Beranda / CEO / Terjebak Gairah Paman Billionaire / Bab 147 : Dua Pilihan Sulit

Share

Bab 147 : Dua Pilihan Sulit

Penulis: Adinasya Mahila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-04 21:51:43

“Apa? Tidak, saya tidak bisa melakukannya Nyonya.”

Farah awalnya terkejut dan setelahnya ketakutan saat Arumi memintanya untuk menjebak Oriaga. Dia pikir Arumi memanggilnya karena ingin memberi perintah yang berurusan dengan pekerjaan, tak tahunya Arumi malah menyampaikan sebuah misi yang Farah rasa cukup berat.

“Saya takut melakukan itu,” ucap Farah sambil menggelengkan kepala menolak ide Arumi.

Arumi pun mencebik mendengar penolakan Farah, dia berpikir bisa-bisanya gadis yang dijadikannya anak buah itu menolak permintaannya.

Arumi menatap kesal Farah, dia mengulangi perintahnya ke Farah tapi kali ini sambil memberi dua pilihan.

“Aku beri kamu dua pilihan,” ucap Arumi sambil memberikan sesuatu secara diam-diam ke tangan Farah. Apa yang dia lakukan sekarang benar-benar membuat Farah tak percaya karena seperti sudah disiapkan dengan matang jauh-jauh hari.

“Masukan obat ini ke makanan atau minuman Shanaya atau pilih menjebak Kak Oriaga dengan tidur dengannya!”

Arumi membuat Farah sema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (20)
goodnovel comment avatar
Putri Dhamayanti
jebak ajah jebaaakkk.....mati suri klo sama yg lain mah. Hanya shana yg mampu membangkitkannya...wkwkwk
goodnovel comment avatar
vieta_novie
semoga rencana Arumi gagal...Farah ketauan jahatnya,biar lgs dipecat dari rumah utama...
goodnovel comment avatar
Novita Sari
kak. na semakin lama musuh shana semakin banyak.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 148 : Tolong Bujuk Dia!

    Shanaya yang tak menyadari bahwa dirinya menjadi sasaran kebencian banyak orang, tampak masih melakukan kegiatan seperti biasa. Setelah Oriaga tahu kalau dirinya sedang mengandung, rasa mual dan perasaan tak nyaman Shanaya juga berangsur hilang. Kebahagiaan dan kasih sayang yang Oriaga berikan membuat Shanaya lupa dengan rasa tak nyaman yang dialami. Apalagi pria itu berkata akan mengajaknya pergi memeriksakan kandungan bersama. Hari itu Shanaya berangkat kuliah dan tampak lebih ceria dari kemarin. Elkan yang masih berusaha mendekatinya pun merasa ada yang janggal. Namun, setiap kali ingin mengajak mengobrol, Shanaya pasti menghindar. Seusai perkuliahan, Shanaya memilih bergegas pulang. Gadis itu buru-buru menuju mobil dan menyapa Pak Ali yang kini ditugaskan Oriaga menjadi sopir pribadinya. “Kita langsung pulang Non?” Tanya Pak Ali seraya membukakan pintu penumpang untuk Shanaya. Sopir kesayangan Oriaga itu tersenyum saat Shanaya membalasnya dengan anggukan kepala. Namun, baru aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 149 : Harapan

    Shanaya seperti tak percaya kalau pergi jalan-jalan yang dimaksud Oriaga adalah berkeliling kota mengendarai mobil kemudian menghabiskan waktu berdua di salah satu hotel milik pria itu.Menyadari Shanaya bingung, Oriaga malah tertawa. Dia pun menjelaskan dengan kondisi Shanaya yang sedang hamil muda seperti ini mana mungkin dia berani mengajak sang istri liburan ke tempat yang jauh."Sayang, tidak perlu menggandeng tanganku seperti ini," ucap Shanaya. Dia ragu saat Oriaga memegang erat tangannya seraya masuk ke hotel.Shanaya merasa sejak turun dari mobil semua orang sudah memandang aneh padanya. Mungkin mereka terkejut karena sang pemilik hotel datang bersama seorang wanita dan tampak sangat mesra."Aku ingin memperlihatkan ballroom yang dimiliki hotel ini padamu," kata Oriaga sambil menghentikan langkah. "Ballroom?" Shanaya mengerutkan kening heran, tak mengerti apa maksud Oriaga barusan."Aku berencana menyelenggarakan pesta pernikahan kita dalam waktu dekat.""Apa?" Shanaya terke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 150 : Jujur Tentang Hal Besar

