Home / Pernikahan / Selingkuhannya Pengasuh Anakku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Selingkuhannya Pengasuh Anakku: Chapter 81 - Chapter 90

98 Chapters

Soal cucu

"Gimana sakitnya, masih terasa?" tanya Arka sambil menatap kaki Sekar yang sempat keseleo."Sudah lumayan baik kok. Dan kepulangan kita jadikan saja, anak-anak harus sekolah juga. Begitupun kita yang punya tanggung jawab sendiri-sendiri!" ucap Sekar sambil mengurut kecil kakinya.Arka mengangkat kaki Sekar yang keseleo dan memijatnya dengan lembut. "Yakin mau pulang saja!""Yakin, kita pulang saja anak-anak harus sekolah." Sekar dengan yakinnya."Baiklah, kalau begitu aku akan mengurus kepulangan kita!" Arka mengambil ponselnya. Dan mengurus semuanya melalui benda pipih tersebut."Aku sedang ngurusnya dan besok kita jadi pulang! Sebenarnya aku masih betah di sini dan ingin lebih lama lagi menghabiskan waktu bersama!" Arka duduk di samping sang istri merangkul pinggangnya dan menarik kepalanya ke dalam dada.Tubuh Sekar yang dibawa ke dalam pelukan Arka sedikit miring. "Di Jakarta juga kita bersama! cuman di sini saja--""Tapi di sini suasananya beda sayang ... lebih romantis--""Aah .
Read more

Cemburu

Keduanya langsung menoleh ke arah pintu yang membuka, dimana Arka berdiri dan menatap tajam ke arah mereka berdua.Sekar langsung berdiri dan menyambut kedatangan sang suami. "Kok nggak bilang dulu mau datang? Oh iya mau ngajak makan siang ya?" Sambutnya pada Arka yang mengarahkan pandangannya ke arah Zulfan.Arka menatap curiga ke arah Zulfan yang rupanya berada di kantor Sekar. Jangan sampai dia punya niat yang jelek lagi seperti dulu, begitu pikir Arka."Iya sayang, aku menjemputmu untuk makan siang! Itu kenapa ada di sini?" Arka menuding ke arah Zulfan yang kini menatap dirinya."Em ..." Sekar menoleh pada Zulfan yang kini berdiri dan menghampiri ke arah Arka."Saya datang ke sini benar-benar tulus untuk meminta maaf, atas segala kesalahan saya di masa lalu yang telah lama maupun yang baru! saya menyesal Dan saya merasa sangat malu. Malu sama keluarga, malu sama diri sendiri. Makanya saya memberanikan diri itu datang ke sini untuk minta maaf, kepada Sekar dan kebetulan kita juga b
Read more

Belum juga

Fitri sangat terkejut tatkala melihat Sekar berada di hadapannya. Mungkin saking antengnya melamun sehingga tidak sadar kalau ada yang mendekat dan menepuk pundaknya."Kenapa. Mbak? gimana kabarnya Mbak? Cukup lama kita tidak jumpa!" sapa Sekar sembari mengulas senyuman ramahnya."I-iya. Baik, Oya kalian sedang makan ya? dan mau kemana?" tanya Fitri sedikit gelagapan."Nggak. Saya cuma ingin ketemu adik saya. Ada gak di ruangannya?" Sekar menuding ke arah dalam, dimana ruangan Lulu berada."Ooh, ada-ada." Jawabnya sambil memegangi nampan bekas mengantar pesanan."Oke, saya ke sana dulu Mbak." Sekar membawa langkahnya menuju ruangan Lulu.Fitri menatap punggung Sekar yang berjalan dengan teratur. Bibir Fitri tersenyum kecut lalu ia berjalan dan entah apa yang membawanya ke meja yang di tempati Arka. Arka menatap ke arah Fitri yang kebingungan. Kenapa jadi ke sini, tapi Fitri segera mengulas senyumnya. "Selamat siang, apa ada yang mau di pesan lagi?" Fitri berbasa-basi pada Arka.Arka
Read more

