Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 161 - Chapter 170

279 Chapters

Bab 161 : Si Pemberi Perintah

Sementara di Indonesia, Oriaga yang kondisinya masih sedikit kurang sehat harus pergi bekerja karena beberapa urusan memang tidak bisa dia serahkan ke orang lain. Meskipun wajahnya tak secerah biasanya, tapi dia berusaha semaksimal mungkin terlihat sama seperti sebelumnya. Aston tidak tahu alasan di balik Oriaga memilih berpisah dari Shanaya, yang dia tahu atasannya itu tidak benar-benar berpisah, karena dia mendapat perintah untuk memalsukan dokumen perceraian sebagaimana yang Oriaga minta. “Pak, saya mendapat pesan dari Pak Wira untuk mengingatkan Anda minum vitamin,” ucap Aston dengan nada yang sangat lirih. Dia takut jika Oriaga malah marah dan menganggapnya cerewet. “Hm… terima kasih. Kalau Pak Wira mengirimimu pesan lagi dan memintamu untuk mengingatkanku minum vitamin, katakan saja kalau aku sudah menyalakan alarm di ponsel,” balas Oriaga. Aston diam sembari mengatupkan bibir rapat-rapat. Dulu dia sangat menginginkan Oriaga bisa jauh lebih tenang dan kalem, tidak suka marah
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Bab 162 : Jalan-Jalan Bersama

Issa begitu senang ada Shanaya. Menurut bocah itu Shanaya sangat baik dan penyayang, hingga Issa semakin betah berada di rumah dan sesekali mengajak bermain Shanaya yang masih bisa melanjutkan kuliahnya dari rumah.“Dulu, Papa dan Mama sering sekali bertengkar. Mereka juga tinggal di rumah yang beda, tapi sejak Papa kembali dari Indonesia, Papa berubah,” ucap Issa sambil mewarnai buku gambarnya.Shanaya pun mendengarkan dengan seksama. Dia mengamati Issa yang sedang mewarnai sambil bercerita, kemudian mengusap kepala anak itu.Issa sendiri bercerita tentang apa yang dilihatnya, fakta akan hubungan kedua orang tuanya, meski dia tak terlalu paham maksud Isaak dan Amora yang beberapa kali memutuskan tak tinggal serumah.“Sekarang aku senang ada Kak Shanaya dan Kak Andra. Jadi aku tidak kesepian dan ada yang aku ajak main,” celoteh Issa lagi.Shanaya tersenyum lantas membalas, “Aku juga senang karena ada Issa di sini.”Issa menoleh Shanaya, lantas bertanya, “Kata Mama ada adik bayi ya di p
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Bab 163 : Inilah Yang Disebut

"Baik, aku baik." Shanaya mencoba bersikap biasa, dia memulas senyum ke Oriaga agar suaminya itu tidak cemas. Karena tidak ingin Oriaga tahu dia sedang kesakitan, Shanaya pun memutuskan untuk mengakhiri panggilan video itu.Namun, Oriaga merasa ada yang janggal dan tak bisa tinggal diam. Dia curiga lantas mencoba menghubungi Isaak dan meminta sahabatnya itu mengecek kondisi Shanaya."Sial! Di mana dia? Apa dia sedang bercinta dengan Amora?" Gerutu Oriaga. Dia mencoba kembali menghubungi Shanaya, tapi ponsel gadis itu sudah tidak aktif.Di sisi lain, Shanaya mencoba untuk membuat tubuhnya rileks dengan menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Rasa sakit itu pun berangsur mereda, hingga Shanaya pun bisa tidur. Namun Sayangnya tak lama Shanaya terjaga lagi. Dia kini malah demam, tubuhnya tak nyaman hingga membuatnya tidak bisa tidur kembali.“Kenapa perutku sakit.” Shanaya memegangi perutnya yang terasa nyeri. Keringat dingin membasahi kening Shanaya, padahal suhu tubuhn
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Bab 164 : Berlutut Memohon