    Oriaga sama sakali tidak ingin diganggu. Dia mematikan nada suara bahkan getar ponsel miliknya sampai tidak tahu Aditya mengirimkan informasi yang cukup serius.Alih-alih mengecek ponselnya, Oriaga malah berdiri dan mendekat ke Shanaya setelah istrinya itu keluar dari kamar mandi.Oriaga memeluk dari belakang pinggang Shanaya yang sedang mencari baju ganti di dalam koper. Pria itu menyandarkan dagu ke pundak Shanaya kemudian menggoda."Wah... aku sudah menebaknya dalam hati kalau kamu pasti menyiapkan lingerie."Shanaya mengerjapkan mata tak percaya. Padahal dia yakin sudah membawa baju tidur normal, dalam arti tidak seksi seperti ini."Apa Oom menggantinya? Oom yang mengganti baju tidurku dengan lingerie 'kan?" Tuduh Shanaya.Bukannya mengelak, Oriaga malah tersenyum kemudian menjauhkan badan."Yang menggantinya bukan aku tapi tanganku," ucap Oriaga seolah tak memiliki dosa sambil menunjukkan tangannya.Shanaya pun memutar tumit, matanya menatap curiga Oriaga yang menyunggingkan senyu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 151 : Apa Yang Terjadi Pada Shana?

    Farah mendapatkan informasi dari Arumi kalau saat ini Oriaga dan Shanaya sedang menginap di salah satu hotel milik pria itu. Ya, Arumi bisa dengan mudah mendapatkan informasi keberadaan Oriaga karena Masayu membantunya lewat perantara Malik. Namun, saat Malik menyebut ada seorang pengawal yang menjaga Oriaga dan Shanaya secara diam-diam seketika Arumi pun mengurungkan niat."Jangan! Menjebak kakak di hotel itu karena terlalu bahaya, yang ada kita semua akan jatuh ke lubang bersama-sama," ucap Arumi ke Farah juga Masayu.Malam itu mereka sengaja berkumpul di ruang kerja Masayu untuk membahas tentang Oriaga juga Shanaya."Artinya kakak sudah mengantisipasi dan mencurigai kita, apa alasannya berbohong pergi keluar kota tapi ternyata hanya untuk memeriksakan kandungan Shanaya." Masayu mengemukakan pikirannya, sedangkan Arumi memilih diam mencerna situasi. Beberapa detik berselang, Arumi malah memulas seringai. Wanita itu berpikir pilihannya menaruh obat peluruh kandungan pada air minum

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 152 : Yang Terjadi Sebenarnya

    Beberapa waktu sebelumnya saat masih berada di hotel dan Shanaya belum bangun, Oriaga tampak berdiri di dekat kolam renang sambil memegang ponsel di tangan.Oriaga menghubungi Rini, diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun ternyata mantan orang kepercayaan Masayu itu kini menjadi kaki tangannya. Oriaga menyadari jika Pak Wira tak selamanya bisa terus mengawasi semua pelayan di rumah utama, sehingga dia pun memutuskan untuk memberi kepercayaan ke Rini yang sudah berjanji akan melakukan apa pun perintahnya.Ternyata Rini melihat apa yang dilakukan Arumi. Kala itu dia sedang bersih-bersih di lantai dua dan melihat Arumi naik ke lantai tiga. Rini lantas diam-diam mengikuti karena merasa gerak-gerik Arumi sangat mencurigakan.Rini melihat Arumi mengelurkan sebuah botol dari kantong celana dan dia pun curiga jika itu adalah racun.“Apa kamu melihat jelas apa yang dibawa Arumi?” tanya Oriaga saat Rini menyampaikan apa yang dilihatnya secara langsung. Sebelumnya pelayan itu sudah mengirim pesan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 153 : Pria Kejam

