Beranda / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Bab 170 : Pembantu Menjengkelkan

Share

Bab 170 : Pembantu Menjengkelkan

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-16 22:35:37

Oriaga sendiri memilih untuk tidak banyak mengecek ponsel karena takut, dia takut menjadi reaksioner dan malah mengacaukan semuanya karena Arumi.

Demi apapun, Oriaga ingin sekali menghentikan langkah kaki lalu memergoki Arumi yang terus membuntutinya sampai ke hotel. Arumi bahkan memesan kamar yang berada satu lantai dengannya. Tujuan wanita itu pasti tak lain dan tak bukan untuk terus memantau apa yang akan dia lakukan.

"Tolong kamu hubungi Aditya dan minta dia untuk terus berjaga, aku ingin istirahat," ujar Oriaga ke Aston.

"Baik, Pak! Anda tenang saja," balas Aston seraya membungkukkan kepala.

Aston memandangi punggung Oriaga yang masuk ke kamar lantas melirik ke kiri. Aston menyadari ada yang mengawasi. Dia menggeleng pelan saat menyadari kalau Arumi masih saja memantau.

"Wanita itu kurang kerjaan sekali," gumam Aston. Dia menggeleng pelan lantas masuk ke dalam kamarnya.

Sementara itu, Arumi tak menyadari kalau Oriaga sudah mengetahui gerak-geriknya. Baru saja meletakkan koper ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (21)
goodnovel comment avatar
Putri Dhamayanti
wkwkwkwk bahkan ibu tirinya lbh baik dr masayu ceunah, sa ae kirana. tuh masayau, warning bwt kamu loh...
goodnovel comment avatar
Siti Nur janah
kayaknya Masayu dah mulai agak bisa berfikir sedikit ini
goodnovel comment avatar
Sasri Vitria
arumi benar2 gak ada kerjaan... ayo masayu udah saat nya berubah..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 171 : Amarah Oriaga

    Shanaya benar-benar sedih karena Oriaga tidak datang, bahkan setelah dirinya selesai operasi pun sang suami masih tidak mengunjunginya. Muka Shanaya semakin masam, apalagi Isaak yang berjanji akan mendatangkan Oriaga juga terkesan berdusta padanya.“Bahkan menjawab panggilanku pun tidak,” gerutu Shanaya karena Oriaga tak membalas atau menghubungi balik dirinya. Shanaya akhirnya memutuskan untuk tak menyentuh ponsel sama sekali karena tak ingin berharap Oriaga menghubungi. Dia mengembuskan napas kasar, memilih duduk di ranjang pesakitannya sambil memandang Issa yang sedang sibuk bermain jenga di sofa.Isaak membuka pintu dan mengintip, dia memandang Shanaya lantas merasa kasihan melihat gadis itu murung dan sedih.“Oriaga memang brengsek! Bagaimana bisa dia menelantarkan istrinya seperti ini! Bahkan memberi kabar pun tidak!” Isaak benar-benar geram dengan sikap Oriaga.Amora memandang Isaak yang menutup pintu kembali setelah mereka membeli makanan dari luar. Wanita itu heran mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 172 : Menantu Brengsek

    Oriaga tak membalas ucapan Arumi. Sebenarnya masih ada satu hal lagi yang membuatnya sampai sekarang terus bersabar menghadapi tingkah dua adik perempuannya yaitu tentang fakta kematian ibu Masayu dan Arumi.Namun, jika sampai Arumi dan Masayu tahu kebenaran bahwa ibu mereka meninggal karena menyelamatkan nyawanya, Oriaga yakin baik Arumi dan Masayu pasti akan membencinya. Namun, apa bedanya dengan sekarang? Arumi dan Masayu bahkan seperti tidak suka melihat kebahagiaannya. Oriaga menepis tangan Arumi secara kasar, tapi wanita itu malah menghambur padanya dan hampir saja mencium bibirnya. “Aku benar-benar akan mengirimmu ke rumah sakit jiwa,” ucap Oriaga sambil mendorong Arumi hingga mundur. Oriaga mendekat ke nakas dan mengambil ponsel hendak menghubungi Aditya dan Aston agar datang ke kamarnya, tapi belum juga dia melakukan itu, Arumi sudah lebih dulu memeluk pinggangnya dari belakang.Oriaga mengembuskan napas kasar, dia melepas paksa tangan Arumi dan menghempaskan tubuh adikny

