Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 181 - Chapter 190

279 Chapters

Bab 181 : Bergantung Secara Emosi

Melihat Shanaya ketakutan, Oriaga seolah baru sadar kalau sudah membuat sang istri trauma. Bagaimana reaksi Shanaya saat dia tinggalkan sebentar cukup membuatnya khawatir.Oriaga memeluk erat Shanaya malam itu, dia semakin merasa bersalah saat menyadari dalam tidurnya pun Shanaya masih saja ketakutan. Seperti tidak nyenyak, tangan kiri Shanaya terus menggenggam erat sisi kaosnya."Aku di sini, aku tidak akan pergi ke mana-mana," bisik Oriaga.Rasa bersalahnya semakin besar kala melihat air mata menetes di sudut mata Shanaya. Oriaga tak pernah menduga akan ada satu mahkluk di bumi ini yang sangat mencintai dan melekat padanya."Maaf sudah membuatmu seperti ini, terima kasih sudah mau mencintai pria brengsek sepertiku," lirih Oriaga. Dia berakhir terlelap juga sambil terus memeluk Shanaya.Pagi harinya Shanaya bangun lebih dulu, saat membuka mata dia bersyukur karena pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah wajah Oriaga. Shanaya menyentuhkan tangan ke pipi pria itu, dia memindai pa
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 182 : Tidak Peduli

Oriaga pun mengajak Shanaya jalan-jalan setelah sarapan. Mereka menikmati pemandangan hamparan rumput yang terlihat hijau dan begitu indah. Udara di sana sangat sejuk, bahkan angin berembus pelan hingga begitu menenangkan. Shanaya tampak senang. Sepanjang kaki melangkah dia terus merangkul lengan Oriaga. “Aku senang berada di sini. Udaranya segar, lingkungannya tenang dan bagaimana bisa aku makah buah cherry langsung petik dari pohonnya seperti ini,” celoteh Shanaya yang terlihat begitu senang. Dia merogoh kantong cardigan dan mengeluarkan buah bulat kecil berwarna merah itu dari sana lalu memasukkannya ke mulut.Oriaga menatap Shanaya yang terlihat begitu bahagia, hingga dia pun bertanya, “Apa kamu mau menetap di sini saja?”"Apa bisa?" balas Shanaya antusias."Tentu saja, apapun itu aku akan mengusahakannya untukmu."Shanaya tersipu, mungkinkah kalau dia meminta dibangunkan 1000 candi Oriaga juga akan mengabulkannya?Shanaya tersenyum-senyum bahagia. Dia dan Oriaga masih menikmati
last updateLast Updated : 2024-02-22
Read more

Bab 183 : Kemungkinan Aku Akan ...

Aroma masakan yang sangat sedap menguar dari dapur rumah yang ditinggali Shanaya dan Oriaga. Sejak setengah jam yang lalu pasangan itu tampak kompak mempersiapkan masakan untuk mereka santap bersama.Shanaya bahkan tak hentinya mengembangkan senyum. Dia memasukkan bahan-bahan ke dalam panci sambil sesekali memandang Oriaga yang sedang mengolah bahan masakan lain di wajan."Apa ini hidup yang kamu impikan?" Tanya Shanaya saat Oriaga menggelayuti dirinya yang sedang menunggu sup matang di depan kompor."Hm ... karena ini sangat tenang." Setelah mengatakan itu Oriaga sengaja mematikan api kompor hingga membuat Shanaya menoleh. "Kenapa?" Shanaya mengernyit. "Itu sudah matang, tidak perlu memasak sayur lama-lama," kata Oriaga memberi alasan.Namun, Shanaya tahu apa yang diinginkan dan apa yang ada di pikiran Oriaga sekarang. Menunggu selama tiga hari lebih setelah pertemuan mereka pasti sulit untuk Oriaga."Apa kamu ingin itu?" "Hm .... hanya saja aku takut kalau tubuhmu masih belum k
last updateLast Updated : 2024-02-23
Read more

