Share

Selingkuh

Author: Otty A
last update Last Updated: 2024-01-15 11:34:30

Suara teriakan Dafa membuat Lily berlinang air mata. Batinnya tersakiti, ia terisak dalam kekecewaan.

"Aku benci kamu, Mas!" bentak Lily.

Lily bangkit berdiri, ia keluar dari kamar sambil membanting pintu kamar. Tak ayal, suara gebrakan pintu ini membuat Ayu kaget.

Ayu bahkan sampai turun ke bawah untuk memeriksa apa yang terjadi dengan anak dan menantunya tersebut.

"Lily, kamu mau pergi kemana?" Ayu bertanya kepada sang menantu yang terlihat kesal dan berjalan menuju ke teras rumah.

Lily menoleh sebentar tanpa banyak bicara lalu melihat ke arah teras lagi. Hal ini, membuat Ayu jadi khawatir mengingat kondisi Lily yang saat ini sedang hamil.

"Lily, tunggu Mama." Ayu mengikuti menantunya ke teras rumah.

Lily yang marah, duduk di teras rumah. Ia menatap langit dengan wajah sedih. Ayu menepuk bahunya. Berusaha untuk menenangkan kegelisahan sang menantu.

"Pergilah Ma! Jangan ganggu aku. Aku ingin sendirian!" seru Lily.

"Kamu kenapa sayang? Bertengkar lagi sama Dafa?"

"Gara gara wanita i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Hampir Ketahuan

    Dafa memperhatikan kenop pintu yang terlihat bergerak. Sementara Ray yang sadar akan pandangan Dafa menuju ke arah kamarnya, segera berlari mendekati pintu kamar.Ray masuk ke dalam kamarnya dengan gugup."Ada apa?" tanya Lily dengan nada suara agak kencang."Ssst! Jangan berisik! Di luar ada suami kamu!" bisik Ray.Lily melongo kaget. Ia beringsut ke belakang lalu meraih pakaiannya dan pergi bersembunyi ke dalam kamar mandi."Jangan keluar sampai aku kembali ke dalam kamar!" Ray memperingatkan.Ray keluar dari kamar. Ia merapikan kerah bajunya. Ia mengambil nafas dalam dalam dan berjalan ke arah Dafa."Kau sedang berkencan?" tanya Dafa."Apa?" Ray kaget dengan pertanyaan Dafa."Ada seorang wanita di kamarmu kan? Apa kau sedang berkencan?""Itu itu tadi," ucap Ray terbata bata."Tidak apa apa. Aku yang salah karena mendadak datang ke sini. Aku minta maaf.""Ah tidak masalah. Pekerjaanku memang membantu orang lain. Soal Senja Malini ya? Aku sudah mencari ke seluruh penjuru kota, tapi a

    Last Updated : 2024-01-16
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Menyusul

    Perempuan paruh baya dengan banyak kerutan di wajahnya membuka pintu pagar. Raut wajahnya nampak kesal dan menatap tajam ke arah Dafa."Mau cari Senja juga?" Pertanyaan ketus yang keluar dari bibir Ivanka membuat Dafa merasa tak enak hati."Maaf maksudnya lagi, apa ya? Saya kan baru kali ini datang ke rumah Tante lagi setelah sekian lama. Maksud saya, Mama." Dafa salah sebut."Nggak apa apa panggil Tante saja. Toh Senja memang bukan anak kandung saya. Dua hari lalu, ada orang juga yang datang ke sini mencari Senja." Ivanka menerangkan."Ada yang ke sini mencari Senja? Siapa Ma?""Ngakunya sih detektif. Senja nggak ada di sini. Dia masuk dan menggeledah rumah ini. Seakan mencurigai saya." Ivanka menjawab dengan ketus."Mari silahkan masuk." Meskipun begitu, Ivanka masih mengajak Dafa dan Ray untuk masuk ke dalam rumahnya.Ivanka berjalan di depan. Dafa dan Ray berjalan di belakang mengikuti."Duduk!" seru Ivanka dengan nada kurang ramah.Ketiganya duduk di atas kursi tamu. Mereka mulai