    “Tuan, apa hanya ini jalan satu-satunya?” tanya Pak Wira.Setelah bicara ke Shanaya, Oriaga menemui Pak Wira untuk membahas rencananya.“Aku tidak bisa bermain-main dengan keselamatan Shanaya dan calon anakku, hanya ini yang bisa aku lakukan untuk tetap memastikan Shanaya bisa bernapas dengan tenang. Aku tidak akan bisa hidup dan memaafkan diriku jika sampai terjadi sesuatu dengan Shanaya karena kelalaianku.”Oriaga terlihat begitu sedih. Dia tak pernah menyangka jika akhirnya akan ketakutan juga. Biasanya dia tidak pernah takut dengan ancaman apapun, tapi saat menyadari Shanaya bisa celaka membuat Oriaga tak bisa tinggal diam. Tentu saja hal ini membuatnya frustasi.Oriaga mengusap kasar wajah lantas berkata," Mungkin jalan yang terbaik adalah terlihat meninggalkan Shanaya. Aku harus melakukan itu."Tentu saja hal itu membuat pak Wira bingung. Dia pun mencoba menyadarkan Oriaga yang memang sedang kalut.“Apa itu tidak berlebihan?” tanya Pak Wira.“Ini tidak berlebihan. Selama bersama

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 154 : Pria Yang Tak Pernah Merasa Memiliki Rumah

    “Tak masalah kamu menganggapku seperti itu, tapi coba lihatlah dari sisi aku sebagai suami dan ayah yang ingin melindungi istri juga anaknya.” Shanaya merasa seperti tertampar dengan kata-kata Oriaga. Dia memejamkan mata hingga air matanya deras mengalir sampai mengenai lengan Oriaga yang masih melingkar di dadanya. Oriaga pun mengurai pelukan dan membalik pelan tubuh Shanaya, dia mengusap pipi sebelum membawa Shanaya ke dalam pelukan. Shanaya sendiri malah semakin tergugu, dia merasa sangat egois. Bagaimana bisa tidak memikirkan calon anaknya tapi malah egonya sendiri. Namun, meski begitu Oriaga juga tidak menyalahkan. Oriaga tahu Shanaya memang sedang berada di usia di mana cinta lebih utama dari segalanya. “Pergilah ke Belanda, di sana ada Isaak dan istrinya yang akan menjagamu, juga ada Andra yang bisa menjadi temanmu,” ucap Oriaga. “Apa kamu tidak akan menemui sama sekali sampai anak ini lahir?” Lirih Shanaya. Perasaannya campur aduk, sebagai seorang wanita pasti sangat ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Bab 155 : Mengemasi Barang-barang

    Ariani buru-buru menutup koper berisi uang itu dan meletakkannya di bawah kaki, tanpa basa-basi dia bergegas membubuhkan tanda tangan ke surat perjanjian yang Pak Wira sodorkan. Shanaya sendiri yang baru saja keluar dari kamar Nugroho melihat dan hanya diam. Dia tahu Oriaga pasti sudah mempersiapkan semuanya untuk melindungi ayahnya. “Kita pulang sekarang, Nona?” Pak Wira bertanya sambil memasukkan perjanjian yang sudah ditandatangani Ariani ke dalam amplop. Shanaya sendiri membalas dengan anggukan kepala, sedangkan Ariani menoleh dan berdiri. Wanita itu mendekat ke Shanaya dan menepuk lengan sang anak tiri. “Kamu tenang saja! Belajar yang rajin, urus urusanmu dengan baik, tidak perlu khawatir dengan ayahmu, aku pasti akan menjaganya baik-baik,” kata Ariani. Senyuman lebar milik Ariani memberi tanda ke Shanaya bahwa uang yang diberikan oleh Oriaga pasti cukup membuat ibu tirinya itu bahagia. Shanaya hanya mengangguk lemah, setalah itu pamit untuk pulang ke rumah utama. Tujuan Sha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 20 : END

