Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 141 - Chapter 150

279 Chapters

Bab 141 : Pak, Aku Hamil

Malam itu Shanaya tampak gelisah, dia duduk di belakang meja belajarnya sambil sesekali melirik Oriaga yang duduk di belakang meja kerja.“Apa aku harus mengatakan soal kehamilanku ini ke dia?” Shanaya bertanya-tanya dalam hati. Dia masih bingung haruskah jujur atau tidak soal kehamilannya.Shanaya melamun, sampai tak menyadari jika Oriaga sudah memandangnya seraya tersenyum kecil.“Sabtu besok aku ingin mengajakmu pergi berkuda.”Suara Oriaga membuyarkan lamunan Shanaya. Gegas gadis itu menoleh Oriaga karena terkejut. “Berkuda?” Tanyanya.“Hm … kenapa kamu terkejut begitu?” tanya Oriaga yang heran saat melihat wajah Shanaya mendadak pucat. “Tidak, aku tidak terkejut,” jawab Shanaya mencoba menetralkan ekspresi wajah yang begitu kentara. Dia berusaha mengembangkan senyuman agar Oriaga tidak curiga.“Bukankah aku sudah pernah janji ingin mengajakmu menunggang kuda? Jadi aku pikir kita bisa pergi sabtu ini, sejujurnya ada kejutan yang aku siapkan untukmu,” ujar Oriaga menjelaskan.Shan
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Bab 142 : Istri Ke Dua

Siang itu Pak Wira pergi ke kampus Shanaya. Dia menunggu sampai sang Nona selesai kelas hanya untuk merealisasikan rencana mereka pergi ke dokter kandungan.Tepat setelah kelasnya selesai, Shanaya langsung menghampiri mobil Pak Wira karena sudah diberitahu jika pria itu sudah sampai sejak tadi. Shanaya pun langsung masuk mobil, wajahnya tampak cemas meskipun seratus persen dia percaya kepada kepala pelayan rumah utama itu.“Kita langsung ke rumah sakit?” tanya Pak Wira.“Iya, Pak.” Shanaya pun mengangguk.Pak Wira bergegas mengemudikan mobil meninggalkan pelataran kampus. Mereka pun menuju ke rumah sakit untuk memastikan soal kehamilan Shanaya.Namun, tanpa Shanaya dan Pak Wira ketahui, ternyata Aditya masih mengawasi Shanaya, apalagi Oriaga sedang ada masalah dengan Anne. Alasan ini semakin membuat Oriaga tidak mau mengambil resiko atas keselamatan istrinya.Aditya bergerak membuntuti mobil Pak Wira, dia merasa ada yang janggal karena mobil Pak Wira yang membawa Shanaya malah masuk ke
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 143 : Kenapa Kamu Takut?

Sebenarnya Oriaga tidak tega melihat wajah Shanaya yang tiba-tiba berubah pucat saat melihatnya datang tiba-tiba seperti ini. Dia juga mengangsurkan tatapan ke Pak Wira yang terus saja menunduk karena merasa bersalah. Meskipun merasa sedikit kasihan, tapi mulut Oriaga tetap tidak bisa menahan untuk tidak mengucapkan kalimat sindirian. “Sejak kapan Pak Wira berani merahasiakan sesuatu dariku? Apa sekarang Shanaya lebih tinggi posisinya di mata Bapak dari pada aku?” Tak hanya Pak Wira, jantung Shanaya terasa seperti hampir copot mendengar perkataan Oriaga barusan. “Sayang, ini bukan seperti apa yang kamu pikirkan, Pak Wira tidak salah dia … “ “Aku tidak sedang bicara padamu,” kata Oriaga. Setelah mengatakan itu Oriaga memandang kursi kosong yang berada tepat di sebelah Shanaya duduk tadi, lantas mendaratkan pantat di sana. Pak Wira dan Shanaya pun hanya bisa diam sambil saling melempar tatapan. Mereka melihat Oriaga menyandarkan punggung dan menekuk dua tangannya di depan dada. “
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Bab 144 : Menghamili Bocah

