Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 171 - Chapter 180

279 Chapters

Bab 171 : Amarah Oriaga

Shanaya benar-benar sedih karena Oriaga tidak datang, bahkan setelah dirinya selesai operasi pun sang suami masih tidak mengunjunginya. Muka Shanaya semakin masam, apalagi Isaak yang berjanji akan mendatangkan Oriaga juga terkesan berdusta padanya.“Bahkan menjawab panggilanku pun tidak,” gerutu Shanaya karena Oriaga tak membalas atau menghubungi balik dirinya. Shanaya akhirnya memutuskan untuk tak menyentuh ponsel sama sekali karena tak ingin berharap Oriaga menghubungi. Dia mengembuskan napas kasar, memilih duduk di ranjang pesakitannya sambil memandang Issa yang sedang sibuk bermain jenga di sofa.Isaak membuka pintu dan mengintip, dia memandang Shanaya lantas merasa kasihan melihat gadis itu murung dan sedih.“Oriaga memang brengsek! Bagaimana bisa dia menelantarkan istrinya seperti ini! Bahkan memberi kabar pun tidak!” Isaak benar-benar geram dengan sikap Oriaga.Amora memandang Isaak yang menutup pintu kembali setelah mereka membeli makanan dari luar. Wanita itu heran mendapa
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 172 : Menantu Brengsek

Oriaga tak membalas ucapan Arumi. Sebenarnya masih ada satu hal lagi yang membuatnya sampai sekarang terus bersabar menghadapi tingkah dua adik perempuannya yaitu tentang fakta kematian ibu Masayu dan Arumi.Namun, jika sampai Arumi dan Masayu tahu kebenaran bahwa ibu mereka meninggal karena menyelamatkan nyawanya, Oriaga yakin baik Arumi dan Masayu pasti akan membencinya. Namun, apa bedanya dengan sekarang? Arumi dan Masayu bahkan seperti tidak suka melihat kebahagiaannya. Oriaga menepis tangan Arumi secara kasar, tapi wanita itu malah menghambur padanya dan hampir saja mencium bibirnya. “Aku benar-benar akan mengirimmu ke rumah sakit jiwa,” ucap Oriaga sambil mendorong Arumi hingga mundur. Oriaga mendekat ke nakas dan mengambil ponsel hendak menghubungi Aditya dan Aston agar datang ke kamarnya, tapi belum juga dia melakukan itu, Arumi sudah lebih dulu memeluk pinggangnya dari belakang.Oriaga mengembuskan napas kasar, dia melepas paksa tangan Arumi dan menghempaskan tubuh adikny
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 173 : Berusaha Memastikan

“Lepaskan aku! Siapa kalian berani menyentuhku?”Arumi masih saja marah, dia tidak terima Aditya dan Aston menggelandangnya dari kamar Oriaga.“Nyonya masuklah ke kamar dan segera berkemas! Kami akan menunggu di luar,” kata Aditya seraya memandang ke Aston.“Kalian tidak bisa mengaturku! Kalian cuma pegawai rendahan,” kata Arumi. Wanita itu ternyata tidak mengunci pintu kamarnya sehingga tanpa banyak bicara Aditya memilih membuka lalu mendorongnya masuk. Arumi melongo, dia tak menyangka Aditya berani bersikap demikian. Meski begitu, Aditya tak gentar, setelah Arumi masuk dia pun menutup pintunya lalu berkata ke Aston—“Berjagalah! Aku akan ganti baju untuk mengawalnya sampai ke Indonesia, apapun yang terjadi jangan biarkan dia kembali lagi ke kamar Pak Oriaga, bisa-bisa dia memperkosa kakaknya sendiri,” ujar Aditya yang kesal.Aston pun mengangguk, dia masih syok juga lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Sekretaris Oriaga itu menatap punggung Aditya yang berjalan menjauh dengan e
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 174 : Nasib Para Pembuat Kekacauan