Ulat bulu

"Waalaikumsalam ... kamu datang sama siapa Nak?" papanya sambil menatap si sulung dengan seksama anak itu sudah semakin besar saja."Itu, aku sama mama dan papa juga Oma, opah ikut melihat si kembar!" jawabnya sambil menuding ke ruangan lainnya. "Papa sedang menggambar perumahan ya? ih ... bagus, aku mau menggambar juga ah.""Boleh menggambar aja, hasilnya pasti lebih bagus dari papa. Putra papa 'kan pintar dan pandai." Zulfan mengacak rambut putranya. "Adikmu ikut nggak? papa kangen sama adik mu!" Pria itu berdiri dan mendatangi ruangan di mana banyak orang di sana yang tiada lain dan tidak bukan adalah Sekar dan keluarganya.Kemudian Zulfan berbasa-basi kepada tamunya, lantas memeluk Shasa penuh rasa kangen.Hari sudah menunjukkan sore, Sekar sekeluarga pun berpamitan kepada Lulu dan Zulfan. Sementara anak-anak malah pengen menginap, besok pagi-pagi akan diantar Zulfan ke rumah karena besok harus sekolah."Ya sudah, nggak apa-apa mengin
Read more

Jangan pernah

Sekar tersenyum manis pada suaminya. Di dalam otaknya ia punya rencana untuk menemui wanita tersebut."Senyum-senyum punya rencana apa?" tanya Arka sembari memeluknya dengan sangat erat sedari tadi tidak pernah dilepaskan.Selanjutnya mereka mendatangi tempat tidurnya untuk segera beristirahat. Tidak lupa melakukan terlebih dahulu sesuatu yang sangat signifikan dan mengharap sesuatu keajaiban akan segera datang untuk menambah kebahagiaan keluarga kecilnya. Apalagi kalau bukan baby.Sedang di tengah perjalanan. Arka menarik sebuah bantal yang lalu ia pasangkan di bawah pinggul Sekar. "Katanya ini efektif dan sebagai usaha agar kita mendapatkan bayi kembar!"Sekar hanya mengulas senyumnya pada sang suami. Melihat Arka masih sempat-sempatnya, bersikap santai di saat dia pun merasakan ingin segera ke puncaknya. Lantas melanjutkan ritual yang teramat sangat mengasikan yang tak kuasa lagi menahan birahinya yang kian membuncah.Tangan Arka yang begitu aktif mengusap dan meremas benda kenyal
Read more

Bukan membuat adonan

Sekar pergi meninggalkan tempat tersebut dengan perasaan yang sedikit lega, walaupun harus menyisakan rasa sakit dan panas di pipi juga karena tamparan dari Fitri.*****"Sekar ... nanti sore. Ada arisan keluarga dan mereka ingin bertemu sama mantu ibu yang cantik ini." Kata ibu sambil mengusap bahu Sekar yang ia suruh untuk datang."Iya, Bu ... kebetulan aku juga tidak terlalu sibuk. Jadi bisa ke sini." Balas Sekar sambil tersenyum."Mereka ingin sekali bertemu sama kamu dan mereka mau kenal sama kamu." Tambah ibu sembari menyiapkan hidangan untuk acara nanti.Sekar pun dengan cekatan membantu ibu mertuanya menata setiap makanan di meja dengan rapi. Piring-piring berisik kue basah kue kering, sudah berjejer di meja tinggal menunggu acaranya.Pada sore harinya orang-orang berdatangan khususnya para family, sebab namanya juga warisan family. Ya banyak family yang datang dan Sekar langsung dikenalkan oleh ibu mertua."Bagi yang belum ketemu dengan mantu saya alias istrinya Arka, ini dia
Read more

Aku Ikhlas

Suara ledakan itu membuat semua orang merasa panik. Serta mengarahkan pandangan ke arah sumber suara! dari dalam rumah saling berlarian keluar dan bertanya Ada apa ini? kaget dan shock.Sekar yang sudah berada di dalam mobil dan juga anak-anak saling berpelukan dan menjerit begitu histeris. "Auwwww ...." Mereka sangat ketakutan sekali, karena suara ledakan tersebut itu datangnya dari dalam mobil yang mereka tumpangi. Dengan terburu-buru Sekar keluar dari mobil sambil memeluk kedua Putra dan putrinya."Papa, tolong ... Papa kami takut!" Suara Ridho dan Shasa berbarengan.Arka yang sejak tadi berdiri dia teras langsung menghampiri dan menjauhkan istri dan anak-anaknya dari mobil. "Kalian tenang ya, jangan panik tenang! ada Papa di sini, sekarang kalian masuk. Biar Papa yang mengecek apa yang terjadi!" Arka minta sang istri masuk ke dalam rumah, sama penghuni rumah lainnya! dia sama ayah dan juga security, ada supir sang ayah mendatangi mobil yang b
Read more

