Home / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Terjebak Gairah Paman Billionaire: Chapter 101 - Chapter 110

279 Chapters

Bab 101 : Layanan Plus-Plus

Warning !! 21+Oriaga berdiri lalu melepas ikat pinggang dan meloloskan celana. Tatapan matanya terus tertuju ke Shanaya yang menggigit kecil bibir sambil terus memperhatikan dirinya. Oriaga melonggarkan dasi, meloloskan benda itu dari leher kemudian naik ke ranjang. Dia berlutut di depan Shanaya, membiarkan gadis itu meraba bagian dadanya kemudian mendongakkan kepala sembari melepas satu persatu kancing kemeja."Gadis kecil, sejak kapan kamu pintar, Ha? Atau apa aku yang sudah terlalu lama tidak melakukan ini sampai merasa ada yang berbeda?" Tanya Oriaga. Setelah itu dia pun mendesah tertahan bahkan mengumpat karena Shanaya yang awalnya hanya mengusap keperkasaannya dari luar kini menurunkan boxer dan mulai memberinya blow job."Agh ... Shana, ini benar-benar bisa membuatku gila." Oriaga meracau dan sesekali mendesis menikmati layanan plus plus Shanaya. Oriaga yakin istrinya pasti belajar melakukan ini. Shanaya yang polos bagaimana mungkin bisa tahu cara memanjakan boanya menggunak
last updateLast Updated : 2024-01-02
Read more

Bab 102 : Aku Ini Ayahmu

Pak Wira menoleh Isaak yang menurutnya baru saja menanyakan sesuatu yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa anak Oriaga memanggilnya grandpa padahal dia teman tuannya bukan ayahnya."Apa Anda menikahi ibu Tuan Oriaga?" Ketus Pak Wira.Isaak hanya diam karena tidak mungkin menjelaskan kalau Shanaya adalah putrinya. Pria itu memandangi Pak Wira yang berlalu pergi sambil berteriak menggunakan suara lantang."Aku sudah bilang, Ori tidak akan makan malam."Isaak berdecak sebal karena Pak Wira tak mau mendengar. Dia akhirnya pergi dari area ruang makan menuju kembali ke kamar."Tidak ada yang mau mendengarkan aku," gerutu Isaak. "Aku sebatang kara, semoga Amora masih mau menerimaku sebagai suami," imbuhnya.Di sisi lain, Amora sendiri terus saja memikirkan hubungannya dengan Isaak. Meskipun tak pernah mendapatkan kasih sayang dari pria itu, tapi Amora tahu kalau Isaak sejatinya pria baik.Isaak tidak seperti Oriaga yang suka meniduri banyak wanita. Namun, bisa jadi ini karena Amora tidak tahu
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 103 : Tidak Lagi Menutupi

"Apa maksudmu?" Oriaga berlagak bodoh. Meskipun dia tahu Isaak sedang mengakui statusnya ke Shanaya. Oriaga diam di posisi, begitu juga dua orang yang berada di dekatnya saat ini.Sunyi. Isaak dan Shanaya terlibat adu tatap seperti bingung mencerna situasi. Keduanya seolah tak memedulikan keberadaan Oriaga di sana.Isaak sendiri akhirnya tertawa terbahak-bahak setelah membuat Shanaya berpikir keras, tanpa rasa bersalah pria itu bertanya," Bukankah aku dan Oriaga memang lebih pantas menjadi ayahmu? Maaf sudah membuatmu tidak nyaman dengan candaanku. Tenang saja! Aku pastikan satu hal padamu, Shana. Aku tidak akan memandangmu sebagai lawan jenis."Oriaga tersenyum miring, jika sudah seperti ini bukankah akan terlihat bodoh jika Isaak masih tidak mau jujur padanya. Oriaga kini malah penasaran kenapa Isaak masih tak mau bercerita tentang status Shanaya yang merupakan putri sahabatnya itu dan Seruli."Paman harus berjanji padaku untuk menganggap hal di depan pintu kamar kami tadi tidak per
last updateLast Updated : 2024-01-03
Read more