Hari itu Arumi baru saja sampai di Indonesia. Dia benar-benar tidak leluasa bergerak karena Aditya terus saja menempel padanya. Pria itu bersikap dingin bahkan tak mendengarkan apalagi peduli dengan keluhan-keluhannya."Apa kamu tidak punya kerjaan lain?" Ketus Arumi saat Aditya menahannya masuk ke dalam mobil — yang dia tinggalkan di parkiran bandara."Tidak punya! Kerjaan saya adalah memastikan Anda pulang ke rumah utama dan tidak membuat kekacauan seperti orang gila," sarkas Aditya.Arumi tak bisa berkata-kata, dia tak menyangka Oriaga mempekerjaan Pria yang sangat arogan seperti Aditya."Anda pergi dengan saya, mobil Anda akan diurus oleh Pak Wira."Arumi tergelak ironi mendengar perkataan Aditya. Bahkan belum juga dia membalas tapi pria itu sudah bicara lagi. Arumi tak menyangka kalau Oriaga benar-benar bersikap seolah dirinya adalah kriminal, meskipun itu memang benar. Ya. Arumi hanya tidak sadar kalau kelakuannya melebihi seorang penjahat kelas kakap."Apa setelah sampai rumah
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 175 : Tak Tega

Beberapa menit setelah Shanaya mengakhiri panggilan dengan Oriaga. Isaak dan Amora kembali masuk ke dalam. Mereka melihat wajah Shanaya yang sedikit berbeda dari sebelumnya hingga yakin kalau gadis itu pasti sudah berbaikan dengan Oriaga. Amora dan Isaak memilih untuk tidak banyak bertanya apalagi sampai menyelidik ke Shanaya. Keduanya kembali duduk dan meminta Shanaya untuk istirahat agar bisa segera pulih. “Jam berapa dokter akan membesuk Shana? Aku dengar dari suster akan ada dokter kandungan juga yang akan memeriksa.” Isaak bertanya pada Amora. Istrinya itu sejak pertama memang sangat setia mendampingi Shanaya, sehingga lebih tahu bagaimana kondisi gadis itu.“Mungkin sebentar lagi, sebaiknya kamu pergi saja sana jemput Issa!” kata Amora memberi perintah. Isaak mengangguk lantas menerima uluran ponsel dari tangan Shanaya, setelah memasukkan benda pipih miliknya itu ke dalam saku celana, Isaak pun pamit untuk pergi. Dia berjalan menuju pintu, tapi belum juga tangannya menjangkau
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 176 : Bingung Meluapkan Emosi

Masayu benar-benar patah hati. Dia bingung dan frustasi karena ternyata Malik sudah menikah. Apalagi ternyata istri Malik sedang hamil besar dan hendak melahirkan. Mendapati Malik perhatian ke wanita selain dirinya juga membuat Masayu terluka.“Kenapa jadi begini? Apa yang aku lakukan tadi?" Gumam Masayu yang tidak bisa abai dan malah kasihan ke Dian tadi.Masayu benar-benar frustasi. Dia mengguyar kasar rambut ke belakang, lantas menenggak minuman yang ada di meja. Masayu berada di mini bar rumah dan mabuk-mabukkan sepulang dari rumah sakit mengantar Malik, bahkan dia sudah menghabiskan beberapa gelas minuman semenjak pulang.Di sisi lain, Kirana sedang mengemas pakaiannya di kamar karena sudah memutuskan untuk tinggal bersama papa kandungnya. Saat dia sibuk memasukkan pakaian ke koper, pelayan terdengar mengetuk pintu lantas masuk setelah sebelumnya dia persilahkan.“Nona, maaf saya cuma mau menyampaikan kalau saat ini Nyonya Masayu sedang mabuk-mabukan di mini bar,” kata pelayan m
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 177 : Dua Pilihan Untukmu

“Kenapa kamu seperti itu?” tanya Arumi saat melihat Masayu yang sudah mabuk berat sedang berpelukan dengan Kirana. Masayu mengurai pelukan dan hanya menoleh Arumi, tapi tidak menjawab pertanyaan adiknya itu.Arumi lantas memandang Kirana karena Masayu mengabaikannya, tapi keponakannya itu juga tak menjelaskan apa pun. Arumi pun terus memperhatikan Masayu, hingga kemudian menyimpulkan sendiri dengan apa yang terjadi pada sang kakak“Patah hati? Kamu begini karena cinta ‘kan?” Terka Arumi karena tahu terakhir kali Masayu bersikap persis seperti ini saat patah hati. “Kamu gila begini hanya karena sakit hati? Kamu ini memang sangat lemah jika soal cinta,” cibir Arumi dengan senyum miring di wajah.Kirana pikir karena mabuk Masayu tidak akan paham sedang disindir oleh Arumi. Namun, setelah mendengar ucapan tantenya itu Masayu mengambil gelas lantas melemparnya tepat di bawah kaki Arumi. Terang saja Arumi terkejut sampai berjengket kaget. Masayu tidak terima disebut lemah oleh Arumi yang
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 178 : Kacau

