Semua Bab Terjebak Gairah Paman Billionaire: Bab 111 - Bab 120

279 Bab

Bab 111 : Apa Ini Karma?

Pernyataan tentang uang yang tidak bisa membeli kenyamanan jelas tak seratus persen benar, saat ini karena uang Isaak bisa istirahat dan mendapatkan perawatan baik di kamar kelas VVIP yang bahkan dia sendiri tidak perlu bersusah payah membayar karena Oriaga sudah mengurus semuanya. Isaak berbaring memandang langit-langit kamar, beberapa saat yang lalu dia meminta Leonel pergi ke rumah utama untuk mengambil ponselnya. Isaak tahu kalau Pak Wira pasti akan lupa dengan pesanannya karena harus mengurus banyak hal di rumah Oriaga. Sedangkan Shanaya juga seperti tidak seratus persen peduli padanya. Terlebih jika Oriaga melarang atau sudah memberi perintah, semua orang pasti tidak ada yang berani membantah.“Dia itu anakku, tapi istri sahabatku. Kira-kira bagaimana aku memberitahunya kalau aku ini ayahnya? Apa Shanaya akan menerima? Atau dia malah akan membenciku karena sudah menghamili dan meninggalkan ibunya?” Isaak mengembuskan napas lalu menumpuk dua tangannya ke atas dada, dia kaget se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-12
Baca selengkapnya

Bab 112 : Pesta Kirana

Oriaga diam memandangi Shanaya yang sibuk menyisir rambut di depan cermin. Sesekali Oriaga menyandarkan punggung ke kursi kerja, menegakkan punggung, menggaruk leher dengan telunjuk bahkan mengetuk-ngetuk meja. “Apa semua wanita itu sama? Mereka bisa bersikap dingin kalau sedang kesal. Bukankah Shanaya sudah selesai mendapatkan tamu bulanan? Kenapa tingkahnya seperti perempuan yang sedang PMS.” Oriaga berbicara dengan dirinya sendiri. Sejujurnya dia sedang merasa malu saat ini, pasalnya Amora yang tadi menghubunginya berujung berkata tak peduli dengan kondisi Isaak. “Kenapa mahkluk Tuhan yang bernama perempuan itu aneh sekali, jinak-jinak merpati. Aku pikir ungkapan itu sudah basi.” Oriaga masih saja bergulat dengan pikirannya sendiri, sampai Shanaya menoleh dan membuatnya gelagapan. “Apa yang Oom bicarakan tadi?” Tanpa basa-basi Shanaya bertanya, dia penasaran dan merasa harus tahu siapa saja wanita yang dekat dengan Oriaga. Tentu saja, Shanaya belum tahu bagaimana rumitnya hubun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-14
Baca selengkapnya

Bab 113 : Rencana Licik

Kirana terlihat kesal mendengar pertanyaan Elkan. Dia sewot karena setelah lama ditunggu Elkan malah menanyakan keberadaan Shanaya. Hingga dia pun menjawab ketus. “Paling di kamar sedang bercinta dengan suaminya.” Tentu saja Elkan langsung terlihat kecewa. Pemuda itu diam mendengar balasan Kirana dan membuang muka ke arah lain untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya. “Sudah, tidak usah mencari orang yang tidak ada. Kita bergabung saja dengan yang lain,” ajak Kirana saat melihat Elkan kecewa. Elkan pun mau tak mau menuruti ajakan Kirana, hingga melihat Andra yang juga ada di pesta itu. Elkan pun tiba-tiba tersenyum licik karena malam ini dia akan memberikan kejutan yang tak terduga untuk Andra dan yang lainnya. Elkan tahu jika paman Kirana dekat dengan kakak iparnya, tapi dia belum tahu kalau Isaak tinggal di sana dan kini sedang terbaring di rumah sakit. Kirana sendiri memilih untuk tidak bercerita, karena berpikir jika hal itu tidak penting untuk disampaikan ke Elkan. “Kasihan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-15
Baca selengkapnya

