Home / Pernikahan / Selingkuhannya Pengasuh Anakku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Selingkuhannya Pengasuh Anakku: Chapter 51 - Chapter 60

98 Chapters

Tidak rela

Selamat membaca.Mendengar ketukan pintu dari luar, membuat aktivitas mereka berdua berhenti dan saling pandang disertai rasa kecewa, di benaknya merasa penasaran juga siapakah yang datang ke rumah baru mereka berdua? hasrat yang mulanya sangat menggebu seketika hilang begitu saja. Zulfan pun langsung beranjak. Mengenakan pakaiannya yang tergeletak di lantai. Berjalan keluar kamar menuju pintu utama wajah yang ditekuk.Dalam hati kecilnya berkata tidak mungkin juga kalau Fitri yang datang ke rumah baru mereka dan tahu dari mana?Dan setelah Zulfan membuka pintu, berdiri seorang laki-laki yang memakai kopiah hitam dari penampilannya sih seperti ketua RT gitu, yang berdiri memunggungi ambang pintu."Maaf dan siapa ya? Ada keperluan apa dan sama siapa? rentetan pertanyaan yang diajukan oleh Zulfan membuat orang itu menoleh ke arah sumber suara.Pria tersebut tersenyum ramah kepada tuan rumah yang hanya mengenakan celana pendek serta kaos dalam saja. "Assalamualaikum ... dengan Pak Zulfan
Read more

Kesepian

Selamat membaca.Sekar menatap tajam ke arah depan, dimana banyak kendaraan apalagi mobilnya yang hanya bisa bergerak dengan perlahan. "Yah macet mau kapan nyampe rumah nih?" gumamnya dalam hati.Sudah sekitar setengah jam Sekar berada di jalanan tersebut dan pada akhirnya kendaraan berangsur bergerak. Membuat hati Sekar merasa lega akhirnya bisa merayap juga dan akan segera sampai rumah.Setibanya di kediaman, Sekar disambut oleh anak-anak dengan raut wajah yang tampak sedih. Karena Papa nggak ada dan akan lama di luar Negeri."Ya ... kalau papa di luar Negeri berminggu-minggu, kita nggak punya papa dong. Kita cuma bersama mama lagi, kenapa sih papa harus berlama-lama di luar Negeri? kita kan kesepian nggak ada apa-apa!" Gumam Ridho dengan mulut yang manyun.Sekar mendudukkan dirinya dia sofa seraya meneguk segelas air putih yang baru saja dia ambil. "Papa ada urusan kerja ... jadi mau gimana lagi, doain aja semoga urusannya segera selesai, agar cepat pulang deh!""Ya Allah ... semog
Read more

Meminta hak

Selamat membaca."Kenapa, Bu ... ada apa?" tanya Bibi merasa kaget mendengar Sekar beristighfar, padahal dia sedang terdiam dan melamun."Oh tidak ada apa-apa kok, Bi ... Perasaan saya tiba-tiba nggak enak saja," balas Sekar mengusap wajahnya dengan Kedua telapak tangan."Gak enak gimana, Bu? teringat Tuan ya! doakan saja semoga cepat selesai urusannya dan cepat pulang Bu," tambah Bibi dengan lirih."Iya, Bi ... tentu saya selalu mendoakannya!" Sekar seraya menghembuskan nafas dari mulut."Assalamualaikum ... Mama, kami pulang!" tiba-tiba suara Ridho mendominasi isi rumah mewah tersebut dan Ridho berlari menuju mamanya yang sedang berada di dapur bersama bibi disusul sang adik Shasa."Waalaikumsalam, kalian baru pulang sih? Mama kangen sama kalian berdua!" Sekar memeluk keduanya dengan sangat erat biarpun satu hari terpisah tetap saja merasa kehilangan dan kangen."Kami kan habis jalan-jalan, Mah!" kata Shasa. "Oh ya, kalian happy?" tanya Sekar menatap keduanya bergantian."Happy ban
Read more