"Karena semenjak hari itu kita tidak pernah membahasnya lagi, aku takut. Benar-benar takut."Mata Shanaya berkaca-kaca, tapi sebuah pelukan dari Oriaga membuatnya tak percaya meski air matanya berakhir menetes membasahi pipi."Bukankah kamu itu pintar? Tapi kenapa tidak pintar membaca perasaanku?" Bisik Oriaga. "Jujur aku tidak pernah membayangkan memiliki bayi di umurku saat ini. Bukankah aku malah akan terlihat seperti kakeknya?" Oriaga tertawa geli sedangkan Shanaya buru-buru menggeleng kemudian mengurai pelukan mereka. "Kamu masih terlihat muda, tidak seperti kakek-kakek, kenap kamu bicara begitu?" Shanaya memajukan bibir, melihat Oriaga yang hanya tersenyum-senyum memandanginya, dia lantas memilih untuk memeluk pria itu lagi."Apa kamu tidak marah? Bagaimana perasaanmu saat ini?" Tanya Shanaya. Dia semakin mempererat pelukan karena cemas menunggu jawaban Oriaga."Kamu ingin jawaban bohong atau jujur?"Balasan pertanyaan dari Oriaga itu membuat jantung Shanaya semakin berdetak t
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 145 :Benda di saku Jas

Malam itu Olivia pergi menemui Arumi di sebuah klub malam. Dia sudah menunggu lama, hingga akhirnya Arumi datang menghampiri mejanya dan meminta maaf karena sudah datang terlambat.“Di mana Masayu?” tanya Olivia karena Arumi terlihat datang sendirian. Padahal dia berharap ada Masayu hingga mereka bisa mengobrol lebih lama.“Entah, paling sedang bercinta dengan berondongnya di apartemen,” jawab Arumi sekenanya sambil meletakkan tas di meja. Dia pun duduk berhadapan dengan Olivia lalu melambaikan tangan ke pelayan untuk memesan minuman. “Sepertinya sangat sulit untukku mendekati Oriaga karena dia sangat dingin dan kaku,” ujar Olivia. Tanpa basa-basi dia mengeluhkan usahanya yang gagal. “Rasanya sangat mustahil bisa membuatnya kembali ke pelukanku,” imbuhnya.Arumi hanya diam mendengarkan, bibirnya tersenyum tipis melihat Olivia yang putus asa dengan segala keluhannya. Di dalam hati dia tertawa karena sudah memiliki rencana lain dengan meminta Farah melakukan sesuatu hal yang gila. “Me
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Bab 146 : Kehamilan Menjadi Kabar Buruk

Di hari di mana Oriaga dan Pak Wira mengobrol di perpustakaan membahas masalah Shanaya, ternyata Pak Wira tidak menyadari bahwa pintu ruangan itu tidak tertutup rapat. Tanpa keduanya ketahui, ternyata Farah menelinga pembicaraan. Gadis itu berani naik ke lantai tiga saat melihat Oriaga dan Shanaya masuk ke rumah dengan wajah sama-sama ditekuk seperti orang yang sedang bertengkar. Farah berpikir nasib mujur sedang berpihak padanya saat mendapati pintu perpustakaan itu tidak tertutup rapat. Matanya membola seketika mendengar perbincangan antara Oriaga dan Pak Wira yang membahas soal kehamilan Shanaya. Farah pun berencana menyimpan rahasia itu sendiri, dia tak berniat memberitahukan kabar kehamilan Shanaya ke Arumi. Setelah mendengar rahasia yang ingin Oriaga tutupi, Farah pun pergi ke belakang ke arah kamar pelayan. Namun, tak dia sangka seorang pria tiba-tiba saja menghadang. Pria itu ternyata juga salah satu pekerja di sana, tepatnya di bagian keamanan yang menggantikan Malik. “Ak
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 147 : Dua Pilihan Sulit

“Apa? Tidak, saya tidak bisa melakukannya Nyonya.”Farah awalnya terkejut dan setelahnya ketakutan saat Arumi memintanya untuk menjebak Oriaga. Dia pikir Arumi memanggilnya karena ingin memberi perintah yang berurusan dengan pekerjaan, tak tahunya Arumi malah menyampaikan sebuah misi yang Farah rasa cukup berat.“Saya takut melakukan itu,” ucap Farah sambil menggelengkan kepala menolak ide Arumi.Arumi pun mencebik mendengar penolakan Farah, dia berpikir bisa-bisanya gadis yang dijadikannya anak buah itu menolak permintaannya. Arumi menatap kesal Farah, dia mengulangi perintahnya ke Farah tapi kali ini sambil memberi dua pilihan.“Aku beri kamu dua pilihan,” ucap Arumi sambil memberikan sesuatu secara diam-diam ke tangan Farah. Apa yang dia lakukan sekarang benar-benar membuat Farah tak percaya karena seperti sudah disiapkan dengan matang jauh-jauh hari.“Masukan obat ini ke makanan atau minuman Shanaya atau pilih menjebak Kak Oriaga dengan tidur dengannya!” Arumi membuat Farah sema
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Bab 148 : Tolong Bujuk Dia!