    Hari itu mungkin menjadi hari yang paling ditunggu oleh semua orang. Sebuah pesta pernikahan digelar megah, senyum serta canda tampak kentara di wajah keluarga terutama dua pasang mempelai yang kini sedang berdansa. Oriaga melihat Shanaya yang tersenyum, lantas mendekatkan bibir ke telinga istrinya itu kemudian berbisik, “Apa kamu ingin pesta pernikahan seperti ini?” Shanaya semakin melebarkan senyum lantas menoleh suaminya. “Bukankah sudah terlambat kalau kita membuat pesta?” tanya balik Shanaya. Oriaga menanggapi ucapan Shanaya dengan senyuman karena apa yang dikatakan memang benar. Pesta pernikahan Andra, Mauri, Elkan, dan Kirana berlangsung hari itu. Shanaya menatap ke para pengantin baru itu, setelah semua yang dilalui, kini semua orang mendapat kebahagiaan tak terkecuali. “Mereka sangat bahagia,” ucap Shanaya ke Oriaga. “Kita juga,” balas pria itu sambil menggenggam erat tangan Shanaya. Shanaya melebarkan senyum lantas menyandarkan kepala di pundak Oriaga.

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 19 : Kebutuhan Bayi

    Pagi itu selepas Oriaga berangkat ke kantor, Shanaya tampak duduk di taman bersama Pak Wira yang punya tugas tambahan mengawasinya satu kali dua puluh empat jam.Pak Wira terlihat membawa buku catatan dan pulpen di tangannya. Pria tua itu membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum berkata,“Saya sudah membuat daftar barang yang harus disiapkan sebelum Anda melahirkan.”Ternyata diam-diam Pak Wira memiliki catatan barang apa saja yang harus disiapkan Shanaya untuk menyambut kelahiran anaknya.Shanaya pun memperhatikan Pak Wira yang memegang buku catatan itu, hingga mulai membaca apa saja yang tertulis di sana.“Baju new born lima lusin, baju tidur tiga lusin, selimut sepuluh, sepatu sepuluh, lalu--” Belum juga Pak Wira selesai menyebutkan semua barang yang dicatat, Shanaya sudah menghentikan pria itu.“Kenapa banyak sekali, Pak? Bayi tidak perlu baju sebanyak itu, lagipula yang Pak Wira sebutkan itu baju, bukan popok sekali pakai,” ucap Shanaya.“Memangnya Pak Wira men

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (11)

    “Kenapa mendadak seperti ini? Sebenarnya tidak perlu dijemput tidak apa-apa, aku bisa pergi ke sana sendiri,” ucap Mauri. Dia terkejut karena Andra tiba-tiba menghubungi.“Itu Kirana sudah di bawah, tidak masalah! Pergi saja bersama dengannya,” ucap Andra dari seberang panggilan.Mauri benar-benar tak percaya mendengar ucapan Andra, tapi karena tak ingin Kirana lama menunggu, Mauri pun buru-buru menyambar tasnya menuju lobi.Hari itu secara mendadak Andra memberitahu bahwa Kirana akan datang untuk mengajak Mauri pergi ke butik.Mauri yang merasa belum mengenal dekat Kirana jelas merasa sungkan, apalagi saat sampai di lobi Kirana sudah berdiri di sana lantas menghampirinya.“Apak amu sudah siap?” tanya Kirana saat bertemu sang calon kakak ipar. Mauri kaget sekaligus senang mendapati sikap ramah Kirana. Namun, masih ada sedikit rasa sungkan di hatinya, hingga Mauri hanya mengangguk membalas pertanyaan Kirana.Tak menunggu lama Kirana pun mengajak Mauri masuk ke mobilnya yang masih terp