    Last Updated : 2024-01-17
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Manager Rumah Sakit

    Keesokan paginya di Rumah Sakit Melwari Health, Bagas sudah sampai lebih dulu. Ia memilih untuk duduk di kantin rumah sakit dan menikmati segelas kopi panas di sana."KRing!" Nada dering ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan dari Dafa masuk."Hallo!" Bagas menjawab datar."Kak kata Papa, Kakak sedang cuti?" Dafa memastikan."Ya itu benar. Kenapa?" "Cuti atas alasan apa? Kenapa Kakak cuti? Kakak tahu kan, aku yang lebih butuh waktu untuk libur." Dafa marah."Untuk apa kau libur?" "Pertanyaan konyol macam apa ini? Tentu saja untuk mencari istriku!" Dafa bicara dengan nada kencang."Kalau perbuatanmu tidak buruk, dia tidak akan lari dari rumah!" Bagas membentak Dafa balik lalu setelah itu ia menutup telepon.Johan dan Deva tampak berjalan dari arah kejauhan. Johan melambaikan tangan ke arah Bagas."Kalian lama sekali?" tanya Bagas begitu Johan berdiri tepat di hadapannya."Kami kena macet Pak." "Alasan klasik! Sekarang, kalian berdua temui Manager rumah sakit ini. Aku akan menunggu di

    Last Updated : 2024-01-17
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Pengagum Rahasia

    "Tok! Tok!" Suara ketukan pintu terdengar. Seperti biasanya, tepat pada pukul tujuh pagi, makanan diantar ke kamar pasien.Senja menatap seorang staf rumah sakit yang biasanya mengantarkan makanan untuknya."Pagi Bu." Staf menyapa dengan ramah. Di tangannya ada sebuah nampan besar berisi tiga piring nasi beserta lauk dan sayurnya serta ada buah buahan segar di sana."Banyak sekali makanannya." Senja bicara sembari menatap nampan."Iya Bu. Fasilitas kamar VIP. Jadi yang menjaga pasien juga dikirimkan makanan."Staf itu menjawab dengan kalimat yang sama setiap harinya. Namun meskipun begitu, Senja masih agak ragu."Masa iya, setiap kamar VIP dapat jatah makanan sebanyak ini?" Senja bermonolog dalam hati."Silahkan sarapan. Oh iya hari ini, Dokter Anwa yang biasanya datang memeriksa Salsa, sedang ada tugas dinas keluar kota. Jadi akan ada dokter pengganti untuk Salsa.""Baiklah." Staf keluar dari kamar. Shanum dengan antusias membuka jatah makan paginya."Ayo Ma, kita sarapan." "Iya s

    Last Updated : 2024-01-18
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Haus Lel4ki

    Senja turun dari mobil, ia melihat sebuah rumah sederhana dengan halaman yang cukup luas dan pagar yang agak berkarat ada di hadapannya."Mari Bu, duduk di teras dulu. Saya akan hubungi pemilik rumahnya." Driver meminta Senja untuk duduk di kursi yang ada di teras rumah.Driver meraih ponselnya. Ia bicara dengan kawan karibnya selama beberapa menit.Tak butuh waktu lama, pemilik rumah datang. Ia membawa kunci rumah dan langsung menyerahkannya pada Senja."Silahkan Bu, ini kuncinya. Maaf membuat Ibu dan anak anak menunggu agak lama." Seorang wanita berbadan sintal bicara pada Senja."Oh iya tidak apa apa. Ngomong ngomong berapa harga sewa rumah ini ya?""Halah gampang itu Bu. Nggak usah dipikirin. Gratis pun tak apa." Senja melongo, driver tampak menundukkan wajahnya."Kamu itu kok mendadak sekali sih! Harusnya kamu kabari saya sejak pagi tadi kalau kerabat Pak Arnold mau datang ke sini dan menyewa rumah ini," keluh si wanita terhadap si driver."Mendadak ini, Rin! Saya juga baru tahu