“Tidak perlu membujukku, aku tidak akan merubah pikiranku,” ucap Oriaga yang sadar Masayu terus mengikutinya menuju kamar. Oriaga menghentikan langkah kaki, dia menoleh sampai Masayu kaget dan hampir menubruk badannya. “Kakak, jangan pedulikan Rumi. Aku yakin dia asal bicara tadi.” Masayu ketakutan, padahal di belakang Oriaga wanita itu ikut merencanakan hal buruk bersama Arumi. “Aku tidak peduli dia asal bicara atau serius dengan ucapannya, yang pasti aku akan tetap pergi dari sini. Tenang saja aku akan memberikan semua yang kalian inginkan, aku hanya akan mengambil hak yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri.” Oriaga hampir membuka pintu kamar, tapi Arumi lebih dulu keluar dan mengancam. “Kalau kakak pergi dari sini, lebih baik kakak bakar saja rumah ini.” Oriaga menarik sudut bibir, dia mengurungkan niat masuk ke kamar dan memilih berbelok ke lift setelah Arumi menantangnya seperti tadi. Masayu yang geram mendekat kemudian mendorong pundak Arumi, ingin sekali dia menampar
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more

Bab 179 : Jangan Pergi Lagi!

Setelah seminggu menunggu, hari itu Shanaya akhirnya pergi bersama Isaak ke Jerman. Dia tak hanya pergi bersama Isaak, karena Amora dan Issa pun ikut serta.Shanaya memandang jalanan yang dilewati dari dalam mobil saudara Isaak yang menjemput mereka di bandara. Shanaya benar-benar tak menyangka jika dirinya akan bepergian ke dua negara berbeda hanya dalam kurun waktu kurang dari dua bulan.“Bagaimana menurutmu?” tanya Amora saat menyadari Shanaya yang tersenyum kecil melihat ke luar jendela.Shanaya menoleh ke Amora, lantas menjawab, “Benar-benar berbeda dari Indonesia. Apa di rumah yang akan kita tinggali nanti juga seperti ini?”“Tentu saja, kamu malah bisa melihat bukit dan padang rumput nanti,” jawab Amora karena lega melihat Shanaya yang senang.Mereka akan pergi ke rumah saudara Isaak yang berada di kota Heidelberg. Perjalanan mereka terkesan menyenangkan karena dalam pikiran masing-masing perjalanan ini seperti sebuah liburan keluarga.Saat sampai di rumah paman Isaak yang bern
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more

Bab 180 : Melepas Rindu

"Lihat! siapa yang semringah dan lahap makannya? Apa kamu tidak merasa kalau istrimu agak kurusan Ori?"Isaak terus saja menggoda Shanaya, dia ikut bahagia melihat putrinya kembali bersemangat. Meskipun hubungan mereka juga masih dingin bak minuman soda yang sedang ditenggaknya.Oriaga yang baru saja meletakkan potongan daging ke piring Shanaya pun tertawa, dia mengusap puncak kepala istrinya yang tersenyum malu-malu mendengar omongan Isaak. Oriaga tak malu menunjukkan perasaannya ke Shanaya, dia bahkan tanpa sungkan merangkul dan mengusap konstan lengan istrinya itu."Ini aku punya hadiah untuk kalian," kata Isaak sambil mengeluarkan kunci dari dalam kantong celana dan meletakkan kunci itu di dekat piring Oriaga."Nikmati waktu kalian, anggap saja hadiah bulan madu dariku," imbuh Isaak.Oriaga memandang kunci rumah yang Isaak berikan lantas menoleh ke Shanaya. Istrinya itu tersenyum manis kemudian menyandarkan kepala ke lengannya. Melihat betapa manja Shanaya ke Oriaga membuat Amora
last updateLast Updated : 2024-02-21
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
28
DMCA.com Protection Status