Tidak welcome

Selamat membaca dan jangan lupa komen ya.Zulfan menatap tajam ke arah Fitri yang sejenak terdiam dan melepaskan pandangan ke arah Zulfan dan juga Lulu sebagai madunya."Yang saya mau, Mas memberikan saya tempat tinggal yang layak. Makan yang cukup, simple kok!" ucap Fitri sembari menghela nafas dengan dalam. "Kecuali ... Mas mau menceraikan saya!" Sebenarnya Fitri meminta cerai tidak dari hatinya, karena yang sesungguhnya dia itu sangat cinta! terlalu cinta sama Zulfan! makanya dia ngejar Zulfan dari saat pria itu menjadi suami nya Sekar.Lulu dan Zulfan saling pandang dan hati Zulfan berkata, tempat tinggal. Emangnya mudah? rumah ini aja!kredit ditambah lagi harus mengadakan tempat tinggal buat Fitri."Kamu sendiri yang bilang, kalau kamu bisa adil, bisa menafkahi dua istri sekalipun! tapi kenapa selama ini kamu tidak ngasih apa-apa sama aku, Mas? lupa sama janji kamu?" Fitri semakin berani. "Kamu sih bisa aja ingkari janji kamu, kamu juga bisa menceraikan saya. Akan tetapi saya pu
Read more

Seandainya perpisahan

Selamat membaca dan jangan lupa komen ya. Makasih sebelumnya.Sekar menoleh pada Mama mertua lalu pada Sanjaya. Dan akhirnya mereka saling berpandangan dalam diam, perkataan itu membuat Sekar merasa terganggu hatinya. Namun dia berusaha untuk menyembunyikan apa yang sedang dirasakan dengan sebuah senyuman tipis di bibirnya."Oh ya, San ... kamu masih ingat dengan Talita? Dia nanyain kamu lho ... katanya pengen ketemu!" ucap Mama sembari mendudukan bokongnya di sofa. Duduk berhadapan dengan Sekar. Sanjaya dan juga suaminya yang tampak sibuk bermain dengan Ridho dan Shasa.Sekar melirik pada suaminya yang sedang menundukkan kepala. Rasanya Sanjaya males untuk membahas wanita lain, apalagi dihadapan Sekar, apa itu pantas? lalu Sanjaya berdiri."Mah, rasanya tubuh ku gerah sekali pengen mandi dulu! Sayang temenin aku dulu, nanti kita ngobrol lagi di sini!" tangan Sanjaya menarik tangan Sekar. Bukannya tidak sopan dan meninggalkan orang tuanya, tapi biarlah menjadi jeda untuk membicarakan
Read more

Punya inesiatif dong

Selamat membaca ....Sekar yang tanggap dengan keadaan Sanjaya yang tampak aneh, membuat Sekar langsung beranjak dan lebih mendekat. "Kamu kenapa?" suara Sekar terdengar cemas.Tangan Sanjaya terangkat ke udara sembari sedikit memejamkan mata dan mulutnya berkata. "Aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Lanjutkan saja makannya. Dan aku hanya butuh beristirahat."Anak-anak langsung bersuara, ketika melihat bapaknya seperti itu. "Papa!""Sita, tolong perhatikan anak-anak ya! saya mau nemenin suami saya!" Perintah Sekar kepada Sita dan dia langsung menggandeng suaminya naik ke lantai atas dimana kamarnya berada.Sebagai orang tua, tentunya Mama dan Papa begitu cemas melihat putranya seperti itu, sehingga mereka berdua pun mengikuti Sanjaya yang lebih dulu naik bersama Sekar.Sanjaya langsung di baringkan setelah di kasih obat oleh Sekar. Dengan tatapan cemas, Sekar menangis dalam hati melihat suaminya itu. "Aku panggil dokter ya!"Tangan Sanjaya menyentuh tangan Sekar seraya berkata. "Ja
Read more

Tidak karuan

Apa kabar semuanya, semoga suka ya dengan tulisan receh ini."Sudahlah, kamu pergi ya pergi saja, enggak usah banyak bicara! bersih-bersih aku yang kerjakan!" Suara Fitri dengan sedikit ketus lalu berjalan mengambil sapu dan pel yang ada di pojokan."Kalau begitu aku pergi dulu ya, selamat bersih-bersih ya ... Mbak, kerjanya yang bersih, sebab kalau nggak bersih nanti dipecat! he he he ..." ucap Lulu yang penuh ejekan sembari membawa langkahnya meninggalkan rumah tersebut."Dasar kurang ajar, madu yang sok berkuasa! Awas aja nanti kau pulang, akan ku buat perhitungan!" gumam Fitri sembari tersenyum licik. Kemudian membereskan pekerjaan rumah sampai selesai, kecuali mencuci karena kalau mencuci dulu akan lama dan dia terlambat untuk bekerja.Tapi baru saja dia mau mengunci pintu, datang lah motornya Zulfan. Entah apa yang buatnya dia pulang kembali. Fitri menatap heran ke arah sang suaminya yang tergesa-gesa turun dari motor nya sambil melirik ke raja dirinya. "Ada apa Mas, apakah ada
Read more