    Last Updated : 2024-01-18
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Hampir Keguguran

    Lendir bercampur sedikit darah terlihat menetes di bagian betis. Ray melongo kaget menyaksikan hal tersebut."Sayang, kamu kenapa? Kita ke dokter, sekarang ya!" Ray panik.Ray menggendong Lily ke dalam mobil. Ia mengantarkan pacar gelapnya itu ke klinik terdekat."Dokter tolong saya Dok!" Ray berteriak tepat di depan pintu masuk klinik.Seorang petugas medis mendatangi Ray dan membantu Lily untuk tidur di atas ranjang pasien.Lily dibawa ke ruang periksa. Seorang Dokter segera memeriksa bagian perutnya sebab Lily memegangi perutnya dengan wajah meringis."Bagaimana dok?" tanya Ray."Tunggu di luar ya Pak. Biar saya periksa dulu!" Dokter menegaskan. Ray pun keluar dari sana dan menunggu dengan cemas di luar.Dokter melakukan serangkaian pemeriksaan. Setelah sekitar lima menit, Dokter keluar dari ruang periksa dengan wajah tegang."Maaf Pak. Ada kontraksi dari rahimnya. Istri anda harus dibawa ke rumah sakit yang lebih besar untuk menjalani perawatan medis.""Tapi Dok," ucap Ray hendak

    Last Updated : 2024-01-19
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Rudapaksa

    "Bu Rosalina. Ini saya Ayu, Mamanya Dafa." Basa basi dimulai."Oh iya Bu Ayu. Maaf saya agak telat angkat teleponnya. Ada apa ya Bu? Kok tumben sepagi ini sudah nelpon?" "Ibu katanya lagi nggak." "Dsst drrt!" Jaringan ponsel mendadak naik turun. Suara yang didengar jadi kurang jelas."Maaf Bu, barusan Ibu ngomong apa?" "Dsst! Drrt!" Jaringan kembali naik turun. Rosalina yang dikenal tidak sabaran mirip seperti Lily, Putrinya, segera mematikan sambungan telepon."Tut!" "Lha kok mati?" ucap Ayu."Kenapa Ma?" tanya Dafa."Teleponnya mati.""Ya namanya orang lagi sakit Ma. Udahlah. Biarin aja. Lily di rumahnya akan lebih baik dengan begini aku bisa bebas nyari Senja!" sahut Dafa dengan entengnya.Usai sarapan, Dafa bukannya pergi ke kantor untuk bekerja. Ia malah pergi menyusuri setiap tikungan yang ada di kota, untuk mencari keberadaan Senja.****Di dalam ruangan rawat inap, Lily terus menerus merengek minta pulang."Ray, ayo kita pulang. Ini sudah pagi.""Iya sebentar! Tunggu Dokte

    Last Updated : 2024-01-19
  • Ranjang Panas Istri Kedua   Prematur

    Lily mencoba lari dari kamar. Namun tangannya berhasil ditangkap oleh Dafa. Dafa menarik tangan Lily lalu mendekapnya dengan erat.Dafa melepaskan pakaian Lily. Ia tanpa ragu ragu memasukkan senjata andalannya ke dalam goa lembab nan hangat.Sang empunya hanya bisa pasrah sembari menitikkan air mata."Mas, hentikan!" ucap Lily."Tidak!" Dafa bergerak lebih cepat. Kali ini, Lily kembali merintih kesakitan. Namun Dafa yang sedang dalam pengaruh alkohol tak memperdulikan erangan Lily.Ia terus melakukan gerakan maju mundur. Membuat senjata andalannya menyemburkan cairan putih kental.Setelah itu, Dafa terlelap di atas tempat tidurnya. Sementara Lily, masih mengeluh kesakitan sembari memegangi bagian perut bawahnya.Lily meraih pakaiannya. Dan bergegas keluar dari kamar. Ia berjalan dengan tertatih ke arah kamar Ibu mertua."Tok! Tok!""Ma!" Lily mengetuk pintu seraya memanggil sang Ibu mertua."Ma!" Lily mulai berteriak dan menangis. Cairan darah kembali ke luar dari bagian sensitif wan