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 173 : Berusaha Memastikan

    “Lepaskan aku! Siapa kalian berani menyentuhku?”Arumi masih saja marah, dia tidak terima Aditya dan Aston menggelandangnya dari kamar Oriaga.“Nyonya masuklah ke kamar dan segera berkemas! Kami akan menunggu di luar,” kata Aditya seraya memandang ke Aston.“Kalian tidak bisa mengaturku! Kalian cuma pegawai rendahan,” kata Arumi. Wanita itu ternyata tidak mengunci pintu kamarnya sehingga tanpa banyak bicara Aditya memilih membuka lalu mendorongnya masuk. Arumi melongo, dia tak menyangka Aditya berani bersikap demikian. Meski begitu, Aditya tak gentar, setelah Arumi masuk dia pun menutup pintunya lalu berkata ke Aston—“Berjagalah! Aku akan ganti baju untuk mengawalnya sampai ke Indonesia, apapun yang terjadi jangan biarkan dia kembali lagi ke kamar Pak Oriaga, bisa-bisa dia memperkosa kakaknya sendiri,” ujar Aditya yang kesal.Aston pun mengangguk, dia masih syok juga lelah setelah menempuh perjalanan jauh. Sekretaris Oriaga itu menatap punggung Aditya yang berjalan menjauh dengan e

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 174 : Nasib Para Pembuat Kekacauan

    Hari itu Arumi baru saja sampai di Indonesia. Dia benar-benar tidak leluasa bergerak karena Aditya terus saja menempel padanya. Pria itu bersikap dingin bahkan tak mendengarkan apalagi peduli dengan keluhan-keluhannya."Apa kamu tidak punya kerjaan lain?" Ketus Arumi saat Aditya menahannya masuk ke dalam mobil — yang dia tinggalkan di parkiran bandara."Tidak punya! Kerjaan saya adalah memastikan Anda pulang ke rumah utama dan tidak membuat kekacauan seperti orang gila," sarkas Aditya.Arumi tak bisa berkata-kata, dia tak menyangka Oriaga mempekerjaan Pria yang sangat arogan seperti Aditya."Anda pergi dengan saya, mobil Anda akan diurus oleh Pak Wira."Arumi tergelak ironi mendengar perkataan Aditya. Bahkan belum juga dia membalas tapi pria itu sudah bicara lagi. Arumi tak menyangka kalau Oriaga benar-benar bersikap seolah dirinya adalah kriminal, meskipun itu memang benar. Ya. Arumi hanya tidak sadar kalau kelakuannya melebihi seorang penjahat kelas kakap."Apa setelah sampai rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-18
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 175 : Tak Tega

    Beberapa menit setelah Shanaya mengakhiri panggilan dengan Oriaga. Isaak dan Amora kembali masuk ke dalam. Mereka melihat wajah Shanaya yang sedikit berbeda dari sebelumnya hingga yakin kalau gadis itu pasti sudah berbaikan dengan Oriaga. Amora dan Isaak memilih untuk tidak banyak bertanya apalagi sampai menyelidik ke Shanaya. Keduanya kembali duduk dan meminta Shanaya untuk istirahat agar bisa segera pulih. “Jam berapa dokter akan membesuk Shana? Aku dengar dari suster akan ada dokter kandungan juga yang akan memeriksa.” Isaak bertanya pada Amora. Istrinya itu sejak pertama memang sangat setia mendampingi Shanaya, sehingga lebih tahu bagaimana kondisi gadis itu.“Mungkin sebentar lagi, sebaiknya kamu pergi saja sana jemput Issa!” kata Amora memberi perintah. Isaak mengangguk lantas menerima uluran ponsel dari tangan Shanaya, setelah memasukkan benda pipih miliknya itu ke dalam saku celana, Isaak pun pamit untuk pergi. Dia berjalan menuju pintu, tapi belum juga tangannya menjangkau

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 176 : Bingung Meluapkan Emosi

    Masayu benar-benar patah hati. Dia bingung dan frustasi karena ternyata Malik sudah menikah. Apalagi ternyata istri Malik sedang hamil besar dan hendak melahirkan. Mendapati Malik perhatian ke wanita selain dirinya juga membuat Masayu terluka.“Kenapa jadi begini? Apa yang aku lakukan tadi?" Gumam Masayu yang tidak bisa abai dan malah kasihan ke Dian tadi.Masayu benar-benar frustasi. Dia mengguyar kasar rambut ke belakang, lantas menenggak minuman yang ada di meja. Masayu berada di mini bar rumah dan mabuk-mabukkan sepulang dari rumah sakit mengantar Malik, bahkan dia sudah menghabiskan beberapa gelas minuman semenjak pulang.Di sisi lain, Kirana sedang mengemas pakaiannya di kamar karena sudah memutuskan untuk tinggal bersama papa kandungnya. Saat dia sibuk memasukkan pakaian ke koper, pelayan terdengar mengetuk pintu lantas masuk setelah sebelumnya dia persilahkan.“Nona, maaf saya cuma mau menyampaikan kalau saat ini Nyonya Masayu sedang mabuk-mabukan di mini bar,” kata pelayan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 177 : Dua Pilihan Untukmu

