Gina mematah-matahkan jari tangannya, teramat kesal dengan gadis bernama Raihana si pembangkang. "Kamu cukup membersihkan bagian luar kamar saja. Untuk kamar-kamar lain, juga kamu bersihkan. Asal bukan kamar Alfian, yang ini kamarnya." Gina menunjuk kamar yang paling depan dari semua kamar yang ada di lantai dua."Di kunci, kan, Mbak? Eh, Non, kamarnya Bos Alfian?" tanya Bunga.Gina berdecak, "Ya, iyalah." Kalau udah tahu dikunci, ngapain aku susah payah maksa masuk. Gimana sih, ini Mak Lampir, batin Bunga ingin mencakar mulut Gina. "Yang harus kamu perhatikan dan tanamkan adalah, jangan sesekali berniat jahat.""Jahat bagaimana? Contohnya?" tanya Bunga bingung."Ya, ngutil atau apa gitu." Gina memutar matanya kesal. "Astaghfirullah!" Bunga ingin sekali mengeluarkan sumpah serapahnya pada perempuan di depannya ini, tetapi dia menahan diri. Dia butuh pekerjaan ini. Ingat Bunga, dompet tipismu. "Kalau saya nyolong, Mbak bisa cari saya, tanya sama Mas Faizal. Dia tahu rumah saya."Gi
Baca selengkapnya