“Kita harus benar-benar memastikannya sendiri,” ucap Arumi ke Masayu sore itu.Seperti yang dikatakan Kirana dan sudah diantisipasi oleh Oriaga, Arumi dan Masayu benar-benar ingin memeriksa untuk memastikan apakah Oriaga benar-benar sudah bercerai dari Shanaya, serta di mana keberadaan gadis yang sangat mereka benci itu berada saat ini.“Aku sudah meminta orang untuk mencari informasi di kantor urusan agama, juga pergi ke rumah ayahnya Shanaya untuk mencari tahu apa gadis itu di sana,” balas Masayu.“Bagus, memang sudah seharusnya kita mencari tahu," ucap Arumi. "Kita tidak bisa diam saja tanpa memastikan," imbuhnya.Awalnya Masayu tidak memiliki pemikiran jauh seperti Arumi. Dia bahkan berkata untuk apa repot-repot sampai mengecek, toh Shanaya juga sudah tidak lagi eksis di rumah utama.Namun, Arumi bilang dia tidak akan lengah dan percaya begitu saja kalau Shanaya dan Oriaga berpisah tanpa bukti, sebab itu selain anak buah Masayu yang bergerak, Arumi juga mengutus beberapa orang untu
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 165 : Sakit Perut Shanaya

Shanaya masih kesakitan saat dinaikkan ke brankar dan dibawa masuk ke UGD.Isaak sesekali menatap cemas gadis itu sambil menjelaskan ke dokter kalau Shanaya — yang merupakan putrinya tengah dalam kondisi mengandung.Karena menggunakan bahasa Belanda, Shanaya pun tidak tahu kalau Isaak baru saja menyebut dirinya anak."Tenang saja! Kami akan memeriksa pasien, apa pasien bisa berbahasa Inggris?" Tanya dokter.Isaak pun menjawab dengan anggukkan kepala, setelahnya dia menyesal karena dokter meminta perawat mengusirnya keluar."Tidak!Tidak! Dia hanya bisa menggunakan bahasa Indonesia," teriak Isaak. Sayangnya dia sudah berada di ambang pintu dan perawat langsung menutupnya."Kenapa mulutku sejak tadi tidak bisa dikondisikan?" Keluh Isaak meratapi kesalahan.Isaak merasa sangat khawatir. Dia terus berdiri di depan pintu UGD sampai tiba-tiba mundur dengan tubuh sedikit limbung.Beruntung Amora sudah datang dan langsung menahannya."Apa kamu baik-baik saja? Bagaimana Shanaya?" Amora bertanya
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Bab 166 : Lebih Baik Tidak Tahu

"Shana, sebaiknya kamu bicara lagi dengan Isaak. Aku tahu ini tidak mudah, tapi lari dari masalah pun tidak baik," kata Amora. "Aku pernah merasakan hal yang serupa, membenci Isaak karena sikap dan pilihannya, tapi mendiamkan atau memilih untuk tidak bertegur sapa juga malah akan membuatmu lelah sendiri karena perasaan kesal di hati, jadi lebih baik kalian bicara," ucap Amora panjang lebar. Setelah bicara dia menoleh Andra memberi isyarat agar meninggalkan Shanaya berdua dengan Isaak. Andra yang memahami hal itu pun bergegas memutar tumit pergi, sedangkan Amora masih sempat menepuk dan mengusap lembut lengan Shanaya sambil mengangguk kecil."Semua akan baik-baik saja, ungkapkan saja semua yang ada di hatimu," ucap Amora. Shanaya hanya diam, sementara Isaak perlahan sudah mendekat lalu berhenti tak jauh dari ranjang pesakitan di mana Shanaya berbaring.Amora juga pergi, tapi sebelum itu juga melakukan hal yang sama ke Isaak. Dia mengusap lengan suaminya seolah memberi kekuatan dan
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 167 : Siapa Pewaris Siapa Perintis

Sementara Oriaga sedang berbincang serius dengan Pak Wira. Masayu dan Arumi berada di apartemen menemui orang suruhan mereka.Keduanya memilih tempat itu agar tidak ada yang curiga, terutama Oriaga dan Pak Wira.“Bagaimana? Informasi apa yang kalian dapat?” tanya Arumi yang sudah tidak sabaran menunggu orang-orangnya bicara.“Maaf Nyonya, kami tidak mendapatkan informasi apa pun soal Nona Shanaya, bahkan keluarganya saja berkata jika sudah tidak mau mengurusinya,” ujar pria itu memberikan laporan.“Mungkinkah Shanaya pergi jauh karena diancam Kak Oriaga, bahkan keluarganya sampai tak mau menampung dan mengurusinya lagi?” Masayu pun mengemukan pendapat setelah mendengar informasi yang disampaikan.“Aku merasa tidak seperti itu,” balas Arumi yang tak sependapat dengan apa yang dikatakan Masayu.“Aku masih curiga jika masalah ini tak sesederhana itu,” imbuh Arumi lagi terlihat berpikir karena masih tak percaya jika Shanaya menghilang begitu saja.Masayu pun diam mencoba mencerna ucapan A
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 168 : Itulah Tujuanku (Ada Give Away)

