Beranda / Romansa / Kubawa Benihmu, Mas! / Bab 111 - Bab 120

Semua Bab Kubawa Benihmu, Mas!: Bab 111 - Bab 120

158 Bab

111. Lantai Dansa

Ni Luh menatap Bagaskara penuh tanya, wanita seakan tidak percaya dengan pendengarannya. Lelaki yang biasanya dingin kini melempar kalimat yang lembut. "Tidak salahkah, Kak?"Bagaskara tersenyum masih mengulurkan telapak tangannya, "Mari!"Ni Luh pun menerima uluran tangan suaminya yang baru saja sah beberapa menit yang lalu. Bagaskara terlihat lincah memeragakan gerakan dansa ala negara barat, Ni Luh pun bisa mengimbangi setiap gerakan prianya. Ketika musik mengalun sendu, kedua mata Bagas membulat menatap adegan mesra yang dihadirkan Sarita dan Sagara. Lelaki itu pun semakin mempererat pelukannya pada pinggang ramping istri sah. Ni Luh merasakan kehangatan yang disajikan Bagas malam ini, dia begitu menikmati. Sementara Sarita sesekali terlihat sedikit mengurai pelukan Sagara, tetapi bisikan pria itu mampu menolak keputusannya. "Ikuti permainanku jika semua urusanmu segera beres, Sari!""Tetapi tidak begini juga, Saga. Ini sama hal nya kau curi kesempatan dalam kesempitan," dengus
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-14
Baca selengkapnya

112. Selesai

Suasana yang syahdu begitu memenjarakan semua hasrat dan rasa hingga hingar bingarnya begitu nyata. Sarita masih mengikuti arahan dari Elfrada hingga pandangannya melihat sebuah mobil hitam legam berhenti di seberang jalan. Pintu mobil dibuka dan turunlah sosok wanita muda yang dikenal oleh Sarita. "Nyonya!" Aulia berlari mendekat pada Sarita lalu menerima tubuh Alifian yang terlihat lemas. "Ada apa dengan tubuh Den Alif?""Bawa langsung ke klinik, periksa secara detail. Aku khawatir pria atau wanita tua itu memasukkan sesuatu pada pembuluh Alifian. Segera, Aul!"Aulia mengangguk lalu membawa tubuh Alifian masuk ke mobil. Tanpa menunggu mobil itu berjalan, Sarita segera berbalik badan dan berjalan cepat menuju ke tempat acara. Dia tidak mau berlama-lama menghilang, ada rasa was-was yang mulai menyapa relung hatinya. Langkah panjang membuat wanita itu segera sampai dan terlihat helaan napas lega. Dia pun segera mencari keberadaan Sagara. Senyumnya mengembang kala dilihatnya Sagara se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-15
Baca selengkapnya

113. Kacau

Suara Anne memenuhi ruang pesta, seketika para tamu saling berbisik. Disaat semua sedang memerhatikan Anne, Sarita menelusup di antara kerumuman orang. Bahkan Anne sendiri tidak bisa melihat pergerakan Sarita hingga wanita itu sudah berhasil keluar dari gedung pernikahan. "Kalian ada dimana?" Sarita berbicara melalui sambungan nirkabel yang menghubungkan dengan orang kepercayaannya. "Aulia sedang menuju ke ruang laborat Dokter Abraham, aku yang Elfrada dan Imanuel masih stay di depan. Segera keluar sudah ada Maybach menunggu."Mendengar informasi dari Elfrada, Sarita pun memanggil Sagara melalui sambungan itu. Namun, belum selesai kalimatnya lengan kanannya sudah ditarik seseorang ke tempat yang lebih gelap. Sarita sedikit berjingkat akibat kaget tetapi untungnya tidak sampai mengeluarkan suara sehingga tidak membuat curiga para tamu yang menghambur keluar dari gedung. "Diam dulu di sini, penjagaan mulai ditingkatkan!" Terdengar suara yang sangat familiar menyapa cuping Sarita seh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-16
Baca selengkapnya