    Last Updated : 2024-01-21

Latest chapter

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Ending

    Bagas menyodorkan selembar tissue ke arah Senja. Senja pun lantas melihat ke arah Bagas."Jangan menangis. Aku ada di sini. Entah kau mau menerimanya atau tidak, tapi aku akan tetap ada di dekatmu." Bagas bicara sembari menatap Senja, lekat lekat.Senja melihat ke arah Ethan yang tertidur lelap dalam dekapan Bagas."Dia sudah tertidur, kau juga sebaiknya pergi tidur. Jaga kesehatanmu. Anak anak membutuhkan dirimu. Aku pun sama!" seru Bagas.Mendengar hal ini, perasaan Senja jadi tak karuan. Antara senang dan juga ragu, bercampur jadi satu dalam benaknya.Senja pergi keluar dari kamar anaknya. Ia tidur di kamarnya sendiri.*****Malam ini, Lily duduk terdiam menatap ke arah pintu keluar penjara. Ia sedang meratapi nasibnya.Suasana terasa begitu sepi. Tak ada suara yang terdengar. Polisi yang bertugas untuk menjaga penjara, semuanya sedang tertidur pulas. Narapidana lain juga tampak tertidur pulas."Bisa bisanya mereka tidur senyenyak itu!" Lily menatap benci ke arah para Polisi. Wani

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Wasiat Suami

    Setelah hampir tiga jam mereka menunggu di depan ruangan operasi, akhirnya Dokter keluar."Bagaimana keadaan Dafa?" Ayu bertanya dengan wajah panik."Kami minta maaf. Kami telah melakukan yang terbaik untuk pasien. Tapi kondisi pasien, masih tak ada perubahan dan semakin memburuk."Senja melongo hingga terjatuh ke lantai. Ayu pun sama kagetnya dengan Senja. Dunianya seakan berhenti ketika mendengar penjelasan dari Dokter."Mama. Senja. Kalian harus kuat!" Bagas mencoba untuk menenangkan mereka berdua."Pak Bagas, harapan hidup pasien sangat tipis. Alat bantu bernafas, jika tidak begitu membantu. Jadi semua peralatan medis yang menunjang kehidupan pasien, akan kami lepas.""Tidak!" Ayu berteriak."Jangan! Berapapun biayanya akan aku bayar! Jangan lepas selang infus atau apapun dari tubuh Dafa. Aku yakin, Dafa akan sehat! Dia akan kembali pulih!" Ayu melanjutkan ucapannya."Baik Bu. Tenanglah. Anda harus kuat dan tabah. Semuanya hanya bisa kita pasrahkan kepada sang pemberi kehidupan."

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Jalan Buntu

    Willy baru saja sampai di kantor polisi. Ia bahkan belum memarkirkan mobilnya, tapi seorang kawannya yang berprofesi sebagai seorang Polisi sudah mendatangi dirinya."Pak! Lily ditangkap!""Saya tahu itu! Makanya saya datang ke sini. Kenapa hal ini bisa terjadi? Apa kamu nggak bisa mengatur bawahan kamu?" Willy bicara sembari menyetir pelan dan memarkirkan mobil miliknya.Willy keluar dari mobil. "Saya bisa apa Pak? Mereka mengikuti Lily dan menangkap basah Lily melakukan tindakan pidana." Willy tak banyak bicara. Ia menyerahkan sejumlah uang kepada teman Polisinya tersebut."Ambil uang itu. Mintalah berapapun yang kamu inginkan. Tapi pastikan Lily lolos dari kasus hukum!" "Saya tidak berani berjanji. Tapi saya akan mengusahakannya.""Ingat! Awak media jangan sampai memberitakan mengenai masalah ini!""Sampai sekarang, kami tak mengizinkan awak media masuk ke sini.""Kalau kamu gagal membela anak saya, maka saya akan temui kolega saya yang jabatannya jauh di atas kamu! Dan saya aka

