Home / Pernikahan / Selingkuhannya Pengasuh Anakku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Selingkuhannya Pengasuh Anakku: Chapter 71 - Chapter 80

98 Chapters

Bikin ribut

"Suara apa itu sayang?" Kaget Arka dengan suara yang baru saja terdengar."Entah, Aku pun tidak tahu!" kata Sekar sembari celingukan.Ridho langsung berlari, dia teringat pada sang adik yang tadi tengah bermain, akan tetapi rupanya gadis kecil itu sedang bersama kakek dan oma dari almarhum Sanjaya! yang mereka turut hadir di situ bukan hanya sebagai keluarga Sekar tapi juga keluarnya dari Arka.Sekar dan Arka pun keduanya berjalan mencari dumber suara, begitupun yang lain! yang turut kaget mendengarnya. Rupanya suara itu datang dari suatu tempat di mana ada Lulu dan Zulfan Tengah bertengkar."Kamu itu sudah gila, Mas. Kamu tidak tahu aturan dan kamu menikahi aku hanya untuk ambisi saja!" teriak Lulu yang ditujukan kepada Zulfan "Halah ... itu cuma menurut kamu saja, kamu itu sangat cemburuan! Terlalu egois beda sama kakakmu yang dulu--""Jangan pernah samakan saya dengan kakak saya. Karena dia sabar, tidak banyak menuntut! tidak
Read more

Berbahaya

Tidak lama kemudian Zulfan kembali dengan membawa ban mobil tersebut yang langsung dia pasangkan.Tok ....Tok ....Tok ....Sekar menoleh ke arah Zulfan yang sedang mengetuk kaca pintu mobil dan berdiri di sana."Ban nya sudah bagus!" suara Zulfan setelah Sekar membuka kaca jendela setengahnya.Tanpa berkata-kata lagi Zulfan masuk menggeser posisi Sekar yang baru saja mau mengucapkan terima kasih pada Zulfan."Ini kopi lumayan untuk menghangatkan badan." Zulfan memberikan sekantong kopi pada Sekar dan satu lagi untuk nya.Dengan ragu-ragu, Sekar pun menerimanya namun tidak segera meneguknya. Ia malah merasa risih kalau berduaan gini sama Zulfan. Sebenarnya dia ingin segera pergi membawa mobilnya namun bagaimana? ini orang malah masuk.Mau mengusirnya juga tidak enak, di luar hujan masih begitu deras! dia pun tampak kedinginan. "Sorry ya? jadi ngerepotin, masalahnya hujan nih ... jadi aku nggak bisa kem
Read more

Aku malu

"Aku dimana nih?" Sekar bergumam sambil memperhatikan suasana sekitar yang terasa asing baginya."Syukurlah kau sudah bangun. Kamu sedang berada di apartemen ku. Aku mau bawa pulang gak enak sama keluarga!" Pria itu merasa lega melihat Sekar siuman.Sekar mengumpulkan kesadarannya. Mengingat yang sudah terjadi, lalu mengamati dirinya setelah sadar sambil memegangi kepala yang masih terasa pusing. Sekar menangis tersedu membuat pria itu yang tiada lain adalah Arka mendekat! menawarkan pundaknya untuk sekarang menangis."Menangislah jika itu membuatmu lega, tetapi jangan khawatir aku yakin b******* itu tidak membuat kamu kehilangan sesuatu!" ucap Arka sembari memeluk dan mengusap punggung Sekar dengan lembut.Tetapi Sekar sadar betul kalau waktu itu Zulfan sempat mencium wajahnya dan menjamah tubuh bagian atas, setelah itu Sekar benar-benar tidak sadarkan diri. Itu yang buat dia tangisi, benar-benar menyesali kenapa dia tidak bisa berontak atau mempertahankan dirinya dari mantan suaminy
Read more