114. Tuntas

Arti yang merasa ditekan oleh tatapan Anne dan Bagas hanya mencengkeram ujung bajunya dan menundukkan kepala. Ni Luh pun mengerti dengan sikap pelayannya itu, maka dia mengusap lembut punggung telapak tangan Arti yang dingin. "Katakan saja siapa yang melakukan semua ini?""Saya tidak kenal mereka, Nona. Yang pasti ada dua orang yang saling bekerja sama. Yang perempuan masuk ke kamar ini sambil menyandera saya hingga terikat di sini. Sedangkan yang lain sebagai pemandu jalan." Arti memberi jawaban tanpa ragu. "Kalian bisa dengar sendiri semua kronologinya, jadi jangan salahkan pelayanku!" geram Ni Luh. Anne mengeram, dia seakan masih tidak percaya dengan keterangan Arti. Lalu wanita paruh baya itu pun mengeluarkan ponselnya dan menscroll mencari sesuatu. Setelah mendapatkan gambar segera layar ponselnya dihadapkan pada Arti, "Apa ada diantara dua orang ini datang?"Arti menatap lebih intens, lalu dia menggeleng pasti. "Bukan mereka, Madam."Anne menarik ponselnya lalu memasukan dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-16
Baca selengkapnya

115. Alifian Selamat

Mobil melaju dengan kecepatan yang sedang, jalanan Kota Semarang yang lengang hingga memudahkan Maybach hitam segera sampai di rumah sakit tempat Alifian dibawa oleh Aulia. Sarita pun segera membuka pintu mobil begitu mesin sudah berhenti di parkiran. "Sari, tunggu!"Namun, perempuan yang dipanggilnya pun sudah tidak memedulikan. Sagara pun mendesah lirih, dengan gerak yang malas pria itu pun membuka pintu dan melangkah mengikuti Sarita. "Mbak, dimana ruang Dokter Abraham?" Sarita berdiri di meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan putranya. "Lurus saja, Bu. Nanti ada petunjuk jalan!""Terima kasih!"Sarita pun segera melanjutkan langkahnya menuju arah yang disarankan oleh pegawai tersebut hingga langkahnya terhenti di depan pintu bertuliskan nama Dokter Abraham. Sarita mengetuk pintunya hingga tidak kali baru terdengar langkah mendekat. Beberapa saat pintu terbuka dan muncul wajah wanita muda, "Mari silakan masuk, Nyonya!"Pintu terbuka lebar hingga membuat Sarita leluasa mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-17
Baca selengkapnya

116. Belum Berakhir

Setelah berpamitan dengan Abraham, Sarita pun melangkah menyusuri lorong untuk menyusul langkah sagara. Namun, saat melewati apotik pandangannya terhenti pada sosok Aulia yang sedang duduk di kursi antrian. Maka, dia pun memilih menghampiri asisten sekaligus sopir pribadinya. Langkahnya yang mantap dan elegan harus terhenti kala Elfrada terlihat menghampiri gadis itu juga. Untuk sesaat Sarita berdiri diam menatap interaksi kedua bawahan Sagara. Setelah merasa yakin bahwa kehadirannya nanti tidak mengganggu mereka Sarita melanjutkan langkahnya. "Aulia!""Nona!" Aulia dan Elfrada berpaling menatap dan menyapa bersamaan. "Mengapa kalian ada di sini dalam satu waktu?"Aulia menatap Elfrada dan nonanya bergantian, kemudian bahunya terangkat membuktikan jika dia sendiri juga tidak mengerti. Elfrada tersenyum, lalu jemarinya meraih jemari Aulia dan menatap lembut wanita itu. Aulia yang melihat sikap Elfrada menjadi melotot tidak terima, lalu pandangannya menatap penuh harap pada Sarita. "
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-19
Baca selengkapnya

117. Sore Yang Lelah

Anne terlihat begitu kecewa dengan apa yang sudah terjadi, dia sama sekali tidak mengira jika Sarita begitu berani menerobos rumah menantunya. "Wanita tidak tahu diuntung, anak dan ibu sama!"Umpatan demi umpatan keluar begitu saja dari bibir seksi wanita paruh baya. Merasa sedikit berkurang, Anne pun keluar dari ruang kerjanya dan langsung menuju ke garasi. Dia segera meninggalkan rumah menantunya itu dengan membawa mobil sport warna merah. Kendaran roda empat mulai melaju membelah kota Semarang. Untuk menghilangkan kebosanan, Anne pun membuka jendela dan mulai menyalakan rokok. "Mungkin aku harus merilekskan otak lebih dulu!"Mobil semakin melaju dengan kecepatan yang tinggi. Satu jam kemudian mobil pun sampai di sebuah kelab malam. Dengan langkah pasti, Anne menuju ke pintu masuk. Hanya dengan menunjukkan kartu langganan vvip. Langkah wanita itu terus maju tanpa banyak komentar, tatapannya melihat ke seluruh ruang utama. Terlihat sosok Fedrik, dia pun menghampiri pria berusia sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-20
Baca selengkapnya