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Extra Part 18 : Selepas Dari Rumah Mauri

    Baru saja masuk kamar, tapi Oriaga langsung ditodong pertanyaan dari Shanaya yang ternyata menunggu dirinya pulang. Shanaya yang sedang bersantai duduk di atas ranjang seketika menegakkan badan. Wanita itu antusias bertanya,“Bagaimana tadi pertemuan dengan orang tuanya Mauri?” “Lancar dan tentu saja Ayah Mauri langsung merestui,” jawab Oriaga. Oriaga berjalan mendekat ke Shanaya yang sejak tadi ternyata sedang membaca buku. Oriaga naik ke ranjang, lantas tanpa permisi mengambil buku Shanaya kemudian berbaring terlentang untuk membaca buku itu. “Kenapa bacanya sambil berbaring? Baca sambil duduk, nanti matamu sakit kalau membaca dengan posisi seperti itu,” ucap Shanaya sambil menatap Oriaga. “Aku memang sudah 43 tahun, tapi mataku ini masih bisa melihat dengan jelas. Kamu tenang saja,” balas Oriaga dengan santainya tanpa mengganti posisi. “Sombong, awas saja nanti kalau kamu mengeluh matamu gatal atau berair.” Shanaya bicara dengan nada candaan, dia menggeser dudu

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (10)

    Malam harinya Andra pun pergi ke rumah orang tua Mauri bersama Oriaga dan Masayu. Andra tak bisa bersikap tenang, dia terlihat sangat gugup saat baru saja turun dari mobil.“Jangan gugup, tarik napas panjang lalu embuskan perlahan,” ucap Masayu sambil merapikan kemeja Andra. Dia memulas senyum, menyadari bahwa sang putra mungkin sedang tidak baik-baik saja.Andra menatap sang mama, dia mengangguk kemudian melakukan apa yang dikatakan oleh Masayu.Masayu kemudian menggandeng tangan Andra, bersama Oriaga berjalan menuju pintu rumah Abraham.Saat sampai di depan rumah, ibu Mauri menyambut mereka dengan ramah meski wanita itu terlihat pucat dan tubuhnya masih kurang bugar.“Apa Anda baik-baik saja? Jika masih kurang sehat, seharusnya tak perlu menyambut kami di depan,” ucap Masayu berpindah menggandeng tangan ibu Mauri.Ibu Mauri pun mengajak semuanya masuk sambil digandeng Masayu. Meski baru pertama kali bertemu, tapi mereka tampak dekat.“Apa kondisi Anda sudah membaik?” tanya Masayu ka

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (9)

    Andra sudah sangat panik hingga memutuskan membuang status sebagai atasan dan bawahan lalu mencoba menghubungi nomor pamannya sendiri. “Ada apa?” Suara Oriaga terdengar dari seberang panggilan. Detak jantung Andra seketika mulai normal kembali, dia terlihat sangat lega karena panggilannya dijawab oleh Oriaga. “Paman ada di mana?” tanya Andra dengan suara yang masih panik. “Aku sedang ada urusan di luar,” jawab Oriaga, “ada apa?” tanya pria itu lagi. “Bagini Paman, ayah Mauri memintaku membawa Paman ke rumahnya nanti malam." Andra memberitahu Oriaga tanpa ada lagi basa-basi. “Sudah kuduga karena hal itu kamu menghubungi dengan suara panik seperti ini,” ucap Oriaga dari seberang panggilan. “Bagaimana aku tidak panik, aku ke ruangan Paman dan di sana sepi, bagaimana jika tiba-tiba saja Paman ke luar kota,” balas Andra. “Tenang saja, aku akan datang dan memastikan kalau kamu akan menikah dengan Mauri,” ucap Oriaga mencoba menenangkan Andra. Andra pun bernapas dengan