    “Kenapa kamu seperti itu?” tanya Arumi saat melihat Masayu yang sudah mabuk berat sedang berpelukan dengan Kirana. Masayu mengurai pelukan dan hanya menoleh Arumi, tapi tidak menjawab pertanyaan adiknya itu.Arumi lantas memandang Kirana karena Masayu mengabaikannya, tapi keponakannya itu juga tak menjelaskan apa pun. Arumi pun terus memperhatikan Masayu, hingga kemudian menyimpulkan sendiri dengan apa yang terjadi pada sang kakak“Patah hati? Kamu begini karena cinta ‘kan?” Terka Arumi karena tahu terakhir kali Masayu bersikap persis seperti ini saat patah hati. “Kamu gila begini hanya karena sakit hati? Kamu ini memang sangat lemah jika soal cinta,” cibir Arumi dengan senyum miring di wajah.Kirana pikir karena mabuk Masayu tidak akan paham sedang disindir oleh Arumi. Namun, setelah mendengar ucapan tantenya itu Masayu mengambil gelas lantas melemparnya tepat di bawah kaki Arumi. Terang saja Arumi terkejut sampai berjengket kaget. Masayu tidak terima disebut lemah oleh Arumi yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 178 : Kacau

    “Tidak perlu membujukku, aku tidak akan merubah pikiranku,” ucap Oriaga yang sadar Masayu terus mengikutinya menuju kamar. Oriaga menghentikan langkah kaki, dia menoleh sampai Masayu kaget dan hampir menubruk badannya. “Kakak, jangan pedulikan Rumi. Aku yakin dia asal bicara tadi.” Masayu ketakutan, padahal di belakang Oriaga wanita itu ikut merencanakan hal buruk bersama Arumi. “Aku tidak peduli dia asal bicara atau serius dengan ucapannya, yang pasti aku akan tetap pergi dari sini. Tenang saja aku akan memberikan semua yang kalian inginkan, aku hanya akan mengambil hak yang merupakan hasil kerja kerasku sendiri.” Oriaga hampir membuka pintu kamar, tapi Arumi lebih dulu keluar dan mengancam. “Kalau kakak pergi dari sini, lebih baik kakak bakar saja rumah ini.” Oriaga menarik sudut bibir, dia mengurungkan niat masuk ke kamar dan memilih berbelok ke lift setelah Arumi menantangnya seperti tadi. Masayu yang geram mendekat kemudian mendorong pundak Arumi, ingin sekali dia menampar

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 20 : END

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Sebuah pesta pernikahan digelar megah, senyum serta canda tampak kentara di wajah keluarga terutama dua pasang mempelai yang kini sedang berdansa. Oriaga melihat Shanaya yang tersenyum, lantas mendekatkan bibir ke telinga istrinya itu kemudian berbisik, “Apa kamu ingin pesta pernikahan seperti ini?” Shanaya semakin melebarkan senyum lantas menoleh suaminya. “Bukankah sudah terlambat kalau kita membuat pesta?” tanya balik Shanaya. Oriaga menanggapi ucapan Shanaya dengan senyuman karena apa yang dikatakan memang benar. Pesta pernikahan Andra, Mauri, Elkan, dan Kirana berlangsung hari itu. Shanaya menatap ke para pengantin baru itu, setelah semua yang dilalui, kini semua orang mendapat kebahagiaan tak terkecuali. “Mereka sangat bahagia,” ucap Shanaya ke Oriaga. “Kita juga,” balas pria itu sambil menggenggam erat tangan Shanaya. Shanaya melebarkan senyum lantas menyandarkan kepala di pundak Oriaga.