Gelap duniaku

Hati Sekar semakin hancur tak berkeping. Setelah dia mengetahui penyakit yang diderita oleh suaminya itu, suatu penyakit yang sangat serius yaitu dia mengidap penyakit kanker otak.Sekar luruh dan berlutut di lantai dengan tangisnya yang pecah begitu memilukan, ia terus terisak. Meratapi keadaan! kenapa sebagai seorang istri ... dia tidak tahu apa yang diderita suaminya selama ini.Ditambah lagi mertua yang selalu memojokkan dirinya. Di cap sebagai menantu yang tidak peka, yang tidak perhatian dan tidak peduli dengan suami. Membuat hatinya semakin luluh lantah, hancur tak berwarna dan tak berbentuk."Kamu itu istrinya, seharusnya kamu tahu. Peka kenapa suami sering sakit kepala. Cari tahu apa penyakit yang dia derita? bukan diam-diam saja dan sekarang kamu tahu apa yang dia derita, kamu hanya bisa menangis. Menyesali? kamu benar-benar mantu yang tidak berguna yang tidak saya inginkan. Ternyata kamu tidak tulus mencintai putra saya." Suara mama mertua berge
Read more

Sadar

Selamat membaca.Sekar mengusap pipinya yang basah, mengambil beberapa lembar tisu untuk mengeringkan wajahnya. Seraya menatap wajah sang suami yang menggunakan alat bantu pernafasan di hidungnya.Orang tua Sanjaya masuk untuk menjenguk putranya yang masih terbaring tidak sadarkan diri. Sekar menggeser tubuhnya memberi tempat untuk papa dan mama.Mama menatap putranya, dengan tatapan yang penuh rasa sedih. "San ... cepat sembuh. Mama kangen sama kamu, ingin melihat senyum kamu. Mendengar canda kamu." Tangannya mengusap kepala dan mengecup keningnya."Apa belum ada perubahan juga. Kar ..." sapa papa melirik pada Sekar yang duduk di ujung tepi ranjang pasien."Belum, Pah ... malah kata dokter tubuh nya semakin menolak asupan obat." Jawabnya Sekar dengan lirih.Mendengar jawaban Sekar barusan. Papa meriksa urat nadi, lalu duduk kembali sambil mengembuskan nafasnya dengan kasar."Ini semua gara-gara kamu, coba gak menikah sama kamu. Mungkin putra ku tidak sampai seperti ini." Mama dengan
Read more

Berpulang

Selamat membaca."Sayang ... aku minta ma-maaf bila selama ini ... belum bisa membahagiakan mu dan anak-anak." Tambah Sanjaya dengan suara nyaris tidak terdengar.Kepala Sekar menggeleng. "Jangan pernah bilang begitu, selama ini aku bahagia sama kamu. Dan anak-anak pun bahagia dan sayang sama papa San." Sekar berusaha mengulas senyumnya walaupun getir. Ia memeluk dada Sanjaya."Aku bahagia. Di akhir hidup ku ini bisa mempersunting wanita yang sangat aku cintai, hanya maaf ... aku tidak bisa membahagiakan mu berlama-lama, bahkan mungkin kamu tidak pernah bahagia selama bersama ku--""Yank, aku bahagia bersama mu. Kamu mencintai ku dengan tulus dan cinta dari dulu sampai sekarang tidak berubah bukan?" Sekar senyum samar sambi menempelkan punggung tangan yang dingin di pipi."Aku, sangat. Sangat mencintai mu sayang. Tidak pernah sedikitpun atau sekejap pun rasa itu hilang dari hati ku, ku sangat mencintai mu!" menggerakan jemarinya menulusuri wajah Sekar. Aku tidak rela bila kamu menderi
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status