Ikhlas

Arka menepikan mobilnya, karena melihat kerumunan orang-orang di tepi jalan. Sehingga Arka penasaran ada apa dan mungkin saja butuh pertolongannya."Ada apa ya?" Arka turun bergegas menghampiri dan ternyata ada yang kecelakaan.Orang-orang begitu riuh, dan mencari mobil yang mau mengantarkan korban ke rumah sakit, dan tentu saja Arka langsung menyambutnya. Dia langsung menawarkan diri untuk melepaskan ke rumah sakit."Sudah bawa saja ke mobil saya Bu, Pak. Biar saya yang mengantarkan ke rumah sakit dan juga Saya minta berapa orang menemani, karena saya tidak tahu asal usul insiden ini terjadi!" Kakak langsung melupakan pintu mobilnya dan beberapa orang memasukkan korban ke dalam mobil. Juga ada dua orang yang menemani korban tersebut.Korbannya seorang wanita yang kemungkinan. Entah dianiaya entah di tabrak kendaraan? yang jelas berlumuran darah, dan Arka tidak mau banyak bertanya. Yang penting sekarang korban terselamatkan dulu dan di bawanya ke rumah sakit.Mobil Arka melesat dengan
Read more

Baby blues

Sekar sejenak mengatupkan bibirnya. Antara mau dan rasa malas, Sebenarnya bukan nggak mau sih ... cuman dia merasa nggak tega saja kalau dia pergi jauh, sementara anak-anak ditinggalkan di rumah."Tapi kalau sayang mau ngajak anak-anak juga nggak apa-apa sih!" Arka meralat omongannya."Biar nanti aku pikirkan lagi ya!" jawabnya Sekar."Baiklah, bagaimana kamu aja! kapanpun istriku mau kita akan berangkat." Arka menganggukkan kepalanya seraya menatap dekat dan mesra pada sang istri.Mereka pun beristirahat setelah memasuki bilik tempat peraduannya mereka. *****Fitri merasa kaget melihat kedatangan Arka dan Sekar. Yang mendatangi dirinya yang masih dirawat di rumah sakit, karena luka-luka di tubuhnya belum sembuh akibat penganiayaan seorang pria yang menjadi teman kencannya tersebut."Assalamu'alaikum, Mbak Fitri ... Gimana keadaanmu sekarang?" ucap Sekar sembari mengulurkan tangan kepada Fitri."Wa'alaikum salam. Sudah agak mendingan, cuman belum maksimal saja!" jawabnya dengan nada
Read more

Alasan anak

Selamat membaca.Zulfan berlari mendatangi sumber suara yang begitu riuh dan mengagetkan sambil menggendong putranya. Dan ternyata sambil memangku Putri kecilnya, barang yang ada di hadapannya dilempar sehingga di ruangan tersebut seperti tak ubahnya kapal pecah. Lulu berteriak-teriak seiring suara tangisan putrinya.Zulfan langsung memberikan putranya kepada bibi dan dia mendatangi Lulu yang tampak stres. Lantas mengambil putri kecilnya takut kenapa-napa, suasana di sana tidak karuan dengan apa yang harus didengar, teriakan Lulu dan tangisan anak-anak sungguh mengacaukan pendengaran."Bi, tolong bawa anak-anak jauh dari sini. Biar saya mengurus mamanya!" Pinta Zulfan sembari memberikan putri kecilnya kepada Bibi agar membawa balita itu menjauh dari ruangan tersebut.Lantas jawaban kembali mendekati sang istri yang sedang meraung menangis, melemparkan pas foto, vas bunga. "Kamu apa-apaan sih? ini bisa bahaya!" langsung Zulfan merangkul bahu Lulu dan membawanya jauh dari tempat itu."K
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status