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 19 : Kebutuhan Bayi

    Pagi itu selepas Oriaga berangkat ke kantor, Shanaya tampak duduk di taman bersama Pak Wira yang punya tugas tambahan mengawasinya satu kali dua puluh empat jam.Pak Wira terlihat membawa buku catatan dan pulpen di tangannya. Pria tua itu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum berkata,“Saya sudah membuat daftar barang yang harus disiapkan sebelum Anda melahirkan.”Ternyata diam-diam Pak Wira memiliki catatan barang apa saja yang harus disiapkan Shanaya untuk menyambut kelahiran anaknya.Shanaya pun memperhatikan Pak Wira yang memegang buku catatan itu, hingga mulai membaca apa saja yang tertulis di sana.“Baju new born lima lusin, baju tidur tiga lusin, selimut sepuluh, sepatu sepuluh, lalu--” Belum juga Pak Wira selesai menyebutkan semua barang yang dicatat, Shanaya sudah menghentikan pria itu.“Kenapa banyak sekali, Pak? Bayi tidak perlu baju sebanyak itu, lagipula yang Pak Wira sebutkan itu baju, bukan popok sekali pakai,” ucap Shanaya.“Memangnya Pak Wira men

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (11)

    “Kenapa mendadak seperti ini? Sebenarnya tidak perlu dijemput tidak apa-apa, aku bisa pergi ke sana sendiri,” ucap Mauri. Dia terkejut karena Andra tiba-tiba menghubungi.“Itu Kirana sudah di bawah, tidak masalah! Pergi saja bersama dengannya,” ucap Andra dari seberang panggilan.Mauri benar-benar tak percaya mendengar ucapan Andra, tapi karena tak ingin Kirana lama menunggu, Mauri pun buru-buru menyambar tasnya menuju lobi.Hari itu secara mendadak Andra memberitahu bahwa Kirana akan datang untuk mengajak Mauri pergi ke butik.Mauri yang merasa belum mengenal dekat Kirana jelas merasa sungkan, apalagi saat sampai di lobi Kirana sudah berdiri di sana lantas menghampirinya.“Apak amu sudah siap?” tanya Kirana saat bertemu sang calon kakak ipar. Mauri kaget sekaligus senang mendapati sikap ramah Kirana. Namun, masih ada sedikit rasa sungkan di hatinya, hingga Mauri hanya mengangguk membalas pertanyaan Kirana.Tak menunggu lama Kirana pun mengajak Mauri masuk ke mobilnya yang masih terp

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 18 : Selepas Dari Rumah Mauri

    Baru saja masuk kamar, tapi Oriaga langsung ditodong pertanyaan dari Shanaya yang ternyata menunggu dirinya pulang. Shanaya yang sedang bersantai duduk di atas ranjang seketika menegakkan badan. Wanita itu antusias bertanya,“Bagaimana tadi pertemuan dengan orang tuanya Mauri?” “Lancar dan tentu saja Ayah Mauri langsung merestui,” jawab Oriaga. Oriaga berjalan mendekat ke Shanaya yang sejak tadi ternyata sedang membaca buku. Oriaga naik ke ranjang, lantas tanpa permisi mengambil buku Shanaya kemudian berbaring terlentang untuk membaca buku itu. “Kenapa bacanya sambil berbaring? Baca sambil duduk, nanti matamu sakit kalau membaca dengan posisi seperti itu,” ucap Shanaya sambil menatap Oriaga. “Aku memang sudah 43 tahun, tapi mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Kamu tenang saja,” balas Oriaga dengan santainya tanpa mengganti posisi. “Sombong, awas saja nanti kalau kamu mengeluh matamu gatal atau berair.” Shanaya bicara dengan nada candaan, dia menggeser dudu

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (10)

    Malam harinya Andra pun pergi ke rumah orang tua Mauri bersama Oriaga dan Masayu. Andra tak bisa bersikap tenang, dia terlihat sangat gugup saat baru saja turun dari mobil.“Jangan gugup, tarik napas panjang lalu embuskan perlahan,” ucap Masayu sambil merapikan kemeja Andra. Dia memulas senyum, menyadari bahwa sang putra mungkin sedang tidak baik-baik saja.Andra menatap sang mama, dia mengangguk kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Masayu.Masayu kemudian menggandeng tangan Andra, bersama Oriaga berjalan menuju pintu rumah Abraham.Saat sampai di depan rumah, ibu Mauri menyambut mereka dengan ramah meski wanita itu terlihat pucat dan tubuhnya masih kurang bugar.“Apa Anda baik-baik saja? Jika masih kurang sehat, seharusnya tak perlu menyambut kami di depan,” ucap Masayu berpindah menggandeng tangan ibu Mauri.Ibu Mauri pun mengajak semuanya masuk sambil digandeng Masayu. Meski baru pertama kali bertemu, tapi mereka tampak dekat.“Apa kondisi Anda sudah membaik?” tanya Masayu ka

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (9)