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (8)

    Setelah berbincang dengan Oriaga, Andra tak menunggu lama untuk menghubungi Mauri, memberitahu kabar baik yang didapatnya.“Apa kamu masih di rumah sakit?” tanya Andra saat panggilannya dijawab Mauri.“Iya,” jawab Mauri dari seberang panggilan.“Aku sudah menemui pamanku, dia setuju untuk membantu kita,” ucap Andra lagi. Ia mendengar suara helaan napas kasar dari seberang panggilan, hingga kemudian Mauri bicara.“Syukurlah kalau memang seperti itu.”Ada kelegaan di wajah Mauri yang tidak bisa Andra lihat karena mereka tidak sedang bersama. Bahkan jika saat ini berdekatan Mauri sangat ingin memeluk erat Andra.“Sampaikan ke papamu, pamanku bilang ingin bertemu, mau di rumah utama atau di rumahmu terserah yang penting papamu percaya.”“Hm … aku akan coba bertanya dulu ke Papa,” balas Mauri dari seberang panggilan.“Aku akan menunggu kabar darimu, kalau bisa cepatnya,” ucap Andra.“Pasti aku kabari segera,” balas Mauri. “Oh … ya, hari ini aku izin tidak ke kantor sehari lagi, aku sedang

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (7)

    Pagi itu Andra datang ke rumah utama. Saat sampai di sana, dia bertemu dengan Shanaya yang baru saja keluar dari lift dan heran melihat kedatangannya. Andra awalnya hendak menyapa, tapi melihat rambut Shanaya yang basah di pagi hari membuat Andra tertegun, bahkan pikiran pria itu sampai ke mana-mana. “Andra, tumben kamu datang pagi sekali?” sapa Shanaya. “Iya." Andra menjawab sekenanya. Masih kaget karena pikiran liar di kepala. “Itu ... memangnya wanita hamil boleh sering melakukan .... ?” Andra menjeda lisan, tanpa sadar mengungkapkan isi kepala. Shanaya terkejut mendengar pertanyaan Andra, hingga dia pun membalas, “Maksudmu bercinta? Itu malah sangat penting untuk menjaga kestabilan hormon.” Andra mengedip beberapa kali, dia bingung mendengar penjelasan Shanaya. Namun, agak sungkan untuk bertanya. “Makanya kamu cepetan nikah supaya tahu hal semacam ini,” ucap Shanaya saat melihat Andra bingung. Andra mengerucutkan bibir mendengar hinaan Shanaya, hingga dia pun mem

  • Terjebak Gairah Paman Billionaire   Side Story : Andra (6)

    “Tidak bisa! Aku harus bicara serius ke papamu, jika masalah ini tidak dibereskan dan dituntaskan, maka akan terus berlarut,” ujar Andra mencoba meyakinkan Mauri.Mauri tertegun melihat Andra yang terlihat serius, hingga akhirnya mengangguk pelan mengizinkan pria itu pergi. “Baiklah, tapi hati-hati,” ucap Mauri yang masih menyimpan perasaan cemas.Andra mengangguk lalu menyentuh lembut pipi Mauri, dia lantas menoleh ke ibu Mauri yang terbaring lemah. Dia tersenyum tipis ke wanita itu seolah meminta izin.Setelahnya Andra pun keluar dari kamar inap itu, dan berlari mengejar Abraham yang berjalan di koridor hingga menghadang dan membuat Abraham berhenti melangkah.“Tunggu, saya ingin bicara dengan Anda,” ucap Andra. Meskipun menerima perlakuan buruk, tapi dia tetap bersikap sopan.Abraham terlihat kesal melihat Andra. Pria itu tak mau bicara, lebih memilih berjalan melewati Andra lagi tapi kembali dihadang.“Izinkan saya bicara pada Anda Pak,” ucap Andra membujuk.“Tidak ada yang perlu

DMCA.com Protection Status