Bab 104 : Kecemasan Di Pagi Hari

“Kenapa lama sekali? Apa yang Oom bicarakan dengan Paman Isaak sampai baru kembali ke kamar selarut ini?” Oriaga yang mengira Shanaya sudah tidur dibuat menoleh setelah naik ke atas ranjang dan berbaring miring memunggungi istrinya itu. Dia pun lantas berbalik mendekat untuk memeluk Shanaya yang tampak menggeser badan ke arahnya. “Kamu tahu ‘kan aku tidak bisa tidur nyenyak kalau tidak memelukmu,” keluh Shanaya. Tentu saja ucapannya ini berlebihan karena kenyataannya tak selalu sama.“Maaf! Sekarang tidurlah!” Oriaga mengusap lembut punggung Shanaya, mencium ubun gadis itu yang terlihat bahagia menerima perlakuannya. “Tapi pertanyaanku tadi belum kamu jawab, aku juga tidak bisa tidur kalau penasaran.” Shanaya mencurukkan kepala ke dada Oriaga, dia pun memajukan bibir karena sang suami tidak segera buka suara. “Isaak bilang akan pulang ke Belanda besok.” Shanaya langsung menjauhkan muka dan memberi jarak agar bisa menatap wajah Oriaga. Alis gadis itu bergelombang, berpikir bahwa I
last updateLast Updated : 2024-01-04
Read more

Bab 105 : Hal Yang Tidak Diharapkan

Sesampainya di rumah sakit, Oriaga agak kerepotan mencari parkiran karena banyak mobil yang juga mengantri untuk parkir. Oriaga merasa ada yang tidak beres dan dia pun memilih untuk membelokkan kemudi menempati lahan parkir yang jelas tertulis hanya untuk dokter."Ayo turun!" "Tapi, sayang. Ini 'kan ... " Shanaya menyadari kesalahan yang Oriaga lakukan. Namun, suaminya itu memintanya untuk santai."Lihat! Kita didatangi satpam," ucap Shanaya ketakutan.Oriaga tak menjawab, dia menutup pintu kemudian menghadapi si satpam yang Shanaya maksud tadi."Pak, tidak boleh .... "Belum juga menyelesaikan kalimat yang ingin disampaikan, mulut satpam itu lebih dulu terbungkam karena Oriaga menyebut nama pemilik rumah sakit yang dia datangi ini."Aku sudah minta izin ke dokter Kimi."Shanaya tak mengerti situasi apa yang sedang terjadi, yang pasti setelah menyebut nama dokter Kimi, si satpam tak mempermasalahkan lagi."Siapa dokter Kimi?" Tanya Shanaya dengan cara berbisik."Pemilik rumah sakit i
last updateLast Updated : 2024-01-05
Read more

Bab 106 : Mengakui Anak

Ermanu jatuh pingsan saat sedang bermain bersama Kai dan Verel, hal ini membuat Elisa bergegas membawa suaminya itu ke rumah sakit terdekat dari taman tempat mereka jalan-jalan. Posisi Ermanu yang sedang menjadi sorotan saat ini jelas membuat banyak pihak selalu mengawasi. Tak ayal kabar tentang dirinya yang tiba-tiba pingsan saat sedang berkumpul bersama keluarga kecilnya segera menyebar dan wartawan pun berduyun-duyun datang untuk meliput."Bagaimana keadaan Isaak?" Oriaga bertanya ke Pak Wira meskipun tatapan matanya tertuju pada Anne. Oriaga sama sekali tidak menunjukkan perasaan rindu atau sedih karena Anne membuangnya. Pria itu hanya penasaran kenapa Anne berada di UGD dan apa yang sedang dibicarakan wanita itu bersama Pak Wira."Tuan Isaak sedang mendapat penanganan di dalam," balas Pak Wira."Lalu siapa wanita ini? Kenapa sepertinya kalian serius sekali bicara," sindir Oriaga.Pak Wira pun bingung harus menjelaskan seperti apa agar Oriaga tak salah sangka. Sebenarnya dia juga
last updateLast Updated : 2024-01-06
Read more

Bab 107 : Apa Rencanamu?

Oriaga tak menunjukkan reaksi berlebihan. Tepat setelah bicara pada Anne, perawat datang untuk memberitahu bahwa kamar perawatan Isaak sudah siap. Oriaga masih memandang dingin wanita yang melahirkannya tapi sangat kejam itu. Dia pun menggenggam tangan Kai lalu mengajak anak itu keluar."Sayang, ayo kita tunggu di luar!" Oriaga mengajak pergi Shanaya yang masih terpaku mencerna keadaan. Berbeda dengan Elisa yang hendak mengejar karena melihat anaknya menurut pada Oriaga. Elisa jelas tahu apa yang terjadi saat Kai ikut menghadiri pesta waktu itu, tapi tak menyangka putranya mau ikut orang yang tak begitu dikenal dekat.Namun, jangankan Elisa, Verel yang berada tak jauh dari Kai saja ditahan oleh Anne. Wanita tua itu menoleh lantas melotot ke Elisa. Apalagi dokter sudah memanggilnya untuk membicarakan kondisi Ermanu."Pria itu, apa Kai akan baik-baik saja?" Gumam Elisa di dalam hati. Dia mencengkeram erat sisi baju karena tak memiliki keberanian melawan Anne.Sementara Kai sendiri terl
last updateLast Updated : 2024-01-08
Read more

