Semua Bab Terjebak Gairah Paman Billionaire: Bab 121 - Bab 130

279 Bab

Bab 121 : Diambil Secara Paksa

Anne hanya menarik sudut bibir lantas pergi meninggalkan Oriaga tanpa sepatah kata. Dia bahkan tak menoleh Aston yang membungkuk memberinya hormat. Wanita itu tak peduli orang lain menganggapnya kejam atau bahkan tak berperasaan. Baginya apa yang dia lakukan itu benar. Sebenarnya Anne datang menemui Oriaga hanya untuk memastikan saja, jika Oriaga bersikap baik maka dia akan memerintahkan anak buahnya mengambil Kai dengan cara halus, dan jika Oriaga bersikap arogan maka dia tak segan memberi perintah orang-orangnya membawa Kai secara paksa. Anne tersenyum miring, dia mengirim pesan ke orang suruhannya yang sudah siaga di dekat rumah Oriaga untuk membawa Kai secara paksa. “Ambil anak itu! Hajar saja jika ada orang yang berani menghalangi,” ucap Anne. Tak lama setelah wanita itu pergi, Oriaga pun keluar. Dia membuat Aston terkejut karena tampak cemas dan terburu-buru. “Aku harus segera pulang ke rumah,” ucap Oriaga seraya mendial nomor ponsel Pak Wira. Oriaga berjalan pergi meningg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Bab 122 : Membuat Kenangan

Shanaya perlahan bangkit, gadis itu bangun lalu duduk di meja belajar. Dia mengambil botol air minum dan snack bar di dalam tas kuliahnya lalu mulai makan.Oriaga mencoba menurunkan ego dengan menghampiri Shanaya yang sedang duduk. Dia pun berdiri di dekat gadis itu, tapi Shanaya tak peduli bahkan seperi enggan menatapnya. “Aku sudah memutuskan akan mengirim Andra ke luar negeri, tepatnya ke Belanda agar Isaak membantu mengawasinya,” ucap Oriaga. “Terserah bagaimana keputusan Oom, toh Oom tahu mana yang baik untuk Andra karena jauh lebih lama mengenalnya,” balas Shanaya. Oriaga tahu sikap Shanaya ini berakar dari Andra. Dia tidak ingin hal seperti ini berlarut lantas memilih membicarakannya saat itu juga.“Kenapa sejak kejadian Andra malam itu, kamu sedikit berubah?” tanya Oriaga sambil terus menatap lekat Shanaya. “Karena aku bukan dewa atau paranormal yang bisa membaca isi hati orang. Aku tidak tahu apa rencana Oom ke depan, aku tahu aku tidak lebih berharga di mata Oom dari And
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya

Bab 123 : Rahasia

"Apa kamu senang jalan-jalan bersama Isaak?"Oriaga memilih pulang lebih dulu dari pantai agar Shanaya tidak menyadari. Dia bertanya tanpa memandang dan sibuk bermain ponsel saat Shanaya baru saja masuk ke dalam."Hm ... aku senang sekali, tidak menyangka kencan pertamaku dengan seorang pria malah bersama Paman Isaak."Jawaban Shanaya membuat Oriaga terkejut. Dia mengangkat kepala dan ternyata Shanaya masih berdiri menatap padanya. Oriaga tak tahu harus menjawab bagaimana, hingga mengalihkan fokus Shanaya dengan berkata Isaak akan pulang ke Belanda nanti malam."Paman Isaak sudah memberitahu, kami juga bertukar nomor telepon," balas Shanaya. Dalam hati dia sengaja mengatakan itu supaya Oriaga cemburu. Namun, di luar dugaan Oriaga ternyata tak merespon berlebihan ucapannya. Tentu saja hal ini karena mereka memiliki cara pandang yang berbeda terhadap siapa Isaak. “Nanti malam aku juga ingin mengantar Paman Isaak ke bandara.” “Aku juga akan mengantarnya, kita berangkat bersama,” balas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-20
Baca selengkapnya