Andra menemani Shanaya yang akan menjalani operasi usus buntu hari itu. Mereka masih di kamar menunggu jadwal Shanaya masuk ruang operasi kurang lebih satu jam lagi.Di sela menunggu, Andra menyadari sesuatu. Sejak tadi wajah gadis yang masih disukainya itu tampak gelisah dan cemas.“Ada apa?” tanya Andra saat melihat Shanaya beberapa kali mengembuskan napas kasar.Shanaya menatap Andra, hingga kemudian menjawab pertanyaan pemuda itu.“Aku hanya takut, apa operasi ini aman untuk calon anakku?"“Dokter sudah menjelaskan kalau ini aman, kamu jangan mencemaskan apa pun,” ucap Andra. Dia ingin meraih telapak tangan Shanaya untuk digenggam. Namun, Shanaya langsung menarik tangannya menjauh.Shanaya menolak Andra yang ingin menyentuh. Jujur saja dia tak ingin memberi harapan palsu untuk keponakan suaminya itu. Shanaya merasa menerima perhatian Andra sama saja membuka peluang harapan yang hanya akan menyusahkan mereka pada akhirnya.Andra menyadari posisi juga sikap Shanaya, sehingga tak mara
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 169 : Syarat

Sorenya Shanaya sudah menjalani operasi dan kini dia berada di ruang inap dan masih tidur karena pengaruh obat bius.Setelah beberapa jam tidak sadarkan diri pasca operasi, Shanaya pun akhirnya membuka mata. Dia merasa melihat wajah Oriaga di sampingnya, tapi saat membuka lebar mata, Shanaya baru menyadari jika Isaak yang berada di sana.“Kenapa Paman masih di sini?” tanya Shanaya sambil memberikan tatapan tidak senang ke pria yang merupakan ayah kandungnya itu.Isaak hendak menjawab, tapi Shanaya lebih dulu kembali bicara.“Lebih baik Paman pergi, aku masih tidak suka melihat wajah Paman.”Shanaya seperti ngelantur. Bahkan matanya masih terlihat sangat mengantuk. Isaak menebak kalau Shanaya pasti masih berada di bawah pengaruh obat bius."Kenapa dengan wajahku? Bukankah aku tampan? Jangan membenciku Shana, kamu sedang hamil. Bagaimana kalau nanti anakmu malah sangat mirip denganku?"Amora yang berada di dekat Isaak sampai memutar bola matanya menyadari sang suami malah bercanda. Seda
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 170 : Pembantu Menjengkelkan

Oriaga sendiri memilih untuk tidak banyak mengecek ponsel karena takut, dia takut menjadi reaksioner dan malah mengacaukan semuanya karena Arumi.Demi apapun, Oriaga ingin sekali menghentikan langkah kaki lalu memergoki Arumi yang terus membuntutinya sampai ke hotel. Arumi bahkan memesan kamar yang berada satu lantai dengannya. Tujuan wanita itu pasti tak lain dan tak bukan untuk terus memantau apa yang akan dia lakukan."Tolong kamu hubungi Aditya dan minta dia untuk terus berjaga, aku ingin istirahat," ujar Oriaga ke Aston."Baik, Pak! Anda tenang saja," balas Aston seraya membungkukkan kepala. Aston memandangi punggung Oriaga yang masuk ke kamar lantas melirik ke kiri. Aston menyadari ada yang mengawasi. Dia menggeleng pelan saat menyadari kalau Arumi masih saja memantau."Wanita itu kurang kerjaan sekali," gumam Aston. Dia menggeleng pelan lantas masuk ke dalam kamarnya.Sementara itu, Arumi tak menyadari kalau Oriaga sudah mengetahui gerak-geriknya. Baru saja meletakkan koper ke
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
28
DMCA.com Protection Status