Bab 184 : Jauh Lebih Bodoh

Meskipun merasa enggan dan masih memendam amarah, tapi Masayu hari itu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Arumi. Dia mendengar kalau sang adik mendapat sepuluh jahitan di kepala karena pukulan vas bunga yang dilakukan oleh Kirana. Saat baru saja masuk lobi, Masayu yang sibuk memasukkan kunci ke dalam tasnya tak sadar seorang pria sedang mengamati. Ibunda Kirana itu terus melangkahkan kaki, hingga saat menatap ke depan, dia kaget mendapati Malik berdiri tak jauh darinya. Masayu sebenarnya ingin menghindar, tapi sayang terlambat karena Malik terlanjur mendekat. Dia pun berusaha mengabaikan dengan tetap berjalan ke arah Malik, bukan untuk menyapa pria itu, tapi karena kamar Arumi memang harus melalui sana.Malik terus saja memandang Masayu yang berjalan ke arahnya, hingga saat akan melewati, Malik langsung menahan tangan Masayu.“Apa yang kamu lakukan?” Masayu marah sambil berusaha melepas paksa tangan Malik yang menggenggam pergelangan tangannya.“Aku bisa menjelaskan semua yang terja
last updateLast Updated : 2024-02-24
Read more

Bab 185 : Perubahan

Sementara Masayu sedang menjenguk Arumi, Kirana masih saja gelisah takut kalau sampai sang tante melaporkannya ke polisi. Meskipun Masayu sudah menegaskan bahwa akan melindungi Kirana, tapi tetap saja melukai orang sampai masuk rumah sakit, menjadi beban mental bagi Kirana yang sudah berniat memperbaiki diri. Di kampus, Kirana terus saja menghindari Elkan. Dia bahkan berusaha keras untuk tak berpapasan dengan pemuda itu. Seperti kali ini, Kirana langsung putar arah saat melihat Elkan datang dari arah berlawanan, Sikapnya membuat Adeline dan Lola bingung.Elkan sendiri merasa ada yang janggal dan aneh karena Kirana mendadak menghindar.“Kenapa dia terus menghindariku?” Elkan heran melihat Kirana yang mengambil jalan lain setelah tatapan mereka bersirobok beberapa saat.Elkan berpikir setelah malam yang mereka habiskan bersama, Kirana pasti akan semakin tidak bisa lepas darinya, tapi ternyata semua pemikirannya itu salah. Kembaran Andra itu malah memberi jarak seolah enggan berdekata
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 186 : Nasib

Shanaya tak pernah menyangka kalau bulan madunya dan Oriaga akan dilakukan di Jerman. Meskipun ada masalah di balik semua ini, tapi dia bersyukur kini bisa terus bersama dengan pria yang sangat dicintainya itu. Shanaya dan Oriaga saat ini berjalan menyusuri sebuah Katedral kuno, mereka terus berjalan sambil saling menggenggam tangan hingga Shanaya melepas karena melihat banyak orang yang berkerumun di dekat sebuah tenda. “Dasar!” Gerutu Oriaga sambil menyusul langkah Shanaya. Ternyata di sana ada seorang wanita yang membuka jasa ramalan nasib menggunakan kartu. Melihat itu Oriaga pun menggeleng, dia berbisik ke telinga Shanaya untuk pergi saja dari sana.“Tidak usah ikut-ikutan, aku tidak percaya kamu akan tertarik dengan hal semacam ini,” kata Oriaga. Shanaya menoleh sambil memajukan bibir, bukannya percaya tidak percaya tapi ada rasa penasaran di hatinya sebagai manusia biasa. “Aku ingin mencoba, bagaimana kalau meramal nasib pernikahan kita?” Shanaya tampak memasang muka melas
last updateLast Updated : 2024-02-25
Read more

Bab 187 : Pillow Talk

"Bagaimana hasil ramalannya, apa bagus?" Oriaga bertanya dengan gaya sedikit meledek. Menyadari wajah Shanaya tak semringah, dia pun menduga bahwa apa yang disampaikan peramal itu pasti sesuatu yang tidak istrinya sukai."Duduklah! Aku panggilkan pelayan dulu untuk pesan minuman untukmu!"Bukannya menjawab, Shanaya malah mematung dengan mata merambang. Dia tak peduli ada banyak orang di sana dan langsung menghambur memeluk Oriaga."Kenapa?" Tanya Oriaga kebingungan. Dia menduga pasti masalah ramalan itulah yang membuat Shanaya seperti ini. "Untuk itu aku tadi melarangmu, apa yang dia katakan padamu? Haruskah aku datangi dan marahi peramal abal-abal itu?" Shanaya menggeleng menjawab pertanyaan Oriaga. Dia semakin memeluk erat tubuh Oriaga sambil sesekali menahan isak tangis."Apa dia bilang aku akan meninggalkanmu? Atau kita akan berpisah?"Shanaya menggeleng lagi, hingga Oriaga semakin bingung dan akhirnya hanya bisa menepuk-nepuk lembut punggung Shanaya."Apapun yang dikatakan peram
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Bab 188 : Doa