Tidak mungkin

"Aku tahu, siapa tahu orang bisa berubah! cuman aku bilang ini supaya kamu tahu saja, kamu harus tahu dan paham bahwa aku dulu bercerai dengan mas Zulfan bukan karena materi ataupun permasalahan kecil, dulu aku nggak pernah mempermasalahkan dia yang jarang bekerja, tidak ngasih nafkah ... dan kerjanya pun hanya sebagai kuli bangunan. Aku terima itu, tapi karena pihak ketiga ... aku merasa nggak kuat, makanya aku menggugat cerai dia!" ujar Sekar panjang lebar."Maksud kamu pihak ketiga?" Arka menuding yang entah ke mana?"Aku menggugatnya karena pihak ketiga, yaitu mantan suami berselingkuh dengan pengasuh anak-anak! padahal aku sangat percaya mereka, makan minum pun aku kadang satu piring satu gelas dengannya, saking dekatnya aku sama wanita itu dan ternyata justru suami pun dia menikmatinya. Dan melakukannya pun bukan di mana-mana! melainkan sering di rumah di saat-saat aku tidak ada di rumah, itu paling sangat menyakitkan untukku. Satu tempat tidur yang sama satu atap yang sama. Mer
Read more

Berkenan

“Sudahlah Lulu … kalau suami mu sudah bebas dan berada di rumah saat ini. Ya sudahlah, jangan pernah macam-macam lagi sama Sekar. Kalian sudah berbeda dan mau menikah juga, jadi hentikan menggenggu kakak mu!” kata mama sambil menghela nafas dalam-dalam. Papa juga mengembuskan nafas kasar sambil menatap Lulu yang tampak kesal sekali pada suaminya yang terlalu terobsesi pada sang kakak. Tapi Lulu terlalu cinta sama Zulfan yang menjadi suaminya tersebut. Cinta memang bisa membutakan hati setiap insan, sebanyak apapun keburukannya … tidak akan terlihat sedikitpun karena Cinta. Yang ada hanya manis dan baik. Namun akan sebaliknya bila cinta tidak tersisa sedikitpun bertahta dalam jiwa. Secuil belek mata pun akan terasa banyak dan luas tanpa ada kebaikan sedikitpun yang tercatat. Sekar Bersiap pergi setelah sarapan. “Sita. Anak-anak … nanti sepulang sekolah di ajak ke salon ya. Saya tunggu di salon biasa.” Menatap pada Sita yang yang langsung mengangguk pelan. “Dan Bibi tolong belanja ya
Read more

Terharu

"Jangan memandangi ku seperti itu, nanti tambah tambah cinta lho sayang." Arka mesem tanpa menoleh.Sontak Sekar mengalihkan pandangan dari Arka dan merasa malu. Bisa-bisanya ia memandangi calon suaminya itu dengan berlama-lama seolah tidak pernah bertemu saja.“Nggak juga, aku tidak memandangi mu, aku melihat ke seberang sana kok,” elak Sekar sambil mengulum senyumnya juga membuang wajahnya ke samping. “Ahc masa, Sabar ya. Sebentar lagi aku akan menjadi milik mu seutuhnya, jadi setiap hari kita akan bersama dan menghabiskan waktu.” Arka melirik sekilas. Setibanya di apartemen. Sekar membantu mengemas belanjaan Arka dan melihat tidak ada makanan buat makan malam. Sehingga ia berinisiatif memasak buat Arka yang kini sedang mandi. “Hem … wanginya … bau banget ini masakan, jadi tidak sabar untuk segera punya istri agar ada yang memasak dan juga memperhatikan lainnya,” ucap Arka sambil menghampiri. Sekar menoleh sambil menata masakan di meja. “Sabar, sebentar lagi.” “Tapi … rasanya t
Read more

Belum pengalaman

Setelah peluk-pelukan penuh haru. Kemudian mereka pun makan bersama yang sudah disediakan sebelumnya oleh orang tua Sekar."Aku nggak habis pikir nih 'kan tadi kamu pulang, kenapa tiba-tiba di sini lagi?" Sekar mantap curiga ke arah Arka yang malah tersenyum aja."Balik lagi. Bunga sudah ada di mobil." Sahutnya sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.Sekar mengedarkan pandangan pada semua yang ada di sana. Anak-anak bercanda sambil makan. Senyuman bahagia dari kedua wajah orang tuanya dan senyuman ikut senang dari para asisten yang juga ikut makan bersama.*****Bunga-bunga nan warna-warni indah menghiasi lokasi, dari mulai halaman. Pintu ataupun pelaminan tertata rapi menambah cantik di suasana pernikahan Sekar dan Arka. Juga resepsinya yang dihadiri banyak orang yang turut bahagia dengan pernikahan Arka yang pertama kali dan juga yang terakhir.Wajah-wajah yang penuh bahagia terukir dari semua yang ada di acara itu, suasana yang haru biru berubah tegang di saat Arka sempat gagal meng
Read more