    Andra sudah sangat panik hingga memutuskan membuang status sebagai atasan dan bawahan lalu mencoba menghubungi nomor pamannya sendiri. “Ada apa?” Suara Oriaga terdengar dari seberang panggilan. Detak jantung Andra seketika mulai normal kembali, dia terlihat sangat lega karena panggilannya dijawab oleh Oriaga. “Paman ada di mana?” tanya Andra dengan suara yang masih panik. “Aku sedang ada urusan di luar,” jawab Oriaga, “ada apa?” tanya pria itu lagi. “Bagini Paman, ayah Mauri memintaku membawa Paman ke rumahnya nanti malam." Andra memberitahu Oriaga tanpa ada lagi basa-basi. “Sudah kuduga karena hal itu kamu menghubungi dengan suara panik seperti ini,” ucap Oriaga dari seberang panggilan. “Bagaimana aku tidak panik, aku ke ruangan Paman dan di sana sepi, bagaimana jika tiba-tiba saja Paman ke luar kota,” balas Andra. “Tenang saja, aku akan datang dan memastikan kalau kamu akan menikah dengan Mauri,” ucap Oriaga mencoba menenangkan Andra. Andra pun bernapas dengan

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (8)

    Setelah berbincang dengan Oriaga, Andra tak menunggu lama untuk menghubungi Mauri, memberitahu kabar baik yang didapatnya.“Apa kamu masih di rumah sakit?” tanya Andra saat panggilannya dijawab Mauri.“Iya,” jawab Mauri dari seberang panggilan.“Aku sudah menemui pamanku, dia setuju untuk membantu kita,” ucap Andra lagi. Ia mendengar suara helaan napas kasar dari seberang panggilan, hingga kemudian Mauri bicara.“Syukurlah kalau memang seperti itu.”Ada kelegaan di wajah Mauri yang tidak bisa Andra lihat karena mereka tidak sedang bersama. Bahkan jika saat ini berdekatan Mauri sangat ingin memeluk erat Andra.“Sampaikan ke papamu, pamanku bilang ingin bertemu, mau di rumah utama atau di rumahmu terserah yang penting papamu percaya.”“Hm … aku akan coba bertanya dulu ke Papa,” balas Mauri dari seberang panggilan.“Aku akan menunggu kabar darimu, kalau bisa cepatnya,” ucap Andra.“Pasti aku kabari segera,” balas Mauri. “Oh … ya, hari ini aku izin tidak ke kantor sehari lagi, aku sedang

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (7)

    Pagi itu Andra datang ke rumah utama. Saat sampai di sana, dia bertemu dengan Shanaya yang baru saja keluar dari lift dan heran melihat kedatangannya. Andra awalnya hendak menyapa, tapi melihat rambut Shanaya yang basah di pagi hari membuat Andra tertegun, bahkan pikiran pria itu sampai ke mana-mana. “Andra, tumben kamu datang pagi sekali?” sapa Shanaya. “Iya." Andra menjawab sekenanya. Masih kaget karena pikiran liar di kepala. “Itu ... memangnya wanita hamil boleh sering melakukan .... ?” Andra menjeda lisan, tanpa sadar mengungkapkan isi kepala. Shanaya terkejut mendengar pertanyaan Andra, hingga dia pun membalas, “Maksudmu bercinta? Itu malah sangat penting untuk menjaga kestabilan hormon.” Andra mengedip beberapa kali, dia bingung mendengar penjelasan Shanaya. Namun, agak sungkan untuk bertanya. “Makanya kamu cepetan nikah supaya tahu hal semacam ini,” ucap Shanaya saat melihat Andra bingung. Andra mengerucutkan bibir mendengar hinaan Shanaya, hingga dia pun mem

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (6)

    “Tidak bisa! Aku harus bicara serius ke papamu, jika masalah ini tidak dibereskan dan dituntaskan, maka akan terus berlarut,” ujar Andra mencoba meyakinkan Mauri.Mauri tertegun melihat Andra yang terlihat serius, hingga akhirnya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi. “Baiklah, tapi hati-hati,” ucap Mauri yang masih menyimpan perasaan cemas.Andra mengangguk lalu menyentuh lembut pipi Mauri, dia lantas menoleh ke ibu Mauri yang terbaring lemah. Dia tersenyum tipis ke wanita itu seolah meminta izin.Setelahnya Andra pun keluar dari kamar inap itu, dan berlari mengejar Abraham yang berjalan di koridor hingga menghadang dan membuat Abraham berhenti melangkah.“Tunggu, saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Andra. Meskipun menerima perlakuan buruk, tapi dia tetap bersikap sopan.Abraham terlihat kesal melihat Andra. Pria itu tak mau bicara, lebih memilih berjalan melewati Andra lagi tapi kembali dihadang.“Izinkan saya bicara pada Anda Pak,” ucap Andra membujuk.“Tidak ada yang perlu

DMCA.com Protection Status