Semua Bab Selingkuhannya Pengasuh Anakku: Bab 61 - Bab 70

98 Bab

Ingin melupakan

Setibanya di rumah. Anak-anak menyambut kepulangan mamanya yang sendu dan berusaha tersenyum, memeluk mereka berdua yang tidak terasa air mata kembali bercucuran. Walau dengan sekuat tenaga ia berusaha untuk tidak menangis, namun tetap saja pada kenyataannya air mata terus meluncur. Membasahi pipi menghiasi mata yang sudah sembab."Mama jangan nangis terus, nanti Mama sakit! Ridho nggak mau Mama sakit, sudah cukup Papa saja yang kini sudah tiada." Ridho menggeleng sembari mengusap wajah Sekar yang terus banjir dengan air mata."Hooh Mama itu nggak boleh nangis terus, nanti mama sakit terus meninggalkan kita gimana? kita sama siapa!" ocehan anak-anak begitu polos menatap wajah sang mama."Mama tidak menangis terus kok, ini cuman kelilipan saja!" Sekar merasa wajahnya yang basah dengan air mata."Nggak nangis, kok bercucuran air mata. Mama bohong ya! Shasa juga kangen sama Papa, papa sekarang sedang apa ya Mah?" Shasa menatap kosong teringat papa San."Jangan lupa, Abang dan adik doain
Baca selengkapnya

Jangan gila

Dengan mata yang sembab, Sekar menoleh ke arah sumber suara. Seorang pria yang kini berjongkok di hadapannya dekat batu nisan Sanjaya! namun dia begitu menundukkan pandangan seraya bibir yang berkomat-kamit. Mungkin dia sedang baca doa."Siapakah pria ini? rasanya aku belum pernah melihatnya! apakah dia teman atau kerabat, selama ini Sanjaya tidak pernah ketemu dengan pria ini." Batin Sekar seraya menundukkan kembali pandangannya ke arah batu nisan sang suami.Pria itu tampak sudah berumur, mungkin usianya sekitar 45 tahun akan tetapi wajahnya masih tersirat tampan dan rupawan! tubuhnya pun tinggi besar dengan dada bidang, perutnya begitu sixpack terlihat walau dari balik kemeja putihnya yang saat ini dia kenakan.Selama di sana tidak ada kata yang terucap hingga pada akhirnya ... Sekar beranjak lebih dulu dan tidak lama kemudian pria itu pun menyusul, menyudahi doanya."Maaf, kalau boleh tahu Anda siapa ya? teman atau kerabat dia kah?" Sekar yang pada akhirnya bertanya juga karena me
Baca selengkapnya

Tidak mungkin

Zulfan berdiri dan kembali memegangi tangan Sekar sembari berkata. "Anak-anak ... setuju kan ... kalau papa dan mama menikah lagi? dan dengan itu kita akan bersama lagi setiap hari," Zulfan dengan santainya berkata demikian pada anak-anak.Sekar menggeleng dan menepis tangan Zulfan. "Tidak, itu tidak benar! tidak mungkin kita menikah lagi. Apapun alasannya." Sekar langsung pergi.Zulfan terdiam memandangi punggung Sekar yang pergi meninggalkannya begitu saja, begitupun dengan anak-anak yang langsung menghentikan aktivitasnya yang kemudian saling pandang. Ada dua rasa yang mereka rasakan! rasa senang dan juga tidak. Mereka pun ingin mamanya bahagia, buat apa mama dan papa bersatu kalau harus merasai tersiksa ataupun kecewa.Sekar mendudukan dirinya di tepi tempat tidur, dia merasa teramat kesal. Dan tidak habis pikir dengan pemikiran Zulfan yang ingin kembali padanya bahkan rela melepaskan Lulu dan juga Fitri. "Sudah gila apa kamu Mas! Jangankan kamu beristri dua, beristri 1 atau sekal
Baca selengkapnya

