Bab 65"Abang," lirih Azizah.Kenapa suara Azizah seperti lantunan lagu cinta yang mendayu-dayu? Dia bahkan merasa seperti seorang pemuda yang sedang menghubungi sang kekasih hati.Ada gejolak yang tertahan dari nada suaranya."Dek, Abang kangen," bisiknya. Dia mengecup layar ponsel itu sekilas seolah tengah mengecup wajah istrinya."Adek juga kangen.""Gimana Ibrahim malam ini, Sayang?""Dia sudah tidur, Bang.""Nggak rewel, kan?""Nggak, Bang. Baim itu anak yang pintar. Dia nggak rewel." "Eh, maaf ya, Bang." Suara Azizah terdengar ragu-ragu."Kamu nggak ada salah apa-apa sama Abang. Kenapa minta maaf? Maaf buat apa?""Maaf, karena setelah Adek mengetahui kalau Adek masih punya Abi, pernikahan kita ...." Azizah tak melanjutkan ucapannya."Dek, ini sudah takdir. Abang bersyukur karena Adek menemukan ayah Adek, tidak meninggal seperti yang kita sangka selama ini," sergahnya.Hafiz tahu dadanya sesak, tapi dia berusaha untuk tegar."Abang lebih lagi merasakan apa yang kamu rasakan, Say
Read more