Perjalanan

"Em ... anak-anak, sebaiknya kalian sekarang Bobo! kembali ke kamar kalian ya. Kan besok pagi-pagi mau pulang ke rumah dan bersiap-siap untuk pergi, sore nya ke Bali. Apa kalian lupa?" Sekar dengan lirih dan mengusap kepala Putra dan putrinya dengan sangat lembut."Ya udah, Bang kita bobok yuk?" Shasa menarik selimut dan siap untuk tidur di sana. Namun Ridho bengong melihat ke arah Arka yang tengah menempelkan dagunya di bahu sang mama.Sejenak Ridho berpikir, bagaimanapun dia sudah mulai beranjak dewasa dan dia mulai mengerti. "Tapi, Shasa ... Sebaiknya kita tidur di kamar kita saja yuk? rasanya kalau Abang di sini tidak leluasa bobonya, sempit apalagi berempat kayak gini. Abang bobo sendiri aja di kamar Abang! kapan lagi abang mau tidur di hotel bintang 5 seperti ini!, kalau bukan sekarang!" Anak itu turun dari tempat tidur yang barusan dia tempati.Arka hanya tersenyum dengan melihat ke arah Ridho yang lebih pengertian, kalau Papa dan Mamanya butuh quality time."Yah ... Abang 'kan
Read more

Ternyata

“Biarkan saja mereka pulang lebih dulu dan kita di sni Hanya berdua saja.” Arka menyeringai senang. “Kita nanti siang saja pulangnya, langsung berangkat ke bandara. Soal pakaian dan barang lainnya suruh saja orang rumah menyiapkan.” Sekar yang sedang memeluk Arka dari belakang. Mengangguk pelan dan rasanya malas beranjak dari posisnya yang sekarang. Dia benar-benar di landa bucin. Rasanya takut kehilangan Arka. Tidai ingin kehilangan lagi setelah kehilangan Sanjaya sebelumnya. Arka memeluk tangan Sekar yang melingkar di perutnya. “Kenapa? Apa kau tidak merasa lapar? Kita pesan saja ya. Biar gak harus keluar. Malas juga bila harus keluar.” Membalikan badannya dan kini merangkul tubuh Sekar yang tampak ingin di manja. Sekar menyembunyikan wajahnya di dada Arka yang terdengar hanya detak jantungnya yang berdebar tak menentu. “Sayang. Ada yang ingin ku katakan padamu tentang sesuatu.” Arka sedikit menyandarkan tubuhnya di bahu tempat tidur dengan masih memeluk sang istri.“Soal apa.” S
Read more

Bulan madu

Duarr ....Suara Petir saling beriringan. Membuat ngeri yang mendengar. Sekar di gandeng Arka berlari ke mobil setelah sebentar berziarah di makam Sanjaya. Suasa begitu gelap, hujan teramat deras jarak pandangan pun sangat dekat."Ya ... hujan Abang ... gimana ini? Kita kejebak hujan. Jalannya juga hujan, licin ngeri juga dengan petir!" gumam Ridho sambil bengong melihat air hujan yang begitu sangat deras dan bersuara gemuruh."Abang ini gimana sih ... memang hujan, tapi kan kita di dalam mobil. Kita gak akan kehujanan!" Shasa sambil menepuk bahu abangnya."Iya, tapi 'kan jarak penglihatan saja sangat dekat, saking gelapnya dan hujan yang turun sangat deras. Apa mungkin cuaca seperti ini mendukung penerbangan ke sana?" ucap Sita yang ditujukan kepada anak-anak.Sekar yang di jok belakang bersama Arka sedang mengeringkan rambutnya yang basah! barusan terkena hujan begitupun dengan tubuh mereka.Sekar menatap pada sang suami sambil mendengarkan obrolan anak-anak bersama Sita tentang cu
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status