Bab 124 : Kencan Ala Billionaire #1

Shanaya tak memiliki pilihan selain menuruti ajakan Oriaga, tapi setelah masuk ke mobil dia protes karena tak membawa satupun barang pribadinya kecuali telepon genggam.“Sayang, aku tidak menbawa tas, aku juga tidak bawa dompet dan KTP,” omel Shanaya.“Minta saja Pak Wira untuk menyiapkannya, tidak perlu cemas, percayalah padaku!” Balas Oriaga. Sikapnya membuat Shanaya sedikit bingung, sedangkan Pak Ali terlihat tersenyum memandang dari kaca spion tengah. Shanaya pun pasrah, dengan baju rumah alakadarnya dia harus rela berada di bandara untuk menunggu penerbangan ke sebuah pulau yang cukup terkenal di negaranya."Benarkah kita akan ke sana?" Tanya Shanaya yang tak percaya saat Oriaga mengatakan mereka akan pergi ke pulau Kilikili seraya berjalan menuju ruang tunggu. "Apa aku pernah berbohong?" Shanaya berdecak lidah saat mendengar lemparan balik pertanyaan dari Oriaga. Gadis itu pun menagih kontrak pernikahan yang sampai saat ini masih belum Oriaga berikan padanya. "Kenapa kamu mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 125 : Kencan Ala Billionaire #2

Shanaya tak menyangka ada pulau yang sangat indah di negaranya selain Pulau Dewata. Dia pun menyadari bisa datang ke sana karena menjadi istri Oriaga, jika tidak mana mungkin hal ini bisa terjadi. Untuk naik pesawat saja dia merasa tidak mampu, apalagi menyewa kamar dengan harga yang lumayan dan jelas membutuhkan banyak uang."Apa kamu menyukai tempat ini?" Oriaga bertanya sambil melingkarkan tangan ke pinggang Shanaya. Dia memeluk istrinya itu dari belakang lantas menyandarkan dagu ke bahu Shanaya yang sedang menikmati pemandangan. “Aku sangat menyukainya, ini indah. Terima kasih sudah membawaku ke sini." Shanaya memulas senyum tipis. Dia benar-benar merasa kagum dan seketika mengingat mendiang Seruli."Aku yakin seandainya Bunda masih hidup, beliau pasti akan sangat senang melihat keindahan pantai pulau ini," imbuh Shanaya.“Hm … Aku pikir juga begitu,” balas Oriaga. Dia semakin memeluk Shanaya erat kemudian menelengkan kepala memandang Shanaya.Oriaga mengecup lembut pipi gadis it
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-22
Baca selengkapnya

Bab 126 : Datang Jika Butuh Saja

Di waktu yang sama, tak diduga Anne pergi ke rumah utama. Tentu saja tujuan wanita itu adalah ingin bicara dan mengemukakan niatnya agar Oriaga mau melakukan tes guna mendonorkan sumsum tulang belakang jika memang cocok dengan Ermanu. Namun, tak Anne sangka dia tidak bisa menemui putranya itu, bahkan setelah awalnya sudah datang dulu ke perusahaan Oriaga.“Tuan Oriaga sedang tidak ada di rumah, dia ada urusan ke luar kota,” ucap Pak Wira yang menemui Anne secara langsung karena memang wanita itu berkata tidak mau bicara dengan pelayan selain Pak Wira.Tentu saja Anne sangat terkejut mendengar ucapan Pak Wira, dia juga sedikit kecewa hingga kemudian bertanya, “Kapan dia pulang?” “Saya tidak tahu pastinya kapan karena beliau pergi liburan bersama istrinya,” jawab Pak Wira. Agak kesal juga dia rasakan di dalam hati karena ucapan Anne terdengar sedikit ketus.Anne benar-benar kecewa karena tidak bisa menemui Oriaga. Dia menjadi kesal karena Pak Wira tidak mau menjawab kira-kira kapan Or
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

bab 127 : Bersama

Ingin rasanya Amora menolak ucapan Isaak itu, tapi Issa memilih merajuk lebih dulu seolah paham dengan niat di hati sang mama.“Ayolah, Ma. Aku mau jalan-jalan sama Papa dan Mama. Ini mimpiku sejak lama.” Issa mengeluarkan jurus merayu. Kata-kata bocah berumur lima tahun itu terdengar seperti orang yang sudah dewasa."Mama! Ayo Ma." Issa mulai merengek sambil mengguncang lengan Amora.Amora akhirnya tak bisa menolak hingga akhirnya memilih setuju dengan permintaan Isaak. Pria yang masih berstatus suaminya itu tertawa senang, terlebih melihat Issa melompat-lompat kegirangan. Sedangkan Amora sendiri memilih membuang muka sambil mengembuskan napas kasar.Isaak pun akhirnya mengantar Amora bertemu dengan teman-temannya di sebuah restoran mewah. Di sana dia juga memesan satu tempat yang tak jauh dari meja yang ditempati Amora dan teman-temannya.Amora sesekali melirik Isaak yang terlihat bermain dengan Issa, hingga salah satu temannya berbisik ke telinga untuk menggoda.“Apa hari ini akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya

Bab 128 : Cek Kesehatan

Setelah dua hari berlibur, Oriaga dan Shanaya pun akhirnya pulang. Keduanya terlihat sangat bahagia. Aura yang terpancar dari wajah mereka membuat pelayan rumah utama terutama Pak Wira merasa senang."Tuan, Nona, apa ada yang Anda butuhkan?" Tanya Pak Wira sopan selepas meminta pelayan membawakan koper Oriaga juga Shanaya ke kamar."Belum ada. Kami mau istirahat di kamar, jangan diganggu! Kalau butuh sesuatu aku pasti akan menghubungi Pak Wira," ucap Oriaga.Pak Wira mengangguk sambil memulas senyum tipis, dia memandang tangan Oriaga yang sejak tadi tak lepas menggenggam erat tangan Shanaya. Sementara Shanaya sendiri terlihat kuyu seperti orang yang kurang tidur. Hal ini membuat bagian otak Pak Wira yang sedikit kotor menduga-duga kalau Nonanya itu harus bekerja keras selama liburan di Kilikili.Oriaga pun memengajak Shanaya ke kamar. Sesaat setelah masuk, Shanaya meminta izin untuk mencuci muka, sedangkan Oriaga sendiri memilih mengaktifkan kembali ponsel yang kemarin sengaja dia mat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

Bab 129 : Apa Yang Terjadi Padamu?

Sore harinya Shanaya pulang dari kampus dan merasa sedikit letih. Dia baru saja masuk rumah dan melihat Aditya yang sedang bicara dengan Pak Wira di ruang tamu juga Pak Ali.“Apa Pak Oriaga menghubungimu?” tanya Aditya saat melihat Shanaya datang.Shanaya sedikit bingung mendengar pertanyaan Aditya, dia sampai menatap pria itu, Pak Wira juga Pak Ali bergantian.“Tidak,” jawab Shanaya, “apa terjadi sesuatu dengannya?” tanya Shanaya yang seketika panik.“Tuan Oriaga dan Aston tidak bisa dihubungi sejak pagi, Kami tidak tahu mereka ke mana karena hanya Aston yang tahu jadwal Tuan Oriaga," ujar Pak Wira menjelaskan."Setelah mengantar Tuan ke kantor, Tuan meminta saya kembali ke rumah karena beliau akan seharian sibuk bersama Mas Aston." Pak Ali ikut menjelaskan.Shanaya pun kebingungan kemudian membalas, “Harusnya pagi ini suamiku melakukan check up rutin ke rumah sakit.”Aditya dan Pak Wira saling pandang, keduanya pun mengangguk lantas mengajak Shanaya bergegas pergi ke rumah sakit.Sha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya

Bab 130 : Hari ini Mengejutkan

"Tidak ada yang perlu disesali. Aku bahkan meminta maaf berkali-kali karena merasa sangat bersalah pada Pak Ori, tapi tidak pernah aku melihatnya sepasrah ini selama menjadi sekretarisnya," ucap Aston.Pak Wira dan Aditya diam mendengarkan dengan seksama perkataan Aston yang sejak kejadian terus bersama Oriaga."Pak Ori bilang tidak perlu cemas, dia baik-baik saja tapi aku tadi melihat bekas suntikan alat untuk mengambil sampel sumsum tulang itu, karena Pak Ori meminta diambil fotonya."Mendengar itu Pak Wira seketika bisa menerka satu hal. Oriaga mungkin berencana menuntut perbuatan Anne ini ke ranah hukum. "Apa Pak Ori .... " Pak Wira menggantung lisan. Dia ragu, karena meskipun membenci Anne tapi Pak Wira tahu kalau Oriaga sangat merindukan kasih sayang wanita itu.Seolah tahu maksud dari Pak Wira, Aston pun mengangguk. Dia menjelaskan kalau Oriaga tadi memintanya untuk mengambil foto beberapa bukti dan juga sudah menghubungi pengacara. "Tidak hanya ibunya, tapi Pak Oriaga juga a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
28
DMCA.com Protection Status