Shanaya berjalan keluar rumah dengan senyum merekah. Dia menuruni teras tangga dengan perasaan riang. Gadis itu berbelok menyusuri trotoar sambil menikmati pemandangan indah dan udara segar.Shanaya menyentuh permukaan perutnya, tersenyum dan berbisik mengajak calon anaknya bicara. "Bunda akan selalu menjagamu, Bunda juga akan memastikan tidak ada seorangpun yang bisa menyakitimu."Shanaya kembali mengayunkan langkah, hingga melihat pohon cherry dan berhenti untuk memetik dan menyantapnya langsung seperti sebelum-sebelumnya."Bagaimana kalau seandainya kamu terlahir perempuan dan Bunda beri nama kamu Cherry, lucu 'kan?" Shanaya terkekeh kecil, dia tak menyadari bahwa Oriaga ternyata menyusul.Ya, Oriaga langsung bangkit dari kursi dan menutup laptop tepat setelah Shanaya menutup pintu rumah tadi. Dia merasa tidak tenang membiarkan Shanaya berkeliaran seorang diri. Meski kata Isaak lingkungan di sekitar rumah yang mereka tinggali aman, tapi tetap saja mereka bukan warga negara asli.S
last updateLast Updated : 2024-02-26
Read more

Bab 189 : Manusia Baru

"Issa kembalikan! Jangan usil!""Tidak mau, tidak mau! Kakak lebih cantik pakai yang warnanya hitam."Shanaya akhirnya berhenti di dekat kursi di mana Isaak dan Amora duduk. Dia menoleh dua orang itu lantas mengadu tentang kelakuan Issa yang lagi-lagi mengambil rambut palsu miliknya yang berwarna merah kecokelatan."Papa! Tolong bilang ke Issa jangan suka menggangguku," rengek Shanaya sebelum menghentak-hentakkan kaki. Gadis itu lantas duduk di samping Isaak dan memeluk lengan dengan sangat manja."Iya nanti Papa bilang ke Issa." Setelah mengatakan itu, Isaak langsung memanggil nama putranya yang memang sedikit usil agar mengembalikan barang milik Shanaya."Issa kembalikan wig kakakmu, kalau kamu bandel nanti Papa dan Mama tidak akan mau lagi kamu ajak belanja mainan," kata Isaak.Ucapannya barusan cukup membuat bocah itu berpikir, tapi tidak membuatnya segera melakukan apa yang diminta, hingga Amora ikut angkat bicara. "Issa, siapa yang sudah janji akan selalu baik ke kakaknya? Ken
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Bab 190 : Kekasih

Setelah mengirim pesan, Shanaya memasukkan ponselnya ke dalam tas. Dia menoleh ke luar jendela mobil yang dikemudikan Leonel sebelum mengajak pria itu bicara."Leo, papa bilang kamu sudah menjadi sopir pribadiku sejak aku masih kuliah di Indonesia, apa benar?" Leonel yang tak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu pun kaget. Dia memandang Shanaya dari pantulan kaca spion tengah dan merasa sedikit terintimidasi dengan sorot mata gadis itu."Lalu di mana kamu saat aku mengalami kecelakaan? Apa kamu kenal teman-teman kuliahku, bagaimana aku dulu? Apa aku sombong? Sok bos atau sangat manja?" Shanaya mencecar Leonel dengan banyak pertanyaan, inilah yang membuat Isaak kadang was-was dan terus mengingatkan Leonel dan orang-orang sekitar Shanaya, tentang skenario yang sudah dirinya rancang sedemikian rupa."Hari di mana Anda mengalami kecelakaan saya izin cuti, Nona. Dan saya sangat menyesal karena melakukan itu sehingga Anda harus membawa mobil sendiri."Mau tak mau Leonel pun ikut
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
28
DMCA.com Protection Status