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Darah Terpercik

    Bagas akhirnya melepaskan Lily. Ia berjalan menjauh. Sementara itu, Irwan sudah memanggil ambulans.Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk menunggu, mobil ambulans sudah terdengar. Dafa dan Senja masuk ke dalam mobil ambulans. Begitu juga dengan Bagas. Tangan Bagas terus mengeluarkan darah. Darah juga merembes dari dada Dafa."Maafkan aku. Gara gara aku, kalian berdua jadi terluka." "Tidak ini bukanlah salahmu!" sahut Dafa.Setelah mengatakan hal ini, Dafa pingsan tak sadarkan diri.****Mobil ambulans akhirnya sampai di rumah sakit. Dafa dibawa ke ruangan ICU. Bagas dibawa ke UGD. Semuanya sedang mendapatkan perawatan medis.Sementara itu, Irwan menghubungi rekan kerjanya yang lain untuk membantunya mengamankan lokasi serta membantunya membawa mobil milik para korban dan tersangka.Irwan tak lupa menghubungi Ayu dan mengabarkan kejadian buruk ini."Apa! Dimana? Kenapa bisa seperti itu!" Ayu berteriak karena kaget ketika Irwan menceritakan kronologi yang terjadi."Mereka sudah dibaw

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Terkapar Tak Berdaya

    Kelima lelaki yang berdiri di hadapan Senja, mulai melepas pakaian mereka lalu disusul dengan celana yang mereka kenakan. Kelimanya menyeringai dan tertawa tak jelas melihat Senja yang ketakutan.Sementara itu, Bagas masih ada di luar. Saat ia mengendap masuk ke dalam, seseorang berdiri di belakangnya."PRak!" Lelaki asing itu memukul Bagas menggunakan kayu.Bagas memegangi kepalanya. Ia meringis kesakitan sembari menoleh ke belakang dan menatap wajah si pria."Siapa kau!" si pria berteriak dengan marah."Hai ada penyusup di sini!" si pria memanggil teman temannya yang ada di dalam gudang.Lily yang ada di dalam gudang dan mendengar teriakan si pria, segera keluar dari gudang, untuk memeriksa apa yang terjadi.Namun Bagas tak kalah cekatan dengan si pria. Belum satu orang pun datang ke tempat itu, Bagas meraih balik kayu dari tangan si pria. Ia mengayunkan balik kayu ke kepala si pria."BRak! PRak!" Si pria mengaduh kesakitan. Bagas mengambil pisau kecil yang menyembul di dekat saku

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Gudang Tua

    Dari kejauhan, Bagas yang baru saja keluar dari rumah sakit sesuai menjenguk temannya, terperanjat melihat Lily dan beberapa laki laki yang berdiri menghadap ke arah sebuah mobil."Apa yang mereka lakukan? Kenapa Lily ada di sini? Pasti ada yang tidak beres!" Bagas bicara dalam hati. Ia bersembunyi di balik dinding dan mengamati pembicaraan mereka dengan seksama."Cepat bawa dia ke gudang tembakau kita yang ada di perbatasan kota!" Lily memerintahkan anak buahnya."Siapa yang akan dia bawa ke sana?" Bagas bicara dalam hati.Dua orang lelaki masuk ke dalam mobil. Mereka memindahkan tubuh Senja ke kursi belakang kemudi. "Kami berangkat sekarang!" Dua anak buahnya pamit."Aku akan menyusul!" Lily menjawab.Mobil hitam melaju tepat di hadapan Bagas. Bagas melongo kaget karena ia tersadar jika mobil yang baru saja lewat adalah milik Dafa."Apakah yang di dalam mobil adalah Senja?" Bagas pun berinisiatif untuk mengikuti mobil itu.Ia masuk ke dalam mobil dan dengan lihai mengikuti mobil

