jam makan malam pun tiba. Lily dan keluarganya memulai makan malam. Saat makan malam, ia tak banyak bicara. Lily terlihat fokus menikmati makanannya. Dafa sesekali mencuri pandang ke arah L
last updateLast Updated : 2023-12-29
Read more

Kamu Sempit

Wajah Dafa tampak memerah. Ia juga terlihat gelisah. Tetes keringat membasahi keningnya.Lily dengan sengaja mengambil handuk dan duduk di dekat Dafa. Ia menyeka wajah Dafa menggunakan handuk yang ia bawa.Sengaja menempelkan jemarinya pada wajah Dafa lalu menautkan bibirnya ke bibir suaminya.Keduanya pun melakukan hubungan p@nas. Saling memegang dan meraba. Senjata Dafa tanpa ragu dikeluarkan dan menerobos lubang pertahanan lawan."Kau sempit sekali. Aku sangat menyukainya!" Dafa bicara tak jelas. Lilya hanya tersenyum tipis.Usai memuntahkan lahar putih, senjata milik Dafa kembali lemas. Namun tak butuh waktu lama, senjata itu kembali berdiri.Dafa benar benar dimabuk kepayang. Ia membolak balikkan tubuh Lily dan menciumi istrinya.Begitu saja, hingga tak terasa mereka sudah melakukan hubungan panas sampai fajar menyingsing.Empat kali permainan panas, membuat Dafa benar benar merasa lemas."Mau kemana Mas?" tanya Lily yang melihat Dafa buru buru mengenakan pakaian."Sudah pagi. Ak
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Calon Anak

Ketika jam di dinding menunjukkan pukul empat sore, Lily masuk ke dapur. Bi Sari melihat Lily dengan heran."Non mau ngapain di sini?" tanyanya pelan."Mau masak Bi. Makan malam kali ini, aku yang akan memasaknya sendiri. Bi Sari bantu bantu saja! Biar aku racik bumbunya sendiri!" imbuh wanita cantik itu."Oh baik Non." Asisten rumah tangga dengan patuh mengikuti ucapan majikannya.Lily meminta Bi Sari untuk mengeluarkan semua tomat yang ada di dalam kulkas. Ia juga meminta Bi Sari memarinasi daging sapi.Rencananya untuk makan malam kali ini, Lily akan membuat menu ala Eropa. Ia ingin membuat semua orang terkesan padanya lewat sentuhan rasa makanan.Lily membuka video tutorial cara memasak di internet. Ia mengikuti semua cara yang ada di video itu. Tepat pukul enam sore, menu makanan yang dibuat oleh menantu kesayangan Ayu, telah selesai.Lily masuk ke dalam kamarnya. Ia membersihkan diri. Lalu berdandan dengan cantik. Tak lupa, ia juga menyemprotkan parfum favoritnya.Lily mengambil
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Diusir

Senja memperhatikan wajah suami dan Ibu mertuanya yang tak lagi ramah terhadapnya. Suaminya tampak lebih memperhatikan istri pertamanya dibandingkan dirinya. Hal ini membuat Senja merasa sangat kecewa. Namun, ia masih tetap berusaha untuk diam.Kala itu, di hari Minggu ke tiga bulan Juli, Dafa ditugaskan pergi ke luar kota untuk urusan bisnis. Senja menutup dirinya dari keluarga suami.Ia lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar. Untuk menonton TV ataupun bercerita dengan kedua anak kembarnya."Tok! Tok!" Suara ketukan pintu membuat keseruan permainan ular tangga pun berhenti."Siapa sih yang ke sini? Ganggu aja!" keluh Salsa."Kalian lanjutkan permainannya ya. Mama akan buka pintunya!" Senja berjalan menuju ke arah pintu kamar. Ia menekan gagang pintu hingga pintu terbuka."Mama, ada apa Ma?" "Mama mau bicara sebentar sama kamu!" Ayu meminta Senja untuk ikut ke ruang tengah bersamanya.Suasana rumah terbilang cukup sepi. Sebab Ayah mertua dan Kakak ipar Senja, masih belum
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Fitnah