118. Sebuah Janji

Sinar mentari menerobos kamar bernuansa biru laut dengan hiasan beberapa mainan mobil dan motor sport. Alifian menggeliat, ibu jarinya mengusap kedua mata. Dia pun duduk di tepian ranjang, "Rupanya sudah pagi. Aku harus sekolah!"Pria kecil itu akhirnya segera turun dan langsung berjalan menuju ke kamar mandi. Tidak butuh waktu lama untuk dia membersihkan tubuh dan berpakaian hingga suara ketukan di pintu dia sudah siap. Perlahan Alifian membuka pintu dan mengembangkan senyumnya kala melihat wajah sang bunda, "Alif sudah siap untuk sarapan, Bun!""Bagus, ayo segera kita turun. Nenek Marni sudah menunggu sejak tadi!"Alifian mengangguk lalu membiarkan bundanya jalan lebih dulu, dia masih harus mengambil tas sekolah dan memakai sepatu. Sarita tersenyum dan menganggukkan kepala. Alifian segera memberesi semua buku yang berserakan di meja belajar lalu memakai sepatunya. Setelah mematut diri pada cermin, Alifian mulai melangkah keluar dari kamarnya menuju ke lantai satu. Langkah kecilny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-21
Baca selengkapnya

119. Alifian Berkunjung

Bagaskara masih diam termangu menatap wajah istrinya, dia tidak habis pikir dengan kenyataan bahwa dirinya telah dijual oleh ibunya sendiri dengan alasan perusahaan sedang kolaps. Cukup lama Bagaskara diam menikmati sarapannya, otaknya terus mencari jawaban atas kisah hidupnya. "Jangan banyak melamun, Kak. Nikmati saja yang ada!""Benar"Karena sarapannya sudah selesai, Bagaskara berdiri, dia berniat untuk melangkah pergi ke kamar guna persiapan ke kantor. Langkahnya terhenti saat cupingnya mendengar suara bel. "Kakak lanjut saja berbenah untuk ke kantor, biar Ni Luh yang buka pintu!"Bagaskara tidak menjawab, langkahnya kembali bergerak menuju ke lantai dua. Sedangkan Ni Luh melanjutkan ke pintu utama berniat membuka pintu. Kedua bola matanya membeliak tidak percaya dengan kehadiran Alifian bersama Sarita. "Masuklah!""Tidak perlu, Tante. Alif hanya ingin bicara sebentar dengan Ayah, apakah dia masih ada?"Ni Luh tersenyum lalu membuka kedua bilah pintu agar terlihat lebar. "Baiklah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-22
Baca selengkapnya

120. Luka Itu Ada

Alifian segera berbalik badan, dia sudah memantapkan pilihannya. Dua malam berpikir masalah ayah dan bundanya membuat pria kecil itu murung. Sejak kecil hingga usia menginjak enam tahun tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Kini, saat dia bertemu dengan ayahnya dihadapkan dengan keegoisan. Alifian berjalan menuju ke mobil yang terparkir di depan rumah Bagaskara. Tanpa menoleh ke belakang Alif segera masuk dan tidak memedulikan Sarita yang memilih berjalan di belakang putranya. "Tunggu!" Teriak Bagaskara lantang, dia berniat untuk menghentikan langkah putra dan mantan istrinya. Karena Alifian dan Sarita tidak peduli dengan teriakan Bagaskara, akhirnya pria itu berlari mengejar langkah keduanya. Napas terengah terdengar jelas di telinga Sarita, tetapi wanita itu tetap masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan gerakan lembut. Sarita duduk di bangku kemudi dan menunggu kisah selanjutnya dalam bungkam. Bagaskara akhirnya sampai di mobil, dia pun berdiri di pintu belak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status