Tidak perlu minta maaf

Jangan lupa komennya ya ... biar author semangat lagi."Sekalipun harus mengorbankan perasaanku sendiri. Iya? ha! kenapa Mas nggak memikirkan itu dari dulu, sebelum Mas berbuat yang macam-macam dengan wanita lain, seharusnya dulu Mas memikirkan itu gimana akibatnya? kalau Mas melakukan hal yang aneh-aneh! akibatnya berpisah atau gimana? anak-anak nanti gimana! Tidak 'kan? tidak pernah memikirkan itu 'kan?" ucap Sekar dengan jelas namun dengan suara pelan.Zulfan mengangkat tangannya yang di arahkan kepada Ridho dan Shasa yang masih berada di dalam kolam renang. Sebelum kembali menoleh pada Sekar. "Mas harus minta maaf seperti apa lagi agar kamu memaafkan Mas? apa harus aku bersujud di kaki kamu untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah aku lakukan dahulu?""Tidak perlu. Mas, Mas tidak perlu minta maaf sampai segitunya karena tidak akan merubah keputusan aku yang tidak ingin kembali padamu! sekarang pikirkan saja istri kamu, tidak perlu m
Baca selengkapnya

Jangan kegatalan

Setelah terdiam beberapa saat. Sekar pun mengiyakan untuk di antar pulang oleh Arka yang langsung mengulas senyum nya. Lantas turun lebih dulu."Jalan sini saja!" Arka meminta Sekar keluar dari jalan yang sama dengannya. Dia berdiri sambil memasang jas nya di atas kepala.Sekar turun, berjalan di depannya. Berpayung jas yang sama dengan Arka sampai naik ke dalam mobil yang ia bukakan.Blugh.Arka berjalan kembali mengitari setengah mobilnya, setelah Sekar berada di dalam mobil.Sekar tampak mengigil. Arka menoleh ke belakang mengambil sebuah jaket yang lalu ia berikan pada Sekar. "Pakailah."Sekar pun mengambil dan memakainya. "Terima kasih banyak!""Sama-sama, lumayan dari pada kedinginan." Arka dengan seulas senyum nya.Kemudian, Arka membuka kemeja nya sehingga hanya meninggalkan kaos dalam saja. Memperlihatkan otot-otot nya yang tampak kekar, dada bidang, perut rata. Biarpun usianya dah lebih kepala empat. Tetapi dia terlihat lebih gagah dan Maco.Penglihatan Sekar tertuju ke luar
Baca selengkapnya

Belum punya istri

"Oh, tidak usah. Makasih." Melanjutkan langkahnya menuju kamar yang sebelumnya mendatangi kamar Ridho dan Shasa. Namun keduanya sudah pada tidur. Sekar melanjutkan langkahnya ke kamar dengan gontai dan di pikirannya berjubel segala macam.Sekar berdiri di kamarnya yang terasa sepi dan lantas manik matanya tertuju pada jaket Arka yang tadi ia pakai. Dan berniat mengembalikannya besok kalau mobil ia sudah kembali.Keesokan hari nya. Sekar mendapat kabar dari salah satu karyawan kalau ada yang memberikan kunci mobilnya dan mobil sudah berada di parkiran."Lho, kan aku belum ngasih bayaran. Bengkel mana dan mana rekeningnya untuk membayar jasa." Gumamnya seraya menatap kunci mobilnya yang tergeletak di meja."Ke mana aku harus mengirimkan jaketnya Arka. Sementara aku nggak tahu alamatnya di mana, nomor teleponnya yang mana?" Sekar sambil kembali menyibukkan tangannya dengan tugas-tugas yang berada di hadapannya tersebut.Ketika pada jam pulang kerja, Sekar pun pergi ke pemakaman, berharap
Baca selengkapnya

Merasakan bucin

Wajah Sekar melongo, menatap ke arah pria yang sudah kepala 4 itu yang katanya belum beristri juga. Ia kira sudah punya istri. Rupanya masih lajang toh."Aku kira ... kau sudah menikah." Kata Sekar sambil menyedot kembali minumnya, menatap ke arah pria yang terlihat sangat tampan itu meskipun sudah berumur.Arka menggeleng seraya mesem. Setelah itu senja semakin memerah dan sebentar lagi menjelang Maghrib menjadikan mereka pun segera pulang. Pergi dari tempat itu.*****"Kamu tidak bisa begini, Mas. Aku merelakan aku di madu sama Fitri, dan sekarang kamu mau duakan aku lagi dengan kakak ku sendiri? Kamu jangan gila, Mas!" Protes Lulu yang tidak terima bila Zulfan menikahi Sekar lagi."Dia itu mantan saya dan ibu dari anak-anak saya, jadi wajar bila saya ingin kembali padanya! bersatu bersama anak-anak." Jelas Zulfan sembari mendelik namun tetap santai seolah keputusannya itu benar."Tidak, Mas. Aku tidak rela bila kamu menikah lagi dengan kakak ku, Sekar! aku tidak mau dimadu, Mas. Bu
Baca selengkapnya