Keesokan paginya, Dafa mendadak pulang dari tugas dinasnya. Saat itu ada Senja, Lily dan Ayu yang duduk bersama di ruang tamu.Di tangan Dafa ada sebuah boneka beruang besar. Senja dan Lily melihat ke arah boneka beruang tersebut.Tiba tiba, Salsa dan Shanum juga datang ke ruang tamu. Si kembar juga tak kalah antusiasnya dengan Senja dan Lily ketika melihat boneka beruang.Saat sampai di ruang tamu, Dafa segera memeluk Lily dengan erat. Ia bahkan mencium punggung tangan istrinya dengan lembut. Lalu menyerahkan boneka beruang besar kepada Lily."Boneka ini untukmu sayang!" "Terima kasih Mas!""Bagaimana jagoan kita? Apa dia makin pintar menendang?" Dafa mengelus perut Lily.Hal ini membuat Senja dan kedua anaknya menjadi canggung dan tak enak hati. "Sayang kalian nggak berangkat sekolah? Ayo berangkat sekolah sana!" Senja meminta kedua anaknya agar segera pergi ke sekolah.Shanum dan Salsa diantar oleh Pak Man yang bekerja sebagai driver keluarga Suryaningrat.Mereka dengan cepat men
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Tak Akan Kembali

"Kalau kamu benar benar tidak melakukan apa apa, maka dia tak akan jatuh pingsan!" pekik Dafa.Senja terdiam. Ia hanya bisa menangisi dirinya sendiri sekarang ini. Sebab sang suami tak mau mendengarkan ucapannya sedikitpun. Jangankan mendengar, sang suami bahkan tak mempercayai kata katanya."Senja kalau anakku sampai kenapa kenapa aku tak akan memaafkan kamu!" Dafa memperingatkan sembari menunjuk kasar ke arah Senja.Senja beringsut ke belakang. Lalu berlari ke kamarnya. Dafa membuang muka seolah tak peduli kepada Senja.Dafa memilih untuk masuk ke dalam kamar Lily. Ia benar benar mencemaskan Lily."Dokter! Bagaimana istri dan anak saya?" tanya Dafa."Barusan istri anda mengeluarkan isi perutnya lagi. Saya sudah memberikan dia obat. Anda tidak perlu cemas." "Baik Dok!" Dafa mengangguk pelan.Dokter meresepkan obat untuk Lily dan juga untuk kehamilannya. Setelah itu, ia pamit pulang dari sana.Lily juga berangsur angsur sadar. Tatapannya kosong terlihat seperti orang yang kelelahan.
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Lolos

Senja menenteng satu koper besar dan membawa satu tas lain di punggungnya. Suasana rumah terlihat sepi, sebab anggota keluarga suaminya masih sibuk mengurusi Lily.Senja berjalan ke teras rumah lalu ia menuju ke pos security. Dengan nada tegas, ia meminta security untuk membukakan pintu pagar."Buka pagarnya!" "Ya Non?" Security bingung."Buka pagarnya!" Senja berteriak."Tapi Non? Non mau kemana?" Security cemas melihat Senja."Pak, jangan banyak tanya. Tolong buka saja pagarnya. Kalau Bapak masih menganggap saya ini manusia, bukan hewan, tolong bantu saya sekali ini saja." Senja memohon.Security yang melihat air mata Senja menjadi iba. Ia lantas memencet remote pagar. Pagar rumah mewah tersebut terbuka lebar lebar. Senja berjalan kaki keluar dari sana. Setelah Senja keluar, security kembali menutup pintu gerbang.Ia terus berjalan sembari menenteng koper dan membawa satu tas di punggungnya. Senja berjalan hingga kakinya terasa pegal. Ia berhenti di dekat sebuah pohon. Terduduk de
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Gerbong Kereta

"Tut! Tut!" Nada telepon membuat pria paruh baya itu merasa tidak sabaran."Kenapa nggak diangkat angkat?" batinnya.Hingga operator telepon mengatakan bahwa sang empunya tidak menjawab telepon, Pak Man baru mematikan sambungan telepon dan kemudian mencoba meneloponnya lagi.Telepon kedua berakhir sama. Tak ada yang menjawab sambungan telepon. Pak Man memutuskan untuk menelepon Senja secara langsung. "Pak Dafa kemana ini? Kenapa telepon nggak diangkat angkat!" Ia mulai menggerutu karena kesal."Oh iya, aku telepon Non Senja langsung saja!" ucap Pak Man sembari menggulir layar ponselnya dan mencari nomor telepon milik Senja."Ini dia nomornya!" Pria paruh baya itu dengan cepat menekan gambar telepon warna hijau yang ada di layar ponsel.Berharap mendengar nada sambung, namun yang ia dengar malah ucapan dari operator telepon."Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar service area!" Pada titik ini, Pak Man semakin yakin bahwa ada hal yang tidak beres sedang ter
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status