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Tipuan Tingkat Tinggi

    "Kualitas sperma pasien, sangat buruk. Hal ini akan menyebabkan, pasien mengalami kesulitan untuk memiliki momongan.""Apa?" Ayu melongo mendengar penjelasan Dokter."Nggak mungkin Dok. Saya pernah cek kesuburan, aman kok! Nggak ada masalah! Sekarang kenapa bisa bermasalah!" Dafa protes."Bisa anda katakan dimana anda melakukan tes itu?""Di Rumah Sakit Goldy Health. Waktu itu saya dan mantan istri saya melakukan tes bersama."Dokter hanya menggelengkan kepalanya sembari menyodorkan selembar kertas berisi catatan medis."Dafa, menurut Mama, Dokter Alin ini lebih bisa dipercaya. Sebab, dulu kamu tes. Katanya Lily yang susah punya anak. Divonis mandul segala macam. Nyatanya? Dia bisa hamil!" seru Ayu."Iya ya." "Sudahlah Mas. Nggak perlu bahas soal anak lagi. Kalau memang tiba waktunya, kita punya momongan, kita pasti akan punya!" seru Senja."Kemungkinannya sangat tipis sekali untuk bisa memiliki momongan." Dokter menyahut.Dafa tampak shock dengan ucapan Dokter. Ia menundukkan wajahn

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Adik Untuk Ethan

    Bangkai tikus itu telah dimasukkan oleh security rumah, ke dalam kantong plastik. Namun meskipun begitu, bau busuknya masih tercium oleh semua orang."Siapa yang berani membuang bangkai ke sini Pak? Perumahan ini dijaga ketat. Kenapa sampai ada orang yang berani keliaran di sini dengan tujuan yang tak baik." Dafa mulai emosi."Setahu saya semenjak Pak Mulyo sudah pensiun dari security perumahan, mereka membebaskan orang orang untuk keluar masuk wilayah ini.""Nggak beres ini! Lama lama perumahan kita akan jadi kumuh." Suara keributan yang terjadi, membuat Ayu ikut keluar dari rumah."Ada apa? Kenapa semuanya berkumpul di sini?""Ada yang melemparkan bangkai tikus ke sini, Ma." Dafa menjawab."Jorok! Itu paling kerjaan orang iseng. Pengangguran yang iri dengan kehidupan orang lain. Sudahlah abaikan saja!" seru Ayu.Ayu melenggang masuk lagi ke dalam rumah. Pak Man mengantarkan Bi Sari berbelanja.Dafa dan Senja juga masuk ke dalam rumah. "Ada apa Ma?" tanya Ethan yang ikut penasaran.

  • Ranjang Panas Istri Kedua   Teror

    Sembari fokus menyetir, Senja meraih ponselnya dan menelepon Dafa."Mas!" Terdengar suara istrinya yang sedang gemetar karena panik."Ada apa sayang? Kenapa suaramu berubah menjadi seperti orang yang sedang panik?""Mas, aku takut! Ada orang yang sejak tadi mengikuti aku!""Mengikuti? Maksudnya?""Di belakang mobilku, ada orang yang menggunakan sepeda motor. Dia mengejar mobilku. Aku belok ke kanan, dia juga ikut belok ke kanan.""Tenang! Jangan takut dan jangan panik! Kamu fokus melihat ke arah depan saja. Jangan pikirkan orang itu. Dan jangan menyetir ke tempat sepi. Aku akan menyusulmu sekarang. Katakan dimana posisimu!" seru Dafa."Jembatan Helly!" sahut Senja."Baiklah! Di dekat Jembatan Helly ada sebuah pasar yang cukup besar. Menyetir lah ke arah pasar itu. Lalu minta bantuan pada orang orang yang ada di pasar. Penjahat seperti mereka akan berpikir ulang, jika kau sudah ada di dalam pasar.""Baiklah!" Senja menutup ponselnya.Dafa segera masuk ke dalam mobil dan menyusul istrin

DMCA.com Protection Status