Bab 86"Tadi sore, syekh Salim, ayah dari Emir datang dan menemui Abi. Dia melamarmu untuk menjadi istri Emir, putranya."Azizah menghela nafas. "Azizah sudah menduganya, Abi."Laki-laki tua itu tersenyum. "Terus, apa jawabanmu?""Azizah belum bisa memberikan jawaban. Mungkin Azizah perlu bertemu dengan Kak Emir dulu, berbicara hanya berdua saja," sahut Azizah sembari tertunduk."Abi akan berikan kesempatan itu, Nak. Nanti akan Abi sampaikan pesanmu kepada Emir. Kalian bisa bertemu di rumah ini, berbicara di ruang perpustakaan." Syekh Ali mengangguk-angguk."Emir itu laki-laki yang baik, Nak," ucap ibu sambungnya."Azizah tahu, Ummu. Selama ini Kak Emir perhatian dengan Azizah, bahkan dengan Ibrahim pun, dia akrab." Mata perempuan muda itu menerawang, menatap gorden bercorak yang menutupi kaca jendela."Apakah Emir sudah bercerita padamu, kalau dia sebenarnya pernah patah hati?" selidik ummu Fathia."Iya, Ummu." Perempuan muda itu tersenyum kecil. "Kak Emir terus terang kalau dia mema
Read more