Shanaya yang tak menyadari bahwa dirinya menjadi sasaran kebencian banyak orang, tampak masih melakukan kegiatan seperti biasa. Setelah Oriaga tahu kalau dirinya sedang mengandung, rasa mual dan perasaan tak nyaman Shanaya juga berangsur hilang. Kebahagiaan dan kasih sayang yang Oriaga berikan membuat Shanaya lupa dengan rasa tak nyaman yang dialami. Apalagi pria itu berkata akan mengajaknya pergi memeriksakan kandungan bersama. Hari itu Shanaya berangkat kuliah dan tampak lebih ceria dari kemarin. Elkan yang masih berusaha mendekatinya pun merasa ada yang janggal. Namun, setiap kali ingin mengajak mengobrol, Shanaya pasti menghindar. Seusai perkuliahan, Shanaya memilih bergegas pulang. Gadis itu buru-buru menuju mobil dan menyapa Pak Ali yang kini ditugaskan Oriaga menjadi sopir pribadinya. “Kita langsung pulang Non?” Tanya Pak Ali seraya membukakan pintu penumpang untuk Shanaya. Sopir kesayangan Oriaga itu tersenyum saat Shanaya membalasnya dengan anggukan kepala. Namun, baru aka
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Bab 149 : Harapan

Shanaya seperti tak percaya kalau pergi jalan-jalan yang dimaksud Oriaga adalah berkeliling kota mengendarai mobil kemudian menghabiskan waktu berdua di salah satu hotel milik pria itu.Menyadari Shanaya bingung, Oriaga malah tertawa. Dia pun menjelaskan dengan kondisi Shanaya yang sedang hamil muda seperti ini mana mungkin dia berani mengajak sang istri liburan ke tempat yang jauh."Sayang, tidak perlu menggandeng tanganku seperti ini," ucap Shanaya. Dia ragu saat Oriaga memegang erat tangannya seraya masuk ke hotel.Shanaya merasa sejak turun dari mobil semua orang sudah memandang aneh padanya. Mungkin mereka terkejut karena sang pemilik hotel datang bersama seorang wanita dan tampak sangat mesra."Aku ingin memperlihatkan ballroom yang dimiliki hotel ini padamu," kata Oriaga sambil menghentikan langkah. "Ballroom?" Shanaya mengerutkan kening heran, tak mengerti apa maksud Oriaga barusan."Aku berencana menyelenggarakan pesta pernikahan kita dalam waktu dekat.""Apa?" Shanaya terke
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Bab 150 : Jujur Tentang Hal Besar

Oriaga sama sakali tidak ingin diganggu. Dia mematikan nada suara bahkan getar ponsel miliknya sampai tidak tahu Aditya mengirimkan informasi yang cukup serius.Alih-alih mengecek ponselnya, Oriaga malah berdiri dan mendekat ke Shanaya setelah istrinya itu keluar dari kamar mandi.Oriaga memeluk dari belakang pinggang Shanaya yang sedang mencari baju ganti di dalam koper. Pria itu menyandarkan dagu ke pundak Shanaya kemudian menggoda."Wah... aku sudah menebaknya dalam hati kalau kamu pasti menyiapkan lingerie."Shanaya mengerjapkan mata tak percaya. Padahal dia yakin sudah membawa baju tidur normal, dalam arti tidak seksi seperti ini."Apa Oom menggantinya? Oom yang mengganti baju tidurku dengan lingerie 'kan?" Tuduh Shanaya.Bukannya mengelak, Oriaga malah tersenyum kemudian menjauhkan badan."Yang menggantinya bukan aku tapi tanganku," ucap Oriaga seolah tak memiliki dosa sambil menunjukkan tangannya.Shanaya pun memutar tumit, matanya menatap curiga Oriaga yang menyunggingkan senyu
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
28
DMCA.com Protection Status