Bab 108 : Semua Manusia Itu Berharga

“Tak seharusnya anak seusia Kai mendapatkan perlakuan seperti ini dari orang dewasa yang seharusnya menjaga. Mungkin dia memang anak luar biasa, tapi bukankah semua manusia punya perasaan? Tidak ada yang tahu perasaan Kai yang sebenarnya. Jika bisa memilih dia juga pasti tidak ingin terlahir memiliki kekurangan.” Lewat kaca spion tengah, Oriaga memandang Kai yang tidur di kursi penumpang mobil bersebelahan dengan Shanaya. Sesekali Pak Wira yang sedang mengemudikan mobil juga melakukan hal yang sama. Mereka memutuskan pulang ke rumah setelah memastikan Isaak dalam kondisi baik dan ada Leonel yang menjaga. Shanaya sendiri terus saja mengingat ucapan Oriaga dan merasa iba. Ingin sekali dia memeluk pria itu saat ini juga dan berkata bahwa semua manusia memang berharga, tidak memandang fisik dan rupa.Sesampainya di rumah utama, Kai terlihat bingung. anak itu seperti sadar bahwa tidak sedang berada di rumahnya.Kebingungan Kai itu pun terbaca oleh Oriaga. Dia membuka pintu di samping Kai
last updateLast Updated : 2024-01-09
Read more

Bab 109 : Susahnya Menjaga Anak

“Kai, ayo kita ke sana. Kamu tidak boleh di sini, nanti bisa ketendang orang-orang yang sibuk wara-wiri!” Shanaya mencoba membujuk Kai, dia sebisa mungkin bersabar untuk mengajak anak itu pergi dari lokasi pesta Kirana meskipun Kai menolaknya berkali-kali. “Kai belum makan ‘kan tadi? Ayo kita makan dulu, Kai mau apa?” Shanaya merayu, tapi Kai memaku kaki. Bocah laki-laki itu terus saja memandang ke arah lokasi pesta dan ternyata tatapannya tertuju pada Kirana. “Kai, ayo masuk sama kakak!” Shanaya masih berusaha mendapatkan hati Kai, hingga Kirana yang ternyata sejak tadi masih di sana mengawasi para pelayan menghampiri.Kembaran Andra itu heran melihat Kai yang tentunya baru kali ini dia temui. Tanpa basa-basi Kirana bertanya siapa bocah itu, dia sepertinya tak memedulikan kondisi Isaak yang jelas-jelas dibawa pergi menggunakan ambulans dan ditangisi oleh Masayu tadi."Apa dia adikmu?""Bukan, dia ini ... " Shanaya menjeda lisan karena bingung menjelaskan siapa sebenarnya Kai ke K
last updateLast Updated : 2024-01-11
Read more

Bab 110 : Menggoda Istri Kecil

Oriaga terus memandangi wajah Shanaya, sengaja mematung beberapa detik dan akhirnya gadis itu malu sendiri lantas membuang muka."Aku tidak memikirkan itu, tapi tadi Kai memecahkan beberapa gelas yang sudah pelayan tata untuk pesta Kirana."Shanaya mencurahkan isi hati, sedangkan Oriaga hanya merespon dengan mengangguk-angguk kecil sembari berjalan menuju lemari untuk mengambil baju.Melihat respon Oriaga yang sepertinya menganggap hal itu bukan menjadi masalah membuat kening Shanaya berkerut-kerut. Gadis itu semakin tak percaya saat Oriaga berkata wajar, apalagi Kai anak spesial. "Apa Kirana marah? Seharusnya dia sadar tidak boleh marah karena semua barang di rumah ini dibeli menggunakan uangku, bahkan jika aku mau aku bisa meminta Kai memecahkan semuanya."Oriaga membuat pernyataan begitu enteng di depan Shanaya, dia mengulum senyum seraya memakai baju. Sambil memegang handuk di tangan, Oriaga kembali memutar badan mendekat ke Shanaya, dia tak mengira istri kecilnya itu akan berani
last updateLast Updated : 2024-01-12
Read more
PREV
1
...
910111213
...
28
DMCA.com Protection Status