Calon suami

Pria tampan itu berdiri menatap Sekar dengan bibir yang terus tersenyum, dan tangan sebelah dilipat ke belakang yang sebelah lagi menyinggung kantong kresek yang berisi buah-buahan."Tidak apa-apa kok, saya ngerti posisi kamu dan Shasa itu pasti lebih penting dibandingkan saya dan saya sangat mengerti!" lantas menunjukkan tangan yang ia lipat ke belakang itu, dia membawa serangkai mawar merah yang diperuntukkan buat Sekar tentunya.Tadinya bunga itu akan dia persembahkan di pertemuannya tadi sore. Namun karena Sekar berhalangan datang! pada akhirnya bunga itu ia bawa saat ini. Sekar mandangin tangan Arka yang memegangi setangkai bunga mawar, bibirnya tersenyum begitu merekah. Dia yakin kalau bunga itu untuk dirinya."I love you sayang, maukah kau menikah denganku? Pria yang sudah berumur ini ingin menjadikan mu permaisuri dalam hidupku untuk yang pertama dan yang terakhir!" begitu so sweet nya perkataan dari Arka, pria yang cukup umur dan belum pernah mera
Baca selengkapnya

Aku tolak

Selamat membaca dan semoga suka.Pagi-pagi Arka sudah berpamitan pada Sekar. Karena dia harus ngantor! sementara Sekar libur dulu dan dia menunggui Shasa di rumah sakit."Saya pergi dulu, kamu jangan lupa jaga kesehatan dan jangan sampai menunggui anak yang sakit kemudian ikutan sakit!" Arka mengusap pucuk kepala Sekar penuh kasih sayang."Iya, aku ingat itu!" Sekar mengangkat tangan sedikit melambai. Arka berlaku pergi meninggalkan Sekar.Zulfan yang masih tertidur di dalam, karena semalam sulit untuk tidur.Sekar hanya melirik sekilas kemudian menghampiri putrinya yang tampak bergerak. "Sayang udah bangun, mau minum?""Mama lapar, mau makan!" Kata Shasa sembari mendudukkan dirinya menatap sang mama walau kepala keleyengan tetapi lapar."Putri Mama lapar ya ... bentar ya, tungguin dulu sebentar sampai waktunya, sekarang mending Mama lap dulu ya? biar tubuhnya nggak lengket!" Sekar langsung berjalan ke kamar mandi membawa handuk kecil untuk dia basahi.Zulfan terbangun dan menggeliat
Baca selengkapnya

Pria sejati

"Assalamu'alaikum ... Mah, Pah!" ucap Sekar sembari menyalami kedua orang tuanya.Disusul oleh Arka yang juga menyalami kedua calon mertua. "Assalamu'alaikum ... gimana kabarnya Pah, Mah?" kebetulan Arka baru berapa kali bertemu dengan kedua orang tuanya Sekar."Wa'alaikum salam ... alhamdulillah kabar kami baik, wah ... sudah repot-repot nih jemput Sekar dan Shasa." Balas Papa sembari menepuk bahu sebelah kanan Arka."Tidak apa-apa, tidak repot kok. Kebetulan di kantor pun tidak terlalu sibuk!" Arka mengangguk."Bagaimana nih cucu Oma, sekarang sudah tampak segar nih! tadinya Oma mau jemput Shasa tetapi kata mama sudah dijemput sama Om Arka, jadi nya Oma nggak jadi jemput deh!" Oma memeluk Shasa."Iya Shasa dah sembuh, Abang ke mana sekolah ya!" Kepalanya celingukan mencari Ridho yang tentunya jam segini masih di sekolah."Iya dong ... abang 'kan masih sekolah! Papa juga sangat senang, sekarang Shasa sudah sehat, jangan sakit-sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status