Bab 114 : Terkena Tamparan Oriaga

Kirana gemetaran, bukan karena Oriaga marah. Pamannya itu bahkan bicara menggunakan nada lembut.Oriaga tahu, semenjak ada Shanaya, Kirana pasti merasa tersisihkan. Dia tidak ingin keponakannya itu semakin membenci istrinya karena dia bersikap berlebihan mengenai hal-hal yang bukan murni kesalahan Kirana."Nar-narkoba? Polisi? Apa maksudnya Paman? Aku sama sekali tidak mengerti. Apa ada temanku yang menjadi cepu? Transaksi di pestaku?" Kirana syok sampai hanya bisa terus bertanya. Dia jelas tidak ingin berurusan dengan polisi. "Siapa? Siapa temanku yang membawa narkoba? Siapa temanku yang pecandu?" Kirana menunduk memandang lantai pos keamanan dengan bola mata bergerak ke kiri dan kanan. Meskipun hidup di keluarga modern dan mengutamakan kebebasan, tapi Kirana sama sekali tidak pernah tertarik, atau penasaran dengan benda haram yang sejak kecil diajarkan para orangtua untuk dihindari itu."Aku juga tidak tahu, untung masalah ini sampai di telingaku sebelum polisi benar-benar datang,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 115 : Rumah Utama Kacau

Shanaya membungkam mulutnya karena kaget. Dia gemetaran bingung harus bersikap bagaimana. Hatinya merasa terbelah, di satu sisi iba melihat Andra tersungkur dengan sudut bibir mengeluarkan darah karena pukulan Oriaga, di sisi lain dia juga kesal karena merasa pemuda itu bersikap kurang ajar padanya. Dari membungkam mulut, kini Shanaya menutup bibir dengan punggung tangan. Dia kehilangan kata-kata dan semakin gemetaran saat Pak Wira dan Masayu datang. "Itu hukuman karena kamu berani bersikap kurang ajar pada istriku!" Rahang Oriaga mengetat, dadanya terasa terbakar.Sama seperti Shanaya, Oriaga juga merasa bingung menyikapi kondisi ini. Tak hanya karena marah, dia juga kecewa dan merasa bersalah ke Andra. Terlampau emosi, Oriaga bahkan sampai memejamkan mata dan mengepalkan telapak tangan di samping badan untuk meredam, mencegah hal buruk terjadi pada dirinya sendiri."Sampai aku mengambil keputusan tentang masalah ini, kamu tidak boleh keluar dari rumah." Nada bicara Oriaga mulai
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 116 : Merasa Diriku Yang Bersalah

Shanaya kebingungan karena Oriaga tidak memperbolehkannya keluar dari kamar. Dia hanya mondar-mandir tak jelas karena tidak tahu harus bagaimana.Ini hari minggu, Shanaya sebenarnya ingin pergi ke rumah sang ayah. Namun, karena kejadian semalam, membuat dia harus terkurung di kamar.“Ke mana dia? Aku diminta tetap di kamar, tapi dia malah pergi entah ke mana sejak tadi,” gerutu Shanaya kesal. Dia pun duduk di tepian ranjang sambil melipat kedua tangan dengan bibir mengerucut. Hingga tiba-tiba pintu kamar terbuka, Shanaya melihat Oriaga yang baru saja kembali ke kamar entah dari mana.“Oom dari mana?” tanya Shanaya.“Dari perpustakaan,” jawab Oriaga lantas meninggalkan Shanaya lagi untuk pergi ke kamar ganti.Shanaya pun menyusul Oriaga, tanpa basa-basi gadis itu melontarkan pertanyaan atas sikap suaminya ini.“Kenapa sikap Oom berubah sejak semalam? Bukannya yang salah itu Andra, dia yang menciumku kebih dulu dan bukan aku yang keganjenan merayu,” ujar Shanaya sambil memasang wajah ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-16
Baca selengkapnya

Bab 117 : Membicarakan Pelajaran Untuk Shanaya

"Ada orang yang mengirimkan banyak makanan, tapi tidak mau bilang dari siapa. Aku pikir dari suamimu, tapi ternyata tidak."Shanaya tentu penasaran. Dia bahkan sampai memutar tumit kembali agar bisa mendengar cerita versi lengkap dari Ricky. "Apa Mas Ricky terima?" Tanya Shanaya. "Tentu saja aku terima, kenapa tidak?" Ricky tertawa kemudian berdiri memakai jaket. Kebetulan dia memang hendak keluar tadi saat Shanaya datang."Orang miskin itu tidak boleh menolak berkah seperti itu, Shana. Kita tidak dilahirkan untuk menjadi sombong, itu pasti yang ada di pikiran suamimu."Ricky bicara sembarangan, tapi karena suasana hatinya sedang tidak baik, Shanaya pun menanggapi berbeda. Gadis itu menganggap Oriaga memang berpikiran seperti itu terhadap dia dan keluarganya."Siapapun orang yang mengirimkan banyak makanan ke kita, dia pasti orang yang tidak tahu kalau Shanaya istri pria kaya." Ricky tertawa mencibir lantas berlalu. Shanaya sendiri hanya bisa mematung di depan pintu menatap punggun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-17
Baca selengkapnya

Bab 118 : Aku Mohon Jaga Dia!

Arumi pergi dengan senyuman mengembang di bibir, tentu saja ini karena dia dan Farah sudah menyepakati beberapa hal. Dia memutuskan untuk mengambil langkah sendiri menyingkirkan Shanaya karena Masayu saat ini sedang bingung karena masalah yang menimpa Andra.“Setelah Shanaya berhasil disingkirkan, apa mungkin Kak Oliv akan menjadi musuhku selanjutnya?” Gumam Arumi seraya masuk ke dalam mobil. Dia tidak tahu Farah masih menatapnya dari dalam toko kue.Farah menyipitkan mata, dia tersenyum miring melihat Arumi berpikir dirinya akan mudah dijadikan alat untuk menghancurkan Shanaya.“Apa kamu pikir aku bodoh. Kalau sampai Shanaya dan suaminya berpisah, maka aku akan maju untuk menggantikan posisi Shanaya. Sepertinya pria bernama Oriaga itu menyukai gadis miskin yang sengsara,” lirih Farah. Dia mengedikkan bahu setelah itu berpaling untuk kembali ke belakang meja kasir.Sejak tahu kalau suami Shanaya adalah pria kaya yang ingin memakai jasanya sebagai wanita malam, Farah pun menyesal kenap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

Bab 119 : Hujan

Elisa pun meminta izin untuk melihat Kai yang sedang bermain di halaman belakang. Wanita itu terlihat menahan tangis dan berusaha menahan rasa sesak dengan memegangi dada. Elisa memulas senyum, lantas menoleh Pak Wira yang mengantarnya ke sana. Pria paruh baya itu kembali menawarkan pada Elisa untuk menyapa Kai, tapi sama seperti sebelumnya, Elisa tetap menolak. “Suasana hati Kai kadang tidak bisa ditebak, kemarin dia mungkin tidak mau ikut bersamaku, tapi bisa jadi saat aku muncul sekarang dia akan menangis dan mintaku membawanya pulang,” ujar Elisa. “Saya tahu bagaimana perasaan Anda, pasti berat saat mengetahui Kai berbeda dari anak seusia yang lain,” balas Pak Wira. “Saya juga memiliki anak yang spesial seperti Kai,”imbuhnya. Elisa memandang Pak Wira dengan sorot mata sendu seolah merasa bahwa dia dan pria itu merasakan hal yang sama karena memiliki nasib yang serupa.“Anda sangat hebat karena bisa merawat Kai hingga dia bisa seperti anak yang lain. Kai bahkan tidak pernah tant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-18
Baca selengkapnya

Bab 120 : Kedatangan Ibu Kandung

Meski banyak masalah di luar pekerjaan, tapi Oriaga tetap berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Semalam, dia sempat berbincang dengan Isaak. Berbicara dari hati ke hati tentang masalah yang mereka alami masing-masing. Lantas dari perbincangan itu Oriaga baru menyadari bahwa ternyata Isaak yang dianggapnya tidak lebih serius dalam menjalani hidup ternyata lebih bijak darinya.Oriaga merasa tertampar, ucapan dan pertanyaan Isaak membuatnya bingung sampai terdiam membisu."Kita tidak akan selamanya hidup. Apa kamu pikir orang-orang setulus itu tunduk pada kita? Kita ini pemilik perusahaan tentu saja mereka akan baik pada kita karena kita memegang peran penting dalam hidup mereka," ucap Isaak."Tapi, saat kita sakit dan sendirian, apa mereka peduli? Tidak Ori, yang akan ada di samping kita pada akhirnya hanya keluarga. Dan aku menyadari kemarin saat sakit bahwa bagaimana mungkin Amora akan menganggapku keluarga jika aku sejak dulu saja bersikap jahat padanya." Isaak ters
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
28
DMCA.com Protection Status